Analisis Kriteria Pemimpin yang Paling Diminati Masyarakat di Kota Medan denganMetode Konjoin

(1)

ANALISIS KRITERIA PEMIMPIN YANG PALING DIMINATI MASYARAKAT DI KOTA MEDAN DENGAN

METODE KONJOIN

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

YOHANA MANALU 120823026

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

PERSETUJUAN

Judul : ANALISIS KRITERIA PEMIMPIN YANG

PALING DIMINATI MASYARAKAT DI KOTA MEDAN DENGAN METODE KONJOIN

Kategori : SKRIPSI

Nama : YOHANA MANALU

NomorIndukMahasiswa : 120823026

Program Studi : SARJANA (S1) MATEMATIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Juni 2014 KomisiPembimbing :

Pembimbing 2 Pembimbing 1

Drs. Henry Rani Sitepu, M.Si Drs. Open Darnius,M.Sc NIP 19530303 198303 1 002 NIP 19641014 199103 1 004

Diketahui/Disetujui Oleh:

DepartemenMatematika FMIPA USU Ketua,

Prof. Drs. Tulus, Vordipl.Math.,M.Si., Ph.D. NIP 196209011988031002


(3)

PERNYATAAN

ANALISIS KRITERIA PEMIMPIN YANG PALING DIMINATI MASYARAKAT DI KOTA MEDAN DENGAN

METODE KONJOIN

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2014

YOHANA MANALU 120823026


(4)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberikan segala rahmat dan KasihNya, dan yang telah member kekuatan akal dan pikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalamwaktu yang ditetapkan.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs Open Darnius, M.Sc selaku pembimbing I dan Bapak Drs. Henry Rani Sitepu, M.Si selaku pembimbing II yang telah menyediakan waktunya untuk membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Marihat Situmorang, M.Kom dan Bapak Drs. Partano Siagian, M.Sc selaku dosen penguji saya, Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si, Ph.D dan Ibu Dr. Mardiningsih, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU Medan, Dekan dan Pembantu Dekan FMIPA USU, seluruh staff pengajar Matematika di FMIPA USU, beserta pegawai administrasi.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan, doa, dan semua bantuan yang diperlukan penulis, Abang dan Adik tersayang penulis Leonardo Manalu dan Juniati yang selalu memberi motivasi dan juga kepada Ricat Fransiskus Situngkir yang selalu memberi semangat. Akhirnya penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh teman-teman kuliah penulis, khususnya kepada Bertawany Silitonga, Yessy, Putri Ratnasari, Sifa, group Uly dan teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan dorongan semangat serta saran dalam pengerjaan skripsi ini.


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini diarahkan untuk menganalisis kriteria pemimpin yang paling diminati Masyarakat Kota Medan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Analisis Konjoin (Full Profile dengan cara merating). Metode Full-profile adalah metode yang mengevaluasi banyak faktor dan dibentuk dari semua atribut sehingga diperoleh deskripsi yang lebih realistis dari hasil penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 100 orang masyarakat Medan yang telah memilki KTP secara acak di lima Kecamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pilihan faktor/atribut dari kriteria pemimpin yang paling mempengaruhi ketertarikan responden dalam penelitian ini adalah teknik dan gaya memimpin. Konsep kriteria pemimpin yang ideal dan disukai berdasarkan penilaian responden secara keseluruhan adalah pemimpin dengan kriteria Pria dengan umur muda (18 s/d 35tahun), pendidikan sarjana/diploma (lulusan perguruan tinggi), latarbelakang pekerjaan militer, memiliki karakter pribadi yang cerdas, mendapat banyak ilmu pengetahuan dari pendidikan, bersikap demokratis dan menerima saran.


(6)

LEADERSHIP’S CRITERIA THAT MOST INTERESTEDPEOPLE IN MEDAN CITY USING CONJOINT FULL-PROFILE METHOD

ABSTRACT

This researh analyzed the criteria of a leader directed to the most desirable in Medan City.Method that is used in this study is conjoint analysis (Full-profile by rating). Full Profile method is a method that evaluates many factors and formed of all the attributes in order to obtain a more realistic description of the results of the study . The data used in this study is primary data obtained by distributing questionnaires to 100 people who have ID card randomly in five districts in Medan City. The results showed that the choice of factors/criteria attributes of leaders that most influence the respondent 's interest in this study is the technique and style of the lead . The concept of the ideal leader and criteria favored by respondents' overall assessment is the leader with the criteria Men with younger age (18 s/d 35 years) , educated graduate/diploma (college graduates), background in military work , has a personal character that is smart, got a lot of science education, being democratic and receive suggestions.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Abstrak v

Abstract vi

Daftar Isi vii

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Daftar Lampiran xi

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 2

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Tinjauan Pustaka 3

1.5 Tujuan Penelitian 5

1.6 Kontribusi Penelitian 5

1.7 Metodologi Penelitian 5

Bab 2 Landasan Teori

2.1 Defenisi dan Konsep Kepemimpinan 8

2.2 Populasi dan Sampel Penelitian 9

2.3 Data

2.3.1 Data Menurut Sifatnya 10

2.3.2 Data Menurut Sumbernya 11

2.3.3 Data Menurut Jenisnya 12

2.4 Skala Pengukuran 12

2.5 Skala Untuk Instrumen (Model Skala Sikap) 14

2.6 Metode Pengumpulan Data 15

2.7 Defenisi Analisis Konjoin 16

2.7.1 Pengertian Analisis Konjoin 16

2.7.2 Tujuan dan Manfaat Penggunaan Analisis Konjoin 18 2.7.3 Istilah-istilah Dalam Analisis Konjoin 18 2.7.4 Tahapan-tahapan Analisis Konjoin 19

Bab 3 Metodologi Penelitian

3.1 Variabel Penelitian 24

3.2 Defenisi Operasional Variabel 25


(8)

3.4 Subjek Penelitian 28

3.5 Teknik Penarikan Sampel 29

3.6 Instrumen Penelitian 29

3.7 Pengumpulan Data 30

3.8 Metode Analisis Data 30

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

4.1 Karakteristik Responden 31 4.2 Penyajian Data 32

4.2.1 Metode Full-Profile 33

4.3 Analisis Utilitas Level Tiap Atribut 55

4.4 Analisis Tingkat Kepentingan Faktor Relatif 57 4.5 Uji Signifikansi dan Pengukuran Predictive Accuracy 58 Bab 5 Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan 60

5.2 Saran 60

Daftar Pustaka Lampiran


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Atributdan Level Atribut Tabel Dalam Penelitian 6 Tabel 2.1 Pengkodean taraf/level kedalam variabel dummy 21

Tabel 3.2 Variabel/atribut dan Level 27

Tabel 3.3 Jumlah Perhitungan Responden Per-kecamatan 29

Tabel 4.1 Pengkodean Data untuk Regresi 36

Tabel 4.2 Koefisien Nilai beta dari SPSS 38

Tabel 4.3 Hasil Metode Full-Profile untuk Satu Orang Responden 49

Tabel 4.4 Nilai Utilitas Satu Orang Responden 50

Tabel 4.5 Nilai Kepentingan Relatif Satu Orang Responden 51

Tabel 4.6 Nilai Utilitas Keseluruhan Responden 55

Tabel 4.7 Nilai Kepentingan Relatif Kesseluruhan Responden 57 Tabel 4.8 Korelasi antara Variabel Observed dan Estimated Preferences 58


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 32 Gambar 4.2 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Umur 32 Gambar 4.3 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan33 Gambar 4.4 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan 33


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Kombinasi Stimuli Atribut Kepemimpinan 63

Lampiran 2. Data Hasil Penilaian100 Responden 64

Lampiran 3. Nilai Parameter Koefisien 65

Lampiran 4. Nilai Utilitas dan Nilai Kepentingan Relatif Responden 66

Lampiran 5. Peta Kota Medan 67

Lampiran 6. Kuesioner Penelitian 68


(12)

ABSTRAK

Penelitian ini diarahkan untuk menganalisis kriteria pemimpin yang paling diminati Masyarakat Kota Medan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Analisis Konjoin (Full Profile dengan cara merating). Metode Full-profile adalah metode yang mengevaluasi banyak faktor dan dibentuk dari semua atribut sehingga diperoleh deskripsi yang lebih realistis dari hasil penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 100 orang masyarakat Medan yang telah memilki KTP secara acak di lima Kecamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pilihan faktor/atribut dari kriteria pemimpin yang paling mempengaruhi ketertarikan responden dalam penelitian ini adalah teknik dan gaya memimpin. Konsep kriteria pemimpin yang ideal dan disukai berdasarkan penilaian responden secara keseluruhan adalah pemimpin dengan kriteria Pria dengan umur muda (18 s/d 35tahun), pendidikan sarjana/diploma (lulusan perguruan tinggi), latarbelakang pekerjaan militer, memiliki karakter pribadi yang cerdas, mendapat banyak ilmu pengetahuan dari pendidikan, bersikap demokratis dan menerima saran.


(13)

LEADERSHIP’S CRITERIA THAT MOST INTERESTEDPEOPLE IN MEDAN CITY USING CONJOINT FULL-PROFILE METHOD

ABSTRACT

This researh analyzed the criteria of a leader directed to the most desirable in Medan City.Method that is used in this study is conjoint analysis (Full-profile by rating). Full Profile method is a method that evaluates many factors and formed of all the attributes in order to obtain a more realistic description of the results of the study . The data used in this study is primary data obtained by distributing questionnaires to 100 people who have ID card randomly in five districts in Medan City. The results showed that the choice of factors/criteria attributes of leaders that most influence the respondent 's interest in this study is the technique and style of the lead . The concept of the ideal leader and criteria favored by respondents' overall assessment is the leader with the criteria Men with younger age (18 s/d 35 years) , educated graduate/diploma (college graduates), background in military work , has a personal character that is smart, got a lot of science education, being democratic and receive suggestions.


(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sebagai mahluk sosial manusia membutuhkan kerjasama, maka dari itu manusia berserikat membentuk suatu tatanan masyarakat berkuasa yang biasa dikenal dengan pemerintahan.

