Tabel 3. Banyaknya Perusahaan Industri di Kecamatan Tanjung Morawa, 2012 No
DesaKelurahan Besar Sedang Kecil
Kerajinan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7
01. Medan Sinembah - 2 45
23 70
02. Bandar Labuhan
- - 6
16 22
03. Bangun Rejo
3 3
6 4
16 04.
Aek Pancur -
- -
- -
05. Naga Timbul
- -
3 5
8 06.
Lengau Seprang - -
3 44
47 07.
Sei Merah -
1 1
- 2
08. Dagang Kerawan
- - 1
- 1
09. Tanjung Morawa Pkn -
- 5
15 20
10. Tanjung Morawa A
1 2 24
10 37
11. Limau Manis
1 2
26 51
80 12.
Ujung Serdang 1 1
8 10
20 13.
Bangun Sari 4
14 16
8 42
14. Bangun Sari Baru
1 4 6
10 21
15. Buntu Bedimbar
4 7
15 10
36 16.
Telaga Sari 3
3 5
4 15
17. Dagang Kelambir
1 3
3 50
57 18.
Tanjung Morawa B 23
22 23
26 94
19. Tanjung Baru
3 2
15 32
52 20.
Puden Rejo -
- -
- -
21. Tanjung Mulia
- -
1 -
1 22.
Perdamean -
- 11
15 26
23. Wonosari
- 1 22
12 35
24. Dalu Sepuluh A
- -
3 49
56 25.
Dalu Sepuluh B - -
3 85 88
26. Penara Kebun
- -
- 7
7 Jumlah
47 69 251
486 835
Sumber: BPS, Kecamatan Tanjung Morawa Dalam Angka, 2013
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Banyaknya Tenaga Kerja Yang Bekerja Pada Perusahaan Industri di Kecamatan Tanjung Morawa Menurut Kelompok Industri, 2012
No DesaKelurahan
Besar Sedang Kecil Kerajinan
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7
01. Medan Sinembah - 77 426
59 532
02. Bandar Labuhan
- - - 26
25 03.
Bangun Rejo 498 150 54
23 759
04. Aek Pancur
- -
- -
- 05.
Naga Timbul -
- 29
25 50
06. Lengau Seprang
- - - 66
63 07.
Sei Merah -
64 14 -
80 08.
Dagang Kerawan - -
19 - 17
09. Tanjung Morawa Pkn -
- -
39 38
10. Tanjung Morawa A 1383 146 -
53 1672
11. Limau Manis
407 93 250 255 1004
12. Ujung Serdang
2258 39 -
32 2467 13.
Bangun Sari 1838 723 -
40 2746 14.
Bangun Sari Baru 211 180 88
39 532
15. Buntu Bedimbar
2262 303 101 53
2861 16.
Telaga Sari 1220 70 68
34 1462
17. Dagang Kelambir
430 183 -
111 754
18. Tanjung Morawa B
10779 1260 - 117
12871 19.
Tanjung Baru 2027 126 -
208 2482
20. Puden Rejo
- -
- -
- 21.
Tanjung Mulia -
- - -
- 22.
Perdamean -
- -
46 44 23.
Wonosari - 107
- 53 163
24. Dalu Sepuluh A
1454 101 -
104 1749 25.
Dalu Sepuluh B - -
- 229 220
26. Penara Kebun
- -
- 41 40
Jumlah 24766 3624 1050
1653 32629
Sumber: BPS, Kecamatan Tanjung Morawa Dalam Angka, 2013
Universitas Sumatera Utara
Metode Pengambilan Sampel
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Simple Random Sampling. Pengambilan sampel secara random atau acak dengan
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sampel ditetapkan sebesar 30 orang dari 73
populasi.
Menurut Bailey dalam Hasan 2002 untuk penelitian yang akan menggunakan analisis statistik, ukuran sampel yang paling minimum adalah 30. Selanjutnya
diperkuat oleh pendapat Gay dalam Hasan 2002 bahwa ukuran minimal sampel yang dapat diterima berdasarkan pada metode penelitian yang digunakan dimana
metode deskriptif korelasoinal, minimal sebanyak 30 subjek.
Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung melalui wawancara dengan responden
dengan menggunakan daftar pertanyaan kuisioner yang dibuat terlebih dahulu.
Sedangkan data sekunder merupakan data pelengkap yang diperoleh dari instansi
atau lembaga terkait seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan Deli Serdang, Badan Pusat Penelitian Statistik Provinsi Sumatera Utara, Kantor Kepala Desa
Medan Sinembah serta literature yang berhubungan dengan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
Metode Analisis Data
Untuk menganalisis masalah 1 mengenai pendapatan industri pengerajin sapu ijuk digunakan analisis pendapatan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Total biaya adalah penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variable. Dengan menggunakan rumus:
TC = FC + VC Keterangan:
TC = Total CostTotal biaya Rp
FC = Fixed CostBiaya tetap Rp
VC = Variable CostBiaya variable Rp
Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat ditulis sebagai berikut:
TR = Py.Y Keterangan:
TR = Total Revenue Total penerimaan Rp
Py = Harga jual Rp
Y = Jumlah produksi Batang
Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan total biaya. Pernyataan ini dapat ditulis sebagai berikut:
Pd = TR – TC Keterangan:
Pd = Pendapatan industri pengerajinkeuntungan Rp
TR = Total RevenueTotal penerimaan Rp
TC = Total CostTotal biaya Rp Soekartawi, 1995.
Universitas Sumatera Utara
Untuk menganalisis masalah 2 yaitu secara deskriptif. Dengan mengetahui
kontribusi pendapatan industri sapu ijuk terhadap total pendapatan keluarga di daerah penelitian dengan rumus:
Pendapatan pengerajin sapu ijuk Kontribusi pendapatan =
x 100 Industri sapu ijuk
Total pendapatan keluarga
Keterangan, dengan ketentuan apabila:
Kontribusi pendapatan ≥ 50 Kontribusi dikatagorikan besar
Kontribusi pendapatan ≤ 50
Kontribusi dikatagorikan rendah
Untuk menganalisis masalah 3, 4 dan 5 mengenai pola pemasaran sapu ijuk, kontribusi industri sapu ijuk terhadap penyerapan tenaga kerja lokal dan faktor -
faktor yang menyebabkan usaha sapu ijuk lebih berkembang di daerah penelitian dianalisis secara deskriptif yaitu dengan melihat fakta-fakta yang terjadi di
lapangan.
Defenisi dan Batasan Operasional
Untuk memperjelas dan menghindari kesalah pahaman mengenai pengertian tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat defenisi dan batasan
operasional sebagai berikut: Defenisi
1. Ijuk adalah serat alam yang diperoleh dari batang pohon aren
Arenga pinnata Merr yang digunakan sebagai bahan dasar sapu ijuk.
2. Pengerajin sapu ijuk adalah orang yang bekerja membuat sapu ijuk.
Universitas Sumatera Utara
3. Industri sapu ijuk adalah suatu proses pengolahan ijuk sebagai bahan dasarnya
yang berasal dari pohon aren untuk kemudian menjadi sapu. 4.
Produksi sapu ijuk adalah hasil produksi yang diperoleh dalam sekali proses produksi yang dihitung dalam satuan batang.
5. Harga jual adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen kepada
produsen untuk memperoleh sapu ijuk yang dihitung dalam rupiah. 6.
Biaya produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh pengerajin untuk memperoleh faktor-faktor produksi sapu ijuk yang dihitung dalam rupiah.
7. Kontribusi adalah segala bentuk sumbangan tindakan atau pemikiran yang
bertujuan untuk mewujudkan keinginan bersama. 8.
Kesempatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja 15-64 tahun atau seluruh penduduk dalam suatu Negara yang dapat memproduksi barang atau
jasa jika ada permintaan tenaga kerja mereka dan jika mereka berpartisipasi dalam aktifitas tersebut.
9. Tenaga kerja adalah orang-orang yang bekerja untuk mengelola usahatani.
10. Pendapatan industri sapu ijuk adalah hasil yang diperoleh dari penjualan
produksi sapu ijuk yang diukur dalam rupiah 11.
