KEBIJAKAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP NASIONAL
Bab IV KEBIJAKAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP NASIONAL
Kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup nasional selama
30 tahun kedepan, diskenariokan sebagai penjabaran dari tindakan menyeluruh terkoodinasi oleh seluruh elemen negara, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, sebagai respon terhadap kondisi lingkungan hidup nasional yang diperkirakan akan dihadapi akibat proses pembangunan nasional. Dalam beberapa tahun ke depan, penggunaan sumberdaya alam sebagai modal pembangunan masih akan terjadi. Percepatan pembangunan infrastruktur, pengembangan kawasan-kawasan pertumbuhan baru dan ekspolitasi energi yang bersumber dari fosil, yang kemudian diikuti dengan meluasnya perkotaan, meningkatnya kepadatan penduduk, dan menurunnya kualitas air dan udara, tetap menjadi sumber pendorong utama penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup nasional, terutama terhadap jasa penyediaan air dan pangan di beberapa pulau besar.
Skema skenario kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup nasional mencakup strategi untuk menahan laju penurunan daya dukung dan daya tampung, memperbaiki kualitas jasa dari lingkungan, pengembangan dan penerapan teknologi ramah lingkungan dalam segala aspek pembangunan, meningkatkan ketahanan lingkungan terhadap perubahan iklim, sekaligus mendorong efisiensi konsumsi dan pemanfaatan sumberdaya alam. Dengan pola dan penekanan perencanaan yang tepat dan memadai, diharapkan akan tercapai keseimbangan baru dari konsumsi jasa dan sumberdaya dengan daya dukung lingkungannya (Gambar 4.1).
Gambar 4.1 Gambaran Skenario Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Nasional
Untuk memungkinkan kondisi ideal tersebut dapat dicapai, maka Kebijakan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Nasional 2017 - 2047 dijabarkan sebagai berikut :
4.1 Kebijakan Umum Nasional
A. Tujuan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup nasional 2017 – 2047;
1. Mengharmonisasikan pembangunan nasional dengan kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
2. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan melindungi keberlanjutan fungsi lingkungan hidup;
3. Menguatkan tata kelola pemerintahan dan kelembagaan masyarakat untuk pengendalian, pemantauan, dan pendayagunaan lingkungan hidup;
4. Meningkatkan ketahanan dan kesiapan dalam menghadapi perubahan iklim
B. Sasaran dan dampak yang diinginkan dari perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup nasional 2017 – 2047;
1. Terjaminnya ketersediaan air untuk kehidupan dan pembangunan secara berkelanjutan;
2. Terjaminnya dukungan lingkungan hidup bagi produksi pangan dan energi bersih secara berkelanjutan;
3. Terjaminnya keberlangsungan kehidupan makhluk hidup di perairan dan daratan;
4. Minimnya resiko dan dampak lingkungan hidup negatif yang ditanggung warga masyarakat; dan
5. Meratanya manfaat sumber daya alam bagi warga masyarakat
C. Strategi perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup nasional 2017 – 2047
1. Strategi pengendalian dampak lingkungan hidup;
a. Harmonisasi perencanaan dan pengendalian pemanfaatan
ruang berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
1) Penerapan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan
Hidup dalam pemanfaatan dan pencadangan sumber daya alam
Arahan Prioritas :
a) Memantapkan konsep dan perangkat pengukuran Daya
Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup;
b) Mempercepat penyusunan RPPLH berbasis Daya
Dukung Lingkungan Hidup di seluruh Provinsi dan KabupatenKota; dan
c) Menerapkan perangkat DDDTLH dalam seluruh
perencanaan pembangunan nasional.
2) Sinkronisasi Rencana Tata Ruang Wilayah dengan Rencana
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di tingkat nasional, provinsi, dan KabupatenKota
Arahan Prioritas :
a) Sinkronisasi pola ruang RTRW dengan zonasi RPPLH;
dan
b) Meningkatkan pengendalian pemanfaatan ruang pada
zona-zona rentan penurunan kualitas lingkungan hidup.