Pada dasarnya pemerintah adalah sekelompok orang yang diberi suatu kekuasaaan legal oleh masyarakat setempat untuk melaksanakan pengaturan atas interaksi yang terjadi dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dan keperluan hidupnya sehari-hari, sehingga interaksi tersebut dapat berjalan secara harmonis.

Untuk menjalankan sebuah pemerintahan agar dapat mencapai ketentraman, kesejahteraan dan kesentosaan bersama diperlukan penguasa yang mampu mengatur dan mengelola segenap sumber daya yang ada.

Pemerintah atau Pemimpin yang baik merupakan tuntutan yang terus-menerus diajukan masyarakat dalam perjalanan pemerintahan. Tentu saja hal tersebut hanya dapat dipenuhi oleh seorang pemimpin yang memiliki kemampuan leadership.

Kemampuan leadership yaitu kemampuan untuk memimpin, mempengaruhi, mengarahkan orang agar timbul pengakuan, kepatuhan, ketaatan serta memiliki kemampuan, kesadaran untuk melakukan kegiatan (mengambil langkah-langkah) bagi tercapainya tujuan demi kepentingan bersama.


(15)

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk membahas masalah kriteria calon pemimpin diatas adalah analisis konjoin (Conjoint Analysis, Considered Jointly). Analisis konjoin merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui kombinasi faktor atau yang selanjutnya disebut atribut dari produk yang sesuai dengan keinginan oleh konsumen dan yang masih dapat ditawarkan oleh si produsen. Analisis ini juga dapat digunakan untuk mendapatkan kombinasi atau komposisi atribut-atribut suatu produk atau jasa yang baru maupun yang lama, yang paling disukai atau yang akan di komsumsi masyarakat.

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis ingin mengkaji faktor-faktor (atribut-atribut) apa saja yang dinilai mempengaruhi pertimbangan masyarakat terhadap pemilihan calon pemimpin berdasarkan kriteria yang dimiliki oleh mereka dengan analisis konjoin dengan metode pembandingan semua atribut sekaligus sehingga lebih mendekati keadaan yang sesungguhnya atau lebih realistis. Oleh Karena itu penulis memilih judul yaitu “ANALISIS KRITERIA PEMIMPIN YANG PALING DIMINATI MASYARAKAT DI KOTA MEDAN DENGAN METODE KONJOIN”.

1.2Identifikasi Masalah

Permasalahan yang akan diteliti dalam tulisan ini adalah menganalisis delapan atribut kepemimpinan yaitu: Jenis kelamin, Umur, Pendidikan, Latarbelakang pekerjaan pemimpin, Karakteristik pribadi, Pembentuk diri, Gaya dan Teknik memimpin sebagai faktor yang mempengaruhi pertimbangan Masyarakat Kota Medan terhadap pimpinan yang diinginkan di Kota Medan dikaji dengan menggunakan Analisis Konjoin Full-Profile.


(16)

1.3Batasan Masalah

Batasan permasalahan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Responden adalah masyarakat yang terdaftar sebagai penduduk Kotamadya Medan dan memiliki KTP.

2. Penelitian ini menganalisis 8 atribut kepemimpinan dengan metode konjoin Full-Profile.

1.4Tinjauan Pustaka

Analisis konjoin pada awalnya populer digunakan pada riset pemasaran, khususnya pada berbagai riset untuk mengetahui bagaimana preferensi konsumen terhadap berbagai desain produk. Kata “conjoint” menurut para praktisi riset diambil dari kata “con-sidered Jointly”. Dalam kenyataannya kata sifat “conjoint” diturunkan dari kata “to conjoint” yang berarti :joined together” atau bekerja bersama.

Analisis Konjoin (conjoint analysis) adalah suatu bentuk (desain) produk atau barang atau jasa, atau objek tertentu yang diinginkan oleh sebagian besar responden. Pada dasarnya tujuan Analisis Konjoin adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi seseorang terhadap suatu objek yang terdiri atas satu atau banyak bagian. Hasil utama Analisis Konjoin adalah suatu bentuk (desain) produk barang atau jasa, atau objek tertentu yang diinginkan oleh sebagian besar responden (Singgih, 2010).

Bentuk dasar model dependensi Analisis Konjoin dapat dirumuskan sebagai berikut:


(17)

Keterangan:

1. Y1(Variabel dependen), skala pengukuran metrik atau nonmetrik, didefenisikan sebagai pendapat keseluruhan dari seorang responden terhadap sekian faktor/atribut dan taraf pada sebuah barang/jasa/ide. 2. X1,X2,X3,…Xn (Variabel independen), skala pengukuran nonmetrik,

didefenisikan sebagai faktor/atribut dan taraf.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam merancang dan melaksanakan Analisis Konjoin secara umum sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi faktor/atribut.

2. Merancang kombinasi atribut atau stimuli. 3. Menetukan jenis data yang diperlukan. 4. Menentukan metode analisis data. 5. Hasil analisis data dan interpretasinya.

Secara umum model dasar dalam Analisis Konjoin adalah: + ∑ ∑ ij Xij+ ij

Keterangan:

Yij = Peringkat seluruh responden o = Intersep

k = Banyak taraf dari atribut ke-i m = Jumlah atribut

Xij = Peubah boneka atau variable dummy dari atribut ke-i taraf ke-j ij = Nilai kegunaan atribut ke-i taraf ke-j

ij = Galat

Dari model tersebut, maka dapat ditentukan nilai kegunaan dari taraf-taraf lain tiap atribut untuk menentukan nilai pentingnya suatu taraf relatif terhadap taraf taraf yang lain pada suatu atribut. Setelah menentukan nilai kegunaan taraf, maka nilai kepentingan relatif (bobot) dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:


(18)

Keterangan:

Wi = Bobot kepentingan relatif untuk tiap atribut Ii = Range nilai kepentingan untuk tiap atribut

Ii = {maks( ) – min( )} (Supranto J, 2004)

1.5Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor kepemimpinan dan kriteria pemimpin yang disukai oleh masyarakat Medan serta mengetahui nilai kegunaan dan nilai kepentingan relatif dari setiap atribut yang mempengaruhi kepemimpinan.

1.6Kontribusi Penelitian

1. Menambah wawasan dan memperkaya literatur dalam bidang statistika yang berhubungan dengan Analisis Konjoin, serta menambah pengetahuan mengenai kepemimpinan dan apa saja kriteria yang harus dimiliki oleh pemimpin.

2. Memberikan gambaran bagi setiap individu yang berminat menjadi pemimpin di Kotamadya Medan khususnya.

1.7Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian dalam tulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data primer yang diperoleh dari penyebaran


(19)

kuesioner/angket kepada responden dan juga data sekunder dari buku, internet maupun data instansi.

2. Perumusan masalah dan pemilihan atribut beserta level-levelnya a. Dalam penelitian ini ada 8 atribut yang akan diteliti yaitu jenis kelamin, umur, karakteristik, perilaku memimpin, gaya memimpin, dasar pembentuk diri calon pemimpin, teknik atau cara memimpin dan tingkat pendidikan pemimpin.

b. Menyusun level dari setiap atribut

Tabel 1.1 Atribut dan Level Atribut Dalam Penelitian

No Atribut Level atribut Keterangan

(1) (2) (3) (4)

1 Jenis Kelamin 1 Pria

2 Wanita

2 Umur 1 Muda

2 Parobaya

3 Tua

3 Pendidikan 1 S1/D3

2 SMA/Sederajat

4 Latar Belakang Pekerjaan 1 Militer

2 Sipil

3 Wiraswasta

5 Karakteristik 1 Integritas

2 Kecerdasan

3 Penguasaan

Teknis

6 Pembentuk diri 1 Bakat

lahir/genetic

2 Pengetahuan

dari Pendidikan

3 Pengalaman


(20)

(1) (2) (3) (4)

2 Karismatis

3 Demokratis

8 Teknik memimpin 1 Memerintah

2 Sesuai visi misi

3 Menerima

saran

1. Perancangan penelitian (design research), seperti penentuan responden dan teknik pengambilan sampel yang dilakukan.

2. Perancangan kuesioner, di mana dilakukan perancangan kombinasi dari level-level atribut (stimuli) dengan menggunakan SPSS Versi 18.0.

3. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada responden menggunakan metode pengukuran Full-Profile.

4. Melakukan uji validitas dan reabilitas.

5. Menganalisa data yang telah dikumpulkan. Diawali dengan mengeksplorasi data secara keseluruhan, dilanjutkan dengan menganalisis data untuk pengukuran full-profile menggunakan SPSS Versi 18.0.

6. Menentukan nilai utilitas setiap level untuk masing-masing atribut. 7. Interpretasi hasil dan kesimpulan.


(21)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Defenisi dan Konsep Kepemimpinan

Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda pada pendapat setiap orang. Kebanyakan defenisi mengenai kepemimpinan mencerminkan asumsi bahwa kepemimpinan menyangkut sebuah proses pengaruh sosial yang dalam hal ini pengaruh yang disengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktivitas-aktivitas serta hubungan-hubungan di dalam sebuah kelompok, organisasi atau pemerintahan.

Para peneliti biasanya mendefenisikan kepemimpinan sesuai dengan perspektif-persfektif individual dan aspek dari fenomena yang paling menarik perhatian mereka. Setelah meninjau kembali secara menyeluruh mengenai kepustakaan tentang kepemimpinan, Stogdill (1974, 259) menyimpulkan bahwa “terdapat hampir sama banyaknya defenisi kepemimpinan dengan jumlah orang yang telah mencoba mendefenisikan konsep tersebut”. Kepemimpinan telah didefenisikan dalam kaitannya dengan ciri-ciri individual, perilaku, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola interaksi, hubungan peran, tempatnya pada suatu posisi administratif, serta persepsi oleh orang lain mengenai keabsahan dari pengaruh. Beberapa defenisi kepemimpinan sebagai berikut:

1. Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal).


(22)

2. Kepemimpinan adalah pengaruh antarpribadi yang dijalankan dalam suatu situasi tertentu serta diarahkan melalui proses komunikasi ke arah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu.

3. Kepemimpinan adalah pembentukan awal serta pemeliharaan struktur dalam harapan dan interaksi.

4. Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi.

5. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.

6. Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan yang berarti) terhadap usaha kolektif, dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran.

