keliru bahwa dana tersebut adalah milik masyarakat yang tidak perlu dipertanggunggjawabkan kepada pemerintah.
3. Ketiga, skema kredit program tersebut cenderung tidak mendorong penerapan
dan pengembangan sistem dan mekanisme pembiayaan yang benar dan proporsional, yaitu melalui perbankan atau berbagai sistem dan mekanisme
pembiayaan lainnya yang dikembangkan oleh lembaga keuangan bukan bank.
49
D. Perkembangan Usaha Mikro di Indonesia
Untuk meningkatkan produksi industri kecil tentu saja memerlukan modal dan kadangkala si pengusaha memerlukan modal tambahan. Untuk itu biasanya
pengusaha akan mengjukan kredit yang dapat diajukan kepada BUMN pembina. Adapun tata cara pemberian pinjaman dana Program Kemitraan bagi pengusaha
kecil adalah: 1.
Calon Mitra Binaan menyampaikan rencana penggunaan dana pinjaman dalam rangka pengembangan usahanya untuk diajukan kepada BUMN
Pembina, dengan memuat sekurang-kurangnya data sebagai berikut: a.
Nama dan alamat unit usaha. b.
Nama dan alamat pemilik atau pengurus usaha. c.
Bukti identitas diri pemilik ataau pengurus. d.
Bidang usaha. e.
Izin usaha atau surat keterangan usaha dari pihak yang berwenang.
49
Ibid., hlm.20
Universitas Sumatera Utara
f. Perkembagan kinerja usaha arus kas, perhitungan pendapatanbeban dan
neraca atau data yang menunjukan keadaan keuangan serta hasil usaha. g.
Rencana usaha dan kebutuhan dana. 2.
BUMN pembina melaksanakan evaluasi dan selesai secara langsung atas permohonan yang diajukan oleh calon mitra binaan setelah berkoordinasi
dengan Koordinator BUMN pembina. 3.
Calon mitra binaan yang layak bina, menyelesaikan proses administrasi pinjaman dengan BUMN pembina bersangkutan.
4. Pemberian pinjaman kepada calon mitra binaan dituangkan dalam surat
perjanjiankontrak yang sekurang-kurangnya memuat: a.
Nama dan alamat BUMN pembina dan mitra binaan. b.
Hak dan Kewajiban BUMN pembina dan mitra binaan. c.
Jumlah pinjaman dan peruntukannya. d.
Syarat-syarat pinjaman jangka waktu pinjaman, jadwal angsuran pokok dan bunga.
e. BUMN pembina dilarang memberikan pinjaman kepada calon mitra
binaan yang menjadi mitra binaan BUMN pembina lain. Besarnya bunga pinjaman dana program kemitraan maksimal 12 dua belas persen
pertahun dengan sistem perhitungan bunga efektif. Penggolongan kualitas pinjaman ditetapkan sebagai berikut:
1. Lancar, adalah pembayaran angsuran pokok dan bunga tepat waktu.
2. Kurang lancar, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran
pokok dan atau bunga yang telah melampaui 1 satu hari dan belum melampaui 180 seratus delapan puluh hari dari tanggal jatuh tempo
pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama.
3. Diragukan, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok
dan atau bunga yang telah melampaui 180 seratus delapan puluh hari
Universitas Sumatera Utara
dan belum melampaui 360 tiga ratus enam puluh hari daari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang
telah disetujui bersama.
4. Macet, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan
atau bunga yang telah melampaui 360 tiga ratus enam puluh hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan
perjanjian yang telah disetujui bersama.
50
Peranan Perbankan Nasional perlu ditingkatkan sesuai dengan fungsinya
dalam menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dengan tetap memperhatikan pembiayaan kepada usaha kecil. Sejalan dengan perkembangan
yang terjadi di bidang sosial dan ekonomi, perlu dilakukan penyesuaian kebijakan penyaluran kredit usaha kecil KUK yang didasarkan pada kemampuan masing-
masing bank. Hasil wawancara menyatakan bahwa seluruh responden 100 mendapatkan kredit untuk mengembangkan usahanya dengan proses yang cukup
mudah dan tidak berbelit-belit. Syarat yang diajukan dianggap cukup ringan, sehingga memudahkan pengusaha kecil untuk melakukan pembayaran kredit
mereka. Dalam rangka pemantauan dan keterbukaan atau tranparansi dalam
penyaluran KUK, bank mengumumkan jumlah KUK yang disalurkan tersebut secara periodik kepada masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut, maka
penyesuaian kebijakan KUK dimaksud telah ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia.
