4.2. Karakteristik Masyarakat Kota Medan Yang Berobat Ke Penang Malaysia Karakteristik Informan I
1. Nama
: N.Sitepu 2.
Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Alamat :JL.Harapan No 24.Medan
4. Umur
: 55 Tahun 5.
Pekerjaan : PNS Pegawai Negeri Sipil dan Petani Jeruk
6. Penghasilan
: 2000.000,00 7.
Jumlah Tanggungan :2 orang
8. Pendidikan
:SMU 9.
Penyakit yang dialami : Struk dan Ginjal
10. Berapa kali berobat ke Penang : 3 kali yaitu: pertama. chek up dan operasi, kedua
chek up dan terapi, ketiga chek up dan terapi.
Biaya yang sudah dikeluarkan selama masa pengobatan adalah pada waktu berobat di rumah sakit Bina Kasih = 14.000.000,00 selama 1 bulan rawat inap di kelas VIP dan di
rumah sakit Herna = 1.500.000,00 selama 1 minggu di kelas III. Sedangkan biaya yang sudah di keluarkan untuk berobat di Rumah Sakit Penang
Malaysia operasi ginjal = 32.000.000,00, obat dan penginapan 6.500.000,00 pesawat pulang pergi untuk 3 orang 850.000,00 x 3 = 2.550.000,00 =7.560.000,00. Kemudian
chek-up dan terapi = 1.500.000,00 x 3 = 4.500.000,00. Yang menganjurkan Bapak N Sitepu berobat ke Rumah Sakit di Penang adalah dari adek ipar beliau .
Pengalaman Bapak N sitepu pada saat berobat di Rumah Sakit di Medan Bina Kasih
baik karena pada saat itu anak perempuan beliau bekerja sebagai perawat di rumah sakit tersebut maka waktu beliau sakit pertama kali dibawa ke rumah sakit Bina Kasih dan di
Universitas Sumatera Utara
tempatkan di Ruangan VIP dan langsung ditangani, kalau di rumah sakit Herna, Bapak N
Sitepu berkata: “ waktu dari Rumah Sakit Bina Kasih saya gak sembuh juga lalu anak-
anak saya bawa masuk ke rumah sakit Herna tapi disana juga tidak mendapat kepastian malah saya hanya di Infus selama seminggu tidak
ada penangan dari dokter sama sekali. Pada saat berobat di Rumah sakit Bina Kasih prosesnya cepat mungkin karena anak bapak N sitepu
bekerja sebagai perawat di sana sedangkan di Herna saya mesti menunggu 2 jam dalam keadaan sakit dan tidak bisa apa-apa alasannya
tidak ada ruangan”.
Pada saat berobat di Rumah sakit di Penang yaitu di rumah sakit Adventis “saya tidak menunggu lama untuk mendaftar cukup 5 menit langsung
diperiksa siap itu kata dokternya saya sakit struk dan ginjal tetapi waktu berobat, tap kata dokternya waktu di Rumah sakit di Medan banyak
obat yang sudah di makan dan kualitas obatnya tidak bagus juga tidak sesuai dengan dosis obat dengan sakit yang di derita saya derita jadi
obat dan cairan infus waktu berobat di rumah sakit waktu itu semuanya dikeluarkan semuanya barulah di operasi ginjal selama 2 minggu,
Kemudian saya disarankan dokter untuk kembali berobat di Penang untuk chek up dan terapi. Fasilitas Rumah Sakit Advent sangat baik
disana pasiennya itu benar-benar dibuat nyaman serasa berada di rumah sendiri pelayanan yang baik dan dokter yang berkualitas
membuat saya percaya untuk tetap memilih berobat ke Penang saja apalagi trauma yang saya alami waktu berobat di Herna akibat
malpraktek dan salah pemberian obat”.
Universitas Sumatera Utara
Karakteristik Informan 2
1. Nama : Heldawati
2. Jenis Kelamin : perempuan
3. Alamat :JL.Pasar Merah Gg Pendidikan no 2 Medan
4. Umur : 40 tahun
5. Pekerjaan : Pengusaha Salon Kecantikan
6. Penghasilan :+7.500.000,00
7. Jumlah Tanggungan : 1 orang
8. Pendidikan : Sekolah Kecantikan
9. Penyakit yang dialami : Cedera Mata
10. Berapa kali berobat ke Penang : 3 kali yaitu: 1. Berobat
2. Check Up sekalian beli obat lagi 3. Tes kesehatan sekalian beli obat lagi.
Biaya yang dikeluarkan ibu Heldawati adalah Klinik mata Yose sekali berobat
dengan obat Rp.685.000, tiap berobat naek seratus ribu sebanyak 10 kali berobat
.