7. Para pemimpin adalah mereka yang secara konsisten memberi kontribusi yang efektif terhadap orde sosial, dan yang diharapkan dan dipersepsikan melakukannya.

(Ambar Sulistiyani, 2007)

2.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau benda yang merupakan kumpulan lengkap dari elemen-elemen sejenis akan tetapi dapat dibedakan berdasarkan karakteristiknya, yang dijadikan objek penelitian (Supranto, 2004). Populasi sering juga disebut Universe. Populasi yang tidak diketahui dengan pasti jumlahnya disebut Populasi tak terbatas. Misalnya penduduk suatu negara adalah populasi yang tak terbatas karena setiap waktu terus berubah jumlahnya. Apabila penduduk tersebut dibatasi dalam waktu dan tempat, maka populasi tersebut dapat berubah menjadi populasi yang finite. Umumnya populasi yang tak terbatas hanyalah teori saja, sedangkan kenyataan dalam praktiknya, semua benda hidup dianggap populasi yang terbatas. Populasi yang jumlahnya diketahui dengan pasti (populasi yang dapat diberi


(23)

nomor identifikasi), misalnya murid sekolah, jumlah karyawan tetap pabrik, dll disebut Populasi finite.

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi obyek penelitian (Supranto, 2004). Teknik sampling secara statistik dapat didefinisikan sebagai suatu teknik untuk menentukan jumlah sampel dan pemilihan calon anggota sampel, sehingga setiap sampel terpilih dalam penelitian dapat mewakili populasinya.

2.3 Data

Data merupakan komponen utama dalam statistika. Data adalah bahan baku yang jika diolah melalui berbagai analisis dapat melahirkan informasi, di mana dengan informasi tersebut dapat diambil suatu keputusan.

2.3.1 Data Menurut Sifatnya

Menurut sifatnya data terbagi atas dua bagian, yaitu: a. Data kualitatif

Data kualitatif adalah data yang sifatnya hanya menggolongkan saja dan yang kemungkinannya tidak dinyatakan dalam angka-angka. Yang termasuk dalam klasifikasi data kualitatif adalah data yang berskala ukur nominal dan ordinal. Sebagai contoh adalah motivasi karyawan (bagus, sedang, jelek).

b. Data kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka. Yang termasuk dalam klasifikasi data kuantitatif adalah data yang berskala ukur interval dan rasio. Sebagai contoh data kuantitatif adalah data hasil pengukuran berat badan mahasiswa kedokteran UI. Data tersebut berupa angka seperti; 70 kg, 35 kg, 63 kg dan sebagainya.


(24)

Menurut sumbernya data terbagi atas dua bagian: a. Data internal

Data internal adalah data yang didapat dari dalam perusahaan atau organisasi dimana riset dilakukan. Sebagai contoh adalah catatan akuntansi, catatan produksi, catatan inventaris, catatan penjualan dan lain-lain.

b. Data eksternal

Data eksternal adalah data yang menggambarkan keadaan di luar perusahaan atau organisasi. Data eksternal terbagi atas dua bagian, yaitu:

1. Data primer

Data primer adalah data yang secara langsung dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan atau yang memakai data tersebut. Data ini diperoleh dari hasil wawancara atau kuesioner. Dalam metode pengumpulan data primer, peneliti melakukan sendiri observasi di lapangan maupun di laboratorium. Pelaksanaanya dapat berupa survei atau percobaan (eksperimen).

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data primer yang diperoleh dari pihak lain atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan. Data sekunder pada umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan, gambaran pelengkap atau diproses lebih lanjut. Data sekunder didapat dari hasil penelitian dari beberapa sumber seperti Badan Pusat Statistika, media massa, lembaga pemerintah atau swasta dan sebagainya.

2.3.3 Data Menurut Jenisnya

Menurut jenisnya data terdiri dari dua bagian, yaitu: a. Data kontiniu


(25)

Contoh: Tinggi badan Richad adalah 180 cm Kecepatan mobil A adalah 130 km/jam Volume kaleng B adalah 25 liter

b. Data diskrit

Data diskrit adalah data yang diperoleh dari hasil perhitungan. Contoh: Ibu Ani mempunyai 1 anak

Ibu Ana mempunyai 100 mobil

Jumlah mahasiswa Matematika ekstensi stambuk 2012 adalah 35 orang

2.4 Skala Pengukuran

Skala merupakan suatu prosedur pemberian angka atau simbol lain kepada sejumlah ciri dari suatu objek agar dapat menyatakan karakteristik angka pada ciri tersebut. Skala pengukuran oleh S.S. Steven (1976) dibagi atas 4 bagian:

a. Skala Nominal

Skala nominal adalah skala pengukuran yang paling sederhana yang dilambangkan dengan kata kata, huruf, simbol, atau bilangan. Skala ini digunakan untuk mengklasifikasikan objek-objek atau kejadian-kejadian ke dalam kelompok (kategori) yang terpisah untuk menunjukkan kesamaan atau perbedaan ciri-ciri tertentu dari objek yang diamati. Pada skala nominal hasil pengukurannya bisa dibedakan tetapi tidak bisa diurutkan mana yang lebih tinggi dan yang lebih rendah. Skala nominal merupakan skala yang paling rendah atau jenis pengukurannya terbatas, contoh: Jenis kelamin 1 = pria; 2 = wanita.

b. Skala Ordinal (Rangking)

Skala ordinal adalah skala pengukuran yang selain mempunyai ciri untuk membedakan juga mempunyai ciri untuk mengurutkan pada rentangan tertentu. Dengan menggunakan skala ordinal objek-objek juga dapat digolongkan dalam


(26)

dari kelompok yang terbentuk dapat dibuat peringkat yang menyatakan hubungan lebih dari atau kurang dari menurut aturan penataan tertentu. Contoh: Seorang anggota ABRI dapat dikelompokkan menurut pangkatnya: Mayor, Kapten, Letnan dll.

c. Skala interval

Skala interval adalah skala pengukuran yang mengelompokkan objek-objek ke dalam kelas-kelas yang mempuyai urutan dan perbedaan dalam jarak yang sama. Misalnya, suhu tertinggi pada bulan Maret di kota A, kota B, dan kota C, berturut-turut adalah 20, 23, 16 derajat celsius.

d. Skala rasio (Nisbah)

Skala rasio adalah skala pengukuran yang mempunyai 4 ciri, yaitu membedakan, mengurutkan, jarak yang sama, dan mempunyai titik nol tulen (titik nol yang berarti) sehingga dapat menghitung rasio atau perbandingan antar nilai. Semua ciri skala interval menjadi ciri skala rasio, perbedaan antar nilai-nilai diketahui dan bernilai tetap, kategori-kategori nilai juga bersifat lepas. hanya saja skala rasio mempunyai titik nol yang berarti dan rasio (perbandingan) antara dua nilai juga berarti, misalnya Andi menyelesaikan kuliah selama 3 tahun sementara Budi 6 tahun, artinya Budi menyelesaikan kuliahnya 2 kali lebih lama dari Andi.

2.5 Skala untuk Instrumen (Model Skala Sikap)

Bentuk-bentuk model skala sikap yang sering digunakan dalam penelitian ada 5 macam, yaitu:

a. Skala Likert

Skala Likert digunakan untuk mengatur sikap, pendapatan dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial. Pada skala Likert variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi subvariabel. Kemudian subvariabel dijabarkan lagi


(27)

menjadi indikator indikator yang terukur ini yang mana menjadi titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan yang perlu dijawab responden. Setiap jawaban dingkapkan dengan kata-kata, misalnya:

Sangat Setuju (SS) = 5 Setuju (S) = 4

Netral (N) = 3

Tidak Setuju (TS) = 2

Sangat Tidak Setuju (STS) = 1 b. Skala Gutman

Skala Gutman mengukur suatu dimensi saja dari suatu variabel multidimensi. Skala Gutman adalah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten.

Misalnya: yakin–tidak yakin, benar–salah, setuju–tidak setuju, dan sebagainya.

c. Skala diferensial semantik

Skala diferensial semantik atau skala perbedaan semantik berisikan serangkaian bipolar (dua kutub). Responden diminta untuk menilai suatu objek atau konsep pada suatu skala yang mempunyai 2 arti yang bertentangan.

Misalnya: panas–dingin, populer–tidak populer, bagus–buruk, dan sebagainya.

d. Rating Scale

Rating scale yaitu data mentah yang didapat berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.

Misalnya: ketat–longgar, lemah–kuat, positif–negatif.

e. Skala Thurstone

Skala Thurstone meminta responden untuk memilih jawaban pertanyaan yang ia setujui dari beberapa pertanyaan yang menyajikan pandangan-pandangan berbeda. Pada umumnya setiap item mempunyai asosiasi antara 1 s/d 10 tetapi nilainya tidak diketahui oleh responden.


(28)

2.6 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian dimaksudkan sebagai pencatatan peristiwa atau karakteristik dari sebagian atau seluruh elemen populasi penelitian. Pengumpulan data penelitian dapat dilakukan berdasarkan cara-cara tertentu. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan secara umum dalam sebuah penelitian adalah: a. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang variabel-variabel kepemimpinan dan taraf/level dari masing-masing variabel serta jumlah penduduk di kotamadya Medan terkhususnya daftar pemilih tetapnya.

b. Metode angket (Kuesioner)

Kuesioner adalah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Metode ini digunakan untuk mencari dan mengenal desain kriteria faktor-faktor pemimpin yang mempengaruhi pilihan warga di kotamadya Medan. Untuk mengetahui distribusi frekuensi masing-masing variabel yang pengumpulan datanya menggunakan kuesioner (angket), setiap indikator dari data yang dikumpulkan terlebih dahulu diklasifikasi dan diberi skor atau nilai yaitu:

Skor 5 jika jawaban responden sangat setuju Skor 4 jika jawaban responden setuju

Skor 3 jika jawaban responden ragu-ragu/tidak tahu Skor 2 jika jawaban responden tidak setuju

Skor 1 jika jawaban responden sangat tidak setuju

c. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian. Teknik wawancara dilakukan jika peneliti memerlukan komunikasi atau hubungan dengan responden.


(29)

Dalam penelitian ini dilakukan komunikasi secara lisan dengan responden guna membantu responden memahami kuesioner/angket.

