BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pisau Egrek
Bahan baku alat pemanen sawit dalam hal ini pisau egrek seperti pada gambar 2.1 biasanya menggunakan baja karbon sedang dari pegas daun mobil
yang dalam bentuk potongan platstrip sesuai dengan ukuran pisau egrek dan tipe yang ada. Proses produksi egrek ini dilakukan dengan pembakaran arang kayu
atau dipanaskan didalam furnace guna untuk mempermudah proses tempa hammer. Proses pembakaran arang kayu atau furnace dapat dilakukan sesuai
dengan bahan yang akan di tempa.
Sumber : http:alatperkebunan.blogspot.com
Gambar 2.1 Pisau EgrekPisau Pemanen Sawit
Dalam proses produksi egrek, beberapa tahapan yang harus dilalui antara lain: 1. Proses tempa hammer
Baja karbon sedang yang sudah dalam bentuk potongan platstrip dibakar dalam tungku pembakaran dengan waktu kurang lebih 45 menit
tujuannya agar baja karbon sedang tersebut mudah untuk dibengkokkan
Universitas Sumatera Utara
karena pada awal tahap ini dilakukan proses tarik ekor yaitu pada ujung potongan baja karbon sedang. Proses tarik ekor ini dilakukan dengan
menggunakan mesin tempa manual. Setelah proses tarik ekor, potongan baja karbon sedang dipanaskan kembali. Akibat pemanasan ini, ukuran
baja karbon sedang semakin memanjang karena mengalami proses pemuaian. Selanjutnya dilakukan proses buka bagian depan dengan
menggunakan mesin tempa. Agar ukurandimensi platstrip tersebut rata, maka dibawa ke tempat pemotongan dan dipotong dengan
menggunakan mesin potong. Kemudian dipanaskan kembali di tungku pembakaran agar baja karbon sedang tersebut dapat dibengkokkan
dengan menggunakan mesin rolling sesuai dengan bentuk egrek yang sudah standard dan dipukul rata dengan menggunakan mesin tempa.
Seperti ditunjukan pada gambar 2.2.
Sumber : Balai Riset dan Standarisasi Industri Medan
Gambar 2.2 Mesin tempa hammer
Universitas Sumatera Utara
2. Proses Polishing Hasil akhir dari proses tempa hammer sudah dalam bentuk egrek
tetapi masihmemerlukan pemolesan kembali agar sesuai dengan ukuran standard perusahaan. Tahap pertama proses ini adalah penggambaran
pola. Dalam penggambaran polaini, digunakan egrek yang sudah terstandar sebagai acuan. Dengan menggambarpola ini, maka operator
dapat dengan mudah memformat dengan menggunakanmesin format dan mempertajam bagian tepinya. Setelah selesai diformat, egrek
dibawa ke proses flating. Proses flating ini merupakan proses pemukulan dengan menggunakan palu, tujuannya agar egrek tersebut
tidak baling. 3. Gerinda kasar
Setelah selesai dari proses format yang ditunjukan pada gambar 2.3 egrek dibawa ke stasiun gerinda kasar.Pada tahap ini dilakukan kegiatan
tekuk ekor dengan menggunakan mesin gerinda sehingga bagian ujungnya runcing dan bagian tepinya juga makin dipertajam. Proses ini
merupakan proses paling lama karena membutuhkan waktu sekitar 7 menit untuk menyelesaikannya. Setelah kegiatan gerinda selesai, maka
kembali. dibawa ke tempat flating untuk dipukul dengan palu. Tiap akhir proses selalu dilakukan proses pemukulan yang tujuannya agar
egrek tersebut tidak baling karena biasanya setelah mengalami proses permukaan egrek tersebut tidak rata.
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Pandai Besi Pancur Batu
Gambar 2.3 Mesin Gerinda Kasar 4. Penyepuhan
Setelah mengalami proses gerinda kasar, egrek tersebut di sepuh dengan memanaskan pada tungku pembakaran. Oleh karena itu sebelum
disepuh, arang dibakar selama 5 menit pada tungku pemanasan sehingga suhu mencapai diatas 850
˚C. Tujuan dari proses ini adalah untuk mengeluarkan kandungan karbon sehingga egrek tersebut makin
keras. Pada tahap penyepuhan ini terjadi dua proses yaitu proses pengerasan hardening dan proses tempering. Pada proses hardening,
egrek dipanaskan agar kandungan karbon hilang namun apabila pada tahap pemanasan suhu sudah terlalu tinggi maka egrek dapat patah
maka dilanjutkan dengan tahap tempering agar panas pada egrek dapat disesuaikan. Sesudah disepuh, egrek masih mengalami proses flating
untuk meratakan permukaan egrek agar tidak baling. 5. Gerinda halus
Egrek yang sudah disepuh dibawa ke mesin gerinda halus untuk digerinda. Tujuan dari tahap ini adalah untuk memutihkan permukaan
egrek sehingga tampak mengkilap dan tampak lebih tajam.
Universitas Sumatera Utara
6. Finishing Tahap finishing merupakan tahap pengecatan dengan menggunakan
tiner. Egrek direndam sebentar dalam wadah yang berisi tiner kemudian ditiriskan pada lemari oven dengan temperatur 600
˚C. Dalam lemari oven ini, bertujuan untuk mengeringkan cat clear dan dibutuhkan waktu
sekitar 30 menit agar cat clear tersebut dapat benar-benar kering. Setelah itu, egrek yang sudah selesai dibawa ke gudang produk jadi
dengan menggunakan beko.
Tabel 2.1. Syarat Mutu Egrek – SNI
No Jenis Uji
Satuan Persyaratan
1 Tampak Luar
- Tidak cacat
2 Sisi Potong
- Tajam
3 Bahan Baku
- Baja karbon sedang