Tipe Radikal Bebas Sumber Radikal Bebas

Radikal bebas dapat terbentuk in-vivo dan in-vitro secara : 1. Pemecahan satu molekul normal secara homolitik menjadi dua. Proses ini jarang terjadi pada sistem biologi karena memerlukan tenaga yang tinggi dari sinar ultraviolet, panas, dan radiasi ion. 2. Kehilangan satu elektron dari molekul normal 3. Penambahan elektron pada molekul normal Pada radikal bebas elektron yang tidak berpasangan tidak mempengaruhi muatan elektrik dari molekulnya, dapat bermuatan positif, negatif, atau netral Droge, 2002 dalam Arief, 2006.

2.1.3. Tipe Radikal Bebas

Radikal bebas terpenting dalam tubuh adalah radikalderivat dari oksigen yang disebut kelompok oksigen reaktif reactive oxygen speciesROS, termasuk didalamnya adalah triplet 3O2, tunggal singlet1O2, anion superoksida O2.-, radikal hidroksil -OH, nitrit oksida NO-, peroksinitrit ONOO-, asam hipoklorus HOCl, hidrogen peroksida H2O2, radikal alkoxyl LO-, dan radikal peroksil LO-2. Radikal bebas yang mengandung karbon CCL3- yang berasal dari oksidasi radikal molekul organik. Radikal yang mengandung hidrogen hasil dari penyerangan atom H H-. Bentuk lain adalah radikal yang mengandung sulfur yang diproduksi pada oksidasi 4glutation menghasilkan radikal thiyl R-S-. Radikal yang mengandung nitrogen jugaditemukan, misalnya radikal fenyldiazine Proctor, 1984 dan Araujo et. al, 1998 dalam Arief 2006. Tabel 2.1. menunjukkan struktur radikal bebas biologis yang menggangu sel-sel tubuh. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1. Struktur Radikal Bebas Biologis Kelompok Oksigen Reaktif O 2 - Radikal superoksida Superoxide Radical -OH Radikal hidroksil Hydroxyl Radical ROO- Radikal peroksil Peroxyl Radical H 2 O 2 Hidrogen Peroksida Hydrogen peroxide 1 O 2 Oksigen tunggal Single oxygen NO Nitrit oksida Nitric oxide ONOO Nitrit perokside Nitric peroxide HOCl Asam hipoklor Hypochlorous acid Sumber: Arief, 2006