Pendapatan adalah total penerimaan yang diperoleh pengusaha setelah dikurangi total biaya dalam satuan Rpton per tahun.
12. Penerimaan adalah jumlah produksi dikali dengan harga yang dihitung dalam
Rpton per tahun.
Universitas Sumatera Utara
Batasan Operasional 1.
Sampel adalah industri pengolahan ijuk di Desa Medan Sinembah, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang.
2. Waktu penelitian dilaksanakan pada tahun 2013.
3. Daerah penelitian adalah Desa Medan Sinembah, Kecamatan Tanjung
Morawa, Kabupaten Deli Serdang. 4.
Komoditi penelitian adalah sapu ijuk.
Universitas Sumatera Utara
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PENGERAJIN SAMPEL
Deskripsi Daerah Penelitian a. Luas dan Letak Geografis
Daerah penelitian memiliki luas wilayah sebesar 356 Ha. Jarak Desa Medan Sinembah ke Ibu Kota Kecamatan 7,5 Km, jarak ke Ibu Kota Kabupaten Kota 19
Km, jarak ke Ibu Kota Provinsi 19 Km. Adapun batas-batas wilayah daerah penelitian adalah sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung
Morawa. -
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tadukan Raga Kecamatan STM Hilir.
- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bandar Labuhan Kecamatan Tanjung
Morawa. -
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Ujung Serdang Kecamatan Tanjung Morawa.
b. Jenis Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan merupakan pemanfaatan suatu lahan oleh masyarakat yang terbagi-bagi atas beberapa bentuk kebutuhan hidup dalam skala luas sebagai
bentuk interaksi manusia terhadap lahan. Jenis penggunaan lahan di daerah penelitian dapat dilihat pada table 5 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Penggunaan Lahan Di Desa Medan Sinembah, 2012 No.
Jenis Penggunaan Lahan Luas Ha
Persentase 1.
Permukiman 327,26
91,93 2.
Persawahan 4,50
1,26 3.
Perkebunan 12
3,37 4.
Kuburan 2,20
0,62 5.
Perkantoran 0,04
0,01 6.
Luas Prasarana Umum Lainnya 10
2,81 Sumber: Kantor Kepala Desa, 2013
Dari tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa penggunaan lahan yang terbesar di daerah penelitian adalah untuk permukiman yang memiliki persentase sebesar
91,93 . Sedangkan lahan untuk perkantoran memiliki persentase yang terendah yaitu 0,01 .
c. Pemerintahan Desa
Daerah penelitian dipimpin oleh seorang kepala desa yang bertugas dalam megorganisasi struktur pemerintahan desa yang bertujuan membantu kepentingan
masyarakat yang berhubungan dengan pembangunan desa kepada pemerintahan pusat. Dalam menjalankan kegiatannya, kepala desa dibantu oleh seorang
sekretaris desa, 3 orang kaur kepala urusan, dan seorang bendahara desa.
Universitas Sumatera Utara
d. Keadaan Penduduk
Penduduk merupakan modal dasar pembangunan suatu daerah, karena penduduk mempunyai peran penting sebagai tenaga kerja dan penggerak pembangunan desa.
Bila jumlah penduduk sedikit maka sumber daya alam yang tersedia tidak akan berfungsi dengan baik sesuai keberadaannya.
Berdasarkan data dari Kantor Kepala Desa Medan Sinembah tahun 2012 dapat diketahui bahwa penduduk di Desa Medan Sinembah berjumlah 7.320 jiwa terdiri
dari 1.653 kepala keluarga dengan rincian laki-laki 3.672 jiwa dan perempuan 3.648 jiwa. Data jumlah penduduk tersebut dikomposisikan menurut jenis
kelamin, umur, tingkat pendidikan, mata pencaharian, suku dan agama. i.
Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Berdasarkan data statistik Desa Medan Sinembah tahun 2012 dapat diketahui
bahwa penduduk di Desa Medan Sinembah berjumlah 7.320 jiwa dengan jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki sebanyak 3.672 jiwa 50,16 dan jumlah
penduduk berjenis kelamin perempuan sebanyak 3.648 jiwa 49,84 . Dengan demikian sex rasionya adalah jumlah penduduk laki-laki dibagi dengan jumlah
penduduk perempuan dan dikalikan 100 sehingga diperoleh hasilnya sebesar 101. Hal ini berarti setiap 100 jiwa penduduk berjenis kelamin perempuan maka
terdapat 101 jiwa penduduk berjenis kelamin laki-laki. ii.
Komposisi Penduduk Menurut Umur Komposisi penduduk berdasarkan umur menunjukan angka yang menyatakan
perbandingan antara banyaknya penduduk yang termasuk kelompok usia produktif dan non-produktif. Penduduk usia produktif atau usia kerja yaitu
penduduk yang berusia antara 15-64 tahun dan yang tergolong dalam usia non-
Universitas Sumatera Utara
produktif yaitu penduduk yang berusia antara 0-14 tahun yang merupakan usia rendah atau belum bekerja dan 65 tahun yang merupakan usia lanjut.
Dengan mengetahui jumlah golongan umur ini, dapat diketahui besarnya angka ketergantungan yaitu jumlah rata-rata tanggungan bagi setiap orang usia kerja 15-
64 tahun. Dengan demikian dapat dilihat gambaran suatu daerah dengan tersedianya jumlah usia produktif atau usia kerja dan ketersediaan lapangan
pekerjaan.
Jika jumlah usia produktif atau usia kerja lebih besar dari pada usia non-produktif maka angka ketergantungan terhadap daerah akan rendah dan jika jumlah usia
non-produktif lebih besar dari usia produtif maka angka ketergantungan terhadap daerah akan tinggi. Kemudian dari angka ketergantungan itu akan menentukan
apakah suatu daerah tergolong ke dalam daerah berkembang atau belum berkembang. Adapun komposisi penduduk menurut umur di daerah penelitian
dapat dilihat pada tabel 6 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6. Komposisi Penduduk Desa Medan Sinembah Menurut Umur, 2012 No.
Umur Jumlah Jiwa
Persentase 1.
0-4 653
8,92 2.
5-9 777
10,62 3.
10-14 821
11,22 4.
15-19 711
9,71 5.
20-24 695
9,50 6.
25-29 642
8,77 7.
30-34 631
8,62 8.
35-39 591
8,07 9.
40-44 569
7,77 10.
45-49 449
6,13 11.
50-54 319
4,36 12.
55-59 198
2,70 13.
60-64 98
1,34 14.
65 166
2,27 Sumber: Kantor Kepala Desa, 2013
Tabel 6 menunjukan bahwa penduduk usia produktif adalah penduduk yang terlibat secara aktif dalam kegiatan ekonomi yaitu usia 15-64 tahun sebanyak
4,903 jiwa 66,97 dari seluruh jumlah penduduk di daerah penelitian. Sedangkan penduduk usia non-produktif yaitu usia 0-14 tahun dan di atas 64
tahun sebanyak 2.417 jiwa 33,03 dari seluruh jumlah penduduk di daerah penelitian. Penduduk non-produktif adalah penduduk yang tidak terlibat secara
aktif dalan kegiatan ekonomi. Dari tabel 6 dapat diketahui besarnya angka ketergantungan dependency ratio
adalah jumlah rata-rata tanggungan bagi setiap orang usia produktif yang diperoleh dari perbandingan antara jumlah penduduk usia non-produktif dengan
Universitas Sumatera Utara
usia produktif. Depedency ratio dihitung dengan cara menjumlahkan usia non- produktif 0-14 tahun ditambah 65 tahun ke atas dibagi dengan usia produktif
15-64 tahun dikali dengan 100 , maka hasil yang diperoleh adalah 49 yang artinya setiap 100 orang usia produktif menanggung 49 orang usia non-produktif.
iii. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat. Adanya pendidikan diharapkan mampu mencapai kemajuan dalam bidang peningkatan kesejahteraan dan beban mental yang tradisional
menjadi mental yang seutuhnya yaitu mental pembangunan yang bersifat aktif dan kreatif.
