generasi dari si pemberi posintuwu itu menikah maka keluarga yang telah diberikan posintuwu tadi harus memberikan sama seperti yang telah diberikan
kepadanya diwaktu acara pesta. Umumnya jumlah posintuwu yang diberikan sama atau bahkan lebih jika memberi kurang biasanya akan dituntut menjadi urusan
keluarga namun dalam hal ini sangsi yang diberikan adalah sangsi sosial. Namun bisanya orang-orang yang memiliki keluarga besar tidak mau mendapat sangsi
sosial dari keluarga besarnya, karena secara sosial ekonomi sangat merugikan keluarganya yang bersangkutan.
Adapun jumlah nominal dari posintuwu keluarga ini adalah sebagai berikut: uang kisaran 100 sampai 250 ribu, dan beras 1 karung. Untuk posintuwu duka biasanya
membawa beras atau material lain tidak ditentukan serta ditambah uang jika ada uang, akan tetapi biasanya standar 3 kg beras, kayu api, daun, garam 1 pak, gula,
dan lain lain. Karena pada duka tuan yang sedang berduka tidak mempersiapkan segala sesuatu sepeti yang terjadi pada posintuwu pesta. Lihat gambar III berikut
ini
Gambar III
5. Wawancara ke
8
15 6 ferbuari 2012 Pemerintah desa Ketua LSPBM
Penulis: Bisa dijelaskan alasan pembentukan LSPBM di Tonusu Papa Jesi:
Jadi LSPBM ini dibentuk tahun sekitar 2006 yang diharapkan dapat menjadi lembaga yang membatu perekonomian desa, Dinas PMK yang
menawarkan. Penulis: Di LSPBM itu sendiri bapak menjabat sebagai apa
Papa Jesi:
Saya menjabat sebagai ketua, sudah aktif sejak 2006 sampai 2009.
Penulis: Apa yang menjadi kendala atau permasalahan diawal pembentuk
LSPBM kemudian sampai saat ini Papa Jesi:
Yang menjadi tantangan awal pembentukan adalah ketidakpercayaan masyarakat pada lembaga simpan pinjam karena tidak adanya transparansi yang
8
M engingat inform asi ini sangat sensit if, m aka kut ipan w aw ancaranya sudah perhalus karena banyak m enyebut kan ident it as orang t ert entu secara t erang-t erangan.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
jelas sehingga dikawatirkan lembaga ini tidak akan berkembaang dan akan mati dengan sendirinya sepeti yang dialami oleh lembaga-lembaga pengkreditan
sebelumnya. Penulis: Pada awal pembentukan sudah sudah berapa anggota yang terjaring.
saat ini bagaimana perkembangannya Papa Jesi
: Nah karena kurangnya kepercayaan masyarakat itulah maka jumlah anggota yang kita dapat pada awal-awal pembentukan itu masih sangat sedikit.
Saat ini jumlah anggota sudah 140 orang. Akan tetap anggota yang tidak aktif ada sekitar 40 orang.
Penulis: Kendala apa sajakah yang dialami sampai dengan saat ini Papa Jesi:
Sebenarnya kendala permasalah itu terletak pada keterlambatan anggota
mengembalikan pinjaman
kredit, permasalah
selanjutnya adalah
seharusnya pemerintah
daerah pemerintah
Kabupaten Poso
seharusnya memberikan bantuan, seperti dana segar gitulah untuk menutupi keterlambatan
pinjaman dari anggota tadi karena mayoritas mata pencaharian penduduk disini adalah petani, sehingga biasanya pinjaman tidak dilakukan setelah panen hasil
pertanian. Akan tetapi ketika panen justru jumlah yang didapat tidak sesuai dengan apa yang diharapkan akibatnya angsuran cicilan kredit pinjaman mandek
Penulis:Bagaimana dengan kepengurusan LSPBM, bagaimana dengan kerja sama antar pengurusnya?