2.1.4. Sumber Radikal Bebas

Radikal bebas dapat berasal dari: 1. Endogen a. Mitokondria Di antara berbagai organel dalam sel, mitokondria adalah tempat utama pembentukan ROS selama proses metabolisme normal. Beberapa studi meyakini bahwa 90 pembentukan ROS dihasilkan di mitokondria Fletcher, 2010. Fosforilasi oksidatif selular mengakibatkan pengurangan univalen oksigen dan pembentukan ROS. Beberapa reaksi enzimatik lain di mitokondria juga berperan dalam reduksi univalen atau divalen O 2 sehingga membentuk O 2 - atau H 2 O 2 . Contohnya, Xantine oksidase dapat menghasilkan O 2 - atau H 2 O 2 saat mengkonversi hypoxantine menjadi xantine sebelum dikonversi menjadi asam urat Vallyathan dan Shi, 1997. b. Mikrosom Universitas Sumatera Utara Mikrosom merupakan tempat kedua terbanyak dalam memproduksi radikal bebas. Pada saat berlangsungnya proses transpor elektron, terbentuk O 2 - dan H 2 O 2 . Autooksidasi dari sitokrom P-450 dan oksidasi dari NADPH oleh NADPH dehidrogenase akan memicu terbentuknya O 2 - . Aktivasi nukleofil melalu proses reduksi oleh flavin monooxygenase system merupakan proses lain terbentuknya ROS di mikrosom Vallyathan dan Shi, 1997. c. Enzim Beberapa enzim dapat memproduksi O 2 - dalam sel. Dalam keadaan hipoksia, oksidasi xantine dan hipoxantine oleh xantine oksidase menghasilkan O 2 - yang akan memicu kerusakan sel. Indole amine dioxgenase, enzim yang umumnya terdapat di jaringan kecuali di hati, terlibat dalam pembentukan O 2 - . Tryptophan dehydrogenase yang terdapat di sel hati juga memproduksi O 2 - ketika bereaksi dengan triptophan Vallyathan dan Shi, 1997. d. Fagosit Fagosit dapat memproduksi ROS dalam perannya melawan mikroorganisme, partikel asing, dan stimulus-stimulus lain. Aktivasi fagosit memicu suatu respiratory burst, yang ditandai dengan peningkatan uptake O 2 , metabolisme glukosa, dan penggunaan NADPH. NADPH-oksidase mengkatalisis reaksi tersebut, dan memicu pembentukan ROS Vallyathan dan Shi,1997. 2. Eksogen a. Obat-obatan Beberapa macam obat dapat meningkatkan produksi radikal bebas dalam bentuk peningkatan tekanan oksigen. Bahan-bahan tersebut bereaksi bersama hiperoksia dapat mempercepat tingkat kerusakan. Termasuk didalamnya antibiotika kelompok quinoid atau berikatan logam untuk Universitas Sumatera Utara aktifitasnya nitrofurantoin, obat kanker seperti bleomycin, anthracyclines adriamycin, dan methotrexate, yang memiliki aktifitas pro-oksidan. Selain itu, radikal juga berasal dari fenilbutason, beberapa asam fenamat dan komponen aminosalisilat dari sulfasalasin dapat menginaktifasi protease, dan penggunaan asam askorbat dalam jumlah banyak mempercepat peroksidasi lemak Proctor, 1984 dan dalam Arief, 2006. b. Radiasi : Radioterapi memungkinkan terjadinya kerusakan jaringan yang disebabkan oleh radikal bebas. Radiasi elektromagnetik sinar X, sinar gamma dan radiasi partikel partikel elektron, photon, neutron, alfa, dan beta menghasilkan radikal primer dengan cara memindahkan energinya pada komponen seluler seperti air. Radikal primer tersebut dapat mengalami reaksi sekunder bersama oksigen yang terurai atau bersama cairan seluler Dorge, 2002 dalam Arief, 2006. c. Asap rokok : Oksidan dalam rokok mempunyai jumlah yang cukup untuk memainkan peranan yang besar terjadinya kerusakan saluran napas. Telah diketahui bahwa oksidan asap tembakau menghabiskan antioksidan intraseluler dalam sel paru in vivo melalui mekanisme yang dikaitkan terhadap tekanan oksidan. Diperkirakan bahwa tiap hisapan rokok mempunyai bahan oksidan dalam jumlah yang sangat besar, meliputi aldehida, epoxida, peroxida, dan radikal bebas lain yang mungkin cukup berumur panjang dan bertahan hingga menyebabkan kerusakan alveoli. Bahan lain seperti nitrit oksida, radikal peroksil, dan radikal yang mengandung karbon ada dalam fase gas. Juga mengandung radikal lain yang relatif stabil dalam fase tar. Contoh radikal dalam fase tar meliput i semiquinone moieties dihasilkan dari bermacam-macam quinone dan hydroquinone. Perdarahan kecil berulang merupakan penyebab yang sangat mungkin dari desposisi besi dalam jaringan paru perokok. Besi dalam bentuk tersebut meyebabkan Universitas Sumatera Utara pembentukan radikal hidroksil yang mematikan dari hidrogen peroksida. Juga ditemukan bahwa perokok mengalami peningkatan netrofil dalam saluran napas bawah yang mempunyai kontribusi pada peningkatan lebih lanjut konsentrasi radikal bebas Dorge, 2002 dan Proctor, 1984 dalam Arief, 2006.

2.1.5. Efek Radikal Bebas dalam Tubuh

Dokumen yang terkait

Perbandingan Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Stambuk 2014 Dengan Stambuk 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara mengenai Basic Life Support

7 67 65

Perbedaan Tingkat Kekebalan Stres Mahasiswa Reguler Dan Ekstensi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3 65 62

Efektivitas dance/movement therapy Terhadap penurunan tingkat stres Mahasiswa matrikulasi penerimaan mahasiswa baru Fakultas kedokteran universitas sumatera utara 2012 Berdasarkan depression, anxiety and stress scale

14 116 72

Gambaran Perilaku Mahasiswa Dalam Menggunakan Plastik Dan Styrofoam Sebagai Kemasan Makanan Di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tahun 2012

46 185 124

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Angkatan 2008 Terhadap Makanan yang Mengandung Natrium

4 58 63

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok

1 35 74

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara terhadap Dampak Merokok pada Jaringan Lunak Mulut.

1 75 61

Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Pria Perokok Terhadap Bahan Pangan Yang Mengandung Antioksidan Pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

0 0 26

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Radikal Bebas 2.1.1. Definisi Radikal Bebas - Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Pria Perokok Terhadap Bahan Pangan Yang Mengandung Antioksidan Pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

0 2 18

Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Pria Perokok Terhadap Bahan Pangan Yang Mengandung Antioksidan Pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

0 1 13