2.7 Defenisi Analisis Konjoin 2.7.1 Pengertian Analisis Konjoin

Kata conjoint menurut para praktisi riset diambil dari kata considered jointly yang berarti joined together atau bekerja sama. Tepat sebelum tahun 1970, Profesor Paul Green memperkenalkan artikel Luce dan Tukey (1964) yaitu artikel analisis pengukuran konjoin yang diterbitkan di jurnal non-marketing. Artikel ini dapat diterapkan dalam memecahkan masalah pemasaran seperti memahami bagaimana para pembeli mengambil keputusan pembelian, memilih atribut penting dalam pilihan terhadap suatu produk barang atau jasa, dan untuk meramalkan perilaku pembeli.

Analisis Konjoin adalah suatu teknik yang secara spesifik digunakan untuk memahami bagaimana keinginan atau preferensi konsumen terhadap suatu produk atau jasa atau objek tertentu yang diinginkan oleh sebagian besar responden dengan mengukur tingkat kegunaan dan nilai kepentingan relatif berbagai atribut suatu produk (Hair et al, 2005). Analisis ini sangat berguna untuk membantu merancang karakteristik produk baru, membuat konsep produk baru, membantu menentukan tingkat harga serta memprediksi tingkat penjualan.

Analisis Konjoin pada awalnya populer digunakan pada riset pemasaran, khususnya pada berbagai riset untuk mengetahui bagaimana preferensi konsumen terhadap berbagai desain produk.

Menurut Hair (2005) “Conjoint analysis is a multivariate technique developed specifically to understand how respondents develop preferences for any type of object (products, services, or ideas). It is based on the simple premise that consumers evaluate the value of an object (real or hypothetical) by combining the seperate amounts of value provided by each attribute. (Analisis Konjoin adalah salah satu teknik multivariat yang khusus digunakan untuk mengetahui bagaimana responden


(30)

Analisis ini berdasarkan alasan yang sederhana karena konsumen dapat mengevaluasi nilai–nilai dari produk tersebut melalui kombinasi beberapa nilai yang terpisah dari setiap atribut).

Dalam menentukan pilihannya untuk membeli suatu produk, konsumen sering mempertimbangkan berbagai faktor. Bagi konsumen faktor tersebut bersifat trade-off yang membuat konsumen serba salah, misalnya antara harga dan kualitas, mana yang harus dipilih, haruskah memilih harga rendah dengan kualitas rendah atau harga tinggi dengan kualitas prima tergantung dari preferensi konsumen.

Bentuk dasar model dependensi Analisis Konjoin dirumuskan sebagai berikut: = n

Keterangan:

1. (variabel dependen), skala pengukuran metrik atau non-metrik, didefenisikan sebagai pendapat keseluruhan dari seorang responden terhadap sekian faktor/atribut dan taraf pada sebuah barang/jasa/ide.

2. … (variabel independen), skala pengukuran non-metrik, didefenisikan sebagai faktor/atribut dan taraf.

2.7.2 Tujuan dan Manfaat Penggunaan Analisis Konjoin

Pada dasarnya tujuan Analisis Konjoin adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi seseorang terhadap suatu objek untuk mengetahui kombinasi seperti apa yang memiliki nilai manfaat terbesar yang dirasakan oleh responden sehingga akan mempengaruhi mereka dalam proses penentuan keputusan. Hasil utama Analisis


(31)

Konjoin adalah suatu bentuk (desain) produk barang/jasa/idea atau objek tertentu yang diinginkan oleh sebagian besar responden. (Singgih, 2010).

2.7.3 Istilah-istilah Dalam Analisis Konjoin

Beberapa istilah dalam Analisis Konjoin adalah:

1. Atribut, yaitu berupa variabel-variabel yang akan diteliti.

2. Taraf/level, yaitu bagian dari atribut yang menunjukkan nilai yang diasumsikan oleh atribut.

3. Stimuli, yaitu sekelompok atribut yang dievaluasi oleh responden yang berasal dari kombinasi atau desain taraf-taraf atribut.

4. Nilai kepentingan relatif (Relative Importance Value), yaitu nilai yang menunjukkan atribut yang paling penting dalam mempengaruhi pilihan responden.

5. Nilai kegunaan (utilitas), yaitu teori ekonomi yang mempelajari kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh dari seorang konsumen. Semakin tinggi tingkat kepuasan maka semakin tinggi pula nilai guna (utilitas) dan sebaliknya. Nilai guna dibedakan dalam dua pengertian:

a. Nilai guna marginal, yaitu pertambahan/pengurangan kepuasan akibat adanya pertambahan/pengurangan pengunaan satu unit barang tertentu. b. Total nilai guna, yaitu keseluruhan kepuasan yang diperoleh dari

mengomsumsi sejumlah barang-barang tertentu.

2.7.4 Tahapan-tahapan Analisis Konjoin

Tahapan-tahapan yang perlu dilakukan dalam merancang dan melaksanakan Analisis Konjoin secara umum sebagai berikut:


(32)

Langkah awal dalam melakukan Analisis Konjoin yaitu perumusan masalah. Setelah adanya perumusan masalah maka dicarilah kumpulan atribut dimana setiap atribut terdiri atas beberapa taraf/level. Informasi mengenai atribut yang mewakili preferensi konsumen dapat diperoleh melalui diskusi dengan pakar, eksplorasi data sekunder atau studi kepustakaan. Kemudian atribut yang sudah dianggap mewakili ditentukan datanya. Skala atribut dibagi menjadi skala kualitatif/non-metrik atau kategori (nominal dan ordinal) dan skala kuantitatif atau metrik (interval dan rasio).

2. Merancang kombinasi atribut (stimuli)

Setelah mengidentifikasi atribut beserta taraf-tarafnya, kemudian dilakukan perancangan stimuli yaitu kombinasi taraf antar-atribut. Pendekatan yang umum digunakan untuk merancang stimuli yaitu kombinasi lengkap (full profile) atau evaluasi banyak faktor dan kombinasi berpasangan (pairwise comparison) atau evaluasi dua faktor.

Menurut Santoso Singgih (2010) “Untuk jumlah stimuli yang terlalu banyak, dapat dilakukan pengurangan stimuli dengan ketentuan stimuli minimal, yaitu:

Minimum Stimuli = Jumlah level–Jumlah factor+1

a. Full profile

Analisis Konjoin full-profile yang diperkenalkan terlebih dahulu merupakan rancangan kombinasi yang menggambarkan profil produk secara lengkap. Jumlah stimuli dapat dikurangi dengan menggunakan menggunakan fractional factorial design yang memungkinkan mengestimasi semua main effects. Desain ini mengasumsikan bahwa setiap interaksi yang tidak penting diabaikan. Untuk membentuk stimuli dirancang dengan menggunakan SPSS FOR WINDOWS 18.0 sehingga diperoleh 15 minimal stimuli. Setiap stimuli berisi kombinasi antara atribut dengan taraf, dimana tiap stimuli menggambarkan profil tiap objek secara lengkap. Responden mengevaluasi masing-masing stimuli mulai dari stimuli yang paling diminati/dianggap penting hingga stimuli yang paling tidak diminati/yang paling dianggap tidak penting dengan cara rating (memberi peringkat).


(33)

1. Diperoleh deskripsi yang lebih realistis dengan menjelaskan setiap stimuli berisikan sebuah taraf dari masing-masing atribut.

2. Menggambarkan trade-off yang lebih jelas antara seluruh atribut yang tersedia.

Sedangkan kendala menggunakan metode ini adalah metode full-profile disarankan apabila jumlah atribut yang diteliti antara enam s/d sembilan atribut saja (Hair et al, 2006).

b. Pairwise Comparison

Metode Pairwise Comparison digunakan apabila atribut yang dianalisis cukup banyak dan dengan jumlah taraf/level yang banyak pula. Penemu metode ini adalah Richard Johnson. Melalui pendekatan ini dibandingkan pasangan profil dari dua atribut. Responden mengevaluasi pasangan atribut secara bersamaan. Bila ada p atribut berarti jumlah pasangan yang dievaluasi sebanyak p(p-1)/2 pasangan.

3. Menentukan metode pengumpulan data

Data yang diperlukan dalam Analisis Konjoin dapat berupa data non-metrik (data berskala nominal, ordinal atau kategorial) maupun data metrik (data berskala interval atau rasio).

Untuk memperoleh data dalam bentuk non-metrik, responden diminta untuk membuat ranking atau mengurutkan stimuli pada tahap yang telah dibuat sebelumnya. Perangkingan dimulai dari satu dan seterusnya hingga ranking terakhir bagi stimuli yang paling tidak disukai. Sedangkan untuk memperoleh data dalam bentuk metrik, responden diminta untuk memberikan nilai atau rating terhadap masing-masing stimuli. Dengan cara ini, responden akan dapat memberikan penilaian terhadap masing-masing stimuli secara terpisah. Pemberian nilai atau rating dapat dilakukan menggunakan skala likert 1 hingga 5 (1=paling tidak disukai dan 5=paling disukai atau menggunakan nilai ranking, artinya untuk stimuli yang paling tidak disukai diberi nilai tertinggi setara dengan jumlah stimulinya, sedangkan stimuli yang paling disukai diberi nilai satu.


(34)

Berdasarkan tipe data dan cara pengumpulan datanya, prosedur analisis yang digunakan adalah Analisis Konjoin full-profile menggunakan metode regresi dengan variabel dummy.

Variabel yang dianalisis dengan model regresi dapat berupa variabel kuantitatif maupun variabel kualitatif. Variabel kualitatif dalam model regresi sering disebut dengan istilah variabel dummy. Untuk variabel kualitatif yang mempunyai k kategori dapat dibangun k-1 peubah boneka. Variabel ini biasanya mengambil nilai 1 atau 0. Kedua nilai yang diberikan tidak menunjukkan bilangan (numerik) tetapi hanya sebagai identifikasi kelas atau kategorinya. Atribut yang mempunyai dua taraf diberi kode 1 untuk salah satu taraf dan 0 untuk taraf lainnya. Atribut yang mempunyai tiga taraf, pengkodeannya sebagai berikut:

Tabel 2.1 Pengkodean Variabel Dummy

Taraf Kode

Taraf 1 1 0

Taraf 2 0 1

Taraf 3 0 0

Untuk taraf lebih dari tiga, pengkodean dilakukan dengan cara yang sama sehingga setiap faktor memiliki k-1 variabel dummy. Banyaknya variabel ini sama dengan banyaknya kategori (taraf) dikurangi satu (J Supranto, 2004).