3) Melindungi dan membatasi pemanfaatan wilayah yang
memiliki Daya Dukung tinggi. Arahan Prioritas :
a) Mencadangkan kawasan yang secara kumulatif memiliki Daya Dukung Lingkungan tinggi sebagai kawasan penyangga kehidupan; dan
b) Mengarahkan pembangunan infrastruktur, terutama akibat pengembangan perkotaan dan pengembangan kawasan industri, ke daerah-daerah dengan Daya Dukung Sedang sampai rendah.
4). Membatasi alih fungsi lahan pertanian menjadi non
pertanian dan membatasi pengembangan non pangan pada wilayah dengan jasa lingkungan penyedia pangan tinggi.
Arahan Prioritas :
a) Memperketat mekanisme alih fungsi lahan pertanian
menjadi non pertanian;
b) Melindungi penggunaan lahan pertanian produktif
untuk perumahan dan kawasan industri; dan
c) Menggunakan teknologi ramah lingkungan dalam
pembangunan infrastruktur strategis yang melewati lahan-lahan pertanian produktif.
b. Penerapan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim; dan
1) Meningkatkan efisiensi pemanfaatan air dan mengembangkan infrastruktur sistem penampung dan distribusi air Arahan Prioritas :
a) Membangun, meningkatkan, dan atau memperbaiki
infrastruktur penampung dan pengendali air skala besar di daerah rawan kelangkaan air dan daerah-daerah lumbung pangan;
b) Meningkatkan dan atau memperbaiki infrastruktur
distribusi air untuk keperluan industri, rumah tangga, dan pertanian; dan
c) Meningkatkan upaya-upaya pemanenan dan
pemanfaatan air hujan dalam skala rumah tangga.
2) Mengendalikan tata ruang kawasan perkotaan secara
komprehensif. Arahan Prioritas :
a) Mewujudkan Ruang Terbuka Hijau wilayah perkotaan
minimal 30, terutama pada wilayah perkotaan di Jawa dan Sumatera;
b) Rancang ulang dan perbaikan infrastruktur yang
berpengaruh terhadap berkurangnya pengendalian atas kelancaran aliran air permukaan;
c) Mengembangkan sistem pengelolaan sampah dan
limbah dalam skala komunal dan rumah tangga;
d) Menerapkan sistem transportasi masal yang hemat
energi dan hemat lahan; dan
e) Membatasi kawasan industri di perkotaan.
3) Mengembangkan sistem transportasi masal yang ramah
lingkungan Arahan Prioritas :
a) Mengembangkan transportasi masal ramah lingkungan
antar daerah; dan
b) Menerapkan bahan bakar nabati ramah lingkungan
dalam moda transportasi umum.
c) Penerapan insentif pajak moda transportasi umum,
moda transportasi ramah energi dan ramah lingkungan moda transportasi ramah energi dan ramah lingkungan
4) Mengembangkan sumber non fosil sebagai energi baru dan
terbarukan Arahan Prioritas :
a) Meneliti dan mengembangkan bahan bakar nabati
sebagai substistusi bahan bakar fosil;
b) Menerapkan insentif pemanfaatan bahan bakar non fosil;
dan
c) Mengembangkan listrik tenaga matahari dan mikrohidro.
5) Mengembangkan green cities untuk perkotaan dan kota
tangguh untuk kota-kota yang rentan terhadap bencana Arahan Prioritas :
a) Menyusun Master Plan Kota Hijau yang memuat target
pencapaian 8 atribut kota hijau (green planning design, green open space, green waste, green transportation, green
energy, green water, green building, and green community) ;
b) Meningkatkan alokasi lahan peruntukan ruang terbuka
hijau;
c) merevitalisasi setiap ruang terbuka yang ada untuk
dijadikan ruang terbuka hijau public (greening) baik pada lahan swasta maupun pemerintah; dan
d) Meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya green
cities.
