Rumusan Masalah Manfaat penelitian Kerangka Konsep Definisi Operasional

belakang kesehatan seperti Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, Keperawatan, Kesehatan Masyarakat karena dianggap kesadaran akan pemeliharaan kesehatan lebih baik dibanding dengan fakultas lain. Dari uraian diatas, perlu diketahui bagaimana pengetahuan perokok dan sikapnya mengenai bahan pangan yang mengandung antioksidan. Maka dari itu penulis akan membuat penelitian tentang tingkat pengetahuan dan sikap pria perokok terhadap bahan pangan yang mengandung antoksidan pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Pengetahuan dan tindakan dalam menggunakan pangan antioksidan dapat menurunkan risiko terjadinya penyakit akibat paparan radikal bebas.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas yaitu: Bagaimanakah tingkat pengetahuan dan sikap pria perokok terhadap bahan pangan yang mengandung antioksidan pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap pria perokok terhadap bahan pangan yang mengandung antioksidan pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap pria perokok terhadap bahan pangan yang mengandung antioksidan pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara 2. Mengetahui pengetahuan pria perokok terhadap radikal bebas dan efeknya pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. 3. Mengetahui karakteristik perokok pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

1.4. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1. Mahasiswa; memberikan pengetahuan mengenai radikal bebas serta efeknya, dan sumber pangan antioksidan sehingga dapat menumbuhkan kesadaran untuk mencegah risiko penyakit akibat paparan radikal bebas. 2. Institusi Pendidikan; memberi gambaran tentang perilaku kesehatan mahasiswa sehingga kedepannya dapat dibuat penyuluhan ataupun kebijakan yang dapat meningkatkan derajat kesehatan. 3. Masyarakat; sebagai aspek promotif untuk peningkatan kesehatan terhadap radikal bebas dan antioksidan Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Radikal Bebas

2.1.1. Definisi Radikal Bebas

Radikal bebas dapat didefinisikan sebagai molekul atau fragmen molekul yang mengandung satu atau lebih berelektron elektron pada atom atau molekul orbital Halliwell Gutteridge, 1999. Dalam konsentrasi yang tinggi, radikal bebas akan membentuk stress oksidatif, suatu proses penghancuran yang dapat merusak seluruh sel tubuh Pham-Huy et al, 2008. Proses kerusakan tubuh ini terjadi bila tidak diimbangi dengan kadar antioksidan tubuh yang baik. Radikal bebas merupakan molekul yang kehilangan satu atau lebih elektron pada permukaan kulit luarnya. Contohnya, O 2 merupakan struktur normal dengan elektron yang lengkap dari oksigen. Bila kehilangan elektronnya, struktur kimianya berubah menjadi O 2 - atau dinamakan Superoksida yang merupakan salah satu radikal bebas Kumalaningsih, 2006.

2.1.2. Struktur Kimia

Atom terdiri dari nukleus, proton, dan elektron. Jumlah proton bermuatan positif dalam nukleus menentukan jumlah dari elektron bermuatan negatif yang mengelilingi atom tersebut. Elektron berperan dalam reaksi kimia dan merupakan bahan yang menggabungkan atom-atom untuk membentuk suatu molekul. Elektron mengelilingi, atau mengorbit suatu atom dalam satu atau lebih lapisan. Jika satu lapisan penuh, elektron akan mengisi lapisan kedua. Lapisan kedua akan penuh jika telah memiliki 8 elektron, dan seterusnya. Gambaran struktur terpenting sebuah atom dalam menentukan sifat kimianya adalah jumlah elektron pada lapisan luarnya. Suatu bahan yang elektron lapisan luarnya penuh tidak akan terjadi reaksi kimia. Universitas Sumatera Utara Karena atom-atom berusaha untuk mencapai keadaan stabilitas maksimum, sebuah atom akan selalu mencoba untuk melengkapi lapisan luarnya dengan : 1. Menambah atau mengurangi elektron untuk mengisi maupun mengosongkan lapisan luarnya. 2. Membagi elektron-elektronnya dengan cara bergabung bersama atom yang lain dalam rangka melegkapi lapisan luarnya. Atom sering kali melengkapi lapisan luarnya dengan cara membagi elektron-elektron bersama atom yang lain. Dengan membagi elektron, atom-atom tersebut bergabung bersama dan mencapai kondisi stabilitas maksimum untuk membentuk molekul. Oleh karena radikal bebas sangat reaktif, maka mempunyai spesifitas kimia yang rendah sehingga dapat bereaksi dengan berbagai molekul lain, seperti protein, lemak, karbohidrat, dan DNA. Dalam rangka mendapatkan stabilitas kimia, radikal bebas tidak dapat mempertahankan bentuk asli dalam waktu lama dan segera berikatan dengan bahan sekitarnya. Radikal bebas akan menyerang molekul stabil yang terdekat dan mengambil elektron, zat yangterambil elektronnya akan menjadi radikal bebas juga sehingga akan memulai suatu reaksi berantai, yang akhirnya terjadi kerusakan sel tersebut. Gambar 2.1. Struktur radikal bebas Sumber: www.coconutcreamcare.com , 2012 Universitas Sumatera Utara Radikal bebas dapat terbentuk in-vivo dan in-vitro secara : 1. Pemecahan satu molekul normal secara homolitik menjadi dua. Proses ini jarang terjadi pada sistem biologi karena memerlukan tenaga yang tinggi dari sinar ultraviolet, panas, dan radiasi ion. 2. Kehilangan satu elektron dari molekul normal 3. Penambahan elektron pada molekul normal Pada radikal bebas elektron yang tidak berpasangan tidak mempengaruhi muatan elektrik dari molekulnya, dapat bermuatan positif, negatif, atau netral Droge, 2002 dalam Arief, 2006.