Biaya yang sudah di keluarkan untuk berobat di Rumah Sakit Penang Malaysia
pertama kali berobat kena sekalian obat kena 3.500.000,-chek up kena
150.000,- 0bat 350.000,-dan yang menganjurkan berobat ke Rumah Sakit di Penang dari adek iparnya.
“Aku pertama kali berobat ke klinik mata Yose, kemudian kata dokternya sakit mataku karena katarak jadi makan obat dulu jika
sakitnya tidak menunjukkan kemajuan sedikitpun baru dioperasi. Tapi
Universitas Sumatera Utara
yang membigungkan aku tiap berobat biayanya naek sebanyak 100.000,- alasannya karena obat yang diberikan kepada saya bagus
kualitasnya kemudian saya merasa kok ada yang tidak benar karena sakit mata saya tidak kunjung sembuh-sembuh berair terus, karena saya
takut dan biaya yang begitu mahal kata adik iparku, mengusulkan untuk berobat ke Penang karena kemaren adik ipar aku juga berobat di
sana karena sakit jantung beliau mengusulkan untuk berobat ke Rumah Sakit Advent di Penang sekalian chek up adik ipar aku biar sama-sama
perginya. Setelah mendaftar selama 5 menit saya langsung diagnosa bahwa mata saya sakit akibat cedera karena pernah jatuh sekitar 20
tahun lalu sehingga mata saya luka dan membengkak pada saraf kornea mata. Cuma di kasih obat saja dan berobat sebanyak 3 kali
berobat mata saya sudah tidak berair lagi. jadi saya kesana bolak balik sekedar chek up mata sekalian beli obat aja. Malah kalo saya hitung-
hitung pun berobat di sana jauh lebih murah daripada berobat di Medan
”.
Karakteristik Informan 3
1. Nama : Zaidar
2. Jenis Kelamin : perempuan
3.Alamat :JL.Medan Area Gg Rahayu no 21 A. Medan
4. Umur : 43 Tahun
5. Pekerjaan : PNS Pegawai Negeri Sipil
6. Penghasilan :+ 2..300.0000,00
7. Jumlah Tanggungan : 2 orang
8. Pendidikan : Sarjana Pendidikan
9. Penyakit yang dialami : Kelenjer Leher, Hipertensi, kolesterol, jantung,
10. Berapa kali berobat ke Penang : 3 kali yaitu: 1. Operasi kelenjer leher
2. Check Up 3. Berobat hipertensi, kolesterol.jantung
Universitas Sumatera Utara
4. Ambil obat, kontrol
Pertama kali berobat di Rumah Sakit IBNU SALEH , Dr.Budi spesialis kelenjer Patologi biayanya sebanyak 4.500.000,-. Biaya yang sudah di keluarkan untuk berobat
di Rumah Sakit Penang Malaysia adalah operasi kelenjar = Rp.4.000.000,-.chek up = Rp.750.000,-.berobat =2.500.000,-ambil obat control= 800.000, yang menganjurkan
berobat ke Rumah Sakit di Penang adalah suami ibu Zaidar sendiri..Nama Rumah Sakit yang pernah di kunjungi di Penang 1 dan 2 di Lam Wah EE dan 3 dan 4 ADVENT.
Pertama kali berobat ke IBNU SALEH karena kata teman kantor saya di sana bagus dokter kelenjarnya, jadi di IBNU SALEH cuma berobat jalan memang di sarankan
dokternya operasi saja kebetulan karena suami Ibu Zaidar seorang dosen kedokteran di salah satu universitas swasta jadi beliau lebih selektif milih dokternya karena untuk
operasi kelenjar di leher resiko nya besar karena dekat tenggorokan dan merasa dokter di Kota Medan kurang professional dan merasa takut akan adanya tindak malpraktek maka
suami ibu Zaidar membawa Ibu Zaidar ke Penang setiba di rumah sakit, kata dokternya besok sudah bisa dilakukan operasi dan bius nya bius umum, sebelum dioperasi pihak
rumah sakit membuat pasien untuk senyaman mungkin contohnya pada saat di ruangan operasi semasa ki ta menunggu dipedengarkan musik agar lebih rileks.
“ Jangan takut jika kalau kita berobat di Rumah Sakit Penang sendirian, karena barang-barang yang kita bawa akan dijaga dengan baik selama
kita menjalani proses pengobatan . Menu makanan yang disesuaikan dengan selera kita , pelayanan yang bagus membuat kita tidak perlu
merasa kekurangan pelayanan dan kwatir jika ada kebutuhan yang tidak terpenuhi. Kalau saya dan Keluarga saat ini untuk chek up kesehatan
ataupun berobat lebih nyaman berobat di rumah sakit di Penang selain lebih murah biayanya juga dokter yang professional serta pelayanan
yang berkualitas” .
