BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kanker payudara adalah suatu proliferasi neoplastik pada sel-sel payudara Brashers, 2008. Artinya terjadi suatu pertumbuhan sel-sel yang sifatnya
abnormal yang disebut sel neoplastik. Hasil proliferasi sel-sel menjadi massa abnormal yang disebut tumor, dalam keadaan ganas disebut kanker.
Sampai saat ini kanker payudara masih menjadi kanker yang paling sering dialami oleh wanita di seluruh dunia termasuk negara maju maupun berkembang
dan negara dengan pendapatan rendah maupun menengah WHO, 2008. Angka insidensi kanker payudara meningkat secara konstan sampai 4 setiap tahunnya
dan angka kematian akibat kanker ini tetap tidak berubah selama 40 tahun Brunner Suddarth, 2001. International Agency for Research on Cancer
IARC mengungkapkan ada sekitar 1, 38 juta kasus baru dan 458.000 kematian akibat kanker payudara setiap tahunnya di dunia WHO, 2008. Di Indonesia
sendiri berdasarkan pencatatan pemeriksaan jaringan pada tahun 2005, diperkirakan angka kejadian minimal 20 ribu kasus baru pertahun, dengan
kenyataan 50 kasus baru ditemukan pada keadaan stadium lanjut Soenardi dalam Hartati, 2008. Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit SIRS
tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia 16,85 YKI, 2012.
Universitas Sumatera Utara
Kanker payudara memiliki dampak fisik maupun psikologis bagi individu. Secara fisik terjadi perubahan akibat proses penyakit maupun pengobatan.
Perubahan yang terjadi akibat proses penyakit antara lain perubahan bentuk, ukuran, atau tekstur payudara karena massa tumor yang membesar. Selain itu
terjadi pengerutan atau pelekukan kulit disekitar payudara serta kulit yang bersisik di sekeliling puting susu. Bila sudah terjadi penyebaran lokal ataupun regional
dari kanker payudara antara lain adanya kemerahan, ulserasi, edema, atau pelebaran vena. Perubahan kulit payudara seperti kulit jeruk peau d’orange.
Didapati juga pembesaran kelenjar getah bening aksila Otto, 2005. Perubahan yang terjadi dapat berupa kehilangan sebagian atau total payudara dan adanya
bekas luka akibat operasi. Pengobatan dengan cara kemoterapi memberikan dampak juga seperti mual, muntah, perubahan rasa, alopesia rambut rontok,
mukositis, dermatitis, keletihan, penambahan berat badan Brunner Suddarth, 2002.
Kehilangan sebagian maupun total payudara ataupun efek yang ditimbulkan oleh kemoterapi dapat mengakibatkan konsekuensi psokososial yang
bersifat negatif termasuk salah satunya masalah dalam citra tubuh wanita Helms dkk, 2008. Masalah citra tubuh pada wanita yang menderita kanker payudara
berkaitan erat dengan makna payudara bagi seorang wanita. Payudara memiliki makna secara sosial sebagai simbol kefemininan bagi wanita, peran seorang ibu
dan seksualitas Khan, 2000, dalam Helms dkk, 2008. Citra tubuh adalah kombinasi dari persepsi, perasaansikap, dan tingkah
laku individu terhadap bentuk dan ukuran tubuh Barcalow, 2006. Dalam
Universitas Sumatera Utara
sebagian besar penelitian pada wanita penderita kanker payudara ditemui adanya masalah maupun gangguan pada citra tubuh. Penelitian yang dilakukan oleh
Alicikus dkk 2009 terhadap 112 pasien kanker payudara menunjukkan 33 wanita merasa dirinya berbeda dari orang lain setelah operasi, 12 merasa orang
lain menyadari bahwa mereka sedang menjalani pengobatan dan membuat 25 dari mereka khawatir dan 50 pasien merasa terganggu dengan perubahan tubuh
