Perumusan masalah Keaslian Judul Tinjauan Kepustakaan

Praktik persekutuan lain yang juga perlu ditangkal adalah tindakan yang dapat atau dimaksudkan untuk mengurangi atau menghindari persaingan. Dalam hal ini yang biasa dilakukan dengan cara: 1. Membagi wilayah pemasaran atau alokasi pasar yang menyebabkan terhambatnya persaingan sehat. 2. Secara langsung atau tidak langsung menetapkan harga yang tidak wajar sehingga menghalangi atau menyingkirkan pesaing. 3. Membatasi atau menghentikan produksi, penjualan atau penyaluran barang atau jasa, yang berakibat menaikkan barang secara tidak wajar. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul: ”Peran Dan Fungsi Perbankan Syariah Dalam Meningkatkan Usaha Mikro Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah”

B. Perumusan masalah

Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: a. Bagaimana peran perbankan syariah dalam meningkatkan usaha mikro ditinjau dari UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah? b. Bagaimana pengaturan pembiayaan usaha mikro diatur dalam UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian mengenai judul di atas adalah agar dapat memecahkan permasalahan yang telah dikemukakan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: Universitas Sumatera Utara 1. Untuk mengetahui peran perbankan syariah dalam meningkatkan usaha mikro ditinjau dari UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. 2. Untuk mengetahui pengaturan pembiayaan usaha mikro dalam UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. D. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan atau faedah penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Secara teoritis

Penulisan ini sebagai bentuk penambahan literatur terhadap pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pengetahuan tentang hal-hal yang berhubungan pemberian kredit perbankan berdasarkan prinsip syariah. b. Secara praktis Secara praktis hendaknya hasil dari penelitian ini dapat memberikan jalan keluar bagi seluruh pihak yang berkepentingan dengan pemberian kredit perbankan dengan sistem syariah.

E. Keaslian Judul

Permasalahan serta tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah hasil dari pemikiran dan ide sendiri yang didasarkan pada referensi dari buku- buku, artikel-artikel, serta informasi dari media cetak maupun elektronik. Dengan demikian dapat di katakan bahwa skripsi ini adalah merupakan karya penulis asli.