Metode Regresi dengan variabel dummy sangat umum digunakan untuk data berjenis non-metrik maupun metrik, di mana data telah diperoleh melalui pengurutan maupun penilaian terhadap kombinasi atribut atau stimuli yang telah dirancang sebelumnya.

Adapun secara umum model dasar analisis konjoin adalah:


(35)

Keterangan:

U (x) = tilitas total

= Nilai kegunaan dari atribut ke-i (i=1,2,3…m) dan taraf/level ke-j (j=1,2,3…ki)

= Jumlah taraf/level atribut ke-i m = Jumlah atribut

= Bernilai 1 jika atribut variabel dummy ke-i taraf ke-j terjadi dan 0 jika tidak terjadi

Regresi linier biasanya digunakan untuk mendapatkan model Analisis Konjoin tersebut, kemudian dapat ditentukan nilai kegunaan dari taraf-taraf tiap atribut untuk menentukan nilai pentingnya suatu taraf relatif terhadap taraf yang lain pada suatu atribut. Setelah menentukan nilai kegunaan taraf, maka nilai kepentingan relatif (bobot) dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:

=

Keterangan:

= Bobot kepentingan relatif untuk tiap atribut

= Range nilai kepentingan untuk tiap atribut yang dicari dengan rumus Ii= {maks(aij) – min(aij)}

5. Interpretasi Hasil

Beberapa ketentuan dalam melakukan interpretasi hasil analisis yaitu:

a. Taraf yang memiliki nilai kegunaan lebih tinggi adalah taraf yang lebih disukai.

b. Total nilai kegunaan masing-masing kombinasi sama dengan jumlah nilai kegunaan tiap taraf dari atribut-atribut tersebut.


(36)

c. Kombinasi yang memiliki total nilai kegunaan tertinggi adalah kombinasi yang paling disukai responden.

d. Atribut yang memiliki perbedaan nilai kegunaan lebih besar antara nilai kegunaan taraf tertinggi dan terendahnya merupakan atribut yang lebih penting.

6. Uji Validitas dan reliabilitas

Uji validitas adalah uji statistik yang digunakan untuk menentukan seberapa valid suatu item pertanyaan mengukur variabel yang diteliti. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan sah jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dapat digunakan dengan menggunakan software spss menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment. Dalam uji ini, setiap item akan diuji relasinya dengan skor total variabelnya.

Uji reabilitas adalah uji yang digunakan untuk menentukan reabilitas serangkaian item pertanyaan dalam kehandalannya mengukur suatu variabel. Reabilitas (reability, kepercayaan) menunjuk pada pengertian apakah sebuah instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu (Gajah Mada University Press). Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban responden terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai . Menurut Sugiyono (2006) instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Uji reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach. Reliabilitas item diuji dengan melihat koefisien Alpha dengan melakukan reliability analysis dengan SPSS. Akan dilihat nilai Alpha Cronbach untuk reliabilitas keseluruhan item dalam satu variabel.


(37)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu:

1.Variabel dependen

Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pusat perhatian utama peneliti.Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kombinasi Kriteria Pemimpin yang paling disukai Masyarakat Kota Medan.

2.Variabel independen

Variabel independen yang dilambangkan dengan (X) adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Jenis kelamin, Umur, Latar belakang pekerjaan, Karakteristik pribadi, Gaya memimpin, Dasar pembentuk diri pemimpin, Teknik atau cara memimpin dan Tingkat pendidikan pemimpin.


(38)

3.2 Defenisi Operasional Variabel

Defenisi operasional variabel adalah suatu defenisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati. Defenisi operasional dalam penelitian ini meliputi:

1. Jenis Kelamin

Jenis kelamin yakni pria dan wanita. 2. Umur

Batasan umur dalam penelitian ini dikutip dari buku Aplikasi Logika Fuzzy edisi 2 karangan Sri Kusuma Dewi, 2010. Adapun batasan umur sebagai berikut:

Muda, dengan batasan umur < 35tahun.

Parobaya, dengan batasan umur antara 35 s/d 55 tahun. Tua, dengan batasan umur >55 tahun.

3. Pendidikan

Peneliti membatasi pada dua tingkatan pendidikan saja yakni SMA/Sederajat dan tamatan Perguruan Tinggi Sarjana/Diploma.

4. Latarbelakang Pekerjaan Yakni Wiraswasta, Sipil, Militer. 5. Karakter Dominan

a. Integritas (integrity)

Seorang pemimpin harus mempunyai kejujuran, ketulusan hati, keterbukaan, keutuhan, rasa bersatu, senasib, seperjuangan dan sepenanggungan.

b. Kecerdasan (intelegence)

Seorang pemimpin tidak hanya memiliki kecerdasan intelegensia (dalam bidang tertentu) akan tetapi juga dituntut memiliki kecerdasan emosional yaitu kemampuan membaca lingkungan sosial dan kerja untuk maksimalisasi ketercapaian tujuan dan sasaran organisasi.


(39)

c. Penguasaan teknis (Technical mastery)

Seorang pemimpin tidak hanya dapat berbicara tetapi juga harus memiliki kemahiran teknik tertentu terutama teknis manajemen dan koordinasi serta kemahiran sosial untuk memimpin.

6.Pembentuk diri

a. Social Background (Latar belakang sosial) atau disebut keturunan/genetik merupakan latar belakang sosial yang berpengaruh terhadap pembentukan pribadi seorang pemimpin. Seperti pendidikan dalam keluarga, pengaruh lingkungan dalam perkembangan pemimpin tersebut ketika seseorang dalam masa pertumbuhan, akan memberikan kontribusi baik positif maupun negatif terhadap pembentukan watak, kebiasaan (habitual), sikap (attitude), perilaku (behavior). Dengan demikian latar belakang sosial mempengaruhi kepemimpinan seseorang.

b. Ilmu pengetahuan merupakan bentuk kemampuan pemimpin khususnya menyangkut masalah penguasaan ilmu, keahlian atau kepakaran. Pengetahuan merupakan input yang diperoleh melalui seseorang melalui proses belajar. Belajar secara formal dan informal merupakan merupakan sebuah media yang hampir dipastikan diperoleh setiap pemimpin di zaman modern ini. Pengetahuan bersangkutan dengan masalah ilmu, keahlian khusus dan keterampilan.

c. Pengalaman merupakan suatu bentuk perpaduan yang menarik antara latar belakang, pengetahuan yang dimiliki yang termanifestasi ke dalam bentuk peristiwa yang dialami. Pengalaman terbentuk dari seluruh peristiwa yang dialami secara pribadi maupun orang lain sepanjang hidup seseorang sehingga memberikan nilai tambah dalam dirinya. Pengalaman yang dimiliki seorang pemimpin memberikan warna dan sentuhan teknis serta kebijaksanaan dalam bertindak dan pengambilan keputusan. Hal ini diperoleh dalam kehidupan sehari-hari, baik pengalaman teknis memimpin maupun pengalaman lain yang dapat menjadi masukan positif dalam kepemimpinan seseorang.

7. Gaya Kepemimpinan a. Tipe Militeris

Seorang pemimpin yang senang pada formalitas, menuntut disiplin yang tinggi dan kaku, gemar menggunakan perintah, sukar menerima kritik oranglain. Sesuai namanya, tipe ini selayaknya diterapkan di kalangan militer yang secara organisatoris memang memiliki struktur yang hierarkis.

b. Tipe Karismatis


(40)

dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikutnya tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.

c.Tipe Demokratis

Gaya kepemimpinan yang didasarkan pada partisipasi bawahan dalam pengambilan keputusan. Seorang pemimpin yang demokratis memiliki pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang termulia. Tipe ini selalu berusaha menyelaraskan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan anggota, senang menerima saran/pendapat dan kritikan, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan kerja tim dalam usaha mencapai tujuan, serta berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai seorang pemimpin.

8. Teknik Memimpin

a. Teknik memberi perintah

Fungsi pemimpin adalah memberikan pengarahan dan motivasi. Seorang pemimpin harus mampu memberi perintah secara efektif dalam mempengaruhi dan mengarahkan anak buahnya. Perintahnya harus bersifat rasional, jelas dan komplit, artinya perintah yang disampaikan haruslah sebuah perintah yang beralasan kuat, sederhana, jelas. Harapan pemimpin dalam menyampaikan perintah adalah agar bawahan bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan pemimpin secara efektif.

b. Teknik menerima saran

Saran biasanya bersifat sangat beragam. Perlu diingat ada saran yang bersifat baik dan menguntungkan organisasi, ada juga saran yang hanya membela individu. Dalam hal ini pemimpin harus cermat. Dalam menerima saran seorang pemimpin dapat melakukannya secara langsung maupun tidak langsung dan mereka tidak secara spontan memberikan reaksi.

c. Memelihara visi dan misi

Hal ini sangat perlu guna tetap menjaga solidaritas anggota kelompok karena visi dan misi adalah kebanggaan suatu komunitas organisasi. Visi dan misi bersifat khusus sehingga dapat membedakan kelompok yang satu dengan kelompok yang lain. Pemimpin dapat melakukan tindakan tegas agar tetap memelihara visi dan misi yakni menekankan pentingnya visi dan misi agar tujuan tercapai.