2.1.3. Tipe Radikal Bebas

Radikal bebas terpenting dalam tubuh adalah radikalderivat dari oksigen yang disebut kelompok oksigen reaktif reactive oxygen speciesROS, termasuk didalamnya adalah triplet 3O2, tunggal singlet1O2, anion superoksida O2.-, radikal hidroksil -OH, nitrit oksida NO-, peroksinitrit ONOO-, asam hipoklorus HOCl, hidrogen peroksida H2O2, radikal alkoxyl LO-, dan radikal peroksil LO-2. Radikal bebas yang mengandung karbon CCL3- yang berasal dari oksidasi radikal molekul organik. Radikal yang mengandung hidrogen hasil dari penyerangan atom H H-. Bentuk lain adalah radikal yang mengandung sulfur yang diproduksi pada oksidasi 4glutation menghasilkan radikal thiyl R-S-. Radikal yang mengandung nitrogen jugaditemukan, misalnya radikal fenyldiazine Proctor, 1984 dan Araujo et. al, 1998 dalam Arief 2006. Tabel 2.1. menunjukkan struktur radikal bebas biologis yang menggangu sel-sel tubuh. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1. Struktur Radikal Bebas Biologis Kelompok Oksigen Reaktif O 2 - Radikal superoksida Superoxide Radical -OH Radikal hidroksil Hydroxyl Radical ROO- Radikal peroksil Peroxyl Radical H 2 O 2 Hidrogen Peroksida Hydrogen peroxide 1 O 2 Oksigen tunggal Single oxygen NO Nitrit oksida Nitric oxide ONOO Nitrit perokside Nitric peroxide HOCl Asam hipoklor Hypochlorous acid Sumber: Arief, 2006

