Keterangan : F1 = Formula kaplet asam mefenamat dengan konsentrasi amilum solani 2
F2 = Formula kaplet asam mefenamat dengan konsentrasi amilum solani 4 F3 = Formula kaplet asam mefenamat dengan konsentrasi amilum solani 6
F4 = Formula kaplet asam mefenamat dengan konsentrasi amilum solani 8 F5 = Formula kaplet asam mefenamat dengan konsentrasi Primojel 4
F6 = Formula kaplet asam mefenamat dengan konsentrasi amilum manihot 10
Menurut USP XXVI 2003 kaplet asam mefenamat mengandung asam mefenamat tidak kurang dari 90,0 dan tidak lebih dari 110,0 dari jumlah yang
tertera pada etiket. Dari hasil penetapan kadar kaplet asam mefenamat, dimana kadar kaplet F1 amilum solani 2 sebesar 100.58, F2 amilum solani 4 sebesar
103.41, F3 amilum solani 6 sebesar 102.63, F4 amilum solani 8 sebesar 106.29, F5 Primojel 4 sebesar 102.18, dan F6 amilum manihot 10 sebesar
100.26 terlihat bahwa kadar tablet yang diperoleh bervariasi, tetapi kadar tersebut masih memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam USP XXVI 2003. Kadar asam
mefenamat dalam kaplet berkisar antara 100.26 sampai 106.29.
4.3.2 Keragaman Bobot
Dari tabel 5 di bawah ini dapat dilihat bahwa keragaman bobot kaplet asam mefenamat berkisar antara 99.36 hingga 101.07 dengan simpangan baku relatif
antara 0.04 - 0.10. Berdasarkan hal tersebut, maka keragaman bobot dari kaplet asam mefenamat memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Farmakope Indonesia
edisi IV 1995 yaitu jika jumlah zat aktif dalam masing-masing dari 10 satuan sediaan terletak antara 85.0 hingga 115.0 dari yang tertera pada etiket, atau jika
simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 6.0. Dilihat berdasarkan hasil simpangan baku relatifnya, maka dapat disimpulkan bahwa kaplet yang tercetak
memiliki keragaman bobot yang baik. Menurut Lachman dkk. 1994 terdapat tiga
Universitas Sumatera Utara
faktor yang mempengaruhi keseragaman isi kaplet, yaitu tidak seragamnya distribusi bahan obat pada pencampuran bubuk atau granulasi. pemisahan dari campuran bubuk
atau granulasi selama proses pembuatan dan penyimpangan berat kaplet.
Tabel 5. Data Hasil Evaluasi Kaplet
4.3.3 Kekerasan Kaplet
Hasil uji kekerasan seperti yang terlihat pada tabel 5. menunjukkan bahwa kekerasan semakin meningkat dengan meningkatnya konsentrasi amilum solani yang
ditambahkan pada kaplet hingga pada konsentrasi 8. yaitu F1F2F3F4. Hal ini disebabkan karena kuatnya ikatan granul membentuk kaplet sehingga kaplet menjadi
lebih keras. Namun pada uji kekerasan yang dilakukan pada F6, hasil yang diperoleh adalah 3.40 sehingga pada pengujian ini kaplet pada F6 tidak memenuhi syarat,
karena menurut Parrot 1971, kekerasan kaplet akan memenuhi syarat pada rentang 4-8 kg. Hal ini terjadi karena kandungan pati dari amilum manihot dan amilum solani
Formula Jenis Evaluasi Kaplet
Kekerasan kg
Waktu Hancur menit
Friabilitas Keragaman Bobot
Kadar Simpangan
Baku Relatif F1
4.25 ± 1.41 19.65±2.66
0.74 99.36±0.53
0.10 F2
4.69 ± 2.30 26.67±6.73
0.74 100.60±0.40
0.08 F3
4.85 ± 1.81 37.53±3.59
0.49 100.19±0.21
0.04 F4
5.10 ± 2.11 46.89±6.14
0.16 99.95±0.43
0.08 F5
4.05 ± 0.43 19.12±7.08
0.82 100.71±0.51
0.10 F6
3,40 ± 1.07 60.21±0.16
0.91 101.07±0.27
0.05
Universitas Sumatera Utara
tidaklah sama. Hasil yang menunjukkan nilai yang hampir sama dengan bahan pembanding Primojel adalah konsentrasi amilum solani sebanyak 2 yaitu F2.
Kekerasan Tablet
4.25 4.69
4.85 5.1
4.05 3.4
1 2
3 4
5 6
F1 F2
F3 F4
F5 F6
Formula
K e
k e
ra s
a n
K g
Gambar 8. Kekerasan Kaplet dengan Jenis dan Persentase Bahan Pengembang yang Berbeda
4.3.4 Waktu Hancur