Alat Tangkap

4.2. Alat Tangkap

Jenis alat tangkap yang digunakan oleh nelayan di Kabupaten Langkat berjumlah 40 jenis alat tangkap yakni ambai, bubu ikan, bubu kepiting, jala ikan, jaring ikan, jaring lengket, pukat udang, pukat jang, pukat tepi, pukat cerbung, pukat langgai, trawl, pukat teri, pancing, rawai, pukat ikan, pukat apolo, dan lain-lain . Umumnya semua jenis alat ini di dapatkan di setiap kecamatan.

Alat yang digunakan nelayan di Kabupaten langkat masih sangat sederhana, terutama nelayan yang menggunakan sampan.

Alasan mereka menggunakan alat tangkap sederhana di karenakan alat tersebut dapat dioperasikan setiap saat dan tidak mengenal musim.

Berdasarkan pengamatan dilapangan diketahui bahwa alat yang digunakan nelayan sangat sederhana, dan kebanyakan di buat dsn dimodifikasi sendiri. Alat yang dibuat dan dimodifikasi umumya bersifat pasif.

Alat yang di buat nelayan adalah alat tangkap seperti jaring, ambai, jala dan lain-lain, alat ini di buat mereka pada saat tidak turun melaut. Kebiasaan nelayan di Kebuapten Langkat adalah memperbaiki alat pada saat tidak melaut, umumnya dilakukan pada siang hari. Alat biasanya di buat sendiri akan tetapi bahan di beli pada kedai di daerah Alat yang di buat nelayan adalah alat tangkap seperti jaring, ambai, jala dan lain-lain, alat ini di buat mereka pada saat tidak turun melaut. Kebiasaan nelayan di Kebuapten Langkat adalah memperbaiki alat pada saat tidak melaut, umumnya dilakukan pada siang hari. Alat biasanya di buat sendiri akan tetapi bahan di beli pada kedai di daerah

Jenis armada penangkapan ikan yang digunakan masyarakat di Kabupaten Langkat digolongkan pada armada pakai motor dan tampa motor. Ukuran tonnage kapal motor yang ada di Kabupaten Langkat digolongkan antara lain :

1. Sampan tampa motor

2. Kapal motor berukuran < 5 GT

3. Kapal motor berukuran 5 – 10 GT

4. Kapal motor berukuran 10 – 20 GT

5. Kapal motor berukuran 20 – 30 GT

6. Kapal motor berukuran > 30 GT

Armada yang di gunakan nelayan di daerah kabupaten langkat adalah armada yang di buat di daerah masing-masing. Cara pengadaan armada biasanya di pesan dulu kepada pengrajin/tukang. Lama untuk membuat satu unit armada sangat ditentukan oleh ukuran armada tersebut serta kesediaan bahan seperti papan.

Berbeda dengan mesin nelayan membeli mesin ukuran kecil pada pedagang di daerah mereka, tetapi ukuran besar ,mereka langsung membeli ke Medan. Pembelian mesin ukuran kecil umumnya dilakukan oleh nelayan yang modalnya pas-pasan sehingga pembeliannya dapat di lakukan cera kredit, dengan pembayaran hasil ptangkap. Berbeda dengan mesin yang dibeli langsung ke Medan, mesin di bayar secara cash tidak dapat dilakukian sistim kredit.

Sampan adalah sejenis armada yang digunakan nelayan tradisional untuk mencapai tempat fishing ground dengan cara mendayung. Kapasitas muatan untuk satu sampan berkisar antara 1 – 3 orang nelayan. Sampan yang banyak digunakan nelayan tradisional adalah sampan berukuran 3 – 5 m. Informasi yang didapat dari nelayan tradisional adalah jarak tempuh dari pantai ketempat lokasi penangkapan lebih kurang satu jam.

Sampan ini banyak digunakan nelayan di pinggir pantai dan muara, kalaupun ke tengah laut jaraknya tempuh berkisar antara 0,5 - 1 mil laut, itupun pada saat cuaca baik.

