d. Pelicin
Ditambahkan untuk meningkatkan daya alir granul-granul pada corong pengisi, mencegah melekatnya massa pada punch dan die, mengurangi pergesekan
antara butir-butir granul, dan mempermudah pengeluaran tablet dari die. Bahan pelicin yaitu : metalik stearat, talk, asam stearat, senyawa lilin dengan titik lebur
tinggi, amilum maydis Soekemi, dkk, 1987.
2.4.4 Uji Preformulasi
Sebelum dicetak menjadi tablet, massa granul perlu diperiksa apakah memenuhi syarat untuk dapat dicetak. Preformulasi ini menggambarkan sifat massa
sewaktu pencetakan tablet, meliputi waktu alir, sudut diam dan indeks tap. Pengujian waktu alir dilakukan dengan mengalirkan massa granul melalui
corong. Waktu yang diperlukan tidak lebih dari 10 detik, jika tidak maka akan dijumpai kesulitan dalam hal keseragaman bobot tablet. Hal ini dapat diatasi dengan
penambahan bahan pelicin Cartensen, 1977 . Pengukuran sudut diam digunakan metode corong tegak, granul dibiarkan
mengalir bebas dari corong ke atas dasar. Serbuk akan membentuk kerucut, kemudian sudut kemiringannya diukur. Semakin datar kerucut yang dihasilkan, semakin kecil
sudut diam, semakin baik aliran granul tersebut Voigt, 1995. Indeks tap adalah uji yang mengamati penurunan volume sejumlah serbuk
atau granul akibat adanya gaya hentakan. Indeks tap dilakukan dengan alat volumenometer yang terdiri dari gelas ukur yang dapat bergerak secara teratur keatas
dan kebawah. Serbuk atau granul yang baik mempunyai indeks tap kurang dari 20 Cartensen, 1977.
Universitas Sumatera Utara
2.4.5 Evaluasi Tablet
a. Kekerasan tablet
Ketahanan tablet terhadap goncangan saat pengangkutan, pengemasan dan peredaran bergantung pada kekerasan tablet. Kekerasan yang lebih tinggi
menghasilkan tablet yang bagus, tidak rapuh tetapi ini mengakibatkan berkurangnya porositas dari tablet sehingga sukar dimasuki cairan yang mengakibatkan lamanya
waktu hancur. Kekerasan dinyatakan dalam kg tenaga yang dibutuhkan untuk memecahkan tablet. Kekerasan untuk tablet secara umum yaitu 4-8 kg, tablet hisap
10-20 kg, tablet kunyah 3 kg Soekemi, dkk, 1987. Kekerasan tablet dipengaruhi oleh perbedaan massa granul yang mengisi die pada saat pencetakan tablet dan
tekanan kompressi. Selain itu, berbedanya nilai kekerasan juga dapat diakibatkan oleh variasi jenis dan jumlah bahan tambahan yang digunakan pada formulasi. Bahan
pengikat adalah contoh bahan tambahan yang bisa menyebabkan meningkatnya kekerasan tablet bila digunakan terlalu pekat Lachman, dkk, 1994.
b. Friabilitas
Tablet mengalami capping atau hancur akibat adanya goncangan dan gesekan, selain itu juga dapat menimbulkan variasi pada berat dan keseragaman isi tablet.
Pengujian dilakukan pada kecepatan 25 rpm, menjatuhkan tablet sejauh 6 inci pada setiap putaran, dijalankan sebanyak 100 putaran. Kehilangan berat yang dibenarkan
yaitu lebih kecil dari 0,5 sampai 1 Lachman, dkk, 1994. Kerenyahan tablet dapat dipengaruhi oleh kandungan air dari granul dan produk akhir. Granul yang sangat
kering dan hanya mengandung sedikit sekali persentase kelembapan, sering sekali
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan tablet yang renyah daripada granul yang kadar kelembapannya 2 sampai 4 Lachman, dkk, 1994.
c. Waktu hancur
Waktu hancur yaitu waktu yang dibutuhkan tablet pecah menjadi partikel- partikel kecil atau granul sebelum larut dan diabsorpsi. Menyatakan waktu yang
diperlukan tablet untuk hancur di bawah kondisi yang ditetapkan dan lewatnya seluruh partikel melalui saringan mesh-10 Lachman, dkk, 1994. Hancurnya tablet
tidak berarti sempurna larutnya bahan obat dalam tablet. Tablet memenuhi syarat jika waktu hancur tablet tidak lebih dari 15 menit Soekemi, dkk, 1987. Kebanyakan
bahan pelicin bersifat hidrofob, bahan pelicin yang berlebihan akan memperlambat waktu hancur. Tablet dengan rongga-rongga yang besar akan mudah dimasuki air
sehingga hancur lebih cepat daripada tablet yang keras dengan rongga-rongga yang kecil Soekemi, dkk, 1987.
d. Kadar zat berkhasiat
Untuk mengevaluasi kemanjuran suatu tablet, jumlah obat dalam tablet harus dipantau pada setiap tablet atau batch, begitu juga kemampuan tablet untuk
melepaskan zat atau obat yang dibutuhkan harus diketahui Lachman, dkk, 1994. Persyaratan kadar berbeda-beda, dan tertera pada masing-masing monografi masing-
masing bahan obat. e.
Keseragaman sediaan Dapat ditentukan dengan salah satu dari dua metode :
- Keseragaman bobot dilakukan terhadap tablet yang 50 bahan aktifnya lebih
besar atau sama dengan 50 mg.
Universitas Sumatera Utara
- Keseragaman kandungan dilakukan terhadap tablet yang 50 bahan aktifnya
kurang dari 50 mg Ditjen POM,1995. f.
Disolusi Yaitu larutnya obat dalam cairan pencernaan yang berhubungan langsung
dengan efikasi kemanjuran dari tablet dan perbedaan bioavailabilitas dari berbagai formula Lachman, dkk, 1994. Disolusi adalah suatu proses larutnya zat
aktif dari suatu sediaan dalam medium. Hal ini berlaku untuk obat-obat yang diberikan secara oral dalam bentuk padat seperti tablet, kapsul, atau suspensi. Agar
suatu obat dapat diabsorbsi, mula-mula obat tersebut harus larut dalam cairan pada tempat absorbsi. Suatu obat yang diberikan secara oral dalam bentuk tablet atau
kapsul tidak dapat diabsorbsi sampai partikel-partikel obat tersebut larut dalam cairan pada suatu tempat dalam saluran lambung-usus Ansel, 1989. Cara
pengujian disolusi tablet dan kapsul, juga persyaratan yang harus dipenuhi dinyatakan dalam masing-masing monografi obat. Yang diukur adalah jumlah zat
berkhasiat yang larut dalam satu satuan waktu dengan alat dissolution tester Soekemi, dkk, 1987.
2.5 Spektrofotometri Ultraviolet