Papa Jesi:
Sebenarnya ada keharmonisan diatara pengurus akan tetapi karena kesibukan kami masing-masing dengan pekerjaan yang lain maka tampak terlihat
tidak harmonis lagi. Kita punya 1 unit kantor, tapi isinya kosong karena barang barang infentaris seperti 1 unit motor untuk mobilisasi penagihan-penagihan ada
ditempat bendahara, 1 unit komputer itu ada di sekertaris masalah atminstrasi. Nah saya sebagai ketua hanya akan menyelesaikan bila terjadi pengeluhan-pengeluhan.
Dengan cara pengurus melakukan koordinasi dengan saya. Akan tetapi karena sampai saat ini tidak ada koordinasi dengan saya sebagai ketua, maka saya anggap
tidak ada permasalahan. Penulis:Bagaimana dengan fungsi kepengurusan
Papa Jesi:
Sebenarnya dalam struktur ada bagian pendidikan yang selalu memberikan penjelasan dengan anggota sehingga anggota paham, akan tetapi
fungsi ini sampai saat ini tidak dijalankan Penulis : apa yang menjadi kelemahan dari LSPBM Ini
Papa Jesi
: Kelemahan dari LSPBM ini karena tidak adanya agunan jaminan dari anggota jika ia terlambat memberikan angsuran pinjaman. Sudah pernah
dirapatkan dahulu tapi hampir 60 dari total 100 jumlah anggota tidak setuju dengan adanya jaminan karena menurut mereka inikan hanya pinjaman kredit
kecil-kecilan. Karena ini lembaga maka kita pengurus mengikuti suara terbanyak sehingga sampai saat ini tidak ada jaminan.
Penulis: Anda sendiri mengapa masih dikatakan sebagai ketua padahal sudah tidak menjabat 2 tahun
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Papa Jesi : Jadi sebenarnya saya sudah mengajukan penguduran diri tahun 2009
setelah akhir masa jabatan. Akan tetapi anggota tidak setuju, mereka mengacam jika saya berhenti kami sebagai anggota juga akan berhenti. Jadi pada pada tahun
2009 sampai sekarang ini seluruh tanggungjawab saya serahkan pada bendahara dan pengurus, nanti kalau ada laporan masalah, baru saya interfensi. Saya sendiri
sebenarnya memiliki beban moral karena disatu sisi saya sibuk dengan pekerjaan lain disisi lain saya tidak bisa maksimal dikelompok.
Penulis: Mengapa sampai saat ini Lembaga ini tidak berbadan hukum Papa jesi:
Sebenarnya ini karena masalah kelemahan asosiasi sih. Jadi LSPBM ini se Kabupaten Poso itu ada sekitar 45, lembagai ini bawahi oleh asosiasi PMK
dari pemerintah daerah. Dari 45 lembaga LSPBM ini tinggal 2 yang bertahan yaitu LSPBM Tonusu dan LSPBM di Desa Petirodogi. Untuk masalah badan hukum,
sebenarnya KTP dan tetekbengeknya sudah kita serahkan ke asosiasi, terus katanya asosiasi sudah menyuruh bagian akta notarisnya membuatnya, tapi sampai
saat ini tidak ada surat-suratnya sampai pada kami. Penulis: pertanyaannya sangat banyak dan untuk melindungi pemberi
informasi, kutipan wawacara sebenarnya tidak dicantumkan. Berikut ini merupakan rangkuman dari jawaban pertanyaan tersebut
Papa Jesi
: jadi kelemahan pengurus itu sepert ini biasanya si A Bendahara suka bertindak sendiri memberikan pinjaman atau melakukan penagihan tanpa
sepengetahuan B dan C pengurus bagian pengkreditan. Nah, seperti kemarin terjadi permasalahan keterlambatan pengembalian tidak pernah dikembalikan si
A justru menyuru B dan C yang pergi menagih. Hal inilah yang memicu ketidak harmonisan antar pengurus. Disisi lain didalam anggota sendiri banyak “pemain”
mereka pintar mencari celah biasanya celah yang dimasuki yaitu kedekatan dengan pengurus secara sosial. Jadi ketika mau menagih kami sebagai pengurus
tidak “baku enak”
6. Wawancara ke 7 15 januari 2012 Ketua KSP