Tabel 3.2 variabel/atribut dan level

No Atribut Level atribut Keterangan

(1) (2) (3) (4)

1 Jenis Kelamin 1 Pria

2 Wanita

2 Umur 1 Muda

2 Parobaya


(41)

(1) (2) (3) (4) 2 SMA/Sederajat

4 Pekerjaan 1 Militer

2 Sipil

3 Wiraswasta

5 Karakteristik 1 Integritas

2 Kecerdasan

3 Penguasaan Teknis

6 Pembentuk diri 1 Bakat lahir/genetik

2 Pengetahuan dari Pendidikan

3 Pengalaman

7 Gaya memimpin 1 Militeris

2 Karismatis

3 Demokratis

8 Teknik memimpin 1 Memerintah

2 Sesuai visi misi 3 Menerima saran

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di 5 Kecamatan di Kota Medan Yakni Kecamatan Medan Deli, Kecamatan Medan Helvetia, Kecamatan Medan Denai, Kecamatan Medan Marelan dan Kecamatan Medan Johor. Dalam pemilihan 5 kecamatan sebagai lokasi penelitian, peneliti mengasumsikan bahwa populasi homogen. Selain itu pemilihan lokasi penelitian juga ditimbang oleh karena jumlah penduduk terbesar berada di 5 kecamatan tersebut secara berurut begitu pula dengan jumlah daftar pemilih tetapnya (DPT) dan peneliti juga mempertimbangkan letak geografis 5 Kecamatan tersebut agar dapat mewakili populasi.

3.4 Subjek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Masyarakat Medan yang telah memenuhi syarat partisipasi dalam pemilihan umum atau berusia 17 tahun ke atas dan populasi bukan anggota TNI/POLRI.


(42)

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari Masyarakat Medan di setiap kecamatan yang telah ditentukan yang telah terdaftar sebagai pemilih tetap dalam pemilu yang diperkirakan dapat mewakili populasi dan sesuai dengan syarat.

3.5 Teknik Penarikan Sampel

Pengambilan sampel menggunakan cara tidak acak yaitu sampel purposif. Yang dimaksud dengan sampel purposif adalah sampel yang menggunakan pertimbangan tertentu dalam memilih individu yang menjadi responden. Pertimbangannya adalah warga yang telah layak untuk memilih dengan kriteria umur minimal 17 tahun, sudah menikah (jika belum atau sudah genap 17 tahun), bukan dari kalangan TNPOLRI. Sampel yang akan dijadikan responden sebanyak 100 orang pemilih tetap di kota Medan.

Pengambilan sampel secara proportional random sampling memakai rumusan alokasi proportional sebagai berikut:

n

i

=

. n

dimana,

ni = Jumlah sampel menurut kecamatan n = Jumlah sampel keseluruhan

Ni = Jumlah populasi menurut kecamatan N = Jumlah populasi keseluruhan

Berdasarkan perhitungan maka didapat jumlah responden per-kecamatan sebagai berikut.

Tabel 3.3 Jumlah Perhitungan Responden Per-Kecamatan

No Kecamatan Jumlah Responden

1 Medan Deli 20 responden

2 Medan Helvetia 23 responden

3 Medan Denai 22 responden

4 Medan Johor 20 responden

5 Medan Marelan 16 responden

Jumlah total 100 responden

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam rangka pengumpulan data responden. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner/angket. Kuesioner yang akan di sebar dalam penelitian ini, berasal dari desain stimuli yang dihasilkan oleh program SPSS Versi18.00. Dalam penelitian yang menggunakan Analisis Konjoin,


(43)

Kuesioner ini terdiri dari dua bagian pertanyaan. Bagian pertama pertanyaan tentang karakteristik responden dan bagian kedua berisi indikator pengukuran yang terdiri dari 27 kombinasi stimuli, para responden diwajibkan untuk menentukan kombinasi yang lebih disukai sesuai dengan kepentingan responden yang bersangkutan dengan menggunakan skala likert 1 s/d 5 yakni:

Sangat Suka (SS) = 5 Suka (S) = 4

Cukup Suka (N) = 3 Tidak Suka (TS) = 2

Sangat Tidak Suka (STS) = 1

3.7 Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berasal dari data sekunder dan data primer. Data sekunder dikumpulkan penulis dari website, buku dan karya publikasi yang berkaitan dengan data yang dibutuhkan. Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner terhadap 100 orang responden. Penulis melakukan wawancara pendahuluan mengenai pengisian dan gambaran isi kuesioner terlebih dahulu. Penulis melakukan penyebaran kuesioner ke rumah penduduk dan sebagian lagi melakukan penyebaran kuesioner tepat di kecamatan yang bersangkutan ketika responden sasaran berada di kantor camat.

3.8 Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan tentang gambaran umum responden. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui atribut-atribut yang menjadi preferensi responden dalam memilih seorang pemimpin .


(44)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Responden

Penelitian terhadap preferensi kriteria kepemimpinan menurut Masyarakat Medan ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 orang responden yang tersebar di lima kecamatan di Kota Medan. Sebanyak 50 0rang responden adalah pria dan selebihnya lagi adalah wanita.

Gambar 4.1 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 4.2 Diagram Karalteristik Responden Berdasarkan Umur 50%

50%

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Pria Wanita

63% 35%

2%

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur <35 thn Umur 35 s/d 55 thn Umur >55 thn


(45)

Gambar 4.3 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Gambar 4.4 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

4.2 Penyajian Data

Data Analisis Konjoin didapat dari urutan kartu profil dalam kuesioner. Dalam penelitian ini metode presentasi yang digunakan adalah full-profile yang menggunakan data metrik yaitu dengan cara me-rating. Proses Analisis Konjoin dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

2% 0% 1%

37%

27% 33%

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan Tdk Tamat

Pendidikan SD

Pendidikan SMP

Pendidikan SMA

Pendidikan Diploma

Pendidikan Sarjana

63% 16%

21%

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Wiraswasta PNS


(46)

4.2.1 Metode Full-profile

1. Mendesain Stimuli

Setelah atribut dan taraf atribut diperoleh (pada tabel 1.1) selanjutnya adalah menentukan preferensi responden terhadap setiap kombinasi.Untuk itu dibutuhkan adanya stimuli.Stimuli adalah kombinasi antara atribut dengan level. Dari 8 atribut dan 22 level tersebut didapat jumlah kombinasi yang mungkin untuk disusun sebanyak 2916 stimuli (diperoleh dari hasil perkalian tiap level= 2 x 2 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3).

Jika ke-2916 kombinasi stimuli tersebut digunakan, dapat menyulitkan responden dalam mengevaluasi kombinasi stimuli tersebut. Responden akan sulit memberikan jawaban yang konsisten, membutuhkan waktu yang lama dan akhirnya responden menjawabnya tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya sehingga hasil yang diperoleh tidak akurat.Untuk dapat mereduksi kombinasi menghasilkan 27 kombinasi dilakukan dengan mendesain stimuli menggunakan SPSS versi 18.0 sebagai berikut:

1. Buka program SPSS, dari program SPSS, biarkan data editor dalam keadaan kosong.

2. Pilih menu file, new, pilih syntax. 3. Ketik pada syntax editor:

ORTHOPLAN /FACTORS=

JEEK 'jenis kelamin' ('pria' 'wanita') UMUR 'umur' ('muda' 'parobaya' 'tua')

PENDDKN 'pendidikan' ('sarjana/diploma' 'sma/sederajat') PKRJAN 'pekerjaan' ('militer' 'sipil' 'wiraswasta')

KARAKTER 'karakteristik' ('integritas' 'kecerdasan' 'penguasaan teknis')

PMBTKDRI 'pembentuk diri' ('keturunan' 'pengetahuan pendidikan' 'pengalaman') GAYA 'gaya memimpin' ('militeris' 'karismatis' 'demokratis')

TEKNIK 'teknik memimpin' ('memberi perintah' 'sesuai visi dan misi' 'menerima saran')

/HOLDOUT=0.

SAVEOUTFILE='CONJOINTKU.SAV'.


(47)

Setelah dievaluasi dengan menggunakan SPSS For Windows 18.0 dihasilkan 27 stimuli dan dapat digunakan untuk mengetahui preferensi responden (dapat dilihat pada lampiran 1stimuli pada metode full-profile).

Selanjutnya responden diminta untuk memberikan rating terhadap 27 kombinasi kriteria pemimpin tersebut pada lampiran 1 dengan menggunakan skala likert, dengan urutan:

1 = Sangat tidak suka dengan stimuli. 2 = Tidak suka dengan stimuli. 3 = Cukup suka dengan stimuli. 4 = Suka dengan stimuli. 5 = Sangat suka dengan stimuli.

2. Menghitung Nilai Utilitas dan Nilai Kepentingan Relatif

Untuk menghitung nilai utilitas dan nilai kepentingan relatif atribut dapat menggunakan 2 cara yaitu:

a.Menggunakan perhitungan manual.

b.Menggunakan software SPSS dengan menggunakan program syntax.

a.Menggunakan Perhitungan Manual

Sebelum melakukan perhitungan nilai kegunaan taraf atribut, harus diketahui dahulu urutan rating dari masing-masing stimuli keseluruhan responden.Namun untuk menduga rating atribut berdasarkan data responden, maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan data salah seorang responden (Tabel 4.1 Hasil penilaian 1 orang responden, pada lampiran 2).

Selanjutnya, dilakukan pengkodean dengan variabledummy yang mewakili setiap taraf dari masing-masing atribut.

Untuk atribut jenis kelamin, level dari atribut dikodekan sebagai berikut:

Level X1

Level 1 1

Level 2 0

Untuk atribut umur, level dari atribut dikodekan sebagai berikut:

Level X2 X3

Level 1 1 0

Level 2 0 1


(48)

Untuk atribut pendidikan, level dari atribut dikodekan sebagai berikut:

Level X4

Level 1 1

Level 2 0

Untuk atribut pekerjaan, level dari atribut dikodekan sebagai berikut:

Level X5 X6

Level 1 1 0

Level 2 0 1

Level 3 0 0

Untuk atribut karakteristik pribadi, level dari atribut dikodekan sebagai berikut:

Level X7 X8

Level 1 1 0

Level 2 0 1

Level 3 0 0

Untuk atribut pembentuk diri, level dari atribut dikodekan sebagai berikut:

Level X9 X10

Level 1 1 0

Level 2 0 1

Level 3 0 0

Untuk atribut gaya memimpin, level dari atribut dikodekan sebagai berikut:

Level X11 X12

Level 1 1 0

Level 2 0 1

Level 3 0 0

Untuk atribut teknik memimpin, level dari atribut dikodekan sebagai berikut:

Level X13 X14

Level 1 1 0

Level 2 0 1


(49)

Bentuk pertanyaan dalam kuesioner (lampiran 1)dan responden memberikan preferensi mereka atas setiap kombinasi (lampiran 2). Preferensi diperoleh dengan mengurutkan kombinasi-kombinasi yang tersedia berdasarkan tingkat kepentingan relatif. Data stimuli pada lampiran 1akan dikodekan dengan menggunakan variabel dummy, sebagaimana dilakukan pada regresi dengan variabel kuantitatif.