F. Tinjauan Kepustakaan

Sistem Ekonomi Islam yang dilandasi dan bersumber pada ketentuan Alquran dan Sunnah berisi tentang nilai persaudaraan, rasa cinta, penghargaan Universitas Sumatera Utara kepada waktu, dan kebersamaan. Adapun sistem ekonomi Islam meliputi antara lain: 1. Mengakui hak milik individu sepanjang tidak merugikan masyarakat. 2. Individu mempunyai perbedaan yang dapat dikembangkan berdasarkan potensi masing-masing. Adanya jaminan sosial dari negara untuk masyarakat terutama dalam pemenuhan kebutuhan pokok manusia . 3. Mencegah konsentrasi kekayaan pada sekelompok kecil orang yang memiliki kekuasaan lebih. 4. Melarang praktek penimbunan barang sehingga mengganggu distribusi dan stabilitas harga. 5. Melarang praktek asosial mal-bisnis. 12 Karnaen Perwaatmadja dan Syafi’i Antonio menyebutkan defenisi bank Islam: ”Bank Islam adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariat Islam, yakni bank yang dalam beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam khususnya yang menyangkut tata bermuamalat secara Islam”. 13 Warkum Sumitro menyebutkan defenisi bank Islam adalah: Bank Islam berarti yang tata cara beroperasinya didasarkan pada tata cara bermuamalah secara Islam, yakni dengan mengacu kepada ketentuan- ketentuan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Di dalam operasionalisasinya bank Islam harus mengikuti dan praktek-praktek usaha yang dilakukan di zaman Rasulullah, bentuk-bentuk usaha yang telah ada sebelumnya tetapi tidak dilarang oleh Rasulullah atau bentuk-bentuk usaha baru sebagai hasil ijithad para ulama yang tidak menyimpang dari ketentuan Al-Qur’an dan Al-Hadist. 14 12 Gita Danupranata, “Ekonomi Islam”, cetakan pertama, 2006, UPFE-UMY, Yogyakarta, hlm. 26-27. 13 Karnaen Perwaatmadja dan Syafi’i Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam, Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta, 1992, hlm. 1-2. 14 Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait , Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm. 35. Universitas Sumatera Utara Dengan diperkenankannya jenis bank berdasarkan prinsip bagi hasil, maka dalam sistim perbankan kita saat itu di samping bank konvensional yang kita kenal selama ini, bank dapat pula memilih kegiatan usaha berdasarkan prinsip bagi hasil. Kegiatan bank berdasarkan prinsip bagi hasil pada dasarnya merupakan perluasan jasa perbankan bagi masyarakat yang membutuhan dan menghendaki pembayaran imbalan yang tidak didasarkan pada sistim bunga, tetapi atas dasar prinsip bagi hasil atau jual beli sebagaimana digariskan syariat Islam. Juga diharapkan akan dapat saling melengkapi dengan lembaga-lembaga keuangan lainnya yang terlebih dahulu dikenal dalam sistim perbankan kita. Uang dan sistim perbankan dirancang untuk memberikan kontribusi yang signifikan bagi pencapaian tujuan-tujuan utama sosio-ekonomi Islam. Berikut ini dikemukakan tujuan dan fungsi dari sistim keuangan dan perbankan syari’ah: 1. Kesejahteraan ekonomi yang menyeluruh berdasarkan full employment dan tingkat pertumbuhan ekonomi optimum. 2. Keadilan sosio-ekonomi dengan pemerataan distribusi pendapatan dan kesejahteraan. 3. Stabilitas dalam nilai uang sehingga memungkinkan dapat dipergunakan sebagai satuan perhitungan, patokan yang adil dalam penangguhan pembayaran dan nilai tukar yang stabil. 4. Mobilitas dan investasi tabungan bagi pembanguan ekonomi dengan aminan pengembalian yang adil dan prospektif. 5. Penagihan yang efektif dari semua jasa dan produk perbankan. 15 Dengan telah adanya Undang-Undang yang mengatur usaha Dunia Industri Kecil, merupakan suatu statemen tentang adanya Dunia Usaha Industri Kecil, sekaligus merupakan peringatan bahwa kehadiran Dunia Industri Kecil begitu penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, karena usaha kecil 15 Iggi H. Achsien, Perspektif Ekonomi Islam, Harian Pikiran Rakyat, 23 November 2002. Universitas Sumatera Utara mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam mewujudkan tujuan pembangunan ekonomi khususnya dan pembangunan Nasional pada umumnya. Sebagaimana diketahui, Indonesia telah mempunyai suatu Undang- Undang yang secara khusus mengatur kegiatan usaha industri kecil, seperti terdapat di Negara tetangga Malaysia yang disebut dengan program Bumi Putra. 16 Definisi dari Industri Kecil Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan. Pemberdayaan Industri Kecil bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan usaha kecil menjadi usaha yang tangguh dan mandiri serta dapat berkembang menjadi usaha menengah dan juga untuk meningkatkan peranan industri kecil dalam pembentukan produk nasional, perluasan kesempatan kerja dan berusaha, meningkatkan ekspor, serta peningkatan dan pemerataan pendapatan untuk mewujudkan dirinya sebagai tulang punggung serta memperkukuh struktur perekonomian nasional. Industri kecil harus memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,-dua ratus juta rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1000.000.000,-satu milyar rupiah, pemiliknya merupakan warga Negara Indonesia, berdiri sendiri dan bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar, atau berbentuk usaha orang perseorangan, badan 16 Sumantoro, Op.Cit hlm. 58 Universitas Sumatera Utara usaha yang tidak berbadan hukum, termasuk koperasi. Adanya keterbatasan modal dan dunia usaha industri kecil, menimbulkan akibat terbatasnya pendapatan, sehingga kemampuan untuk memupuk modal sukar berkembang. Bila ingin membina dan mengembangkan Dunia Usaha Industri Kecil, atau Usaha Kecil maka harus membenahi hal-hal yang menjadi penghambat berkembangnya usaha industri kecil, dan memberikan sarana yang memungkinkan pembinaan dan pengembangan tersebut.

G. Metode Penelitian