Suatu daerah akan menjadi daerah maju jika terdapat penduduk yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat diwujudkan melalui
pendidikan. Di daerah penelitian memiliki komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan yang dapat dilihat pada tabel 7 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7. Komposisi Penduduk Desa Medan Sinembah Menurut Tingkat Pendidikan, 2012
No. Tingkat Pendidikan
Jumlah Jiwa Persentase
1. TK
292 4,00
2. SD
1377 18,81
3. SMPSederajat
1705 23,29
4. SMASederajat
3448 47,10
5. Perguruan Tinggi
192 2,62
6. BelumTidak Menempuh Pendidikan
306 4,18
Sumber: Kantor Kepala Desa, 2013 Tabel 7 menunjukkan bahwa persentase tingkat pendidikan yang tertinggi di Desa
Medan Sinembah ialah 47,10 yaitu pada tingkat pendidikan SMA, dan yang terendah ada pada perguruan tinggi dengan persentase 2,62 .
iv. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Mata pencaharian adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat untuk kelangsungan hidupnya. Penduduk Desa Medan Sinembah
umumnya bersifat heterogen sehingga dapat menimbulkan berbagai aktivitan dan kegiatan ekonomi. Dalam hal ini penduduk Desa Medan Sinembah tidak terfokus
pada satu mata pencaharian saja melainkan berbagai bentuk mata pencaharian yaitu seperti PNS, karyawan, petani, buruh tani, peternak, pengerajin industry,
pedagang, perawat, pembantu rumah tangga, TNI, Polri, pensiunan PNSTNIPOLRI, pengusaha kecil dan menengah, penjaga keamanan satpam,
tukang bangunan, supir dan lainnya. Untuk mengetahui komposisi penduduk menurut mata pencaharian di daerah penelitian dapat dilihat pada table 8 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8. Komposisi Penduduk Desa Medan Sinembah Menurut Mata Pencaharian
No. Mata Pencaharian
Jumlah Jiwa Persentase
1. PNS
93 1,27
2. Karyawan
417 5,70
3. Petani
146 1,99
4. Buruh Tani
490 6,69
5. Pengerajin Industri
38 0,52
6. Pedagang
26 0,36
7. Peternak
106 1,45
8. Bidan
14 0,19
9. Perawat
5 0,07
10. Pembantu Rumah Tangga
27 0,37
11. TNI
6 0,08
12. POLRI
10 0,14
13. Pensiunan PNSTNIPOLRI
16 0,22
14. Pengusaha Kecil dan Menengah 307
4,19 15.
Dukun Kampung 4
0,05 16.
Tukang Listrik 8
0,11 17.
Tukang Las 10
0,14 18.
Perias Pengantin 6
0,08 19.
Tukang Pangkas 10
0,14 20.
Supir 69
0,94 21.
Tukang Becak 70
0,96 22.
Lainnya 5.433
74,22 Jumlah
7.320 100,00
Sumber: Kantor Kepala Desa, 2013
Universitas Sumatera Utara
e. Sarana Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak pada zaman modern seperti saat ini. Tumbuh dan berkembangnya suatu daerah erat hubungannya dengan tingkat
pendidikan yang terdapat di saerah tersebut. Untuk mencapai daerah yang maju dan berkembang dibutuhkan sarana dan prasarana belajar mengajar guna
meningkatkan kualitas dan mutu sumber daya manusia. Ditinjau dari sarana pendidikan yang ada di daerah penelitian dapat diketahui pada table 9 berikut:
Tabel 9. Sarana Pendidikan Di Desa Medan Sinembah No.
Sarana Pendidikan Unit
1. Play Group
3 2.
TK 4
3. SD
3 4.