6) Pembatasan reklamasi daerah pesisir dengan
mempertimbangkan secara ketat aspek lingkungan Arahan Prioritas :
a) Membatasi reklamasi hanya untuk tujuan strategi yang
berdampak besar bagi kepentingan nasional; dan
b) Melarang reklamasi pada daerah yang rentan secara
ekologis dan atau pada ekosistem yang secara alami sangat penting dalam menyokong ekosistem lainnya
7) Pembangunan Infrastruktur hijau sesuai kerentanan daerah
Arahan Prioritas : Arahan Prioritas :
lingkungan;
b) Mengembangkan konsep pembangunan dengan
konservasi (development conservation) pada
kabupatenkota yang masih didominasi oleh jasa lingkungan tinggi; dan
c) Menyusun sistem rekayasa infrastruktur yang
memperhatikan siklus harmonis dengan alam.
8) Meningkatkan pengetahuan bencana terhadap masyarakat
yang berada didaerah rawan bencana Arahan Prioritas :
a) Integrasi muatan tanggap bencana dalam kurikulum di
sekolah-sekolah
b) Simulasi tanggap bencana di daerah-daerah rawan
bencana secara berkala
c) Menyusun peta rawan bencana di seluruh jenjang
pemerintahan
d) Menyebarluaskan informasi tanggap bencana kepada
masyarakat
9) Perlindungan daerah pesisir dari abrasi dan intrusi air laut
Arahan Prioritas :
a) Membuat tanggul penahan gelombang di daerah pesisir
padat penduduk;
b) Membatasi penggunaan lahan pesisir sebagai untuk
kawasan pemukiman, perkantoran, dan atau industri; dan
c) Menerapkan konsep wisata ramah lingkungan dalam
pembangunan infrastruktur wisata di kawasan pesisir.
10) Pengurangan eksploitasi air tanah
Arahan Prioritas :
a) Membatasi penggunaan air tanah dalam untuk industri
dan perhotelan;
b) Membatasi penggunaan air tanah dalam di wilayah
perkotaan pesisir; dan perkotaan pesisir; dan
instrumen dan teknologinya dalam efisiensi pemanfaatan air.
11) Meningkatkan diversifikasi pangan dalam rangka
mendukung ketahanan pangan nasional Arahan Prioritas :
a) Mengembangkan sumber pangan lokal non beras
sebagai pangan pokok; dan
b) Mengembangkan dan meningkatkan promosi
penggunaan bahan pangan lokal non beras sebagai bahan substitusi produk makanan.
12) Rehabilitasi ekosistem mangrove sebagai pelindung daratan
dari abrasi Arahan Prioritas :
a) Memutakhirkan data dan informasi mangrove nasional;
b) Mengembangkan teknik-teknik rehabilitasi mangrove;
c) Mengembangkan ekowisata untuk mendukung
eksistensi kawasan mangrove;
d) Rehabilitasi ekosistem mangrove di daerah rawan abrasi;
dan
e) Meningkatkan seluruh hutan mangrove tersisa dan
mangrove yang dipulihkan sebagai kawasan lindung.
c. Penguatan tata kelola pemerintahan dan kelembagaan
dalam pengendalian pembangunan, serta perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
1) Mengembangkan sistem pemantauan Kualitas Lingkungan
Hidup Nasional yang terintegrasi antara Pusat, Provinsi dan KabupatenKota Arahan Prioritas :
a) Membangun sistem dan infrastruktur pemantauan
Kualitas Lingkungan Hidup di seluruh provinsi dan KabupatenKota; dan
b) Mengembangkan metode
pengukuran kualitas
lingkungan hidup yang komprehensif, terstandar, dan terpercaya.
2) Memperbaiki sistem penganggaran lingkungan hidup
Arahan Prioritas :
a) Meningkatkan alokasi dan distribusi penganggaran
pengelolaan Lingkungan Hidup secara bertahap di pemerintah pusat dan daerah minimal 5 dari APBNAPBD pada tahun 2047; dan
b) Meningkatkan koordinasi, transparansi, dan efisiensi
pengelolaan dana-dana lingkungan hidup non APBN.