Universitas Sumatera Utara
Karakteristik Informan 4
1.Nama : Azmanizar Bin Abdul Manan
2.Jenis Kelamin : Perempuan
3.Alamat :JLPelajar No 58.Medan Teladan
4.Umur : 42 Tahun
5.Pekerjaan : PNS Pegawai Negeri Sipil
6.Penghasilan :+ 2..000.0000,00
7.Jumlah Tanggungan : 1 orang
8.Pendidikan : Sarjana Pendidikan
9.Penyakit yang dialami : Tulang Kaki
10.Berapa kali berobat ke Penang : 3 kali yaitu: 1.Pemeriksaan penyakit, terapi
2.Check Up , terapi, ambil obat 1.
Chek up, ambil obat, terapi Karena ibu Azmanizar merasa berobat di Penang lebih efektif dan efesien,
ibu Azmanizar memang tidak melakukan penngobatan di rumah sakit medan terlebih dahulu karena dia sudah yakin untuk berobat ke Penang atas
permintaan adek-adek da suaminya maka ibu azmanizar mendaftarkan diri sebagai peserta rombongan Tour Ke Kuala Lumpur-Penang melalui
Universitas Sumatera Utara
penerbangan Air Asia.. Biaya nya sekali pengobatan 1500 Ringgit Malaysia yaitu Rp.4.500.000,-Kemudian Bu Azmanizar langsung ditempatkan di
Rumah Sakit Lam Wah Eee.
Ibu Azmanizar mengatakan bahwa: “ Rumah Sakit Di Penang kualitasnya pada dasarnya terletak pada ketertiban
perawat dan dokter menangani pasien. Karena dokter dan perawat di rumah sakit Lam Wah Eee menangani pasien dengan teliti dan serius
berbeda dengan cara paramedis di rumah sakit di Medan.yang proses administrasinya terlalu sulit dan merepotkan. Sebaiknya pasien yang
ingin berobat tidak baik dipersulit dan direpotkan karena pasien itu kan membutuhkan pengobatan yang cepat apalagi pasien yang dalam
keadaan darurat kalau di rumah sakit di Medan mesti bayar uang muka dulu baru pasien ditangani, keadaan di rumah sakit Lam Wah Eee
sangat bersih dan terawat dari kamar mandi, tempat tidur kebersihan lantai, karena pelayanan di rumah sakit Lam Wah Eee tertib, baik
sehingga memuaskan para pasien dan keluarga pasien di rumah sakit Lam Wah Eee dokter dan perawatnya masing-masing berada di kamar
kerjanya menanti pasien sampai sore sesuai dengan bidangnya kemudian dalam perawatannya mereka melayani dengan senyum dan
hati riang maka pasien pun tidak takut dengan jarum suntik atau pengobatan serius seperti operasi pasien dibuat senyaman mungkin
layak seperti di rumah sendiri dan dengan keluarga sendiri, dalam sekali pengobatan di Rumah Sakit Lam Wah Eee sudah menunjukkan
hasil yang maksimal”.
Karakteristik Informan 5
1.Nama : Misni Binti Sanuji
2.Jenis Kelamin : Perempuan
3.Alamat :Jl.Perumnas By Pass Gg Selam No 2
Medan 4.Umur
: 35 Tahun
Universitas Sumatera Utara
5.Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga
6.Penghasilan : Dari Suami Yang Bekerja sebagai
Kontraktor penghasilan Rp.5000.000,- 7.Jumlah Tanggungan
: 3 orang 8.Pendidikan
: Sarjana Hukum 9.Penyakit yang dialami
: Alergi pada Kulit Wajah
10.Berapa kali berobat ke Penang : 3 kali yaitu: 1.Pemeriksaan penyakit, pengobatan
2.Chek Up Dan Beli Obat 3.Chek Up Beli Oabt.