2.1.4. Sumber Radikal Bebas

Radikal bebas dapat berasal dari: 1. Endogen a. Mitokondria Di antara berbagai organel dalam sel, mitokondria adalah tempat utama pembentukan ROS selama proses metabolisme normal. Beberapa studi meyakini bahwa 90 pembentukan ROS dihasilkan di mitokondria Fletcher, 2010. Fosforilasi oksidatif selular mengakibatkan pengurangan univalen oksigen dan pembentukan ROS. Beberapa reaksi enzimatik lain di mitokondria juga berperan dalam reduksi univalen atau divalen O 2 sehingga membentuk O 2 - atau H 2 O 2 . Contohnya, Xantine oksidase dapat menghasilkan O 2 - atau H 2 O 2 saat mengkonversi hypoxantine menjadi xantine sebelum dikonversi menjadi asam urat Vallyathan dan Shi, 1997. b. Mikrosom Universitas Sumatera Utara Mikrosom merupakan tempat kedua terbanyak dalam memproduksi radikal bebas. Pada saat berlangsungnya proses transpor elektron, terbentuk O 2 - dan H 2 O 2 . Autooksidasi dari sitokrom P-450 dan oksidasi dari NADPH oleh NADPH dehidrogenase akan memicu terbentuknya O 2 - . Aktivasi nukleofil melalu proses reduksi oleh flavin monooxygenase system merupakan proses lain terbentuknya ROS di mikrosom Vallyathan dan Shi, 1997. c. Enzim Beberapa enzim dapat memproduksi O 2 - dalam sel. Dalam keadaan hipoksia, oksidasi xantine dan hipoxantine oleh xantine oksidase menghasilkan O 2 - yang akan memicu kerusakan sel. Indole amine dioxgenase, enzim yang umumnya terdapat di jaringan kecuali di hati, terlibat dalam pembentukan O 2 - . Tryptophan dehydrogenase yang terdapat di sel hati juga memproduksi O 2 - ketika bereaksi dengan triptophan Vallyathan dan Shi, 1997. d. Fagosit Fagosit dapat memproduksi ROS dalam perannya melawan mikroorganisme, partikel asing, dan stimulus-stimulus lain. Aktivasi fagosit memicu suatu respiratory burst, yang ditandai dengan peningkatan uptake O 2 , metabolisme glukosa, dan penggunaan NADPH. NADPH-oksidase mengkatalisis reaksi tersebut, dan memicu pembentukan ROS Vallyathan dan Shi,1997. 2. Eksogen a. Obat-obatan Beberapa macam obat dapat meningkatkan produksi radikal bebas dalam bentuk peningkatan tekanan oksigen. Bahan-bahan tersebut bereaksi bersama hiperoksia dapat mempercepat tingkat kerusakan. Termasuk didalamnya antibiotika kelompok quinoid atau berikatan logam untuk Universitas Sumatera Utara aktifitasnya nitrofurantoin, obat kanker seperti bleomycin, anthracyclines adriamycin, dan methotrexate, yang memiliki aktifitas pro-oksidan. Selain itu, radikal juga berasal dari fenilbutason, beberapa asam fenamat dan komponen aminosalisilat dari sulfasalasin dapat menginaktifasi protease, dan penggunaan asam askorbat dalam jumlah banyak mempercepat peroksidasi lemak Proctor, 1984 dan dalam Arief, 2006. b. Radiasi : Radioterapi memungkinkan terjadinya kerusakan jaringan yang disebabkan oleh radikal bebas. Radiasi elektromagnetik sinar X, sinar gamma dan radiasi partikel partikel elektron, photon, neutron, alfa, dan beta menghasilkan radikal primer dengan cara memindahkan energinya pada komponen seluler seperti air. Radikal primer tersebut dapat mengalami reaksi sekunder bersama oksigen yang terurai atau bersama cairan seluler Dorge, 2002 dalam Arief, 2006. c. Asap rokok : Oksidan dalam rokok mempunyai jumlah yang cukup untuk memainkan peranan yang besar terjadinya kerusakan saluran napas. Telah diketahui bahwa oksidan asap tembakau menghabiskan antioksidan intraseluler dalam sel paru in vivo melalui mekanisme yang dikaitkan terhadap tekanan oksidan. Diperkirakan bahwa tiap hisapan rokok mempunyai bahan oksidan dalam jumlah yang sangat besar, meliputi aldehida, epoxida, peroxida, dan radikal bebas lain yang mungkin cukup berumur panjang dan bertahan hingga menyebabkan kerusakan alveoli. Bahan lain seperti nitrit oksida, radikal peroksil, dan radikal yang mengandung karbon ada dalam fase gas. Juga mengandung radikal lain yang relatif stabil dalam fase tar. Contoh radikal dalam fase tar meliput i semiquinone moieties dihasilkan dari bermacam-macam quinone dan hydroquinone. Perdarahan kecil berulang merupakan penyebab yang sangat mungkin dari desposisi besi dalam jaringan paru perokok. Besi dalam bentuk tersebut meyebabkan Universitas Sumatera Utara pembentukan radikal hidroksil yang mematikan dari hidrogen peroksida. Juga ditemukan bahwa perokok mengalami peningkatan netrofil dalam saluran napas bawah yang mempunyai kontribusi pada peningkatan lebih lanjut konsentrasi radikal bebas Dorge, 2002 dan Proctor, 1984 dalam Arief, 2006.

2.1.5. Efek Radikal Bebas dalam Tubuh

Dalam jumlah yang berlebihan, radikal bebas dan oksidan dapat mengakibatkan suatu proses penghancuran yang disebut oxidative stress, suatu proses penghancuran yang mempengaruhi struktur sel seperti protein, lipid, lipoprotein, dan DNA. Jika tidak diregulasi dengan baik, oxidative stress dapat menyebabkan berbagai penyakit kronik dan degeneratif seperti stoke Dorge, 2002. Berikut ini merupakan contoh penyakit dan sistem yang terganggu akibat radikal bebas: 1. Kanker 2. Kardiovaskular 3. Neurologi 4. Respiratori 5. Artritis Reumatoid 6. Nefropati 7. Penyakit Mata 8. Gangguan pada Janin

2.2. Rokok

2.2.1. Pengertian

Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar dan dihisap danatau dihirup asapnya, termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya Universitas Sumatera Utara mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan PP No.109 tahun 2012.