SMP 2
5. SMA
1 Jumlah
13 Sumber: Kantor Kepala Desa, 2013
Karakteristik Pengerajin Sampel
Karakteristik petani adalah cirri-ciri yang sangat memperngaruhi aktifitasnya sehari-hari. Karakteristik petani sampel meliputi umur, lama pendidikan dan
jumlah tanggungan.
a. Umur
Umur adalah usia petani sampel yang dihitung dari tanggal lahirnya sampai saat dilakukannya penelitian yang dinyatakan dengan tahun. Responden pada daerah
Universitas Sumatera Utara
penelitian ini berjumlah 30 orang berstatus sebagai pengusaha atau pengerajin sapu ijuk. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, maka diketahui
usia responden yang dapat dilihat pada table 10 berikut:
Tabel 10. Distribusi Responden Menurut Umur di Desa Medan Sinembah No.
Kelompok Umur Tahun Frekuensi
Persentase 1.
20 - 29 1
3,33 2.
30 – 39 6
20,00 3.
40 – 49 16
53,33 4.
50 – 59 7
23,33 5.
60 Jumlah
30 99,99
Sumber: Data diolah dari lampiran 1
Tabel 10 menunjukan distribusi responden menurut kelompok umur pada umumnya berada pada usia produktif. Dari kelompok umur tersebut dapat dilihat
persentase paling besar berada pada usia 40-49 tahun dengan persentase sebesar 53 , sedangkan yang terendah ada pada usia 20-29 tahun yaitu dengan
persentase sebesar 3 .
b. Pendidikan
Pendidikan adalah lamanya proses belajar pada tingkatan tertentu yang ditempuh oleh petani sampel di bangku sekolah yang dinyatakan dengan tahun. Pendidikan
yang ditempuh petani sampel yaitu dari SD sampai perguruan tinggi. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di daerah penelitian, dapat dilihat tingkat
pendidikan responden pada table 11 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 11. Distribusi Responden Di Desa Medan Sinembah No.
Tingkat Pendidikan Frekuensi
Persentase 1.
SD 7
23,33 2.
SMP 15
50,00 3.
SMA 6
20,00 4.
STMSMK 2
6,66 Jumlah
30 99,99
Sumber: Data diolah dari lampiran 1
Dari table 11 dapat diketahui bahwa rata-rata pendidikan yang ditempuh oleh petani sampel di daerah penelitian adalah SMPSederajat dengan persentase
sebesar 50 sedangkan di tingkat SMASTMSMK mempunyai persentase sebesar 26,66 .
c. Jumlah tanggungan
Jumlah tanggungan adalah semua orang yang berada di dalam keluarga atau rumah tangga dan ditanggung oleh kepala keluarga yang dinyatakan oleh jiwa.
Jumlah tanggungan petani sampel di daerah penelitian yaitu dari 0 – 5 jiwa dengan rata-rata 3 jiwa per satu sampel.
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses Pembuatan Sapu Ijuk
Dalam pembuatan sapu ijuk ini dibutuhkan tingkat kesabaran dan ketelitian dari pengerajin sapu ijuk agar menghasilkan kualitas yang baik dan bermutu dengan
tahapan pekerjaan yang teratur dan berlanjut. Adapun teknik pembuatan sapu ijuk di daerah penelitian meliputi:
1. Pengumpulan Bahan
Bahan baku sapu ijuk berasal dari serat ijuk yang dipanen secara ekstraktif dari pohon aren Arenga pinnata Merr. Selain air niranya yang bisa diambil untuk
dijadikan gila merah, lapisan luar dari pohon ini juga bisa dimanfaatkan
sebagai bahan baku pembuatan sapu ijuk. Serat ijuk yang dikenal kuat dan
tahan terhadap serangan raya menjadikan serat ijuk sebagai bahan
baku utama untuk membuat sapu ijuk. Bahan baku ini di dapat dari daerah
sekitar dan juga dari luar desa. Gambar 2: Pohon Aren
Universitas Sumatera Utara
2. Pemilihan dan Penguraian Serat Ijuk
Setelah serat ijuk terkumpul, lalu akan ada pemilihaan atau penguraian serat ijuk sortasi. Hal ini dilakukan untuk
memisahkan serat ijuk yang kurang bermutu dan memilih serat ijuk yang
berkualitas baik yang akan dijadikan sebagai bahan baku sapu ijuk.
3. Pengikatan Serat Ijuk Pada Kepala Sapu