5. Bainit
Bainit merupakan fasa yang kurang stabil yang diperoleh dari austenit pada temperatur yang lebih rendah dari temperatur transformasi ke perlit dan
lebih tinggi dari transformasi ke martensit.
6. Martensit
Martensit terbentuk oleh pendinginan cepat austenit dimana atom karbon terperangkap sehingga tidak punya waktu untuk berdifusi dari kristal.
Martensit terbentuk pada suhu diatas suhu ruang, atau dibawah temperatur uetektoid dimana struktur austenit menjadi tidak stabil. Martensit mempunyai
struktur kristal yang sama dengan austenit dengan komposisi yang hampir sama. Martensit sebagai fasa menstabil yang mengadung larutan padat dalam
struktur. Tidak mengubah bentuk diagram besi – karbida. Pada suhu dibawah euktektoid setelah waktu tertentu,larutan lewat jenuh karbon dalam besi terus
berubah sehingga membentuk ferrit dan karbida yang lebih stabil.
2.2.4 Dagram TTT Time Temperature Transformation
Pada Gambar 2.5 menunjukkan diagram TTT untuk jenis baja hypoeutectoid, dimana garis ordinat menunjukkan temperatur sedangkan garis
absis menunjukkan waktu. Melalui diagram TTT ini, dapat diketahui kapan transformasi austenit dimulai serta waktu yang dibutuhkan untuk membentuk
austenit sempurna. Untuk mencapai martensit, kecepatan turunnya suhu dapat relatif dipercepat dengan menggunakan media pendingin air.Seiring dengan
turunnya suhu, pembentukan mendekati seratus persen martensit. Terbentuknya struktur mikro bainit dengan kecepatan suhu yang relatif
Universitas Sumatera Utara
lambat yaitu dengan menggunakan media pendinginan udara. Dimana media pendinginan udara diberikan secara alam, sehingga lamanya untuk dingin
membutuhkan waktu yang lambat.
Sumber: R.E.Smallman dan R.J. Bishop 2000
Gambar 2.5 Diagram TTT Untuk Baja Hypoeutectoid
Dari gambar 2.5 di atas menunjukkan hidung nose sebagai batasan waktu minimum dimana sebelum waktu tersebut bertransformasi austenite ke
perlit tidak akan terjadi. Posisi hidung dari diagram TTT dapat bergeser menurut kadar karbon, semakin kekanan berarti kadar karbon makin mudah
untuk membentuk bainitmartensite atau makin mudah dikeraskan.
Universitas Sumatera Utara
2.3. Perlakuan Panas Heat Treatment
Perlakuan panas atau heat treatment mempunyai tujuan untuk meningkatkan keuletan, menghilangkan tegangan internal internal stress, menghaluskan
ukuran butir kristal dan meningkatkan kekerasan atau tegangan tarik logam. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perlakuan panas, yaitu suhu
pemanasan, waktu yang diperlukan pada suhu pemanasan, laju pendinginan dan lingkungan atmosfir. Cara yang dipakai ialah memanaskan logam sehingga
terbentuk suatu fasa, kemudian diikuti dengan pendinginan cepat. Dengan cara ini pada temperature kamar akan terbentuk satu fasa yang kelewat jenuh. Bila logam
dalam keadaan tersebut dipanaskan maka fasa-fasa yang larut akan mengendap. Perlakuan panas adalah kombinasi anatara proses pemanasan atau
pendinginan dari suatu logam atau paduannyadalam keadaan padat untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu. Untuk mendapatkan hal ini maka kecepatan
pendinginan dan batas temperatur sangat menentukan Daryanto,2010. Perlakuan panas dibedakan: a proses laku panas dengan kondisi
equilibrium, seperti annealing, normalising b proses laku panas non-equilibrium, seperti pengerasan hardening.
Jenis-jenis perlakuan panas antara lain:
2.3.1 Annealing
Proses annealing atau melunakkan baja adalah proses pemanasan baja diatas temperatur kritis 723
o
C selanjutnya dibiarkan berapa lama sampai temperatur merata disusul dengan pendinginan secara perlahan-lahan sambil
Universitas Sumatera Utara