22 dalam Wayang Purwa, Sri Widodo 1995 dengan bukunya Gendhing-gendhing
Dolanan, dan Lelagon Langgam, Kroncong, Dhangdhut, Sudibyo Aris 1982 dengan bukunya Mengenal Kesenian Tradisional, Waridi 2004 dengan bukunya
Seni Pertunjukan Wayang, Warih Jati Rahayu 2002 dengan bukunya Puspa Sumekar, Wasista Suryadiningrat 1971 dengan bukunya Gamelan Dance and
Wayang in Jogjakarta dan Wiryah Sastrowiryono 1988 dengan bukunya Bawa Sekar. Masing-masing pakar ini memang mempunyai kontribusi yang sangat berarti
bagi perkembangan seni tembang Jawa.
B. Guru Lagu, Guru Wilangan, Guru Gatra
Metrum atau matra itu keteraturan perbandingan jatuhnya berat ringan suara atau ukuran keajegan jatuhnya tekanan keras suara, dhong-dhing atau guru-lagu.
Suara berat, dhong atau guru itu dalam teori titik irama dinyatakan dengan garis pendek lurus mendatar, dhing atau lagu dinyatakan dengan tanda setengah lingkaran
kecil tengadah. No.
Gamaning sekar Guru gatra ingkang kaping
Katrangan
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
1. Dhandhanggula.
10i 10a 8e
7u 9i
7a 6u 8a 12i 7a
M ac
apa t
a li
t ba
ku
2. Sinom.
8a 8i
8a 8i
7i 8u 7a 8i 12a
– 3.
Asmaradana. 8i
8a 8oe
8a 7a
8a 8a -
- -
4. Kinanthi.
8u 8i
8a 8i
8a 8i
- -
- -
5. Pangkur.
8a 11i
8u 7a
12u 8a 8i -
- -
6. Durma.
12a 7i
6a 7a
8i 5a 7i
- -
-
23 7.
Mijil. 10i
6o 10e
10i 6i
6u -
- -
- 8.
Maskumambang. 12i 6a
8i 8a
- -
- -
- -
9. Pocung.
12u 6a
8i 12a
- -
- -
- -
10. Gambuh. 7u
10u 12i
8u 8o
- -
- -
-
T enga
ha n
11. Megatruh 12u
8i 8u
8i 8o
- -
- -
- 12. Balabak.
12a 3e
12a 3e
12a 3e -
- -
- 13. Wirangrong.
8i 8o
10u 6i
7a 8a
- -
- -
14. Jurudemung. 8a
8u 8u
8a 8u
8a 8u -
- -
15. Girisa. 8a
8a 8a
8a 8a
8a 8a 8a -
- ageng
Guru gatra = jumlah baris
Guru wilangan = jumlah suku kata
Guru lagu = suara akhir vokal
Masing-masing tembang macapat mempunyai sifat dan kegunaan sendiri- sendiri yaitu:
Tembang Pocung, sifatnya: mempunyai makna seenaknya, bersendau gurau. Gunanya: untuk kelakar, teka-teki lucu, petuah.
Tembang Mijil, sifatnya: gandrung-gandrung, prihatin. Gunanya : mengungkapkan rasa prihatin.
Tembang Maskumambang, sifatnya: susah, merana, prihatin. Gunanya : mengungkapkan rasa susah.
Tembang Kinanthi, sifatnya: mengandung makna pengharapan gandrung. Gunanya: mengungkapkan rasa susah karena cinta.
24 Tembang Durma, sifatnya: tegang, marah, dendam. Gunanya : untuk
peringatan, peperangan, menantang. Tembang Asmaradana, sifatnya: sengsem, marah, dendam. Gunanya :
mengungkapkan rasa susah karena cinta. Tembang Pangkur, sifatnya: gandrung, tegang. Gunanya untuk memberi
peringatan. Tembang Sinom, sifatnya: sederhana, susah. Gunanya untuk nasihat,
mengungkapkan rasa susah. Tembang Dhandhanggula, sifatnya: luwes, manis, serba cocok. Gunanya:
untuk nasihat, mengungkapkan rasa sedih, buat permulaan gendhing. Tembang Megatruh, sifatnya: susah, menyesal sekali. Gunanya: untuk
mengungkapkan rasa susah. Tembang Gambuh, sifatnya: menerangkan, men-jelaskan. Gunanya: untuk
mengajar dengan keterangan Subalidinata, 1974. Sedangkan menurut Dewantara 1968 setiap tembang memiliki watak
sebagai berikut : No. Nama.
Tegesipun. Ingkang
nganggit. Watak.
1. Dhandhanggula.
Pangajab manis. Godhong minangka
pepaes. Glali. Dhandhang.
Kanjeng Sunan
Kalijaga. Luwesan; kangge
bebuka, tengah, wekasan
2. Sinom.
Pradapaning godhong asem.
Kanjeng Sunan Giri
Kedaton. Kangge bebuka,
sesorah.
3. Kinanthi.
Kanthi, mbekta. Kanjeng
Sultan Adi Erucakra.
bebuka. asih, tresna, tumrap gandrung,
piwulang.
4. Mijil.
Medal, ngraras ati kawetu.
Sunan Geseng. Bebuka. Prihatos.
25 5.
Pangkur. Buntut.
Murcapada. Gandrung, sereng.
6. Durma.
Sima. Kanjeng
Sunan Bonang.
Galak. yen langkung sereng.
7. Asmaradana.
Kasengsem dana. Kanjeng
Sunan Giri Kedaton.
Nesu. Prihatos. Sesotah; sereng.
8. Maskumambang. Kencana tumimbul.
Kanjeng Sunan
Majagung. Panalangsa utawi
prihatos sanget.
9. Megatruh.
Nerang jawah. Kanjeng
Sunan Giri Parapen.
Priharos utawi getun pungun-pungun.
10. Pocung. Kluwak, pucuk.
Kanjeng Sunan
Gunungjati. Yen gregetipun
kendo. Sasakecanipun.
11. Gambuh. Lanteh.
Natapraja. Wedharing piwulang
ingkang radi sereng.
C. Sifat Watak Tembang Macapat