Ibu Misni salah saeorang anggota Rombongan Tour Air Asia ke Penang Malaysia bersama Ibu Azmanizar. Ibu Misni adalah seorang ibu Rumah Tangga yang pada saat
berobat ke dokter kecantikan dan ahli kulit di Medan diagnosa terkena kanker kulit pada wajah karena kesalahan pemakaian kosmetik pemutih wajah. Pertama kali Ibu Misni
berobat ke Dr.Chen ahli kecantikan kulit hingga menghabiskan biaya 25.000.000,- untuk 5 kali pengobatan gejala kulit wajah Ibu Misni memerah. Maka setiap sebulan sekali Ibu
Misni harus melakukan pengobatan dan suntikan untuk merawat wajahnya , sekali berobat ibu Misni menghabiskan biaya Rp.5.000.000, termasuk obat dan suntikan
penawar agar wajah Ibu Misni tidak memerah. Akan tetapi selama 5 bulan tidak ada menunjukkan kemajuan sehingga temannya Ibu Azmanizar menyarankan untuk
melakukan pengobatan ke Rumah Sakit Lam Wah Eee di Penang bersamanya.Setelah sampai di Rumah Sakit Lam Wah Ee ternyata ibu Misni hanya diagnosa alergi kosmetik
Universitas Sumatera Utara
pemutih wajah.karena kulit wajah Ibu Misni cenderung amat sensitif sehingga terkena sinar matahari akan menimbulkan kemerah-merahan dan panas pada kulit wajah.Maka
pada saat pertama kali berobat Ke Penang Ibu Misni hanya melakukan pemeriksaan dari darah, jantung, kulit dan ginjal dan semuanya baik. Kemudian setelah d idapat hasil
pemeriksaan dokter hanya memberikan resep obat dan melakukan penyuntikan selama ini suntikan yang diberikan dokter di Medan hanya vitamin C untuk kulit wajah.maka. Mulai
sekarang Ibu melakukan perawatan wajah nya sudah 3 kali ke Penang untuk membeli pelembab wajah, obat sesuai resep dokter dan chek up. Biayanya pengobatan yang
pertama 7.788 Ringit Malaysia berarti 23.364.000,- pengobatan kedua dan ketiga 2.300 Ringgit Malaysia berarti 6.900.000,-.
Ibu Misni menyatakan: “Pelayanan di Rumah Sakit Lam Wah Eee sangat baik, saya tidak perlu
menunggu lama untuk melakukan pemeriksaan dan menunggu hasil pemeriksaan kesehatan kesehatan, selama seminggu saya melakukan
perawatan wajah di Rumah Sakit Lam Wah Eee seperti spa di Salon Kecantikan tapi lebih spesifik kepada kulit wajah. Pada proses
perawatan saya dilayani dengan cukup baik semula saya datang dengan beban stress yang cukup berat karena diagnosa kanker kulit pada masa
pengobatan di Penang semua kegelisahan dan ketakutan hilang”.
Karakteristik Informan 6
1.Nama : Maya Sari
2.Jenis Kelamin : Perempuan
3.Alamat :Jl.Gedung Arca Gg Jawa no 5 Medan
4.Umur : 28 Tahun
Universitas Sumatera Utara
5.Pekerjaan :Pegawai Bank Swasta
6.Penghasilan : Rp.3.000.000
7.Jumlah Tanggungan : 2 orang
8.Pendidikan : Sarjana Akutansi
9.Penyakit yang dialami : Kanker Paru-Paru
10.Berapa kali berobat ke Penang : 3 kali yaitu:
1.Pemeriksaan penyakit, pengobatan 2.Chek Up Dan Beli Obat
3.Chek Up Beli Obat. Joanna Lin, nama medical oncologist yang dikunjungi, ibu Maya disambut oleh dua
orang resepsionis cantik yang juga merangkap sebagai perawat. Menariknya, kedua perawat tersebut berpakaian tidak selayaknya perawat lengkap dengan atributnya, namun
mereka berpakaian layaknya akan jalan ke mall. Seorang berpakaian tank top, busana dengan satu tali di pundak dan yang satu lagi berpakaian back less, yang pundak,
punggung dan dada terbuka. Padahal ruang klinik dokter sangat dingin. Walau begitu, mereka sangat cekatan menangani pasien. Ketika datang, beliau segera diukur berat dan
tinggi badan, serta diambil sampel darah dan urine. Kedua perawat cantik tersebut dengan cekatan juga melakukan chemotherapy pada pasien warga negara India.
Universitas Sumatera Utara
Setelah bertemu dengan dokter, Ibu Maya Berkata: saya disarankan untuk general ceck up. Walau tidak dalam satu gedung,
laboratorium klinik untuk penanganan general check up juga cukup dekat. Saya tinggal menyeberang jalan, memasuki gedung yang sangat
bersih, yang juga sebagai pusat perbelanjaan berkelas, Paragon.Proses general ceck up juga tidak memakan waktu yang lama. Semua
profesional dan tidak berbelit. Semua dapat kami selesaikan hari itu juga, begitu pula dengan hasilnya. Sehingga hari itu juga ibu Maya
dapat kembali menemui dokter Lin untuk mendapatkan saran lebih lanjut dengan membawa hasil foto rontgen, ct scan, serta hasil cek
darah dan urin.Setelah melihat data klinis dan membandingkan dengan data klinis yang dibawa dari Indonesia, dokter tersebut menyarankan
untuk menemui dokter ahli paru, untuk penanganan lebih lanjut. Setelah mendapatkan persetujuandari beliau, Dr. Lin segera menelpon dokter
ahli paru yang juga memiliki klinik di MEMC, hanya berbeda lantai, untuk membuatkan janji agar kami bisa bertemu hari itu juga. Dengan
rekomendasi dari dr. Lin, Ibu Maya segera menemui dr.Theo sore itu juga.