3) Memperbaiki peraturan dan sistem perijinan lingkungan
hidup Arahan Prioritas :
a) Memperbaiki aturan-aturan terkait perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang berpotensi saling melemahkan; dan
b) Mengendalikan dan mengawasi penerapan aturan secara
konsisten di seluruh jenjang dan tahapan.
4) Memantapkan koordinasi antar pemerintah daerah dalam perencanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup Arahan Prioritas :
a) Meningkatkan koordinasi perencanaan dan pengelolaan
Lingkungan Hidup secara berkala di tingkat Provinsi dan KabupatenKota; dan
b) Koordinasi penerapan instrumen ekonomi lingkungan
antar daerah.
5) Meningkatkan peran masyarakat dan swasta dalam
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup Arahan Prioritas :
a) Membentuk dan membina komunitas pencinta
lingkungan; lingkungan;
”penghargaan” atas peran serta masyarakat dalam perlindungan lingkungan;
c) Mengembangkan pola perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup berbasis kearifan local; dan
d) Meningkatkan penyebaran luasan informasi
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
6) Penerapan instrumen insentif dan disinsentif dalam
pengelolaan lingkungan hidup. Arahan Prioritas :
a) Mempercepat penetapan peraturan tentang instrumen
ekonomi Lingkungan Hidup dan seluruh ketentuan turunannya;
b) menginisiasi penerapan instrumen ekonomi lingkungan
dalam beberapa kegiatan berdampak besar, seperti kehutanan, pertanian, perkebunan, dan pertambangan; dan
c) Menerapkan instrumen ekonomi dalam proses kerjasama
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup antar daerah.
7) Penerapan dan pengembangan kabupaten konservasi.
Arahan Prioritas :
a) Mengembangkan perangkat pendukung penerapan
konsep kabupaten konservasi; dan
b) menginisiasi penerapan konsep kabupaten konservasi
melalui pengembangan model kabupaten konservasi.
2. Strategi pengelolaan kualitas lingkungan hidup;
a. Pemeliharaan dan perlindungan wilayah-wilayah penyedia
jasa lingkungan hidup
1) Melindungi dan memulihkan fungsi kawasan-kawasan
dengan jasa lingkungan regulator dan penyimpan air tinggi. Arahan Prioritas:
a) Memulihkan lahan-lahan kritis dan sangat kritis diluar
kawasan hutan;
b) Meningkatkan status lahan di luar kawasan yang
memiliki jasa regulator air tinggi menjadi Hutan Lindung;
c) Membatasi pembangunan infrastruktur pada lahan
dengan jasa penyimpan air tinggi; dan
d) Meninjau kembali penggunaan ruang pada lahan dengan
jasa penyimpan air tinggi
2) Mempertahankan luas dan fungsi wilayah dengan jasa
lingkungan sumberdaya genetik dan habitat spesies tinggi. Arahan Prioritas :
a) Meningkatkan kualitas pengelolaan Kawasan-Kawasan
Konservasi dan Hutan Lindung;
b) Mengembangkan manfaat sumberdaya genetik melalui
penelitian dan penerapannya; dan
c) Menyebarluaskan informasi potensi dan manfaat
sumberdaya genetik kepada masyarakat.
b. Pemulihan dan peningkatan kualitas air, udara, dan tanah
1) Pemulihan DAS-DAS prioritas lintas provinsi dan
Ekosistemnya. Arahan Prioritas :
a) Melakukan koordinasi Perencanaan Pengelolaan DAS
yang integratif, lintas sektor, dan lintas adminitrasi;
b) Merevitalisasi dan menormalisasi sungai-sungai vital
yang berada, melintasi, atau bermuara di perkotaan;
c) merehabilitasi kawasan hulu Daerah Aliran Sungai; dan c) merehabilitasi kawasan hulu Daerah Aliran Sungai; dan
ijin lokasi dan pengawasan pengelolaan limbah industri.
