Kondisi Lereng Setelah Konstruksi

75

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN

4.1 Kondisi Lereng Setelah Konstruksi

Kondisi pada lereng yang ditinjau memiliki lapisan tanah yang lunak dan tidak ada perkuatan pada tanah dengan kedalaman 18 meter lebih. Kondisi tanah yang seperti ini kurang mendukung untuk menahan beban yang berjalan di atasnya. Maka jika terjadi gangguan atau beban maksimum dibagian permukaan tanah lereng akan dapat menimbulkan kelongsoran. Berikut ini akan dibahas kondisi lereng yang sudah diberi perkuatan sheet pile geogrid dan counterweight. Gambar 4.1 Model Penampang Melintang Lereng. 76 Dimana deskripsi tanah dari lereng dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.1 Deskripsi tanah No Kedalaman m Tebal Lapisan m Deskripsi Tanah 1. 0.00-7.60 7.60 Pasir berlanau, warna kuning kecoklatan, kepadatan lepas ke sedang, kadar air sedang dan plastis rendah. 2. 7.60- 17.60 10.00 Lempung berlanau berbatuan kerikil, warna coklat kekuningan, kepadatan padat ke sangat padat, kadar air sedang dan plastis rendah. 3. 17.60- …. Batuan sangat padat Proses perhitungan yaitu dengan menggunakan metode elemen hingga dengan 3 phase , yaitu phase perhitungan lereng yang telah siap dikerjakan dengan perletakan beban, phase konsolidasi dengan minimum pore pressure, phase perhitungan angka keamanan safety factor. Untuk input dengan metode elemen hingga dibutuhkan data-data dari parameter sheet pile dan geogrid yang digunakan. Dalam Tugas Akhir ini digunakan sheet pile dengan panjang 12 meter. 77 Berikut adalah hasil penggambaran dari lereng yang telah diberi beban sebesar 20 kNm dan telah diberi perkuatan sheet pile, geogrid dan counterweight. Gambar 4.2 Lereng yang telah diberi beban, sheet pile, geogrid dan counterweight. Klaster yang berwarna cokelat merupakan tanah lapisan 1 dan klaster yang berwarna biru merupakan tanah lapisan 2 sedangkan klaster yang berwarna merah merupakan tanah timbunan counterweight setinggi 4 meter. Sheet pile ditunjukkan dengan garis tegak di belakang timbunan yang berwarna biru 78 sedangkan geogrid ditunjukkan dengan lapisan-lapisan garis yang berwarna kuning. Beban ditunjukkan dengan tanda panah ke bawah yang berwarna biru. Hasil running dari metode elemen hingga dengan program plaxis 2D, dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 4.3 Tahapan perhitungan Dalam perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa ada tiga phase yang terjadi yaitu phase pertama adalah perhitungan lereng yang telah siap dikerjakan dengan perletakan beban berjalan sebesar 20 kNm, phase kedua adalah konsolidasi dengan minimum pore pressure, dan phase ketiga adalah perhitungan angka 79 keamanan safety factor. Ketiga phase inilah yang digunakan dalam perhitungan lereng.

4.1.1 Faktor Keamanan Lereng

Dari hasil perhitungan diperoleh faktor keamanan yaitu sebesar 2,2973. Hal ini menunjukkan bahwa konstruksi lereng dalam keadaan yang aman, baik terhadap kegagalan geser ataupun kegagalan guling karena faktor keamanan lereng lebih besar dari 2. Berikut adalah hasil keluaran untuk menghitung faktor keamanan lereng. Gambar 4.4 Perhitungan Safety Factor

4.1.2 Deformasi Lereng

80 Pada konstruksi lereng ini, dengan faktor keamanan sebesar 2,2973 terjadi deformasi sebesar 21,7110 -3 meter. Dalam hal ini, lereng dalam keadaaan aman karena besarnya deformasi yang terjadi tidak terlalu besar. Pada konstruksi ini diberikan penambahan beban counterweight setinggi 4 meter disamping sheet pile. Berikut adalah hasil keluaran untuk menghitung deformasi yang terjadi pada lereng. Gambar 4.5 Deformation Mesh 81 Gambar 4.6 Kondisi displacement dengan perkuatan sheet pile dan geogrid Gambar 4.6 menunjukkan displacement yang terjadi pada keseluruhan bagian. Perbedaan warna tersebut menunjukkan perbedaan displacement yang terjadi, displacement yang kecil ditunjukkan oleh bagian tanah yang berwarna biru dan displacement terbesar ditunjukkan oleh tanah yang berwarna merah. Gambar 4.7 Kondisi strain pada lereng dengan perkuatan sheet pile dan geogrid Untuk Gambar 4.7, tanah-tanah yang merengang berada pada daerah yang mengalami displacement yang besar seperti pada daerah yang berhubungan langsung dengan beban di atas permukaan dan di daerah dasar dari perkuatan. 82

4.1.3 Deformasi pada sheet pile

Pada konstruksi lereng digunakan sheet pile dengan panjang 12 meter. Dalam proses konstruksi sheet pile mengalami displacement atau deformasi yaitu sebesar 8,7410 -3 meter. Berikut adalah hasil keluaran untuk menghitung deformasi pada sheet pile, dimana arah dari deformasi sheet pile ditunjukkan dengan panah yang berwarna merah. Gambar 4.8 Displacement pada Sheet Pile

4.1.4 Deformasi pada geogrid

Pada konstruksi lereng terjadi deformasi sebesar 18,2110 -3 meter pada geogrid. Deformasi ini disebabkan karena adanya beban berjalan dan beban tanah. Berikut adalah hasil keluaran untuk menghitung deformasi pada geogrid. 83 Gambar 4.9 Displacement pada Geogrid

4.2 Pengaruh Beban Counterweight terhadap Konstruksi Lereng