2.2.2. Kandungan Rokok

Setiap kali menghirup asap rokok, baik sengaja atau tidak, berarti juga menghisap lebih dari 4.000 macam racun diantaranya bahan radioaktif polonium-201 dan bahan bahan yang digunakan dalam cat acetone, pencuci lantai ammonia, racun serangga DDT, gas beracun hydrogen cyanide Sitepoe, 2000. Asap rokok merupakan campuran berbagai bahan kimia. Beberapa kandungan rokok seperti karbon monoksida CO, hidrogen sianida HCN, dan nitrogen oksida NO merupakan gas. Komponen lainnya, seperti formaldehida, benzene, akrolein merupakan molekul yang meudah menguap yang terdapat dalam asap rokok. Nikotin, fenol, poliaromatik hidrokarbon PAHs merupan molekul mikro padat yang tersimpan dalam asap rokok Harris, 2000. Tar mengandungi sekurang-kurangnya 43 bahan kimia yang diketahui menjadi penyebab kanker karsinogen. Bahan seperti benzopyrene yaitu sejenis policyclic aromatic hydrocarbon PAH telah lama diketahui sebagai agen yang memicu proses kejadian kanker Sitepoe, 2000. Nikotin memiliki efek yang serupa dengan heroin, amfetamin, dan kokain. Nikotin mempengaruhi sistem mesolimbik di otak dan menimbulkan efek ketagihan bahkan ketergantungan kepada pengguna. Nikotin memiliki beberpa efek dalam tubuh. Nikotin dapat meningkatkan denyut jantung, tekanan darah, dan menyebabkan konstriksi pembuluh darah perifer. Karbon monoksida mengurangi jumlah oksigen yang beredar dalam pembuluh darah perokok. CO berikatan dengan Hb sehingga jumlah Hb yang dapat mengikat O 2 menurun begitu juga dengan oksigen yang sampai pada organ dan jaringan. Sebagai konsekuensinya, jantung memompa darah lebih cepat untuk mengkompensasi kebutuhan O 2 di jaringan.

2.2.3. Penyakit yang disebabkan oleh Rokok

Universitas Sumatera Utara Merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit, antara lain: 1. Kanker, yaitu kanker paru, laring, esofagus, kavitas oral, faring, hidung dan sinus, lambung, pankreas, dan kanker colorectum American Cancer Society, 2014. 2. Penyakit Paru, seperti bronkitis, penyakit paru obstruktif kronik, emfisema, bronkiektasis, dan reactive airway disease Hadjiliadis, 2014. 3. Penyakit Jantung Koroner Sitepu, 2000

2.3. Antioksidan

2.3.1. Pengertian

Antioksidan adalah zat yang dapat melawan pengaruh bahaya dari radikal bebas sebagai hasil metabolisme oksidatif, yaitu hasil reaksi-reaksi kimia dan proses metabolik yang terjadi di dalam tubuh. Berbagai bukti ilmiah menunjukkan bahwa senyawa antioksidan dapay menurunkan risiko terjadinya penyakit kronis seperti kanker dan jantung koroner Amrun et al, 2007. Antioksidan memiliki fungsi untuk menghentikan atau memutuskan reaksi berantai dari radikal bebas yang terbentuk di dalam tubuh, sehingga dapat menyelamatkan sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas Hernani dan Rahardjo, 2005.

2.3.2. Mekanisme Kerja

Antioksidan dapat digolongkan menjadi enzim dan vitamin. Antioksidan enzim meliputi superoksida dismutase SOD, katalase, dan glutation peroksidase GSH, Prx. Antioksidan vitamin mencakup alfa tokoferol vitamin E, beta karoten pro vitamin A, dan asam askorbat vitamin C Rohmatussolihat, 2009. Superoksida dismutase berperan dalam melawan radikal bebas yang terbentuk di mitokondria, sitoplasma, dan bakteri aerob dengan mengurangi bentuk radikal bebas superoksida Rohmatussolihat, 2009. Antioksidan yang terdapat dalam tanaman bekerja dalam beberapa mekanisme. Beberapa antioksidan menghambat pembentukan ROS, beberapa Universitas Sumatera Utara merupakan enzim yang menghancurkan ROS, beberapa merupakan molekul kecil larut air yang menetralkan radikal bebas, dan beberapa menyerap elektron atau energi yang berlebih dari ROS Halliwell and Gutteridge, 2007. Contoh-contoh antioksidan alami dijelaskan pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Tipe, Mekanisme, dan Sumber Antioksidan Alami Antioksidan Peran Mekanisme Sumber Asam askorbat Vitamin C Menetralkan ROS Memberi elektron pada ROS sehingga stuktur ROS menjadi seimbang Sayur dan buah, seperti stroberi, kiwi, bunga kol Vitamin E, isomer tokoferol dan tokotrienol Menetralkan ROS dan memutuskan ikatan rantai Mengambil elektron danatau energi Sayuran hijau bayam, kacang, biji-bijian Karotenoid Memutus ikatan rantai Memutus ikatan rantai pada tekanan parsial oksigen yang rendah, komplemen kerja dari Vit.E Wortel, tomat, labu, melon, sayuran hijau, paprika Flavonoid Menetralkan ROS ”Sacrificial interaction” Apel, teh, buah beri, ceri, buah sitrus, daun parsley Dikutip dari “Halliwell and Gutteridge, 2007”