2) Pemulihan kawasan bekas tambang, lahan kritis, bekas
kebakaran lahan dan hutan dan kawasan tercemar limbah. Arahan Prioritas :
a) Meningkatkan pengawasan restorasi lahan bekas
tambang;
b) Memulihkan lahan kritis melalui penghijauan dan
penerapan teknologi pengolah tanah yang ramah lingkungan;
c) Merehabilitasi bekas kebakaran lahan dan hutan; dan
d) Mengembangkan teknologi untuk mempercepat
pemulihan lahan-lahan terbuka.
e) Pemetaan dan Pemulihan kawasan tercemar limbah
3) Mengembangkan perangkat pengawasan sumber dan bahan
pencemar lingkungan Arahan Prioritas :
a) Menguatkan kualitas SDM pengawas lapangan
pencemaran lingkungan;
b) Memperbaharui data dan informasi produksi, distribusi,
dan pemanfaatan dan penggunaan bahan-bahan pencemar lingkungan hidup; dan
c) Meningkatkan pengawasan, mengendalikan, dan
menindak kepatuhan penerapan sistem pengamanan penanganan bahan pencemar lingkungan hidup.
3. Strategi pengelolaan ekosistem;
a. Perlindungan dan pemantapan kawasan hutan;
1) Mempertahankan fungsi hutan sebagai wilayah pengatur air
dan iklim dengan luasan yang cukup dan proporsional di setiap Provinsi dan KabupatenKota
Arahan Prioritas :
a) Mewujudkan minimal 30 kawasan hutan di setiap
provinsi dan kabupaten;
b) Meningkatkan luasan kawasan berfungsi konservasi dan
lindung pada kawasan hutan, terutama pada kawasan hutan yang rentan kritis dan sulit dipulihkan;
c) Merehabilitasi kawasan hutan-hutan yang terdegradasi;
d) Mengelola hutan secara terintegrasi dan berkelanjutan
melalui pengelolaan berbasis tapak dan pemberdayaan komunitas local; dan
e) Melarang total tambang-tambang terbuka di lahan
berhutan.
b. Perlindungan dan pengelolaan ekosistem penting dan
esensial.
1) Perbaikan sistem pengelolaan dan pemulihan Ekosistem
khas bernilai penting (Karst, Gambut, Mangrove, Pulau- pulau Kecil, Terumbu Karang dan Padang Lamun).
Arahan Prioritas :
a) Menginventarisasi, menyusun dan menyebarluaskan
informasi ekosistem khas bernilai penting;
b) Membatasi pemanfaatan pada ekosistem khas bernilai
penting, terutama pada gambut sedang sampai dalam dan kawasan karst yang menjadi sumber air penting bagi kehidupan masyarakat;
c) Menyusun Rencana Pengelolaan ekosistem khas bernilai
penting, terutama Gambut, karst dan pulau-pulau kecil yang strategi; dan
d) Memulihkan Terumbu Karang dan melindungi dari alat
danatau bahan danatau teknik pemanfaatan sumberdaya laut yang berpotensi merusak terumbu karang dan ekosistemnya.
D. Skenario perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup nasional 2017 – 2047.
1. Skenario penurunan laju penyusutan sumber daya alam dan
laju penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup pada periode 10 tahun pertama, dengan Fokus Kinerja
sebagai berikut :
a. Penyelesaian RPPLH di seluruh Provinsi dan Kabupaten;
b. Penyelesaian Instrumen turunan (tematik) dari Rencana
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Nasional, sesuai dengan bidangnya;
c. Penyusunan Peta rawan bencana dan peningkatan
pengetahuan masyarakat terkait bencana dan antisipasinya;
d. Pembenahan Sistem penganggaran Lingkungan Hidup;
e. Pembenahan Tata kelola Perijinan Lingkungan Hidup ;
f. Sinkronisasi Tata Ruang dengan Kebijakan Perlindungan dan
Pengelolaan LH Nasional;
g. Pemulihan lahan kritis di kawasan jasa regulator air tinggi;
h. Perbaikan alur dan fisik sungai pada DAS-DAS yang bermuara
di perkotaan rawan banjir;
i. Perbaikan infrastruktur penampung air hujanair permukaan; j. Penerapan instrumen ekonomi lingkungan; k. Perlindungan daerah dengan keanekaragaman hayati tinggi.