Berbeda dengan nelayan yang mengunakan kapal bermotor daerah jajahan dan lama operasi penangkapannya sangat ditentukan oleh ukuran tonnage. Semakin besar tonnge semakin jauh jarak operasi penagkapannya serta semakin lama nelayan melaut. Tatapi kebanyakan nelayan di Kabupaten Langkat mengoperasikan alat pulang hari atau berangkat malam pulang siang. Ukuran armada yang digunakan nelayan untuk menangkap ikan tidak sama, hal ini sangat di tentukan oleh jarak dan jenis alat yang di gunakan, jika jarak pengoparasian jauh maka armada yang digunakan berukuran besar, begitu juga dengan jenis alat semakin besar dan berat alat tangkap semakin besar armada penangkapan. Untuk mengetahui ukuran armada yang digunakan oleh nelayan per jenis alat tangkap. Ukuran armada yang digunakan nelayan umumnya berukuran kecil, kebanyakan tidak dapat menjangkau daerah penangkapan jauh ke tengah. Melihat ukuran armada yang digunakan maka wajar produksi nelayan di daerah ini kecil. Kecilnya ukuran armada di derah ini disebabkan tidak mampunya nelayan memesan armada ber ukuran besar karena sangat berhubungan dengan harga beli. Tetapi perlu di sadari bahwa masyarakat Pengrajin/Tukang pembuatan kapal di

Kabupaten Langkat mampu membuat kapal ukuran besar dan dapat mengarungi samudera.

Menetapkan peta perikanan tangkap di Kabuapten Langkat menggunakan alat Global Positioning System (GPS). Alat ini berfungsi untuk menentukan posisi di bumi dengan menggunakan satelit. Pengukuran dengan menggunakan GPS di anggap pengukuran yang akurat untuk menentukan posisi di bumi.

Cara kerja yang dilakukan oleh tim adalah dengan mengarungi laut bersama nelayan mencari nelayan yang sedang menangkap ikan, lokasi penangkapan ikan yang dilakukan nelayan di tentukan koordinatnya dengan menggunakan GPS. Hasil data dari GPS di masukan ke computer lalu di plotkan dengan peta rupa bumi yang sudah di persiapkan sebelumnya.

Dari hasil survey yang dilakukan didapatkan lokasi penangkapan ikan per jenis alat tangkap dapat dilihat pada peta.

PETASEBARANALATTANGKAP PENYUSUNANROADMAP PENGEMBAGANPERIKANANTANGKAP

Kec.Gebang

K e c . P a n g k a la n S u s u Kec.Secanggang

Kec.SeiLepan

# 3°49' Y KABUPATEN

DELISERDANG

P a d a n g T u a la n g

Y Stabat #

Dokumen yang terkait

Anal isi s L e ve l Pe r tanyaan p ad a S oal Ce r ita d alam B u k u T e k s M at e m at ik a Pe n u n jang S MK Pr ogr a m Keahl ian T e k n ologi , Kese h at an , d an Pe r tani an Kelas X T e r b itan E r lan gga B e r d asarkan T ak s on om i S OL O

2 99 16

Dari Penangkapan Ke Budidaya Rumput Laut: Studi Tentang Model Pengembangan Matapencaharian Alternatif Pada Masyarakat Nelayan Di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur

2 37 2

Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan: Implikasinya pada Model Pengembangan Strategi Perusahaan di masa Depan

0 38 1

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan IPA Pengembangan Profesi Guru Sains melalui Penelitian dan Karya Teknologi yang Sesuai dengan Tuntutan Kurikulum 2013

6 77 175

Pengembangan infrastruktur jaringan clint-server Kelurahan Bintaro

17 108 114

Pengembangan lembar kegiatan siswa kimia berbasis keterampilan proses pada materi hidrolisis garam

6 60 352

Analisis Prioritas Program Pengembangan Kawasan "Pulau Penawar Rindu" (Kecamatan Belakang Padang) Sebagai Kecamatan Terdepan di Kota Batam Dengan Menggunakan Metode AHP

10 65 6

Tinjauan atas pembuatan laporan anggaran Bulan Agustus 2003 pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung

0 76 64

Sistem Informasi Pengolahan Data Pertanian di Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan BP4K Kabupaten Sukabumi

10 84 1

Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Di Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan Dan Kehutanan Kabupaten Pringsewu

18 128 61