Hasilnya adalah data Tabel 4.1.

Tabel 4.1Pengkodean Data untuk Regresi

No

Jk Umur Pnddkn Pekerjaan Karakter Pbtk diri Gaya Teknik Pref X1 X

2 X 3

X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 Rating

1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 5

2 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 4

3 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 4

4 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 4

5 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 3

6 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 4

7 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 5

8 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 4

9 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 2

10 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1

11 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 4

12 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 4

13 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 4

14 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 3

15 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 4

16 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 5

17 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 4

18 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 4

19 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 4

20 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 3

21 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1

22 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 4

23 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 3

24 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5

25 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 4

26 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 4

27 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 4

Sumber: Data olahan penulis 20144

Pada tabel 4.1 adalah data yang sudah ditransformasikan. Selanjutnya data yang diperoleh dari hasil kuesioner dianalisis dengan persamaan regresi linier berganda dengan variabel bebas berupa dummy sebanyak 14 buah dengan rumus 4.1.


(50)

(Rumus 4.1)

Keterangan:

= Kegunaan atau utilitas

= Variabel dummy mewakili bagian Jenis kelamin = Variabel dummy mewakili bagian Umur

= Variabel dummy mewakili bagian Pendidikan

= Variabel dummy mewakili bagian Latar belakang pekerjaan = Variabel dummy mewakili bagian Karakteristik pribadi = Variabel dummy mewakili bagian Pembentuk diri = Variabel dummy mewakili bagian Gaya memimpin = Variabel dummy mewakili bagian Teknik memimpin

Untuk mendapatkan nilai koefisien dstdapat diperoleh dengan menggunakan SPSS sebagai berikut:

 Atribut yang sudah diubah menjadi variabeldummy, selanjutnya diinput ke SPSS Statistics Data Editor.

 Input juga nilai rating dikolom sebelahnya.  Pilih analyze,Regression,Linear.

 Isi nilai rating sebagai variable dependent dan ke-14 dummy variable sebagai variable independent.


(51)

Tabel 4.2 Koefisien Nilai beta dari SPSS

Model

Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 3,481 0,772 4,507 0,001

b1 -0,056 0,397 -0,023 -0,140 0,891

b2 -0,556 0,459 -0,227 -1,211 0,249

b3 -0,222 0,459 -0,091 -0,484 0,637

b4 0,944 0,397 0,386 2,377 0,035

b5 -0,111 0,459 -0,045 -0,242 0,813

b6 -0,667 0,459 -0,273 -1,453 0,172

b7 0,889 0,459 0,364 1,937 0,077

b8 0,667 0,459 0,273 1,453 0,172

b9 0,222 0,459 0,091 0,484 0,637

b10 0,333 0,459 0,136 0,726 0,482

b11 -0,667 0,459 -0,273 -1,453 0,172

b12 -0,444 0,459 -0,182 -0,969 0,352

b13 -1,222 0,459 -0,500 -2,664 0,021

b14 -1,222 0,459 -0,500 -2,664 0,021

Persamaan regresi linier berganda digunakan untuk memperkirakan nilai utilitas.Harus diperoleh utilitas setiap atribut, setiap atribut memiliki taraf. Dengan diketahuinya kode variabel dummy, setiap taraf dilambangkan terlebih dahulu. Untuk atribut jenis kelamin, utilitas masing-masing taraf dilambangkan oleh (pria), (wanita). Untuk atribut umur, utilitas masing-masing taraf dilambangkan oleh (muda), (parobaya), (tua). Untuk atribut pendidikan, utilitas masing-masing taraf dilambangkan oleh (pendidikan sarjana/diploma), (pendidikan SMA/Sederajat). Untuk atribut latarbelakang pekerjaan, utilitas masing-masing taraf dilambangkan oleh (latarbelakang militer), (latarbelakang sipil), (latarbelakang wiraswasta). Untuk atribut karakteristik pribadi, utilitas masing-masing taraf dilambangkan oleh (integritas), (kecerdasan), (penguasaan teknis). Untuk atribut pembentuk diri, utilitas masing-masing taraf dilambangkan oleh (bakat lahir/genetik), (pengetahuan dari pendidikan), (pengalaman). Untuk atribut gaya memimpin, utilitas masing-masing taraf dilambangkan oleh (gaya


(52)

Untuk atribut teknik memimpin, utilitas masing-masing taraf dilambangkan oleh (memberi perintah), (sesuai visi dan misi), (menerima saran/masukan). Hubungan setiap koefisien variabel dummy, mewakili perbedaan dalam parth-worth untuk taraf yang bersangkutan dikurangi parth-worth dari taraf dasar.

Untuk atribut Jenis kelamin diperoleh persamaan yang dinyatakan oleh persamaan 1dan 2.

= (1)

= 0 (2)

Dengan menggunakan nilai-nilai koefisien dari hasil SPSS maka diperoleh persamaan sebagai berikut:

0,056 (3)

= 0 (4)

Dari persamaan (3) dan (4) diperoleh persamaan:

0

-

0,056

(5)

Dari persamaan (2) diperoleh persamaan:

0

(6)

Sehingga diperoleh hasil setelah dipecahkan: 0,028

0,028

Persamaan untuk atribut kedua yaitu Umur sebagai berikut:

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)


(53)

0,222

-

(12)

0,334+ (13)

Dari persamaan (9) diperoleh persamaan:

-0,034+ + + = 0 -0,034+ + = 0

+ = 0,334 (14)

Dari persamaan (11) dan (14) diperoleh persamaan: 0,222

0,334

+

0,112 0,037

Dari persamaan (11) diperoleh persamaan: 0,222

0,222

(15)

Dari persamaan (10) diperoleh persamaan: 0,556

0,556

(16)

Maka setelah dipecahkan diperoleh hasil sebagai berikut: 0,297

0,037 0,259

Persamaan untuk atribut ketiga yaitu Pendidikan sebagai berikut:

(17)

(18)


(54)

(19)

(20)

Dari persamaan (19) dan (20) diperoleh persamaan:

(21)

(22)

-

0,944

(23)

Dari persamaan (20) diperoleh persamaan: 0

0

(24)

Maka setelah dipecahkan diperoleh hasil sebagai berikut: 0,472

0,472

Persamaan untuk atribut keempat yaitu Pekerjaan sebagai berikut:

(25)

(26)

(27) Dengan menggunakan nilai koefisien dari hasil SPSS maka diperoleh persamaan sebagai berikut:

Dari persamaan (25) dan (26) diperoleh persamaan:

-

0,556


(55)

Dari persamaan (27) diperoleh persamaan: 0

0,556+ 0 0,556+

-0,556 (29)

Dari persamaan (26) dan (29) diperoleh persamaan:

+

1,223

0,408 (30)

Dari persamaan (29) diperoleh persamaan: 0,556

0,556

0,260 (31)

Dari persamaan (27) diperoleh persamaan: 0

0

(32)

Maka setelah dipecahkan diperoleh hasil sebagai berikut: 0,148

0,408 0,260

Persamaan untuk atribut kelima yaitu Karakterdiperoleh persamaan yang dinyatakan oleh persamaan berikut:

(33)

(34)


(56)

sebagai berikut:

Dari persamaan (33) dan (34) diperoleh persamaan:

(36)

(37)

- 0,222 (38)

Dari persamaan (35) diperoleh persamaan: 0

0

0

(39)

Dari persamaan (34) dan (39) diperoleh persamaan: 0,667 0,222 + 0,445 (40)

Dari persamaan (39) diperoleh persamaan: 0,222 0,222 0,296 (41)

Dari persamaan (35) diperoleh persamaan: 0

=0

(42) Maka setelah dipecahkan diperoleh hasil sebagai berikut:


(57)

0,148 0,518

Persamaan untuk atribut keenam yaitu Pembentuk diri diperoleh persamaan yang dinyatakan sebagai berikut:

(43)

(44)

(45) Dengan menggunakan nilai koefisien dari hasil SPSS maka diperoleh persamaan sebagai berikut:

Dari persamaan (43) dan (44) diperoleh persamaan:

-

0,111

0,111+ (46)

Dari persamaan (45) diperoleh persamaan: 0

0 0

0,111 (47)

Dari persamaan (44) dan (47) diperoleh persamaan:

+


(58)

Dari persamaan (47) diperoleh persamaan: 0,111

0,111

0,185 (49)

Dari persamaan (45) diperoleh persamaan: 0

0

(50)

Maka setelah dipecahkan diperoleh hasil sebagai berikut: 0,037

0,148 0,185

Persamaan untuk atribut ketujuh yaitu Gaya kepemimpinandiperoleh persamaan yang dinyatakan oleh persamaan berikut:

(51)

(52)

(53)

Dengan menggunakan nilai koefisien dari hasil SPSS maka diperoleh persamaan sebagai berikut:

Dari persamaan (51) dan (52) diperoleh persamaan:

-

0,223


(59)

0

0

0

(55)

Dari persamaan (52) dan (55) diperoleh persamaan: 0,444 0,223 + 0,221 (56)

Dari persamaan (55) diperoleh persamaan: 0,223 0,223 (57)

Dari persamaan (53) diperoleh persamaan: 0

=0

(58)

Maka setelah dipecahkan diperoleh hasil sebagai berikut: 0,297 0,074 0,371 Persamaan untuk atribut kedelapan yaitu Teknik memimpindiperoleh persamaan yang dinyatakan oleh persamaan berikut: (59)

(60)

(61) Dengan menggunakan nilai koefisien dari hasil SPSS maka diperoleh persamaan sebagai berikut:


(1)

(1) (2) (3) (4)

Demokratis 0,055 0,024

Teknik Memimpin Memberi Perintah -0,383 0,024 Sesuai Visi dan Misi 0,117 0,024

Menerima Saran 0,265 0,024

Constant 2,925 0,019

Sumber: Data olahan SPSS 2014

Penerapan metode Analisis Konjoin melalui pendekatan Analisis Regresi Berganda menggunakan variabel dummy terhadap profil faktor kepemimpinan sebagai berikut.