2. Skenario pemulihan sumber daya alam dan peningkatan daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup pada periode 10
tahun kedua, dengan Fokus Kinerja sebagai berikut :
a. Peningkatan kualitas tutupan lahan pada kawasan regulator
air air
pengawasan
c. Revitalisasi bantaran sungai di perkotaan dan daerah padat
penduduk
d. Peningkatan pengawasan dan Perbaikan sistem pengelolaan
limbah industri
e. Penerapan konsep green city pada kota-kota metropolitan dan
kota tangguh pada kota-kota rawan bencana
f. Pengembangan potensi ekonomi jasa lingkungan sebagai aspek
utama pemanfaatan lingkungan hidup
g. Pengurangan konsumsi bahan bakar fosil pada alat
transportasi umum
h. Pengurangan penggunaan bahan tidak ramah lingkungan di
rumah tangga dan pertanian
i. Pengembangan teknologi ramah lingkungan yang mempu
mengurangi konsumsi energi j. Perlindungan spesies flora dan fauna kunci yang berperan
penting dalam ekosistem
3. Skenario perubahan pola produksi dan konsumsi serta penerapan teknologi pada periode 10 tahun ketiga, dengan Fokus Kinerja sebagai berikut :
a. Mempertahankan kondisi tutupan lahan pada daerah-daerah
regulator air
b. Pengembangan teknologi pengolahan air bekas pakai
c. Melanjutkan Penerapan konsep green city pada seluruh daerah
pemukiman
d. Peningkatan pengembangan dan penerapan teknologi ramah
lingkungan dalam infrastruktutr, industri, dan transportasi.
e. Pengembangan sumber-sumber pangan baru.
4.2 Kebijakan Tingkat PulauKepulauan
Kebijakan tingkat PulauKepulauan merupakan arahan kebijakan spesifik sesuai dengan kondisi dan karakteristik masing-masing ekoregion. Kebijakan yang lebih spesifik ekoregion diperlukan mengingat adanya perbedaan yang mendasar pada karakteristik beberapa ekoregion dan tantangan pengelolaan lingkungan hidup yang sedang dan berpotensi dihadapi di masa yang akan datang. Strategi implementasi harus menjadi bagian yang terintegrasi dalam penyusunan perencanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup daerah, maupun kebijakan-kebijakan pembangunan sektoral pusat pada setiap ekoregion.
Arahan kebijakan tingkat pulau kepulauan dijabarkan sebagai berikut :
A. Arahan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pulau Jawa :
a. Mempertahankan dan meningkatkan luas wilayah berfungsi lindung,
khususnya wilayah yang berfungsi memberikan Jasa Pengatur dan Penyimpan Air, terutama wilayah pegunungan dan dataran tinggi vulkanik serta karst;
b. Mempertahankan dan meningkatkan luas hutan rakyat melalui
penanaman jenis-jenis pohon ekonomis yang sekaligus mampu menjaga fungsi lingkungan hidup di wilayahnya;
c. Membatasi pengembangan perumahan dan infrastruktur, terutama pada
wilayah-wilayah lumbung pangan dan pesisir;
d. Meningkatkan dan memulihkan kualitas air permukaan;
e. Mengembangkan infrastruktur hijau;
f. Menjaga dan memulihkan Daerah Aliran Sungai (DAS), khususnya DAS
yang aliran sungainya menjadi sumber air minum dan melintasi wilayah perkotaan;
g. Memulihkan daerah-daerah yang terkontaminasi B3 dan limbah B3;
h. Memulihkan wilayah-wilayah pesisir rusak, terutama di utara Pulau
Jawa; dan
i. Mengelola dampak kegiatan di laut dengan menaati baku mutu
lingkungan yang telah ditetapkan terutama di Selat Sunda, Laut Jawa dan Selat Bali serta memulihkan kualitas teluk terutama teluk Jakarta.