Kredit Usaha Kecil atau Industri Kecil adalah kredit atau pembiayaan dari Bank untuk investasi dan atau modal kerja, yang diberikan dalam Rupiah dan atau
Valuta Asing kepada nasabah usaha kecil dengan plafon kredit keseluruhan
50
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
maksimum Rp. 500.000.000,- lima ratus juta rupiah untuk membiayai usaha yang produktif, selanjutnya disebut KUK.
Usaha Kecil atau Industri Kecil adalah usaha yang memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor. 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Sedangkan usaha produktif adalah usaha yang dapat memberikan nilai tambah dalam menghasilkan barang dan atau jasa. Bank
dianjurkan menyalurkan sebagian dananya melalui pemberian KUK. Bank yang melaksanakan pemberian KUK wajib mencantumkan rencana pemberian KUK
dalam Rencana Kerja Anggaran Tahunan Bank, melaporkan pelaksanaan pemberian KUK dalam Laporan Bulanan Bank Umum dan mengumumkan
pencapaian pemberian KUK kepada masyarakat melalui Laporan Keuangan Publikasi.
Bank yang menyalurkan KUK dapat meminta bantuan teknis dari Bank Indonesia. Ketentuan pelaksanaan dalam Peraturan Bank Indonesia telah diatur
dalam Surat Edaran Bank Indonesia. Dalam rangka pelaksanaan tugas pengaturan dan pengawasan bank kepada Bank Indonesia diberikan wewenang untuk
menetapkan peraturan dan perizinan bagi kelembagaan dan kegiatan usaha Bank serta mengenakan sanksi terhadap Bank sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Sejalan dengan perubahan tugas dan fungsi Bank Indonesia, yang hanya
bertugas menjaga setabilitas nilai rupiah, dipandang perlu untuk menyesuaikan pengaturan kredit kepada usaha kecil atau industri kecil yang telah ditetapkan oleh
Bank Indonesia dalam paket Januari 1990 dengan mewajibkan kepada perbankan untuk menyediakan 20 dari total kreditnya kepada usaha kecil atau industri kecil
Universitas Sumatera Utara
dan diubah dengan ketentuan terakhir pada bulan April 1997 menjadi sebesar 22,5 atau 25 dari ekspansi kredit netto.
Perubahan kebijakan tersebut selain dengan memperhatikan tugas dan fungsi Bank Indonesia saat ini, dalam pelaksanaanya juga mempertimbangkan
adanya perbedaan kemampuan dan kebijakan pemberian Kredit Usaha Kecil. Masing-masing Bank dan kebijakan perekonomian yang diarahkan kepada
mekanisme pasar. Dengan memperhatikan hal tersebut, besarnya pemberian KUK setiap Bank diserahakan pada kebijakan dan kemampuan masing-masing Bank.
Dalam hal ini Bank hanya diwajibkan untuk mencantumkan rencana pemberian KUK dalam RKAT serta melaporkan realisasi KUK tersebut melalui mekanisme
Laporan Bulanan Bank Umum. Selain itu, sejalan dengan era keterbukaan dan dalam rangka meningkatkan peran masyarakta dalam pengawasan pelaksanaan
pemberian KUK oleh Bank, Bank diwajibkan mencantumkam rencana pemberian KUK dalam RKAT dan mengumumkan pencapaian pemberian KUK kepada
masyarakat. Dalam rangka membantu program Pemerintah, Bank dianjurkan tetap
menyediakan sebagian kredit untuk disalurkan kepada usaha kecil atau industri kecil. Rencana Kerja Anggaran Tahunan adalah rencana kegiatan dan anggaran
tahunan dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor: 27117KEPDIR tanggal 25 Januari 1995 tentang Penyampaian Rencana Kerja Bank dan laporan
Pelaksanaannya. Mengingat kemampuan dan kebijakan bank dalam pemberian
Universitas Sumatera Utara
KUK berbeda maka besarnya rencana pemberian KUK yang dicantumkan dalam RKAT disesuaikan dengan kondisi masing-masing bank.