=ao+a1(Jenis Kelamin Pria)+a2(Umur Muda)+a3(Pendidikan Sarjana/Diploma)+a4(Latarbelakang pekerjaan militer)+a5(Karakter pribadi kercerdasan)+a6(Pembentuk diri pengetahuan)+a7(Gaya memimpin demokratis)+a8(Teknik memimpin menerima saran)

=2,925+0,122X1+0,102X2++0,111X3+0,010X4+0,092X5+0,070X6+0,055X7+0,265X8 Penjelasan yang diperoleh yakni bahwa hubungan antara kedelapan variabel bebas (Jenis kelamin, Umur, Pendidikan, Latarbelakang pekerjaan, Karakter pribadi, Pembentuk diri, Gaya memimpin, Teknik memimpin) adalah positif terhadap variabel terikat yakni variabel kepemimpinan yang paling disukai responden.

Berdasarkan Tabel 4.6, maka penafsiran nilai utilitas dari setiap level pada faktor adalah sebagai berikut:

1. Jenis Kelamin

Karena utility untuk kriteria pemimpin dengan jenis kelamin pria bernilai positif, maka secara umum responden menyukai pemimpin yang berjenis kelamin pria daripada wanita.

2. Umur

Karena utility kriteria umur muda bernilai positif dan memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan kriteria umur parobaya dan bernilai negatif untuk kriteria umur tua, maka secara umum, responden menyukai kriteria pemimpin dengan umur muda yakni berkisar 18 s/d 35 tahun.

3. Pendidikan

Karena utility untuk kriteria pemimpin dengan pendidikan dari perguruan tinggi yakni sarjana/diploma bernilai positif dan bernilai negatif untuk yang berpendidikan Sekolah menengah, maka secara umum responden menyukai pemimpin yang berpendidikan sarjana/diploma.

4. Latar belakang pekerjaan

Karena utility kriteria latar belakang pekerjaan militer bernilai positif dan memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan kriteria latar belakang pekerjaan sipildan bernilai negatif untuk kriteria latar belakang pekerjaan wiraswasta, maka secara umum, responden menyukai kriteria pemimpin dengan latarbelakang pekerjaan militer.


(2)

5. Karakter pribadi

Karena utility kriteria kecerdasan bernilai positif dan bernilai negatif untuk kriteria integritas dan penguasaan teknis, maka secara umum, responden menyukai pemimpin dengan kriteria karakter pribadi yang cerdas.

6. Pembentuk diri

Karena utility kriteria pengetahuan dari pendidikan dan pengalaman bernilai positif dan memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan pengalaman dan bernilai negatif untuk kriteria keturunan/genetik, maka secara umum, responden menyukai kriteria pemimpin dengan pembentuk dirinya berasal dari pengetahuan dari pendidikan yang didapat.

7. Gaya memimpin

Karena utility kriteria gaya memimpin yang demokratis dan karismatis bernilai positif dan memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan gaya memimpin karismatis dan bernilai negatif untuk kriteria gaya memimpin yang militeris, maka secara umum, responden menyukai kriteria pemimpin dengan gaya memimpin yang demokratis.

8. Teknik memimpin

Karena utility kriteria teknik memimpin yang menerima saran dan sesuai visi misi bernilai positif dan memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan teknik memimpin yang sesuai dengan visi misi dan bernilai negatif untuk kriteria teknik memimpin yang memberi perintah, maka secara umum, responden menyukai kriteria pemimpin dengan teknik memimpin yang menerima saran/masukan.

4.4 Analisis Tingkat Kepentingan Faktor Relatif

Analisis Konjoin sangat bermanfaat untuk mengetahui faktor mana yang paling dipertimbangkan oleh responden ketika mengevaluasi beberapa atribut sekaligus. Dengan mengetahui tingkat kepentingan relatif, maka diperoleh desain kombinasi yang paling diminati oleh responden. Dengan menggunakan SPSS Versi 18.00, diperoleh hasil preferensi total responden pada tabel 4.7 berikut.

Tabel 4.7 Nilai Kepentingan Relatif Keseluruhan Responden

Atribut NPR

(1) (2)

Jenis Kelamin 8,112%

Umur 12,826%

Pendidikan 8,368%

Latar belakang Pekerjaan 11,415%

Karakter Pribadi 11,046%


(3)

(1) (2)

Gaya Memimpin 13,322%

Teknik Memimpin 22,980%

Sumber: Data olahan SPSS 2014

Dari tabel 4.7 disimpulkan bahwa responden memilih Teknik memimpin dan Gaya memimpin sebagai atribut yang paling diutamakan ketika mengevaluasi ketertarikan terhadap kriteria pemimpin, diikuti dengan atribut Umur, Pembentuk diri, Latar belakang pekerjaan, Karakter pribadi, Pendidikan dan Jenis kelamin.

4.5 Uji Signifikansi dan Pengukuran Predictive Accuracy

Dalam analisis konjoin, pengujian validitas (signifikansi) dilakukan dengan melihat nilai korelasi Pearson dan Tau kendall. Pedoman untuk uji validitas adalah sebagai berikut:

Hipotesis:

= Tidak ada korelasi yang kuat antara variabel Observed dan Estimated Preferences

= Ada korelasi yang kuat antara variabel Observed dan Estimated Preferences

Jika angka signifikansi > 0,05 maka H0 diterima, sebaliknya jika angka signifikansi 0,05 maka H0 ditolak.

Tabel 4.8 Korelasi antara Variabel Observed dan Estimated Preferences

Correlationsa

Value Sig.

Pearson’s R 0,986 0,000

Kendall’s Tau 0,892 0,000

a. Correlations between observed and estimated preferences Sumber: Data olahan SPSS 2014

Berdasarkan hasil korelasi menggunakan Pearson’s R dan Kendall’s Tau pada penelitian ini terhadap utilitas prediksi dan utilitas aktual(U(X)) dapat dilihat pada tabel 4.9, diperoleh hasil bahwa prediksi utilitas dengan utilitas aktualnya saling berkorelasi positif dan sangat kuat, yaitu sebesar 0,986 dan 0,892 dan memiliki p-value

(signifikansi) masing-masing sebesar 0,000 lebih kecil dari = 0,05 (derajat signifikansi).

Hal ini membuktikan adanya hubungan yang cukup kuat atau terdapat ketepatan dalam memprediksi (predictive accuracy) yang mengindikasikan model


(4)

regresi yang dibuat sudah baik, atau dengan kata lain model regresi linier multipletersebut cocok atau tepat untuk data yang dianalisis.


(5)

60

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berikut ini adalah kesimpulan yang dapat diambil peneliti dari penelitian yang telah dilakukan:

1. Dari hasil penelitian terhadap 100 orang responden, pilihan faktor/atribut dari kriteria pemimpin berdasarkan nilai kepentingannya yang paling mempengaruhi ketertarikan responden yang dalam penelitian ini adalah masyarakat Medan yaitu: Teknik memimpin (22,980%), Gaya memimpin (13,322%), Umur (12,826%), Pembentuk diri (11,930%), Latar belakang pekerjaan (11,415%), Karakter pribadi (11,046%), Jenis kelamin (8,112%), Pendidikan (8,368%).

2. Konsep kriteria pemimpin yang disukai berdasarkan penilaian responden melalui evaluasi 27 profil/kombinasi/stimuli yang disajikan dalam bentuk kuesioner dengan membuat rangking adalah pemimpin yang disukai berdasarkan jenis kelamin adalah pria, berdasarkan umur adalah umur muda (18 s/d 35 tahun), berdasarkan pendidikan adalah sarjana/diploma (lulusan perguruan tinggi), berdasarkan latar belakang pekerjaan adalah militer, berdasarkan karakter pribadi adalah kecerdasan, berdasarkan pembentuk diri adalah mendapat banyak ilmu pengetahuan dari pendidikan, berdasarkan teknik memimpin adalah bersikap demokratis dan menerima saran.

5.2 Saran

Penelitian ini dapat dijadikan referensi atau informasi bagi individu atau masyarakat yang membutuhkan mengenai kombinasi kriteria pemimpin yang paling disukai masyarakat Medan. Penelitian ini juga dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya untuk penelitian sejenis dengan berbagai pengembangan dalam penelitiannya.

Penelitian ini hanya terbatas pada 8 faktor/atribut, sehingga hasil yang diperoleh mungkin belum dapat mewakili keseluruhan ciri pemimpin.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Ambar Sulistiyani Teguh. 2007. Kepemimpinan Profesional. Yogyakarta: Gava Media.

Arifin syamsul. 2012 .Leadership Ilmu Seni dan Kepemimpinan. Banjarmasin: Mitra Wacana Media.

Cholid Narbuko. 1991. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Dewi Kusuma Sri. 2010 .Aplikasi Logika Fuzzy Untuk Pengambilan Keputusan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Dharma Setyawan Salam. 2004. Manajemen Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Sapdodadi.

Ghozali, Imam.2006. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Cetakan IV. Semarang: Universitas Diponegoro.

Hair,Joseph F.Jr.dan Rolph Anderson. 1998. Multivariate Data Analysis 5thEdition: Prentice Hall International,Inc.

Helmi Syafrizal. 2010. Analisis Data Untuk Riset Manajemen Dan Bisnis.Medan: USU PRESS.

Joko Subagyo. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Moh Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Purnamasari, Ayu. 2009. Analisis Konjoin Dengan Metode Full-Profile (StudiKasus: Preferensi Konsumen Terhadap Suatu Produk Handphone). Yogyakarta: UGM.

Santoso, Singgih. 2010. Statistika Multivariat Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito.

Sugiarto dkk. 2001. Teknik Sampling. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Supranto, J. 2004. Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi. Jilid 3. Bandung: Rineka Cipta.

Suwarno Bambang. 2006. Cara Menggunakan danMemakai Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung: Alfabeta.

http://www.sawtoothsoftware.com Diakses Tanggal 05 Desember 2013 www.kpud-medankota.go.id Diakses tanggal 01 Maret 2014 11.00 Wib.