Apabila saya setuju, penanganan dapat dilakukan dua hari kemudian, berikut biaya yang harus dikeluarkan untuk dokter, penanganan dan
tindakan medis, dengan 3 tiga hari rawat inap rumah sakit. Total biaya untuk semua tindakan tersebut adalah 72.000.000 Berarti .
Karena dianggap mahal, saya menawar harga yang disodorkan. Dan ternyata berhasil, biaya dapat diturunkan hingga menjadi 58.000.000,
dengan alasan bahwa yang dikurangi adalah biaya dokter. Rupanya di Malaysia-Penang pun kita harus tawar menawar, tanpa harus merasa
gengsi.
Hari itu juga telah menyelesaikan tahap awal pemeriksaan dengan perasaan puas. Puas karena tindakan profesionalisme dan pelayanan
memuaskan yang telah saya terima yang tidak berbelit serta tidak menyulitkan. Hari itu, total biaya yang keluarkan untuk biaya general
ceck up dan menemui 2 dua orang dokter ahli adalah 4..200.000 Memang, kesehatan sangat mahal harganya. Berapapun biayanya,
biasanya orang rela mengeluarkan demi mendapatkan kesehatan. Namun seandainya kenyamanan, kemudahan, tepat waktu, pelayanan
yang memuaskan dapat saya terima sama baiknya, sama memuaskannya dengan yang saya alami di Malaysia-Penang, juga dilengkapi dengan
berbagai peralatan tehnik yang paling canggih, menyajikan pelayanan yang terbaik dari para profesional medis berpengalaman yang
semuanya berdedikasi tinggi, mungkin saya akan tetap memilih melakukannya di Indonesia”.
Universitas Sumatera Utara
Karakteristik Informan 7
1.Nama : Dicky Sanjaya
2.Jenis Kelamin : laki-laki
3.Alamat :Jl.Jermal IV no 11 Medan Denai
4.Umur : 34 Tahun
5.Pekerjaan :Wiraswasta
6.Penghasilan : Rp.5.000.000
7.Jumlah Tanggungan : 3 orang
8.Pendidikan : Sarjana Ekonomi
9.Penyakit yang dialami : Kolesterol
10.Berapa kali berobat ke Penang : 3 kali yaitu: 1.Pemeriksaan penyakit, pengobatan
2.Chek Up 3.Chek Up.
Pertengahan Februari 2006 lalu mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Malaysia, tepatnya Penang. Pulau yang eksotis namun infrastrukturnya terbangun rapi ini
terdapat beberapa rumah sakit kelas dunia. Island Hospital, Adventist Hospital, Mount Miriam Hospital, Lam Wah Ee Hospital, Gleneagles Medical Centre, atau Loh Guan Lye
Specialists Centre, untuk menyebut beberapa. Sebagaimana layaknya RS yang profesional, mereka menawarkan layanan medis yang
lengkap, mutakhir, dan berorientasi pada pasien. Mulai dari sekadar pelayanan general check up, operasi penyakit serius seperti jantung, kanker, dan penyakit dalam lainnya,
Universitas Sumatera Utara
hingga pelayanan yang berurusan dengan penampilan, mulai dari sedot lemak, lasik operasi mata dengan memakai teknologi laser, bahkan bedah kosmetik.
Bapak Dicky sendiri melakukan general check up dengan paket executive screening programme di Island Hospital.
“Dokter ahli mewawancarai saya untuk mengetahui riwayat penyakit, memeriksa, dan mengetesnya dengan peralatan paling mutakhir. Ada Chest
X-Ray dan Ultrasound Examination of Upper Abdomen yang memeriksa paru-paru dan rongga tubuh, ada tes jantung dengan memakai treadmil dan
peralatan lainnya, serta pemeriksaan urine dan darah. Hasil check up seharga RM 600 1 RM setara dengan Rp 3000 berarti 1.800.000,- itu bisa
diketahui hari itu juga, tepatnya memakan waktu total 5,5 jam. Alhamdulillah, tidak terdeteksi penyakit yang serius dalam tubuhnya. Hanya
saja, kandungan kolesterol yang cukup tinggi. Kandungan kolestrol dalam darah orang normal berkisar 50.26 – 201.03 mgdl, tapi saya 243.94 mgdl.