2.3.3. Sumber Antioksidan

1. Vitamin A Vitamin A penting untuk pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan hidup. Vitamin A berperan dalam berbagai fungsi dalam tubuh manusia antara lain penglihatan, diferensiasi sel, kekebalan tubuh, pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi, pencegahan kanker dan penyakit jantung. Angka kecukupan gizi vitamin A pada pria diatas 10 tahun sekitar 600 retinol ekivalen RE, sedangkan pada wanita, untuk usia 10-18 tahun Universitas Sumatera Utara membutuhkan 600 retinol ekivalen RE dan 500 RE pada wanita dengan usia diatas 19 tahun. Vitamin A terdapat dalam pangan hewani, sedangkan karoten lebih banyak terdapat dalam pangan nabati Almatsier, 2009. Tabel. 2.3. Nilai vitamin A berbagai bahan makanan Retinol Ekivalen RE 100 g Bahan Makanan RE Bahan Makanan RE Hati Sapi 13170 Daun Katuk 3111 Kuning Telur Bebek 861 Sawi 1940 Kuning Telur Ayam 600 Kangkung 1890 Ayam 243 Bayam 1827 Ginjal 345 Ubi jalar merah 2310 Ikan sardin kaleng 250 Mentega 1287 Minyak ikan 24000 Margarin 600 Minyak kelapa sawit 18000 Susu bubuk “full cream” 471 Minyak hati ikan hiu 2100 Keju 225 Wortel 3600 Susu kental manis 153 Daun singkong 3300 Susu segar 39 Daun Pepaya 5475 Mangga masak pohon 1900 Daun Lamtoro 5340 Pisang raja 285 Daun tales 3118 Tomat masak 450 Daun melinjo 3000 Semangka 177 Sumber: Daftar Analisis Bahan Makanan, FKUI, 1992 dalam Almatsier, 2009 2. Vitamin E tokoferol Universitas Sumatera Utara Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan yang larut dalam lemak dan mudah memberikan hidrogen dari gugus hidroksil OH pada struktur cincin radikal bebas. Vitamin E atau tokoferol memiliki beberapa jenis diantaranya alfa-, beta-, gama-, deltatokoferol, dan tokotrienol. Alfa- tokoferol adalah bentuk vitamin E paling aktif, dan digunakan sebagai standar pengukuran vitamin E dalam makanan. Hewan tidak dapat membentuk vitamin E, sehingga kebutuhan vitamin E manusia didapatkan dari sumber pangan nabati. Angka kecukupan vitamin E untuk pria dan wanita diatas 15 tahun adalah 15 mg Almatsier, 2009.. Tabel 2.4. Nilai alfa- dan gama tokoferol dalam bahan makanan mg100 gram Bahan Makanan Alfa-tokoferol mg Gama-tokoferol mg Serealia 0,88 0,77 Kacang-kacangan 0,72 5,66 Biji-bijian 9,92 10,97 Sayuran 0,81 0,14 Buah-buahan 0,27 - Daging 0,31 0,21 Telur 1,07 0,35 Susu 0,34 - Minyak babi 1,37 0,7 Mentega 1,95 0,14 Margarin 18,92 26,62 Sumber: M. Belizzi, 19861987, dalam Garrow, J.S. dan W.P.T. James, Human Nutrition and Dietetics, 1993, hlm. 231 dalam Almatsier, 2009 3. Vitamin C Universitas Sumatera Utara Vitamin C memiliki banyak fungsi dalam tubuh diantaranya sebagai koenzim atau kofaktor. Vitamin C adalah bahan yang memiliki kemampuan untuk mereduksi dan bertindak sebagai antioksidan dalam reaksi-reaksi hidroksilasi. Angka kecukupan vitamin C untuk pria diatas 16 tahun sekitar 90 mg, sedangkan untuk wanita diatas 16 tahun sekitar 75 mg. Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan lelah, lemah, napas pendek, kejang otot, kulit menjadi kering, kurang nafsu makan, anemia, depresi, gangguan saraf, dan perdarahan gusi Almatsier, 2009. Tabel 2.5. Nilai Vitamin C berbagai bahan makanan mg100 gram Bahan Makanan mg Bahan Makanan mg Daun singkong 275 Jambu monyet 197 Daun katuk 200 Gandaria masak 110 Daun melinjo 150 Jambu biji 95 Daun pepaya 140 Pepaya 78 Sawi 102 Mangga muda 65 Kol 50 Mangga masak pohon 41 Kol kembang 65 Durian 53 Bayam 60 Kedondong masak 50 Kemangi 50 Jeruk manis 49 Tomat masak 40 Jeruk nipis 27 Kangkung 30 Nenas 24 Ketela pohon kuning 30 Rambutan 58 Sumber: Daftar Analisis Bahan Makanan, FKUI, 1992 dalam Almatsier, 2009

