68 “Pendidikan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran
tahfizh
ini berjalan kurang efektif, hal ini disebabkan jumlah siswa dalam satu ruangan banyak
sedangkan ini diampu oleh satu guru. Serta waktu belajar yang sedikit, hanya satu jam kurang-lebih untuk pembelajaran
tahfizh
.Sehingga guru sedikit kesulitan dalam membagi waktu saat menyimakhafalan Alquran
siswa, belum lagi sambil mengawasi anak-anak lainnya agar tidak ribut dan tetap fokus dalam pembelajaran, jadi untuk pendidikan nilai-nilai
karakter yang diajarkan hanyalah sekedarnya”.
62
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru diatas dapat diketahui bahwa pendidikan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran
tahfizh
ini belum berjalan secara efektif dikarenakan guru yang minim, jam belajar yang singkat.
d. Perencanaan Pendidikan Nilai-nilai Karakter dalam Pembelajaran
Tahfizh
di Madrasa h Ibtida’iyah Swasta Al-Quba Medan.
Peneliti melakukan wawancara dengan Kepala MIS Al-Quba Medan yaitu Drs. Syahridin Tanjung beliau mengemukakan:
“Untuk perencanaan dalam
tahfizh
nya yang dari madrasah, itu sudah pasti mengikuti peraturan dari menteri agama tentang kewajiban
tahfizh
di MI. Yaitu peraturan pemerintah No. 55 tahun 2007 tentang pendidikan agama
dan pendidikan keagamaan. Dan di MIS Al-Quba ini kami merancang untuk para siswa wajib mengikuti pelajaran
tahfizh
dimulai dari kelas 4, 5, dan 6.Dan setiap satu tingkatan minimal satu juz.Pembelajaran ini
diadakan karena tentu mempunyai harapan agar mencapai tujuan pendidikan Islam itu sendiri yakni untuk menciptakan pribadi-pribadi
hamba Allah yang selalu bertaqwa kepada-Nya, dan dapat mencapai kehidupan yang berbahagia di dunia dan akhirat.Dan dalam pembelajaran
tahfizh
ini pula sedikit-sedikit ditanamkan juga karakter-karakter yang islami pada siswa.”
63
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa perencanaan pendidikan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran
tahfizh
adalah mengikuti peraturan pemerintah dan menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu
62
Guru
tahfizh
Madrasah Ibtida‟iyah Swasta Al-Quba Medan Abdul Habib.Wawancara pada tanggal 05 April 2017.
63
Ke pala Madrasah Ibtida‟iyah Swasta Al-Quba Medan Syahridin Tanjung,
Wawancara pada tanggal 29 Maret 2017.
69 bertaqwa kepada-Nya, dan dapat mencapai kehidupan yang berbahagia di dunia
dan akhirat. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan guru
tahfizh
MIS Al- Quba Medan yakni Abdul Habib dengan pertanyaan yang sama, beliau
mengemukakan: “Untuk perencanaan khusus seperti dalam bentuk RPP itu saya tidak
ada.Namun pembelajaran tetaplah harus ada perencanaan didalamnya, saya rasa kalau untuk perencanaan dari
tahfizh
nya ya sudah pasti adalah mengikuti target yang telah ditetapkan oleh madrasah, yakni siswa
minimal hafal 1 juz setiap tahunnya. Dan untuk perencanaan pendidikan karakter yaitu mengembangkan potensi peserta didik agarmenjadi manusia
yang beriman dan bertakwakepada Allah SWT, cerdas, terampil, pandaibaca tulis Al-Quran, berakhlak mulia,mengertidan memahami serta
mengamalkan kandungan Alquran. Selaras dengan pembentukan karakter bangsa untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu religius, jujur,
toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat,
komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli
sosial, dan tanggung jawab”.
64
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa perencanaan pendidikan
nilai-nilai karakter
dalam pembelajaran
tahfizh
adalah mengembangkan potensi peserta didik agarmenjadi manusia yang beriman dan
bertakwakepada Allah SWT dan selaras dengan pembentukan 16 karakter bangsa untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
e. Pelaksanaan Pendidikan Nilai-nilai Karakter dalam Pembelajaran