Jumlah Daun helai Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) terhadap Pupuk Kalium dan Pupuk Organik Cair

24 terendah terdapat pada perlakuan K0C2 yaitu sebesar 37. 03 cm. Hubungan antara dosis pemberian pupuk kalium dengan tinggi tanaman dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1. Hubungan antara tinggi tanaman 7 MST dengan dosis pupuk kalium.

2. Jumlah Daun helai

Data pengamatan jumlah daun pada pengamatan 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 minggu setelah tanam MST dapat dilihat pada lampiran 13, 15, 17, 19, 21, dan 23 sedangkan hasil analisis statistik dengan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 14, 16, 18, 20, dan 24. Dari hasil sidik ragam tersebut dapat dilihat bahwa perlakuan Kalium K berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun pada umur 2,3,4,5,6 dan 7MST. Pada perlakuan pupuk organik cair C berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pada umur 2, 6 dan 7 MST dan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun pada pengamatan 3, 4 dan 5 MST. Sedang kombinasi perlakuan kalium dan pupuk organik cair berpengaruh tidak nyata terhadap parameter jumlah daun pada umur 2,3, 4, 5, 6 dan 7 MST. Jumlah daun pada perlakuan Kalium dan pupuk organik cair pada pengamatan 2, 3, 4, 5,6 dan 7 MST dapat dilihat pada Tabel 2. y = -2.0739x 2 + 7.481x + 37.976 R 2 = 0.982 35.000 37.000 39.000 41.000 43.000 45.000 47.000 49.000 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 Dosis Pupuk Kalium g T in g g i T a n a m a n c m Universitas Sumatera Utara 25 Tabel 2. Jumlah daun pada perlakuan Kalium dan pupuk organik cair pada pengamatan 2, 3, 4, 5,6 dan 7 MST Perlakuan Minggu Setelah Tanam MST 2 3 4 5 6 7 Pupuk Organik Cair C0 10.88b 15.25 17.10 21.10 22.66b 21.25c C1 9.96d 13.75 16.04 20.06 21.92b 22.56bc C2 10.33c 14.81 16.71 20.40 21.98b 23.63b C3 13.10a 16.38 17.23 21.54 30.72a 31.29a Kalium K0 10.94 14.50 15.54 19.58 23.21 21.75 K1 11.04 15.17 16.92 21.33 25.23 24.54 K2 11.21 15.54 17.58 20.50 23.71 28.25 K3 11.08 14.98 17.04 21.69 25.13 24.19 Interaksi K0C0 10.58 13.58 14.25 18.50 22.75 22.25 K0C1 10.42 14.17 15.17 19.50 23.08 21.67 K0C2 10.17 14.67 16.08 19.33 18.42 20.08 K0C3 12.58 15.58 16.67 21.00 28.58 23.00 K1C0 9.50 13.92 15.00 17.67 20.32 15.98 K1C1 10.08 14.50 15.83 19.17 21.00 21.25 K1C2 11.33 15.67 18.00 23.67 26.58 26.75 K1C3 13.25 16.58 18.83 24.83 33.03 34.17 K2C0 11.17 16.17 18.50 21.08 22.58 26.00 K2C1 10.83 13.25 17.58 23.42 24.00 28.42 K2C2 10.58 15.25 17.25 18.75 18.25 24.58 K2C3 12.25 17.50 17.00 18.75 30.00 34.00 K3C0 12.25 17.33 20.67 27.17 25.00 20.75 K3C1 8.50 13.08 15.58 18.17 19.58 18.92 K3C2 9.25 13.67 15.50 19.83 24.65 23.08 K3C3 14.33 15.83 16.42 21.58 31.27 34.00 Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5. Dari Tabel 2. dapat dilihat bahwa pada pengamatan 7 MST, jumlah daun tertinggi pada perlakuan dosis pupuk kalium adalah perlakuan K2 dengan jumlah daun 28.25 helai yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya dan yang terendah terdapat pada perlakuan K0 yaitu dengan jumlah daun 21.75 helai. Pada perlakuan pupuk organik cair, konsentrasi yang terbaik untuk parameter jumlah daun 7 MST terdapat pada perlakuan C3 yaitu 31.29 helai dan yang terendah terdapat pada perlakuan C0 dengan jumlah daun 21.25 helai. Perlakuan interaksi antara dosis pupuk kalium dengan konsentrasi pupuk organik cair, Universitas Sumatera Utara 26 menunjukkan bahwa jumlah daun tertinggi terdapat pada perlakuan K1C3 yaitu 34.17 yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya dan yang terendah terdapat pada perlakuan K1C0 yaitu sebesar 15.98 helai. Hubungan antara konsentrasi pupuk organik cair dengan parameter jumlah daun pada pengamatan 7 MST dapat dilihat pada gambar 2. . Gambar 2. Hubungan antara parameter jumlah daun pada pengamatan 7 MST dengan konsentrasi pupuk organik cair.

3. Jumlah Umbi per Rumpun siung