2.3.4. Bahan Pangan yang Mengandung Antioksidan

Beberapa bahan pangan yang mengandung antioksidan alami yang biasa kita temui sehari-hari: Universitas Sumatera Utara 1. Tomat Tomat kaya akan vitamin C, potasium, serat, dan vitamin A serta beta-karoten yang disebut sebagai likopen yang diyakini mengandung antioksidan. Likopen dapat menurunkan risiko terjadinya kanker seperti kanker prostat, kanker lambung, dan kanker tenggorokan. 2. Wortel Wortel mengandung beta-karoten, vitamin A, serat, dan gula. Dalam setiap 100 gram wortel segar terdapat beta-karoten sebanyak 6-20 mg dan vitamin C sebanyak 5-10 mg. 3. Kelapa Air kelapa muda dapat berfungsi sebagai antioksidan yang mengandung glukosa, mineral, kalium, dan asam amino. Dalam 100 gram daging kelapa terdapat 2 mg vitamin C. 4. Cabai Kandungan dalam cabai adalah vitamin C, A, thiamin, niacin, riboflavin, dan vitamin E. Kandungan vitamin A cabai 470 SI dan vitamin C 18 mg. Cabai dapat melancarkan peredaran darah. 5. Mentimun Kandungan kimia dalam buah mentimun antara lain saponin, glutation, protein, lemak, karbohidrat, karoten, terpenoid, vitamin B, vitamin C, kalsium, posfor, dan mangan. Dalam setiap 100 gram mentimun mengandung vitamin C sebanyak 8 mg. 6. Anggur Kandungan buah anggur adalah senyawa saponin, flavonoid, dan polifenol. Sementara yang mempunyai aktivitas sebagai antioksidan adalah senyawa antosianin. Anggur dapat melancarkan buang air kecil, meringankan kandungan asam urat dalam darah, dan memelihara kesehatan hati Rohmatussolihat, 2009.

2.4. Pengetahuan dan Sikap

2.4.1. Pengetahuan

Universitas Sumatera Utara Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indrayang meliputi indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang Notoatmodjo, 2007. Kognitif atau pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Menurut Notoatmodjo 2007, tingkatan pengetahuan dalam domain kognitif ada 6 yaitu: 1. Tahu know Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk mengingat kembali recall. Dalam kaitannya pengetahuan ibu dalam upaya melatih balita untuk mengontrol buang air kecil maupun besar serta melatih balita untuk buang air kecil maupun besar pada tempatnya. 2. Memahami Comprehension Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpratasikan materi tersebut dengan benar. Setelah ibu mengetahui toilet training, maka berlanjut ketahap memahami. Kemampuan pengasuh dalam memahami toilet training ditentukan oleh seberapa banyak materi yang telah diingatnya mengenai pengajar toilet training, serta seberapa tinggi kemampuan pengasuh balita dalam mengartikan dan memberikan makna terhadap materi toilet training. 3. Aplikasi Application Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Setelah ibu tetang toilet training mengetahui diharapkan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari- hari. 4. Analisis Analysis Universitas Sumatera Utara Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu objek ke dalam komponen-komponen bagaimana kemampuan ibu dalam melaksanakan toilet training. 5. Sintesis Synthesis Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan komponen-komponen di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6. Evaluasi Evaluation Evaluasi berkaitan dengan kemampuan melakukan penilaian terhadap suatu objek atau materi, bagaimana penilaian ibu terhadap perilaku tolet training. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmodjo 2007, yaitu : 1. Tingkat pendidikan Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka seseorang tersebut akan lebih mudah dalam menerima hal-hal baru sehingga akan lebih mudah pula menyelesaikan hal-hal baru tersebut. 2. Informasi Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan memberikan pengetahuan yang jelas. 3. Budaya Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang, karena informasi-informasi baru akan disaring, apakah sesuai dengan kebudayaan dan agama yang dianut. 4. Pengalaman Universitas Sumatera Utara Pengalaman disini berkaitan dengan umur dan pendidikan individu, artinya, pendidikan yang tinggi, pengalaman akan luas sedang umur bertambah tua. 5. Sosial Ekonomi Tingkatan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup disesuaikan dengan penghasilan yang ada, sehingga menuntut pengetahuan yang dimiliki harus dipergunakan semaksimal mungkin, begitupun dalam mencari bantuan ke sarana kesehatan yang ada, mereka sesuaikan dengan pendapatan keluarga.