51
Dalam hal terjadi perubahan rencana pemberian KUK dalam RKAT perubahan tersebut hendaknya disertai dengan alasan dan wajib disampaikan
kepada Bank Indonesia. Tata cara penyampaian laporan pelaksanaan pemberian dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam peraturan Bank Indonesia Nomor:
221PBI2000 tanggal 19 September 2000 tentang Pedoman Penyusun Laporan Bulanan Bank Umum.
Dalam rangka transparansi kepada masyarakat, Bank diwajibkan mengumumkan pencapaian pemberian KUK dalam media massa bersamaan
dengan pengumuman laporan Keuangan Publikasi dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor: 3140KEPDIR tanggal 9 Januari 1998 tentang Laporan
Keuangan Publikasi. Dengan adanya keinginan Pemerintah untuk menyalurkan Kredit kepada Industri Kecil atau Usaha Kecil dibidang Sektor Pertanian,
Perikanan dan Kelautan, Koperasi, Kehutanan, Perindustrian dan Perdagangan di nilai positif oleh masyarakat.
Program kredit untuk Industri Kecil atau Usaha Kecil merupakan peluang baik untuk para Petani dan Nelayan serta sektor Dunia Industri Kecil dan Usaha
Menengah lainnya untuk mengembangkan usahanya, baik dibidang Pertanian, Perikanan, dan Perkebunan yang selama ini hanya berkembang dengan sendirinya.
Di samping itu selama ini Petani dan Nelayan berkembang sendiri tanpa mendapat perhatian yang serius dalam pemberian dan penerimaan kredit bagi para Petani
51
Peraturan Bank Indonesia No. 221PBI2000 Tanggal 19 September Tahun 2000 Tentang Pedoman Penyusun Laporan Bulanan Bank Umum.
Universitas Sumatera Utara
dan Nelayan, oleh karena itu pihak Bank harus benar-benar meneliti para Kreditur, apakah Kreditur itu benar-benar Petani dan Nelayan atau Sektor Industri
yang dimaksud. Harus diantisipasi munculnya Petani berdasi ketika pihak Bank akan
mengucurkan Kredit terhadap Petani dan Nelayan. Karena itu pihak Bank harus benar-benar mengseleksi, sebab dikhawatirkan adanya suatu permainan yang akan
dapat terjadi dipimpinan-pimpinan Koprasi yang mengatasnamakan Petani dan Nelayan.
Peran aktif dari Kepala Desa, Lurah, dan Camat sangat dibutuhkan untuk melegitimasi Nelayan dan Petani. Demikian juga halnya dengan Dinas-Dinas
yang bersangkutan sehingga pemberian Kredit kepada Petani dan Nelayan betul- betul dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh Petani dan Nelayan yang
membutuhkan. Bank sebagai penjamin, kalau masih juga menggunakan Jaminan Sertifikat atau benda bergerak dan tidak bergerak, itu sama saja menggagalkan
program Pemerintah, karena belum tentu bot yang dimiliki para Nelayan memiliki surat-surat.
Pembinaan dan pengembangan terhadap Dunia Industri Kecil dilakukan oleh pemerintah, Dunia Usaha dan Masyarakat baik secara sendiri-sendiri maupun
dengan bersama-sama dan dilakukan secara terarah dan terpadu, secara berkesinambungan untuk mewujudkan Usaha kecil yang tangguh dan mandiri,
serta dapat berkembang, menjadi usaha menengah atau usaha besar.
52
Pembinaan dan pengembangan kepada Dunia Industri Kecil atau Usaha Kecil dilaksanakan
52
Lihat Kompas, Senin 26 November 2007 “Kinerja UMKM Masih Lemah”, hlm. 19.
Universitas Sumatera Utara
dengan memperhatikan klasifikasi dan tingkat perkembangan dari Dunia Industri Kecil atau Usaha Kecil.
Pemerintah telah pula mengeluarkan Paket Kebijakan baru yang tertuang dalam Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2007 yang antara lain menyatakan bahwa
Pemerintah akan memperkuat sistem penjaminan kredit bagi Usaha Mikro Kecil menengah, di antaranya mempercepat penerbitan Sertifikat Tanah bagi Usaha
Mikro Kecil dan Menengah.
53
E. Pengaturan Pembiayaan Usaha Mikro dalam UU No. 21 Tahun 2008