Tidak usah risau, orang kota penyakitnya rata-rata memang begitu. Kelebihan kolesterol. Sebenarnya, kolestreol tinggi bisa diturunkan asal
pola makan kita benar, menghindari makanan berlemak dan banyak mengonsumsi sayur serta buah-buahan. Jangan lupa, rajin berolah raga,”
ujar DR. Chong Keat Foong, Consultant Physicia yang menangani menangani Bapak dicky, menghibur.
Selain berobat medis, biasanya orang yang memilih berobat ke luar negeri akan memanfaatkan kesempatan untuk berbelanja atau berwisata. Penang
sebagai salah satu tujuan berobat mungkin belum begitu banyak diketahui orang Indonesia,. Tapi bagi orang Medan, Penang sebagai twin city begitu
dekat, baik secara psikis maupun fisik – hanya 40 menit dicapai dengan pesawat terbang. Yang menarik, jika Anda ber-KTP atau paspor Medan,
tidak perlu lagi membayar fiskal jika ke Malaysia. lebih murah ke Penang ketimbang ke Jakarta, misalnya. Bahkan sebuah masakapai penerbangan
asal Malaysia yang kini sedang gencar-gencarnya berpromosi menawarkan tiket hemat Medan – Penang hanya Rp 29.999”.
Orang yang belum pernah mengunjungi Malaysia, khususnya Penang , dalam lima tahun terakhir mungkin tidak akan menyangka bahwa negara bagian ini sudah
sedemikian maju di segala bidang, termasuk dunia pelayanan kesehatan. Island Hospital, misalnya, yang didirikan pada 1996, melayani berbagai pelayanan kesehatan. Menurut
DR. Chan Kok Ewe, Chief Executive Officer Island Hospital, rumah sakit yang berlokasi di George Town dan mampu menampung kunjungan 400 pasien dan 140 pasien tinggal
Universitas Sumatera Utara
ini, memiliki kapasitas untuk pembedahan jantung dengan dokter yang berkompeten. Jenis pembedahan yang dapat dilakukan adalah operasi pembuatan by pass jantung
CABG-Coronary Artery By-Pass Graft dan perbaikan penggantian katup off pumps and valve
replacement. Selain pelayanan untuk pasien penyakit jantung, rumah sakit yang memiliki 40 dokter
spesialis ini juga melayani penderita kanker oncology centre, pembuatan bayi tabung fertility centre, unit layanan bedah tangan dan microsurgery hand dan microsurgery
unit, klinik insomnia sleep laboratory, unit pelayanan general chek up, pelayanan wanita dan anak-anak, dan lain-lain. “Seperti shopping centre, semuanya ada,” ujar DR.
Chan Kok Ewe, sambil tertawa. Dengan konsep seperti itu tidak aneh kalau Island Hospital menjadi pilihan banyak pasien, termasuk pasien asing – jangan kaget, mayoritas
pengunjung asing 72 berasal dari Indonesia. Selain pelayannya yang prima, unsur kemewahan juga mewarnai rumah sakit ini. Ketika memasuki salah satu kamar rawat
inap, langsung tersingkir gambaran ruang perawatan yang penuh dengan aksen peralatan medis. Tidak ada bau rumah sakitnya, bahkan boleh dibilang mirip hotel berbintang.
Memang, harga sewa ruangnya juga tidak murah, untuk ruangan super deluxe, yang paling mewah, pasien harus merogoh kocek RM 6.000 per orang per malam berarti
18.000.000, di bawahnya ada kelas single deluxe RM 3.500 berarti 10.500.000,-. Tapi ada juga yang murah, dalam satu ruangan dipakai berempat, sekitar RM 150 per orang
per malam – mirip di rumah sakit umum berarti 450.000, meski fasilitas dan pelayanan hotelnya tetap dipertahankan.
