64 untuk bermain-main dan mengisi waktu luang kepada hal yang kurang
bermanfaat. Hal yang mendukung pendidikan nilai-nilai karakter siswa adalah
lingkungan juga, kepribadian anak yang masih labil dan berubah-ubah yang cenderung mengikuti orang sekitarnya, baik itu gurunya, teman maupun keluarga.
2. Hasil Wawancara dengan Kepala Madrasah, Guru Wali Kelas, dan
Siswa
Guru adalah faktor yang paling penting dalam proses pelaksanaan pembelajaran di dalam suatu lembaga pendidikan, khususnya peran guru dalam
mendidik nilai-nilai karakter siswa. Karena didikan yang sesuai akan berdampak positif terhadap target yang ingin dicapai.
Oleh karena itu, untuk mengetahui bagaimana pendidikan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran
tahfizh
di Madrasa h Ibtida‟iyah Swasta Al-Quba
Medan peneliti melakukan wawancara dengan guru yang mengajar di kelas
tahfizh
serta perwakilan siswa dari kelas 4-C dan 5-A.
a. Pendidikan Nilai-nilai Karakter dalam Pembelajaran
Tahfizh
di Madrasa
h Ibtida’iyah Swasta Al-Quba Medan.
Peneliti melakukan wawancara dengan Kepala MIS Al-Quba Medan yaitu Drs. Syahridin Tanjung beliau mengemukakan:
“Karakter anak-anak yang sudah belajar
tahfizh
ini tentulah sangat spesial.Kami melihat bahwa siswa-siswa ini mempunyai tanggung jawab
yang lebih banyak, mengapa saya bilang begitu?Karena ketika pembelajaran
tahfizh
si siswa harus sudah membawa hafalan dahulu dari rumahnya barulah ketika disekolah disetorkan pada guru
tahfizh
nya.Kalau dilihat dari karakter budi pekertinya kami selaku guru tentulah
65 memberikan contoh suri tauladan yang baik kepada para siswa.Dimulai
dari gurunya yang berpakaian rapi dan islami serta disiplin dalam menjalankan tugasnya”.
57
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala madrasah dapat diketahui bahwa pendidikan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran
tahfizh
di MIS Al-Quba adalah dimulai dari guru yang menjadi suri tauladan yang baik bagi siswanya, dan
siswa harus mengikuti target yang telah ditentukan dari pihak madrasah. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan guru
tahfizh
MIS Al- Quba Medan yakni Abdul Habib dengan pertanyaan yang sama, beliau
mengemukakan: “Karakter para siswa itu tidak tetap ya, berubah-ubah.Ada anak-anak yang
ketika belajar
tahfizh
ada yang inginnya itu kelompok ada juga yang individu.Kalau dari segi perilaku masih pada kebiasaan anak pada
umumnya.Saya bilang jangan ribut, mereka patuh.Tapi pada saat itu aja, lain waktu masih dibuatnya lagi. Namun masih sedikit yang susah dididik
gitu ya, yang lainnya mudah diaturlah mudah-mudahan. Tergantung dengan cara guru mengajar waktu dikelas. Dan sejauh ini saya
mendisiplinkan bahwa ketika pembelajaran
tahfizh
berlangsung anak-anak harus berpakaian rapi dan islami, yang pria wajib memakai peci dan
wanita memakai jilbab, dan bila waktu memungkinkan terkadang saya juga mengajak anak-
anak untuk shalat berjama‟ah dimasjid sekolah”.
58
Berdasarkan hasil wawancara dengan Abdul Habib bahwa pendidikan nilai-nilai karakter siswa masih berubah-ubah, masih bergantung pada lingkungan
sekitarnya. Namun guru tetap berupaya memberi dan mencontohkan suri tauladan yang baik pada siswa.
57
Kepala Madrasah Ibtida‟iyah Swasta Al-Quba Medan Syahridin Tanjung, Wawancara pada tanggal 13 Maret 2017.
58
Guru
tahfizh
M adrasah Ibtida‟iyah Swasta Al-Quba Medan Abdul
Habib.Wawancara pada tanggal 1 Maret 2017.
66
b. Kemampuan Siswa dalam Mengaplikasikan Nilai-nilai Karakter dari