Proses merger STIBA dan FBS – UKSW

42 M10 Dosen STIBA M11 Pegawai FBS M12 Pegawai STIBA M13 Pegawai STIBA Jumlah 13 Orang Tabel 4.1 Kode dan Profil Informan

4.2 Proses merger STIBA dan FBS – UKSW

Upaya penggabungan STIBA dan FBS UKSW sudah dimulai pada tahun 2004. Saat itu STIBA dipimpina oleh Bapak Drs. Ph. Pirenomulyo, M.A. dan UKSW dipimpin oleh Prof. Jhon A Tetaley Th.D. Pimpinan UKSW melihat FBS sebagai satu fakultas tidak cukup punya satu program studi. Sebagai Fakultas Bahasa dan Sastra, FBS membutuhkan program studi dibidang sastra. Dalam keterangan M2 : Ini tuntutan, kalau dia di FKIP tidak apa. Tapi dijadikan jadi 1 fakultas bahasa, makanya harus punya ilmu keilmuanya, sastra inggris. Progdi sastra inggrisnya sudah ada di STIBA, kenapa tidak disatukan aja. Melihat kebutuhan FBS sudah ada di STIBA, pihak UKSW mempertimbangkan untuk adanya penggabungan FBS-UKSW dan STIBA. Saat itu kesepakatan kedua belah pihak tidak tercapai. Pimpinan STIBA menganggap bahwa penggabungan belum diperlukan. Pihak STIBA masih memiliki kepercayaan akan masa depan STIBA. M3 berujar : Waktu itu saya sudah mendapat kabar angin ada keinginan Rektor untuk itu merger. Tetapi saya berpendapat, saya ditugasi oleh yayasan sehingga saya 43 mempunyai kewenangan untuk merespon. Tapi saya kesampingkan, Karena saya masih dalam tugas memimpin STIBA juga gitu . Pada tahun 2007, upaya penggabungan STIBA dan UKSW kembali mengemuka. Pada periode ini, STIBA dipimpin oleh Ibu Ristiani dan UKSW dibawah kepemimpinan Prof. K. H. Timotius. Keadaan STIBA sudah mulai mengkuatirkan. Jumlah mahasiswa terus menurun dan neraca keuangan belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Berdasarkan keterangan M3 : ... sebelum tahun 2006 itu, kita kalau promosi misalkan itu saya ke UKSW. Tapi kan sejak itu kita tidak boleh, sehingga kita tidak punya uang sendiri untuk pergi kemana-mana. Melihat kondisi STIBA yang secara financial kurang sehat, pimpinan STIBA berinisiatif memulai pembicaraan dengan pimpinan UKSW untuk membicarakan kemungkinan penggabungan. M5 : Saya ngomong sendiri, waktu itu rektor pak Kris kalau kita merger gimana? Lalu pak Kris ngomong ke dekan FBS waktu itu. Pada akhirnya upaya ini tidak berhasil. STIBA dan UKSW tidak mencapai kata sepakat. Ada beberapa permintaan dari pihak UKSW yang membuat pihak STIBA mengurungkan niat untuk melanjutkan pembicaraan penggabungan kedua lembaga. M3 menerangkan : kita mau merger tapi harus disini gitu, dosennya dicukupin, pegawainya di cukupin, kan nggak manusiawi saya pikir. Upaya penggabungan STIBA dan UKSW berlanjut pada tahun 2012. UKSW dipimpin oleh Prof. Jhon A. Tetaley Th.D. dan STIBA dipimpin oleh Ibu Ristiani. UKSW ingin menambah program studi di FBS, selama ini baru satu program studi yaitu 44 program studi Pendidikan Bahasa Inggris PBI. Untuk menambah program studi tentu membutuhkan tenaga pengajar. Disisi lain situasi STIBA belum menunjukan perbaikan keuangan. M1 menerangkan : STIBA kan diharapkan dapat berkembang lebih baik. Ternyata tidak dapat mengembangkan diri, mahasiswa cuma sedikit, defisit keuangan dan tidak dapat sendiri selayaknya dari pada ditutup. Melihat kondisi ini, Pihak UKSW membangun komunikasi dengan pihak STIBA yang difasilitasi oleh YPTKSW. Perihal pembicaraan menyangkut kemungkinan dilakukanya penggabungan antara STIBA dan FBS UKSW. Kondisi saling membutuhkan antara kedua lembaga, sehingga pada tanggal 1 Juli 2012 tercapai kata sepakat untuk penggabungan FBS-UKSW dan STIBA Satya Wacana. Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan nota Nota kesepakatan antara UKSW dan STIBA yang dimuat dokumen bernomor 138Rek.NK42012 dan nomor 15205.1StiBA-SWIV2012 oleh pimpinan kedua lembaga.

4.3 Dampak Merger Terhadap Dosen dan Pegawai STIBA dan