18
2.4.3 Cara Langsung
Metode pengukuran terbaik adalah dengan pengukuran langsung, yaitu suatu cara untuk menentukan potensi pengembangan dan tekanan pengembangan dari
tanah ekspansif dengan menggunakan Oedometer Terzaghi. Contoh tanah yang berbentuk silinder tipis diletakkan dalam konsolidometer yang dilapisi dengan
lapisan pori pada sisi atas dan bawahnya yang selanjutnya diberi beban sesuai dengan yang diinginkan. Besarnya pengembangan contoh tanah dibaca beberapa
saat setelah tanah dibasahi dengan air. Besarnya pengembangan adalah pengembangan tanah dibagi dengan tebal awal contoh tanah.
Adapun cara pengukuran tekanan pengembangan ada dua cara yang umum digunakan. Cara pertama yaitu pengukuran dengan beban tetap sehingga
mencapai persentase mengembang tertinggi, kemudian contoh tanah diberi tekanan untuk kembali ke tebal semula. Cara kedua yaitu contoh tanah direndam
dalam air dengan mempertahankan volume atau mencegah terjadinya pengembangan dengan cara menambah beban diatasnya setiap saat. Metode ini
sering juga disebut constan volume method.
2.5 Sifat Fisik Tanah Ekspansif
Tanah dalam keadaan asli mempunyai sifat-sifat yaitu sifat dasar dari tanah yang berguna untuk mengetahui jenis tanah. Sifat fisik tanah berhubungan dengan
tampilan dan ciri umum tanah. Sifat fisik tanah lempung dapat diketahui dengan melihat beberapa keadaan antara lain sebagai berikut:
2.5.1 Ukuran Butiran
Tanah memiliki ukuran partikel yang berbeda tergantung jenis tanah tersebut. Tanah lempung merupakan jenis tanah dengan ukuran butir lebih kecil
dari 2 mikron. Ukuran butir dapat ditentukan dengan menyaring sejumlah tanah melalui seperangkat saringan yang disusun dengan lubang yang paling besar
berada paling atas dan makin bawah semakin kecil. Menurut departemen pertanian Amerika Serikat USDA dalam Das 1988 tanah dapat diklasifikasikan
berdasarkan teksturnya terlihat pada Gambar 2.10
19 2.8
Klasifikasi tanah berdasarkan tekstur
2.5.2 Kadar Air Tanah Water Content
Kadar air w yang juga disebut sebagai water content didefinisikan sebagai perbandingan antara berat air dan berat butiran padat dari volume tanah yang
diselidiki. Kadar air dihitung sebagai berikut:
w = x 100
2.1 dengan :
w = Kadar air
Ww = Berat air Ws = Berat tanah kering
2.5.3 Berat Jenis Tanah Specific of Gravity
Berat jenis Gs adalah perbandingan antar berat butir tanah dengan berat air suling dengan volume sama pada suhu tertentu. Berat butir tanah adalah
perbandingan antara berat butir dan isi butir. Sedangkan berat isi air adalah
20 perbandingan antara berat air dengan isi air. Untuk isi air sama dengan isi butir
tanah maka berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat butir tanah dengan air destilasi pada temperatur tertentu.
Besarnya berat jenis tanah didapat dengan rumus : Gs =
= =
2.2 dengan :
Gs = Berat jenis tanah specific gravity W
1
= Berat piknometer γs = Berat volume butiran
W
2
= Berat piknometer + tanah γw = Berat volume air
W
3
= Berat piknometer+tanah+air Vw = Volume air
W
4
= Berat piknometer + air Ws = Berat butiran tanah
Menurut Bowles 1997, nilai berat jenis tanah dapat dikelompokkan seperti pada Tabel 2.1 berikut ini :
Tabel 2.1 Macam-macam tanah berdasarkan berat jenisnya
Macam Tanah Berat Jenis Gs
Kerikil Pasir
2,65 – 2,68
Lanau anorganik 2,62
– 2,68 Lempung organic
2,58 – 2,65
Lempung anorganik 2,68
– 2,75 Humus
1,37 Gambut
1,25 – 1,8
2.5.4 Angka Pori Void Ratio
Angka pori e didefinisikan sebagai perbandingan antara besarnya volume ruang kosong dan volume butir padat. Semakin besar nilai angka pori maka daya
dukung tanah semakin kecil. Angka pori dihitung dengan rumus: 2.3
21 dengan :
e = Angka pori Vv = Volume pori
Vs = Volume butir padat
Perhitungan angka pori juga dapat dilakukan dengan persamaan berikut : 2.4
dengan : e = Angka pori
Ho = Tinggi sampel awal cm Ht = Tinggi efektif sampel cm
Tinggi efektif sampel Ht didapat dengan rumus : 2.5
2.5.5 Porositas Porocity