Kandungan Nilai Luhur KEINDAHAN SENI TEMBANG

4

BAB I KEINDAHAN SENI TEMBANG

A. Kandungan Nilai Luhur

Kebudayaan Jawa telah berusia ribuan tahun. Salah satu bagian dari kebudayaan tersebut adalah kesenian, khususnya seni tembang. Seni tembang dalam budaya Jawa mengandung unsur estetis, etis dan historis. Untuk unsur estetis atau keindahan seni tembang sesuai dengan prinsip-prinsip dasar kesenian pada umumnya, yaitu dulce et utile yang berarti menyenangkan dan berguna. Nilai rekreatif tembang mampu menghibur hati yang sedang sedih, pikiran yang kalut dan suasana yang tegang, sehingga suasana terasa ayem tentrem. Nilai utilitaris tembang yang berkaitan dengan aspek kegunaan dapat dilihat dari praktek ritual dalam masyarakat Jawa. Adanya acara rutin macapatan, panembrama, ura-ura, gegendhingan, sesendhonan dan kehidupan menunjukkan bahwa seni tembang tetap diuri-uri murih lestari. Masyarakat Jawa dalam pergaulan sangat memperhatikan unsur etis atau kesusilaan. Istilah kesusilaan ini sering disebut dengan tata krama, unggah-unggah, budi pekerti, wulangan, wejangan, wedharan, sopan santun, pernatan dan duga prayoga. Begitu pentingnya unsur etis atau susila ini banyak sekali kitab-kitab Jawa yang mengulas secara jelas, tuntas dan tegas. Misalnya Serat Wulangreh, Serat Whedhatama, Serat Tripama, Serat Sanasunu, Serat Panitisastra, Serat Kalatidha dan Serat Sabdajati yang mengandung ajaran budi pekerti luhur. Sastra piwulang karya para pujangga tersebut ditulis dalam bentuk tembang yang hingga kini amat diperhatikan oleh kalangan masyarakat Jawa. Unsur historis 5 tembang terdapat dalam sastra babad. Misalnya Babad Majapahit, Babad Demak, Babad Pajang, Babad Mataram, Babad Kartasura, dan Babad Giyanti. Penulisan sejarah dalam bentuk sastra babad ini menunjukkan bahwa masyarakat Jawa sangat apresiatif terhadap kehidupan masa lampau. Kesadaran sejarah ini dilandasi oleh pemikiran bahwa masa lampau, masa kini dan masa depan merupakan satu kesinambungan yang tak terpisahkan. Sastra babad yang diungkapkan dalam bentuk tembang itu bisa dijadikan referensi bagi generasi penerus sebagai kaca benggala atau cermin kehidupan.

B. Pengembangan Seni