2.4.2. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek Notoatmodjo, 2007. Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu: 1. Menerima receiving Menerima diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek. 2. Merespon responding Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. 3. Menghargai valuing Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. 4. Bertanggung jawab responsible Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi. Universitas Sumatera Utara Sikap dibentuk berdasarkan tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan konatif. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dimiliki seseorang, komponen afektif berhubungan tentang perasaan atau emosi seseorang, dan komponen konatif merupakan kecenderungan seseorang berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimilikinya. Interaksi dari ketiga komponen ini mempengaruhi sikap yang dimiliki suatu individu, bila salah satu saja dari ketiga komponen ini tidak konsisten, maka sikap seseorang terhadap suatu objek pun akan berubah. Sikap memiliki intensitas atau kedalaman, yang artinya kekuatan sikap terhadap sesuatu belum tentu sama antar setiap individu walaupun arah sikap antar individu tersebut sama. Meskipun sikap seseorang terhadap sesuatu sama, negatif ataupun positif, terdapat perbedaan kekuatan sikap antara individu tersebut Azwar, 1998 dalam Lukiono, 2010. Sikap bukan merupakan bawaan sejak lahir, sikap dapat dipengaruhi melalui interaksi sosial. Interaksi sosial ini meliputi hubungan antara individu dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan biologis. Sebagai individu atau anggota suatu komunitas sosial, akan terjalin interaksi atau hubungan satu sama lain yang akan mempengaruhi seseorang dalam sikap ataupun perilaku. Sikap adalah determinan perilaku karena berkaitan dengan persepsi, kepribadian, dan motivasi Winardi, 2007 dalam Lukiono, 2010. Universitas Sumatera Utara BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dari penelitian ini adalah Gambar 3.1. Kerangka Konsep Tingkat Pengetahuan Pria Perokok terhadap Bahan pangan yang Mengandung Antioksidan