B. Arahan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pulau Sumatera :
a. Mempertahankan dan meningkatkan luas wilayah berfungsi lindung,
khususnya wilayah yang berfungsi memberikan jasa pengatur air khususnya wilayah yang berfungsi memberikan jasa pengatur air
b. Membatasi dan mengelola dampak dari pengembangan perkotaan,
budidaya dan infrastruktur, terutama terhadap wilayah-wilayah ekosistem sensitif seperti gambut dan danau serta koridor satwa liar;
c. Memulihkan dan mempertahankan kawasan habitat dan koridor satwa
liar serta wilayah disekitar kawasan konservasi;
d. Meningkatkan dan memulihkan kualitas air permukaan;
e. Menjaga dan memulihkan DAS, khususnya DAS yang aliran sungainya
menjadi sumber air minum dan melintasi wilayah perkotaan;
f. Memulihkan dan melaksanakan pencadangan pemanfaatan pada wilayah ekosistem gambut;
g. Mencegah kebakaran lahan dan hutan serta memulihkan areal bekas
kebakaran;
h. Memulihkan daerah-daerah yang terkontaminasi B3 dan limbah B3 dan
membatasi penggunaannya;
i. Memulihkan ekosistem mangrove terutama di pesisir timur Pulau
Sumatera; dan j. Mencegah pembuangan limbah di laut serta mengelola dampaknya
terutama di Selat Malaka sekitar Kepulauan Riau.
C. Arahan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pulau Kalimantan :
a. Mempertahankan dan meningkatkan luas wilayah berfungsi lindung
pada wilayah yang berfungsi memberikan jasa pengatur air terutama daerah pegunungan bagian utara dan karst di bagian timur pulau Kalimantan serta wilayah penyimpan air di pulau Kalimantan bagian selatan dan barat;
b. Membatasi dan mengelola dampak dari pengembangan perkotaan,
budidaya dan infrastruktur, terutama terhadap wilayah-wilayah ekosistem sensitif seperti gambut, danau dan kawasan hutan di Pegunungan Muller;
c. Memulihkan dan mempertahankan kawasan habitat dan koridor satwa
liar serta wilayah disekitar kawasan konservasi;
d. Meningkatkan dan memulihkan kualitas air permukaan;
e. Menjaga dan memulihkan DAS, khususnya DAS yang aliran sungainya
menjadi sumber air minum dan melintasi wilayah perkotaan;
f. Memulihkan dan melaksanakan pencadangan pemanfaatan pada f. Memulihkan dan melaksanakan pencadangan pemanfaatan pada
h. Mencegah kebakaran lahan dan hutan serta memulihkan areal bekas
kebakaran;
i. Memulihkan daerah-daerah yang terkontaminasi B3 dan limbah B3;
dan j. Mencegah pembuangan limbah di laut serta mengelola dampaknya
terutama di Selat Makassar bagian selatan.
D. Strategi Implementasi Arahan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pulau Sulawesi :
a. Mempertahankan dan meningkatkan luas wilayah berfungsi lindung,
khususnya wilayah yang berfungsi memberikan jasa pengatur air terutama daerah pegunungan di pulau Sulawesi bagian tengah dan penyimpan air terutama di daerah karst dan danau;
b. Mempertahankan dan meningkatkan kondisi terumbu karang terutama
pada wilayah kawasan konservasi laut;
c. Membatasi dan mengelola dampak dari pengembangan perkotaan,
budidaya dan infrastruktur, terutama terhadap wilayah-wilayah ekosistem sensitif seperti karst, kawasan pesisir dan danau;
d. Memulihkan, mempertahankan kawasan dengan keanekaragaman
hayati tinggi serta wilayah disekitar kawasan konservasi;
e. Meningkatkan dan memulihkan kualitas air permukaan;
f. Menjaga dan memulihkan DAS, khususnya DAS yang aliran sungainya menjadi sumber air minum dan melintasi wilayah perkotaan;
g. Memulihkan daerah-daerah yang terkontaminasi B3 dan limbah B3;
h. Mencegah pembuangan limbah di laut dan mengelola dampaknya serta
memulihkan kualitas teluk;
i. Memulihkan ekosistem mangrove terutama di selatan pulau Sulawesi
dan pulau-pulau kecil Sulawesi; dan j. Melindungi kelestarian flora dan fauna endemik.
