Pembelajaran Berbasis Foto

C. Pembelajaran Berbasis Foto

Bantuan media visual akan meningkatkan kemampuan berpikir dan belajar. Penelitian menunjukkan banyak individu mempunyai ingatan yang baik akan imaji dibandingkan dengan kata-kata. 36 Pentingnya peran visual

35 Robert .M.Gagne, Buku Petunjuk Kondisi Belajar dan Teori Pembelajaran, (Jakarta ; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985). P p 250-251

36 Anglien, Towers, Levie, Braden, dikutip dalam Linda L. Lohr, Creating Graphics for Learning and Performance, (Ohio : Merril Prentice Hall, 2003), pp 26-27 36 Anglien, Towers, Levie, Braden, dikutip dalam Linda L. Lohr, Creating Graphics for Learning and Performance, (Ohio : Merril Prentice Hall, 2003), pp 26-27

yang akan mereka temui dalam pengalaman hidupnya . 37

Kemampuan berbahasa visual (visual literacy) sudah merupakan mandat Negara disamping ketiga bentuk keterampilan komunikasi lainnya yaitu membaca, mendengar, mengarang. 38 Pembelajaran berbasis gambar pada penelitian ini termasuk pengembangan kemampuan visual literacy. Adapun visual literacy oleh Sharon E. Smaldino dkk (2007) dapat dikembangkan dengan

 strategi input : membantu pemelajar untuk dekode atau “membaca”. Kemampuan visual diperoleh dari keterampilan analisis (melalui analisis gambar dan diskusi dari multimedia dan program video)

 stategi output : membantu pemelajar untuk enkode atau “menulis”, mengekspresikan secara visual dan berkomunikasi secara visual

dengan yang lain

37 Sharon E. Smaldino,Deborah L, Lowther, James D. Russell, Instructional Technology and

Media for Learning, edisi 9. ( Ohio :Merril Prentice Hall, 2007) pp 52-53 38 Alexandra Lightfoot dan Wendy Ewald, I Wanna Take Me a Picture: Teaching Photography

and Writing to Children, (Boston : Beacon Press, 2002) p 5

Interpretasi gambar sebaiknya dilakukan sejak anak usia dini dengan membawa ke museum, pembelajaran berbasis gambar di kelas, dan sebagainya. Hubungan kerja sama antara sekolah dan museum adalah langkah awal untuk memungkinkan situasi pembelajaran berbasis masalah. Situasi pembelajaran seperti ini menghadirkan seniman, pendidik di museum

untuk membahas pameran esei foto. 39 . Mereka akan melontarkan masalah dan memberikan penjelasan tentang esei foto. 40 Pada level mahasiswa biasanya pemelajar lebih peduli dengan analisis dasar imaji 41 , yang terdiri dari empat fase dalam proses dekode imaji, yaitu ;

 deskripsi dari elemen grafik yang mengkomposisikan imaji;  analisis bagaimana imaji tersebut diatur;  interpretasi dari pesan yang dikomunikasikan;  estetika dan apresiasi dari imaji.

Kendatipun demikian interpretasi visual (decoding) bukanlah hal yang otomatis membuat seseorang belajar dari visual. Pemelajar perlu mengenal dekoding visual yang merupakan salah satu aspek visual untuk interpretasi dan membuat arti dari stimuli. Kata interpretasi itu menurut Terry Barret berarti memaknai gambar, sedangkan kata menginterpretasikan berarti

39 Susan Hazelroth dan Juliet G. Moore,”Photo Essay, Spinning the web: Creating a structure of collaboration between Schools and Museums, art education, art museum and

collaboration”, Art Education, vol 51 no 2, Mar 1998, ppl 20-24 40 Susan Hazelroth dan Juliet G. Moore, loc.cit

41 Avgerinous 1997 dikutip langsung oleh Janet Rountree dan William Wong, “learning to

Look : Real and Virtual Artifacts, Educational Technology and Society vol 5 no 1, 2002, p 130 Look : Real and Virtual Artifacts, Educational Technology and Society vol 5 no 1, 2002, p 130

Pada umumnya saat menginterpretasikan suatu foto akan terjadi tanya jawab seperti ini 42 ; Apa obyek yang kita lihat ?, Foto ini mengenai apa ? Apa yang diekspresikan atau dipresentasikan ? Bagaimana pengaruh budaya dalam konstruksi foto ? Apa makna bagi pembuat foto ? Apa bagian dari foto ini ? Apa rujukan foto ini ? Apa respons foto ini ? Bagaimana membuat foto ini ? Dalam tradisi apa foto ini berasal ? Apa tujuan akhir dari fotografer ini ? Apakah kesukaan atau kepuasaan akan membuat orang merespons foto tersebut? Kepada siapa foto ini ditujukan ? Siapa yang tidak peduli dengan foto ini ? Problem apa yang akan dipecahkan dengan foto ini atau hanya sebagai pemicu ?

42 Terry Barrett, Criticizing Photographs, An Introduction to Understanding Images, edisi 4, (New York ; Mc Graw Hill, 2006) p 42

Apa prejudis dan pra konsepsi yang diperkuat atau diganggu dengan foto ini ? Apa kebutuhan yang diaktifkan untuk dilepaskan melalui foto ini ? Apa arti foto ini bagi saya ? Apa foto ini berpengaruh pada hidup saya? Apa foto ini mengubah pandangan hidup saya ?

Anak yang beda latar belakang budayanya seperti anak keturunan Indian di Amerika mempunyai interpretasi berbeda bila diperlihatkan foto cowboy dengan Indian. Interpretasi mereka berbeda sekali dibandingkan

anak kulit putih dan keturunan Afrika. 43 Hal serupa terjadi pada orang dewasa maupun kritikus tingkat professional.