Universitas Sumatera Utara
Mengingat pasien internasional rumah sakit ini berasal dari Indonesia, Island Hospital yang menyasar segmen atas ini menyiapkan personel yang bisa berbahasa
Melayu. Di guest relation, seperti layaknya di hotel, ada petugas khusus yang melayani orang Indonesia. Menurut Nora Hamid, Head of PRMarketing Department Island
Hospital, tujuan pelayanan seperti ini agar pasien merasa nyaman selama tinggal di sana, senyaman di negara sendiri, bahkan di rumah sendiri. “Pasien tidak perlu merasa sakit,
tapi sebaliknya, termotivasi untuk sembuh,” Rumah sakit ini juga menyediakan pelayanan di luar urusan utama kesehatan, misalnya
penjemputan pasien di bandara, bahkan mencarikan hotel untuk keluarga pasien. Pilihannya dari yang murah hingga hotel berbintang. Begitulah, di Penang, berobat pada
akhirnya bukan lagi perkara yang menakutkan. Dan yang menarik, selain berobat pasien
bisa menikmati keindahan alam sekitar layaknya berlibur saja, Karakteristik Informan 8
1.Nama : Kiki Rizki Nanda Binti Segar
2.Jenis Kelamin : perempuan
3.Alamat :Jl.Ismailiyah Gg Bersama No 2 medan
4.Umur : 21 Tahun
5.Pekerjaan :Mahasiswa
6. Penghasilan :
7. Jumlah Tanggungan : -2 orang
8.Pendidikan : Perguruan Tinggi
9. Penyakit yang dialami : Jantung
10. Berapa kali berobat ke Penang : 4 kali yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Pemeriksaan penyakit, pengobatan, 2. Pemasangan alat Picu Jantung
3. Chek Up. 4. Chek Up
Biaya di Medan : Rs Elizabeth : 2.500.000,-Rs Materna : 15.000.000,- di Penang di Rumah Sakit Lam Wah Eee Rp. 25.000.000, chek up .3.900.000,-Ketika
masih di Sekolah Mengah atas ketika duduk di bangku kelasa 3, Kiki sering mengeluh terasa nyeri pada dadanya. Hal ini sering dianggap sepele dan disangka hanya sekedar
masuk angin saja. Sementara itu, keluhan nyari dada masih terus sering dirasakan olehnya. Akhirnya kiki melakukan check-up kesehatan. Namun ketika di RS Elizabeth
dimana beliau melakukan check-up. Hanya seingatnya, semua test yang dilakukan diarahkan pada kondisi jantung Kiki. Dokter menyatakan bahwa kondisi jantung beliau
baik, sehat tanpa ada tanda-tanda yang mengkhawatirkan. Menonton film, terutama film action, merupakan hobby keluarga. Kecurigaan Ibu terhadap penyakit jantung Kiki mulai
timbul kembali, yaitu ketika melihat kedua betis Kiki berkeringat tidak sebagaimanabiasanya ketika Kiki menonton film action. Keadaan ini terus berlangsung,
sehingga Ibu mendesak Kiki untuk berobat kembali ke seorang Professor ahli Penyakit jantung di Rumah Sakit Materna. Setelah pemeriksaan kedua ini, Kiki dinyatakan positif
menderita kelainan pada Jantung , tepatnya penyakit janutng koroner dan harus segera dioperasi kalau tidak ingin kehilangan nyawanya. Kiki berujar :
Maka Ibu Menyarankan berobat ke Penang- Malaysia Setelah melakukan pemeriksaan-pemeriksaan, dokter di sana mengatakan bahwa benar Kiki
mengidap penyakit jantung koroner dimana terdapat sebagian pembuluh darah ke jantung tersumbat. Katanya, ada 3 bagian yang tersumbat, salah
satunya adalah pembuluh darah nadi utama. Namun demikian, dokter tidak menyarankan untuk dilakukan tindakan operasi mengingat usia Kiki
Universitas Sumatera Utara
yang relatif masih terlalu muda untuk dilakukan operasi karena tubuhnya masih mampu bertahan sekalipun ada kelainan pada pembuluh darah
jantungnya. Dokter menasehati Kiki agar menjaga pola makan dengan meninggalkan kebiasaan makan yang merugikan kesehatan. Memang, kiki
mempunyai kebiasaan makan yang boleh dikatakan berlebihan. Semua itu harus ditinggalkan. Dokter menganjurkan kiki hanya makan daging putih,
sedangkan minyak sayur yang biasa harus diganti dengan minyak jagung. Keadaan ini terus berlanjut sampai bertahun-tahun. Sementara Kiki juga
menjalani kehidupannya secara normal seperti tidak mengalami sakit. Sampai pada tahun 2006 ketika kiki pergi bersama temannya naik motor
mereka jatuh kendati keadaan fisik kiki tidak parah, hanya penyakit jantung semula tidak pernah kambuh, mendadak kambuh lagi. Akhirnya,
Kiki dibawa ke rumah sakit Materna, pada saat itu masih ditangani oleh Professor ahli semula yang semula menanganinya.
