Metode Pengajaran Unsur Pendidikan Anak

7

BAB II TEMBANG DOLANAN

A. Metode Pengajaran

Seni tembang dalam budaya Jawa diajarkan baik melalui jalur pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Di antara jenis tembang Jawa ada yang disebut dengan tembang dolanan. Kata dolanan berasal dari kata dasar dolan yang berarti bermain. Dolanan dapat diberi makna bermain-main. Pengertian tembang dolanan adalah jenis lelagon yang bernuansa santai, bersenang-senang, suka cita, riang gembira dan ringan tanpa beban. Kebanyakan tembang dolanan dinyanyikan oleh anak-anak yang sedang bermain-main. Para pencipta tembang dolanan biasanya amat memahami suasana batin atau aspek psikologis anak kecil. Tingkat kebahasaan dan kandungan pemikirannya dibuat sangat sederhana, mudah dan komunikatif. Tembang dolanan berguna sekali buat proses belajar-mengajar di tingkat taman kanak-kanak. Guru TK yang banyak menguasai tembang dolanan tentu memudahkan dalam kelancaran belajar anak balita. Di antara materi pembelajaran, selama ini tembang dolanan terbukti sangat digemari. Bahkan setelah pulang di rumah pun, anak-anak itu akan unjuk kebolehan di hadapan orang tuanya Diyono, 1996. Metode playing by learning, bermain sambil belajar sebenarnya inheren sudah dilaksanakan oleh para guru TK yang menggunakan materi belajar tembang dolanan. Keasyikan tembang dolanan ini pada perkembangan selanjutnya juga dipakai oleh remaja dan orang tua. Hanya saja, syair-syairnya mesti diubah sesuai dengan usia dan keadaan. Pada intinya suasana riang gembira saja yang masih 8 dipertahankan. Para pengarang Jawa pun sudah paham bahwa tembang dolanan cocok untuk menyampaikan ajaran didaktif yang ringan-ringan saja. Untuk tema besar, berat dan penting umumnya para pujangga lebih suka menggunakan metrum tembang macapat, tembang tengahan dan tembang gedhe.

B. Unsur Pendidikan Anak

Nilai etis filosofis tembang dolanan memang mudah dipahami oleh khalayak umum, orang awam, perserta didik pemula dan anak-anak muda. Ajaran luhur yang dikandung dalam tembang dolanan sering disampaikan secara terbuka dan apa adanya. Tembang dolanan menghindari kata-kata konotatif dan makna simbolik, bahasa sehari-hari dan dekat dengan alam merupakan tema-tema yang menjadi sumber inspirasi para pengarang lagu dolanan. Berbeda sekali dengan topik-topik kontemplatif dan reflektif, para pujangga tentu lebih memilih metrum yang mendukung suasana serius. Khusus untuk tembang-tembang tertentu memang membutuhkan penampilan yang lebih berwibawa. Pengarang-pengarang yang berasal dari kalangan istana memang lebih cenderung untuk memilih tembang-tembang yang mengandung nilai filosofis religius. Hal ini bisa dimaklumi karena istana menjadi panutan dan tuntunan. Contoh tembang-tembang dolanan: Gundhul Pacul Gundhul-gundhul pacul-cul gembelengan Nyunggi-nyunggi wakul-kul sempoyongan Wakul ngglempang segane dadi saratan Wakul ngglempang segane dadi saratan 9 Barat Gedhe Cempe-cempe barata sing gedhe Dak upahi duduh tape Cempa-cempa barata sing dawa Dak upahi duduh klapa Cemper-cemper barata sing banter Dak upahi duduh lemper Bulan Gedhe Bulan bulan gedhe ana santri menek jambe Ceblokna saklining wae Mumpung jembar kalangane Mumpung gedhe rembulane Suraka-surak hiyo Tokung Tokung-tokung wek wek wek Angon bebek pinggir dalan gung Sing ngadhangi Mbok Kaki Mandraguna Dak are-are bebek asetokung-tokung Cublak-cublak Suweng Cublak-cublak suweng Cublak-cublak suweng Suwengi si gulender Mambu katundhung gudel Pak Empong orong-orong Pak Empong orong-orong Sir sir plok kedhele gosong sir sir Sir sir plok kedhele gosong sir sir Tul Jaenak Tul jaenak jae jatul jaidi Kontul jare banyak ndoge bajul kari siji Abang-abang gendera Landa Wetan sithik kuburan mayit Klambi abang nggo tandha mata Wedhak pupur nggo golek dhuwit 10 Lindri Lindri adang telung kathi Lawuhe bothok teri Njur dipenet-net Njur diemplok-plok Ya mak telep-lep Pacak gulu janggreng Adhuh yayi sendhal pancing Kembang Jambu Kembang jambu karuk lintang rina jare esuk jenang tela gethuk omah jaga aran cakruk pitik mabur kuwi manuk Gajah-Gajah Gajah-gajah, kowe takkandhani jah Mata kaya laron kuping ilir amba-amba Kathik nganggo tlale Buntut cilik tansah kopat-kapit Sikil kaya bumbung Sasolahmu megang-megung Te Kate Dipanah Te kate dipanah Dipanah ngisor gelagah Ana manuk ondhe-ondhe Bok sri bombok bok sri kate

E, Dhayohe Teka