E. Arahan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup kepulauan Bali dan Nusa Tenggara :
a. Mempertahankan dan meningkatkan luas wilayah berfungsi lindung,
khususnya wilayah yang berfungsi memberikan jasa pengatur dan penyimpan air;
b. Mengelola dampak dan mengendalikan perkembangan perkotaan dan
infrastruktur, terutama pada wilayah-wilayah ekosistem sensitif seperti infrastruktur, terutama pada wilayah-wilayah ekosistem sensitif seperti
wilayah lumbung pangan dan pesisir;
d. Meningkatkan pengelolaan limbah pada kawasan pariwisata;
e. Meningkatkan kuantitas air permukaan dengan melindungi mata air
serta merehabilitasi daerah resapan air;
f. Menjaga dan memulihkan DAS, khususnya DAS yang aliran sungainya menjadi sumber air minum dan melintasi wilayah perkotaan;
g. Melindungi dan memulihkan wilayah-wilayah pesisir; dan
h. Mencegah pembuangan limbah di laut dan mengelola dampaknya
terutama di Selat Bali, dan selat-selat antar pulau kecil dan memulihkan kualitas teluk terutama teluk Benoa dan teluk besar di pulau-pulau Nusa Tenggara.
F. Arahan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kepulauan Maluku :
a. Mempertahankan dan meningkatkan luas wilayah berfungsi lindung,
khususnya wilayah yang berfungsi memberikan jasa pengatur dan penyimpan air;
b. Mempertahankan dan meningkatkan kondisi terumbu karang terutama
pada wilayah kawasan konservasi laut;
c. Mengelola dampak dan mengendalikan perkembangan perkotaan dan
infrastruktur, terutama pada wilayah-wilayah ekosistem sensitif seperti kawasan pesisirmangrove dan pulau-pulau kecil;
d. Meningkatkan infrastruktur penampung air terutama pada pulau-pulau
kecil;
e. Menjaga dan memulihkan DAS, khususnya DAS yang aliran sungainya
menjadi sumber air minum; dan
f. Mencegah dan mengawasi pemanfaatan sumberdaya laut yang melebihi kemampuan pemulihannya.
G. Strategi Implementasi Arahan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pulau Papua :
a. Mempertahankan dan meningkatkan luas wilayah berfungsi lindung,
khususnya wilayah yang berfungsi memberikan jasa pengatur air terutama daerah pegunungan di pulau Papua bagian tengah dan penyimpan air terutama di pulau Papua bagian selatan dan barat;
b. Mengelola dampak dari dorongan pengembangan perkotaan, budidaya
dan infrastruktur, terutama pada wilayah-wilayah ekosistem sensitif seperti hutan primer pegunungan, gambut, dan ekosistem rawa; dan infrastruktur, terutama pada wilayah-wilayah ekosistem sensitif seperti hutan primer pegunungan, gambut, dan ekosistem rawa;
hayati tinggi, kawasan habitat dan koridor satwa liar serta wilayah disekitar kawasan konservasi;
d. Menjaga dan memulihkan DAS, khususnya DAS yang aliran sungainya
menjadi sumber air minum dan pembuangan limbah pertambangan;
e. Memulihkan ekosistem rusak dan melaksanakan pencadangan
pemanfaatannya, terutama pada wilayah hutan pegunungan;
f. Memulihkan daerah-daerah yang terkontaminasi B3 dan limbah B3 dari pertambangan;
g. Mempertahankan dan meningkatkan kondisi terumbu karang terutama
pada wilayah kawasan konservasi laut;
h. Melindungi vegetasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil; dan
i. Melindungi kelestarian flora dan fauna endemik.