mereka setelah operasi. Akkaya dkk. 2011 juga mengungkapkan dalam penelitiannya bahwa distorsi citra tubuh pada pasien mastektomi lebih buruk
dibandingkan dengan pasien yang diamputasi, sekalipun pasien mastektomi tidak mengalami kehilangan fungsi fisik ekstremitas seperti pada amputasi. Hasil
penelitian Tasripiyah dkk 2010 pada pasien post mastektomi di Poli Bedah Onkologi RSHS Bandung menunjukkan 47 respondennya memiliki citra tubuh
yang negatif. Kehilangan rambut pada pasien yang menjalani kemoterapi menjadi stresor bagi pasien kanker payudara Boehmke Dickerson, 2005 dalam Helms
et. Al, 2010. Masalah citra tubuh adalah stresor bagi individu yang dapat mempengaruhi
usaha ataupun perilakunya dalam menghadapi masalah kesehatan. Individu yang memiliki citra tubuh yang sehat menunjukkan efek positif terhadap perilaku
misalnya mencari bantuan atau pelayanan kesehatan serta melakukan praktik promosi kesehatan dalam hidup sehari-hari. Sebaliknya citra tubuh yang tidak
sehat membuat individu terlalu mengkhawatirkan penyakit minor dan mengabaikan aktivitas yang penting untuk kesehatan Kozier dkk, 2010. Manusia
Universitas Sumatera Utara
sebagai mahluk adaptif akan bereaksi terhadap stressor tersebut melalui usaha tertentu yang disebut koping.
Koping adalah usaha-usaha kognitif maupun perilaku untuk mengelola tuntutan spesifik internal dan atau eksternal yang dinilai melebihi sumber
dayaresources yang dimiliki individu. Koping merupakan suatu bentuk perlawanan terhadap ancaman dengan cara mengubah persepsi terhadap stress
dalam situasi tertentu Lazzarus Folkman dalam Kellmann, 2002. Dalam studi literatur yang dilakukan oleh Al-Azri dkk 2009 terhadap 45
artikel penelitian tentang koping pasien kanker payudara dikemukakan berbagai strategi koping yang digunakan oleh wanita yang mengalami kanker payudara
untuk menghadapi tantangan fisik maupun psikologis. Beberapa jenis strategi koping yang digunakan yaitu koping yang sifatnya efektifadaptif seperti
penyelesaian masalah secara aktif, dan penerimaan terhadap penyakitdiagnosa sampai koping maladaptif seperti menyalahkan diri sendiri dan
pengingkarandenial. Penggunaan jenis koping yang berbeda dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Salah satu faktor yang menentukan menurut model konseptual Roy adalah konsep diri dimana citra tubuh merupakan salah satu komponennya Kozier dkk., 2010.
Cash Pruzinsky 2002 juga mengungkapkan hal senada bahwa penyesuaian psikososial yang buruk berhubungan dengan ketidakpuasan terhadap citra tubuh
pasien kanker payudara. Vartania LR dkk dalam Leone dkk 2011 menambahkan bahwa distress psikologis seperti citra tubuh yang buruk menjadi
faktor predisposisi terhadap depresi kronik, gangguan makan, penggunaan zat
Universitas Sumatera Utara
terlarang dan sikap lainnya. Tasripiyah dkk 2012 dalam penelitiannya menemukan adanya hubungan antara koping dengan citra tubuh pasien post
mastektomi. Dari ulasan di atas dapat dilihat adanya kaitan antara citra tubuh dengan koping pasien kanker payudara, yang menurut Roy termasuk dalam bagian
konsep diri seseorang . Citra tubuh menentukan koping yang digunakan individu. Koping yang
digunakan pasien berkaitan erat pengambilan keputusan pasien terhadap pengobatan Cash Pruzinsky, 2002 . Berdasarkan fenomena di atas peneliti
tertarik untuk menyatakannya melalui sebuah pendekatan yang ilmiah untuk membuktikan apakah terdapat hubungan antara citra tubuh dengan koping pasien
kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
1.2 Pertanyaan Penelitian