melakukan simpan pinjam. Adapun tujuan dari UB ini adalah mengajari kami menabung. Namun setelah Bapak Sigilipu meninggal kelompok UB kami bubar,
hal ini dikarenakan tidak ada lagi yang mampu mengantikan posisi Bapak Sigilipu. Sebab hanya Bapak Sigilipulah yang berani membuat perubahan dan
tegas sebagai ketua. Uang yang diperpinjamkan akhirnya hilang diorang-orang yang melakukan peminjaman. Oya beberapa ilmu yang diperoleh oleh Bapak
Sigilipu karena sempat memperoleh pelatihan di YAKKUM solo bersama 3 orang tonusu lainnya salah satunya anak kepala desa pertama.
3. Wawancara ke 10 28 januari 2012 Tetua Kampung
Penulis: Bisa dijelaskan apa yang dimaksud dengan defenisi posintuwu
menurut pemahan bapak? Papa Buloko:
Menurut pemahaman saya yang dimaksud dengan posintuwu itu artinya bantuan. Posintuwu biasanya berupa barang seperti beras dan uang.
Antara kata posintuwu dan mosintuwu itu sama saja intinya ada kesepakatan yang dilakukan oleh dua belah pihak seperti saya Papa Buloko dan anda Penulis
Penulis: Bisa dijelaskan apa perbedaan antara mesale dan mewalo menutu pemahan bapak.
Pak Buloko:
Jadi mesale itu seperti saya pergi ke kamu untuk menolong kamu tapi kamu tidak perlu membalasnya karena yang saya lakukan iklas. Tapi ada juga
mesale yang lain misalnya ketika saya Pak Buloko ingin jasa tenaga dari kamu
Penulis maka saya akan pergi ketika kamu bekerja dan kamu harus membantu saya ketika suatu saat saya butuh tenaga kamu.
Penulis: kalau mewalo? Pak Buloko:
nah itu maksud saya itu bentuk mesale kedua namanya mewalo.
Penulis: Lantas apa perbedaan mewalo dengan Arisan Pak Buloko:
Arisan sebenarnya hampir sama dengan mewalo, biasanya disebut arisan tenaga, dan menurut saya arisan itu sebenarnyakan bahasa melayu
sedangkan mewalo itu bahasa pamona. Jadi intinya arisan tetap dikatan mewalo. Penulis: bagaimana dengan orang yang malas berposintuwu apakah ada sangsi
sosial atau sejenisnya? Pak Buloko:
Jadi karena kita sebagai orang Kristen ya meskipun dia memang begitu malas tidak sampai hati juga kalau kita balas ketika ia si malas sedang
membutuhkan tenaga dari kita. Akan tetapi ya memang bentuk bantuan yang kita berikan tidak sebesar bantuan pada orang lain yang memang rajin berposintuwu.
Akan tetapi sebenarnya berposintuwu itu tidak harus memberikan sama seperti yang kita berikan. Selain itu ada juga sebuah sindiran bagi orang yang malas
seperti ini “lihat ia itu kalau ke tempat pesta atau duka si polinoro mengacu pada istilah topolinoro jadi tunggu saja kalau dia mengadakan pesta atau mengalami
duka akan saya balas” akan tetapi meskipun demikian tidak ada juga orang yang kesal pada sipolinoro ini melakukan hal yang serupa akan tetapi sambil
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
berakting memang sangat terlihat diwajahnya orang yang dilabeling sebagai to polinoro
ketika ia mengadakan pesta sangat kesusahan.
Penulis: selanjutnya apa pentingnya kita harus berposintuwu Pak Buloko:
Sebenarnya itu seperti jaminan sosial, misalnya ayahmu sebelum kamu dilahirkan sudah rajin berposintuwu nah, ketika nanti kamu sekarang sudah
dewasa dan
membutuhkan bantuan
setidaknya tetanggamu
akan datang
menolongmu. Bukan melihat kamu tapi mengingat jasa dari ayahmu dahulu kepada mereka.
Penulis : Selanjutnya bagaimana dengan masalah gaji atau upah. Di sini
sekarang berapa upah gaji untuk laki-laki dan perempuan? Pak Buloko
: Kalau sekarang itu gaji untuk laki laki sekitar 35 ribu rupiah dan untuk perempuan 30 ribu rupiah
Penulis: Mengapa harus dibedakan, apakah itu sudah keputusan akhir? Pak Buloko:
Ya, artinya dilihat dari fisik, biasanya laki-laki pada umumnya memiliki kemampuan bekerja diatas perempuan, selain itu ini sudah menjadi
kesepakatan dari rapat desa tahun 2007. Akan tetapi keputusan ini tidak bersifat tetap karena pada akhirnya terjadi penyesuaian penyesuaian. Artinya jika orang
yang datang bekerja itu meskipun perempuan akan tetapi memiliki kemampuan bekerja diatas laki-laki ataupun setara akan memperoleh upah sebesar 40 sampai
50 ribu rupiah. Kenaikan upah diatas standar hasil rapat desa inilah bentuk posintuwu
karena merasa kita adalah satu kasambaa-mbaa. Dengan begitu besar harapan suatu saat nanti ia akan datang bekerja lagi. Pada kondisi yang sudah
terjalin sangat kuat antara pekerja upahan dan tempat ia bekerja biasanya apa yang diberikan sebagai jasa atau apa yang diberikan sebagai imbalan atas jasa sudah
tidak diperdulikan lagi karena kedua belah pihak sudah merasa saling membutuhkan.
4. Wawancara ke 8 20 Januari 2012 Tetua Kampung