3.2. Definisi Operasional

Definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengetahuan Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden mengenai bahan pangan yang mengandung antioksidan. Cara ukur yang digunakan adalah penyebaran kuesioner.Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang berisi dua Tingkat Pengetahuan dan Sikap Subjek Bahan Pangan yang Mengandung Antioksidan Universitas Sumatera Utara puluh pertanyaan tertutup. Sistem bobot penilaian setiap pertanyaan dapat dilihat pada tabel 3.1.Hasil ukur didapat berdasarkan total nilai yang diperoleh dari dua puluh pertanyaan, masing-masing pertanyaan diberi bobot nilai yaitu bobot 3 untuk pengetahuan baik, bobot 2 untuk pengetahuan cukup, dan bobot 1 untuk pengetahuan kurang. Tingkat pengetahuan dapat dikategorikan sebagai berikut: a. Baik : apabila nilai yang diperoleh responden 75 sampai 100 atau total nilai 46-60 b. Cukup : apabila nilai yang diperoleh responden 50 sampai 75 atau total nilai 31-45 c. Kurang : apabila nilai yang diperoleh responden ≤ 50 atau total nilai ≤ 30 Skala ukur yang digunakan adalah skala ordinal. Tabel 3.1. Tabel Bobot Penilaian Kuesioner Tingkat Pengetahuan terhadap Bahan Pangan yang Mengandung Antioksidan No Pertanyaan A B C 1. Apakah Anda mengetahui dan pernah mendengar tentang radikal bebas? 3 2 1 2. Menurut anda, apakah yang dimaksud radikal bebas? 2 1 3 3. Menurut anda, jenis-jenis radikal bebas itu meliputi apa saja? 1 3 2 4. Bagaimana radikal bebas dapat menimbulkan penyakit setahu anda? 3 2 1 5. Apa saja penyakit yang sering disebabkan oleh radikal bebas 2 1 3 6. Apakah anda pernah mendengar dan mengetahui tentang antioksidan? 3 2 1 7. Apakah anda mengetahui bahwa antioksidan dapat menangkal radikal bebas bahkan mencegah penyakit? 3 1 2 8. Menurut anda, apa yang dimaksud dengan antioksidan? 1 2 3 9. Apa saja jenis-jenis zat yang dikatakan antioksidan? 2 3 1 10. Dari mana kita dapat sumber antioksidan dari luar tubuh , menurut anda 3 2 1 11. Menurut anda bagaimana cara antioksidan menangkal radikal bebas dan mecegah penyakit 3 2 1 12. Menurut anda, apa saja yang termasuk antioksidan? 1 3 2 13. Menurut Anda, kandungan apa yang banyak terdapat dalam wortel? 1 3 2 14. Bahan makanan mana yang mengandung vit. E: 3 2 1 15. Bahan makanan mana yang mengandung vit. C 1 2 3 16. Bahan makanan mana yang memiliki kandungan vitamin E paling besar 3 1 2 Universitas Sumatera Utara 17. Bahan makanan mana yang mengandung flavonoid terbesar 2 3 1 18. Kandungan apa yang terdapat dalam tomat 3 2 1 19. Apa saja akibat dari kekurangan vitamin C? 3 2 1 20. Pada fungsi apa saja vitamin A berperan? 3 2 1 2. Perokok Perokok adalah individu yang melakukan akitivitas merokok secara rutin minimal satu batang per hari Qian et al, 2010.Cara ukur yang digunakan adalah penyebaran kuesioner.Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner.Hasil ukur yang didapat menggunakan Indeks Brinkman lama merokok dalam tahun dikalikan rata-rata jumlah rokok yang dihisap per hari adalah sebagai berikut: a. Perokok Ringan : 0-200 b. Perokok Sedang : 200-600 c. Perokok Berat : 600 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003 Skala ukur yang digunakan adalah skala ordinal. 3. Sikap Sikap adalah respon atau reaksi seseorang terhadap penggunaan antioksidan. Cara ukur yang digunakan adalah penyebaran kuesioner.Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner berisi pertanyaan tertutup.Hasil ukur didapat berdasarkan total nilai yang diperoleh dari 12 pertanyaan, masing-masing pertanyaan diberi bobot nilai 3 untuk jawaban sering, nilai 2 untuk jawaban jarang, dan nilai 1 untuk jawaban tidak pernah. Tindakan dapat dikategorikan sebagai berikut: a. Baik : apabila nilai yang diperoleh responden 75 sampai 100 atau total nilai 28-36. Universitas Sumatera Utara b. Cukup : apabila nilai yang diperoleh responden 50 sampai 75 atau total nilai 19-27. c. Kurang : apabila nilai yang diperoleh responden 50 atau total nilai ≤ 18. Skala ukur yang digunakan adalah skala ordinal. Tabel 3.2. Tabel Bobot Nilai Kuesioner Sikap Subjek terhadap Penggunaan Antioksidan No Pertanyaan Sering Jarang Tidak Pernah 1 Apakah anda mengonsumsi buah jambu, pepaya,durian,jeruk, nenas, dan rambutan? 3 2 1 2 Apakah anda mengonsumsi sayur daun singkong, daun katuk, sawi, kol, bayam, tomat? 3 2 1 3 Apakah anda menggunakan kosmetik pelindung kulit yang mengandung antioksidan vitamin E, isoflavon 3 2 1 4 Apakah anda mengonsumsi jagung, kacang kedelai, kacang tanah, kacang almond dan minyak kelapa? 3 2 1 5 Apakah anda mengonsumsi buah alpukat, mangga? 3 2 1 6 Apakah anda mengonsumsi daging, telur, sereal, susu, mentega? 3 2 1 7 Apakah anda mengonsumsi pisang, semangka? 3 2 1 8 Apakah anda mengonsumsi daun pepaya, daun melinjo, wortel, kangkung? 3 2 1 9 Apakah anda mengatur pola makan dengan baik; sarapan, makan siang, dan makan malam? 3 2 1 10 Apakah anda mengonsumsi suplemen multivitamin? 3 2 1 11 Apakah anda mengonsumsi hati sapi, ikan sardin kaleng, ubi jalar, keju? 3 2 1 12 Apakah anda melakukan usaha untuk berhenti merokok? 3 2 1 Universitas Sumatera Utara BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Dokumen yang terkait

Perbandingan Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Stambuk 2014 Dengan Stambuk 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara mengenai Basic Life Support

7 67 65

Perbedaan Tingkat Kekebalan Stres Mahasiswa Reguler Dan Ekstensi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3 65 62

Efektivitas dance/movement therapy Terhadap penurunan tingkat stres Mahasiswa matrikulasi penerimaan mahasiswa baru Fakultas kedokteran universitas sumatera utara 2012 Berdasarkan depression, anxiety and stress scale

14 116 72

Gambaran Perilaku Mahasiswa Dalam Menggunakan Plastik Dan Styrofoam Sebagai Kemasan Makanan Di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tahun 2012

46 185 124

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Angkatan 2008 Terhadap Makanan yang Mengandung Natrium

4 58 63

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok

1 35 74

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara terhadap Dampak Merokok pada Jaringan Lunak Mulut.

1 75 61

Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Pria Perokok Terhadap Bahan Pangan Yang Mengandung Antioksidan Pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

0 0 26

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Radikal Bebas 2.1.1. Definisi Radikal Bebas - Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Pria Perokok Terhadap Bahan Pangan Yang Mengandung Antioksidan Pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

0 2 18

Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Pria Perokok Terhadap Bahan Pangan Yang Mengandung Antioksidan Pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

0 1 13