BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan, spesifikasi spesimen, perlakuan panas, serta metode pengujian.
3.1. Waktu dan Tempat
Waktu penelitian ini direncanakan selama empat bulan yang dimulai dari maret sampai dengan november 2013. Tempat dilaksanakan penelitian ini adalah
di Laboratorium Teknologi Mekanik, Laboratorium Metalurgi Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara dan Balai Riset dan Standarisasi Industri Medan
BARISTAND INDUSTRI MEDAN.
3.2. Alat dan Bahan 3.2.1. Alat
Adapun peralatan yang di pergunakan selama penelitian ini adalah: 1. Tungku Pemanas Furnace Wilmonn
2. Thermocouple Type-K 3. Jangka sorong
4. Penjepit spesimen 5. Mesin poles polisher
6. Mikroskop optic 7. Mikroskop VB
8. Teropong Indentor
Universitas Sumatera Utara
9. Mesin Sekrap 10. Alat uji kekerasan Brinell
11. Mesin uji tarik Torsee INSTRON model 100 HDX - GIB 12. Wadah cairan pendingin air es dan wadah pendinginan oli SAE 40
3.2.2 Bahan
Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Baja stainless stell M303 Extra Sumber: PT. BHINNEKA
BAJANAS 2. Kertas pasir dengan grade 120, 220, 400, 600, 800, 1000, 1200 dan
1500. 3. Larutan etsa HCl 75
4. Larutan H
2
O 100 5. Larutan FeCl 5gram
6. Kain Panel 7. Larutan alumina
Adapun banyaknya jumlah spesimen dalam penelitian ini berjumlah 29 spesimen, dengan perincian 17 spesimen uji kekerasan, 9 spesimen uji tarik, 3
spesimen uji fatique dan 9 spesimen uji, metallografi.
3.3. Spesifikasi Spesimen
Spesimen yang dipergunakan dalam pengujian ini ada 4 yaitu spesimen uji kekerasan, uji tarik, uji fatique dan struktur mikro. Seperti yang diperlihatkan
pada spesimen kekerasan ASTM E-10 gambar 3.1, spesimen uji tarik dari ASTM
Universitas Sumatera Utara
E-8M gambar 3.2, spesimen uji kelelahan Fatigue sesuai ASTM E 466 gambar 3.3, serta spesimen struktur mikro gambar 3.4.
3.3.1. Spesifikasi Spesimen Kekerasan
Sebelum diuji, pada masing-masing spesimen terlebih dahulu dipotong dengan menggunakan alat mesin gergaji dengan dimensi seperti terlihat pada
gambar 3.1
a b Sumber : ASTM E-10, ASTM Handbook
Gambar 3.1 a Spesimen Kekerasan b Dimensi Spesimen mm
Spesimen kekerasan pada benda uji ini dilakukan pada beberapa titik secara acak untuk mengetahui kekerasan serta kekerasan rata-rata pada daerah
tersebut dengan metode Brinell atau BHN Brinell Hardness Number.
3.3.2. Spesifikasi Spesimen Uji Tarik
Sebelum diuji, pada masing-masing spesimen dipotong dan dibentuk dengan menggunakan mesin skrap sehingga sesuai dengan standar uji tarik
untuk baja sheet atau lembaran yaitu ASTM E-8M seperti terlihat pada gambar 3.2
Universitas Sumatera Utara
200 60
60
R 12
.5 1
3 5
Sumber : ASTM E-8M, ASTM Handbook Gambar 3.2 Spesimen Uji Tarik
Spesimen uji tarik pada benda uji ini dilakukan untuk mengetahui besarnya kekuatan tarik dan pertambahan panjang yang terjadi setelah di uji tarik.
3.3.3 Spesifikasi Spesimen Uji Fatique
Sebelum diuji, pada masing-masing spesimen dipotong dan dibentuk dengan menggunakan mesin bubut sehingga sesuai dengan standar uji fatique
untuk baja stainless steel M303 extra yaitu ASTM E 466 seperti terlihat pada gambar 3.3.
a
b Sumber : ASTM E 466, ASTM Handbook
Gambar 3.3 a Spesimen Uji Kelelahan b Dimensi Spesimen
Universitas Sumatera Utara
15 15
5
3.3.4. Spesifikasi Spesimen Uji Metallografi
Spesimen untuk metallografi sebelumnya dipotong dari spesimen kekerasan pada bagian ujungnya sesuai dengan gambar 3.4 yang kemudian
dimasukan ke dalam cetakan resin yang telah dikeraskan agar spesimen dapat dipegang pada saat dilakukannya proses pe-molishan dan pengetsaan.
a b Gambar 3.4 a Spesimen Metallografi b Dimensi Spesimen mm
Pengamatan struktur mikro atau metallografi dalam pengujian ini sangat diperlukan untuk mengetahui besar atau diameter dari butiran spesimen.
3.4 Proses Heat Treatment