2. Secara praktis, penelitian ini bermanfaat bagi kalangan aparat penegak hukum
khususnya aparat Penyidik, agar dapat lebih mengetahui dan memahami tentang peranan lembaga Kepolisian sebagai institusi yang diharapkan dalam
penanggulangan dan pemberantasan tindak pidana korupsi, meliputi pelaksanaan tugas, fungsi, dan wewenangnya.
E. Keaslian Penulisan
Guna menghindari terjadinya duplikasi penelitian terhadap masalah yang sama, maka sebelumnya, peneliti telah melakukan penelusuran di perpustakaan
Universitas Sumatera Utara, dan di perpustakaan Pascasarjana Ilmu Hukum USU. Berdasarkan penelusuran ditemukan judul yang berkenaan dengan tindak pidana
korupsi, yaitu “Kewenangan Polri Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi” atas nama Rumida Sianturi NIM: 077005105 yang membahas kewenangan Polri,
Jaksa, dan KPK dalam memberantas tindak pidana korupsi serta hambatan-hambatan Polri dalam melakukan penyidikan.
Berbeda dengan fokus dalam penelitian ini yang membahas tentang peranan Penyidik dalam penanganan tindak pidana korupsi dalam pengadaan barang-barang
keperluan untuk Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Tebing Tinggi, dan hambatan-hambatan yang dihadapi oleh Polri. Oleh karena itu, penelitian ini tidak
memiliki kemiripan judul dan permasalahan yang sama dengan penelitian terdahulu. Judul dan permasalahan di dalam penelitian ini, dinyatakan asli dan jauh dari unsur
plagiat terhadap karya tulis pihak lain.
Universitas Sumatera Utara
F. Kerangka Teori dan Landasan Konsepsional
1. Kerangka Teori
Sistim hukum legal system yang mendominasi negara-negara di dunia membedakan dua sistim hukum, pertama, civil law Continental Europe Legal
System yang didominasi hukum perundang-undangan, kedua, common law Anglo-
American Legal System yang didominasi hukum tidak tertulis dan putusan-putusan
pengadilan terdahulu precedent. Sistim hukum menurut R. Subekti,
33
adalah suatu susunan atau tatanan yang teratur, suatu keseluruhan yang terdiri atas bagian-bagian yang berkaitan satu sama
lain, tersusun menurut suatu rencana atau pola, hasil dari suatu pemikiran untuk mencapai suatu tujuan. Sistim hukum menurut Sudikno Mertokusumo,
34
adalah suatu kesatuan yang terdiri dari unsur-unsur yang mempunyai interaksi satu sama lain dan
bekerja sama untuk mencapai tujuan. Lili Rasjidi dan I.B. Wyasa Putra,
35
lebih jauh mengatakan bahwa pada hakekatnya sistem hukum merupakan suatu kesatuan sistem besar yang tersusun atas
sub-sub sistem yang kecil, yaitu sub sistem pendidikan, pembentukan hukum, penerapan hukum, dan lain-lain, yang hakekatnya merupakan sistem tersendiri pula.
Hal ini menunjukkan sistem hukum sebagai suatu kompleksitas sistem yang membutuhkan kecermatan yang tajam untuk memahami keutuhan prosesnya.
33
R. Subekti., dalam H. Ridwan Syahrani, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti, Bandung, 1999, hal. 169.
34
Ibid.
35
Lili Rasjidi., dan I.B. Wyasa Putra., Hukum Sebagai Suatu Sistem, Bandung: Mandar Maju, 2003, hal. 151.
Universitas Sumatera Utara