Keberhasilan dari operasi yang akan dilaksanakan. Sangat disayangkan sekali jawaban yang keluar dari mulut dokter tidak seperti yang kami harapkan. Dokter tersebut
menyatakan: Kalau dilakukan operasi, begitu masuk kamar operasi, kemungkinan berhasilnya adalah 50-50 Berarti keluar dari kamar operasi kalau tidak hidup, berarti
mati.Mendengar itu kami sangat terpukul sekali, terutama kiki langsung menemui dokter tersebut untuk meminta penjelasan kata-kata yang barusaja ia ucapkan. Dokter
tersebut lalu mengulangi kata-kata yg sama. Lalu tanpa pamit kami membatalkan operasi Kebetulan juga, ketika kami dalam perjalanan pulang, bertemu denga salah seorang
pasien yg terus menerus menghujat dokter-dokter di rumah sakit tersebut, operasi berikutnya lagi karena adanya KLIP yang tertinggal di dalam tubuhnya. Mendengar hal
ini, Kiki semakin bulat tekadnya untuk pulang dan membatalkan operasi yg akan dilaksanakan dalam waktu kurang dari 12 jam kedepan. Dan Ibu mengusulkan untuk
berobat kembali ke Penang, Malaysia. Setibanya di Penang, kiki langsung dimasukkan ke ruang ICU Rumah Sakit Lam Wah Eee. Dokter meminta hasil katerisasi dari Medan
dalam bentuk film yang menunjukkan tempat terjadinya penyumbatanpada pembuluh darah jantung, hal itu diminta karena kondisi Kiki yang semakin melemah yang tidak
Universitas Sumatera Utara
memungkinkan lagi untuk dilakukan katerisasi ulang. Dr. Cherian menyatakan bahwa masalah operasi jantung tsb adalah keberhasilan dari operasi yg akan dilakukan adalah
80-20. 20 yang tidak berhasil adalah mereka yg tergolong telah berusia lanjut dengan kondisi yang benar-benar sulit. Dr. Cherian selanjutnya mengatakan bahwa operasi yang
akan dilakukan sangat mudah dan tidak perlu ditakutkan. Masalah sepele tidak dapat menjadi besar tambahnya. Sangat berbeda degan yang dikatakan dokter Medan
lakukan. Hal ini membuat kami tenang. Kiki berkata: “Banyak sekali perbedaan yg menyolok antara Dokter Medan dan
Dokter Penang. Di sana Ibu tidak perlu mencari-cari darah untuk keperluan operasi Hal yg paling dipentingkan dokter sebelum operasi
adalah kesiapan mental pasien. Di Medan, pembiusan baru dilakukan setelah pasien benar- benar masuk kamar operasi, jadi sebelumnya
pasien telah melihat dan merasakan dinginnya kamar operasi yang membuat pasien menjadi takut. Sedang di Penang pembiusan dilakukan
pada malam hari sebelum keesokannya dilakukan operasi, tanpa pemberitahuan lagi kepada pasien. pembiusan yang dilakukan ini bukan
pembiusan total, hanya setengah yang membuat pasien fly, sehingga yang ada dalam pikiran pasien adalah hal-hal indah, dengan demikian
saya masuk kamar operasi tanpa rasa takut”.
Selanjutnya, setelah keluar dari kamar operasi, pasien diwajibkanMasuk ke ruang ICU selama 3 hari. Sementara itu, kiki tetap dibuat masih berada dlm keadaan fly
oleh dokter, dgn harapan agar pasien tidak merasakan sakit dan dapat beristirahat dengan baik sehingga lebih menunjang keberhasilan proses pemulihan pasca operasi. Di ruang
ICU, seorang pasien dijaga oleh 2 orang perawat khusus,sedang seorang dokter menangani 2 orang pasien. Berbeda sekali dengan ruang ICU di Medan. Di Penang,
benar-benar perawatan intensif Setelah 3 hari dalam perawatan di ruang ICU, Kiki disuruh meniup balon sampai besar dan diwajibkan untuk berlatih jalan serta menghisap
semacam opium dengan alat khusus berbentuk pipa panjang dgn tabung di pangkalnya
Universitas Sumatera Utara
untuk kepentingan medis dalam rangka membantu proses penyembuhan. Yang juga mengherankan adalah, bahwa selesai operasi dokter langsungmempersilakan pasien
makan dan minum apa saja yang disukai, tidak ada pantangan. Setelah 10 hari dirawat di rumah sakit, Kiki diwajibkan keluar dari rumah sakit,
sekalipun kiki telah membayar biaya rumah sakit untuk 10 hari lagi ke depan. Jadi pihak rumah sakit tidak mengijinkan kiki tinggal lebih lama dari 10 hari di RS. Berbeda
sekali dengan perawatan di rumah sakit Medan yang memungkinkan pasien untuk tinggal di rumah sakit paling sedikit satu bulan setelah operasi by pass dilakukan. Fasilitas2
ibadah tersebut sengaja disediakan agar keluarga- keluarga pasien yang berobat, dapat berdoa sesuai agama dan kepercayaannya. Di rumah sakit itu dapat melihat berbagai
bangsa : ada orang Korea, Afrika, China, Filipina, Nepal, Thailand, mulai dari orang dewasa sampai anak-anak. Semua bangsa dapat ditemui di sana.
4.3 Analisa data 4.3.1 Pasien Yang Berobat Ke Penang Malaysia