Pengembangan Penangkapan Ikan
5.2. Pengembangan Penangkapan Ikan
5.2.1. Faktor Penunjang
Kabupaten Langkat merupakan salah satu kabupaten yang memiliki kawasan pesisir yang terluas di Sumatera Utara, mempunyai potensi penangkapan yang memungkinkan untuk dikembangkan terutama nelayan tradisional. Hal ini didasarkan atas pertimbangan :
1. Terdapat garis pantai sepanjang 110,393 km dengan luas wilayah pesisir 125.684,9 Ha. Di daerah ini terdapat beraneka macam jenis ikan ekonomis penting, kualitas perairannya masih bagus dan belum adanya kematian masal ikan yang ada di daerah akibat pencemaran, serta banyaknya nelayan daerah lain yang datang menangkap di pesisir menandakan jumlah ikan masih banyak.
2. Masyarakat yang tinggal di daerah pesisir usaha penangkapan ikan, pengolahan hasil perikanan ataupun usaha budidaya perikanan tidaklah begitu asing bagi mereka. Sehingga teknologi perikanan mudah untuk diserapnya.
3. Dikawasan pesisir banyak terdapat sumberdaya manusia sebagai tenaga kerja potensial. Sebahagian diantara mereka ada yang berpendidikan tinggi, masyarakat yang berpendidikan tinggi ini biasanya mudah mengadopsi pembaharuan terhadap teknologi penangkapan
4. Di daerah kabupaten Langkat terdapat berbagai lembaga/institusi yang mempunyai kepentingan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat
5. Berbagai fasilitas yang dibutukan untuk pengembangan usaha penangkapan cukup tersedia seperti alat tangkap, mesin perikanan, serta sarana prasarana lainnya yang dapat mempermudah usaha seperti transportasi, fasilitas pemasaran , jarak yang dekat dengan Medan sebagai tempat pengolahan.
6. Selain itu juga mempunyai peluang untuk mengekspor keluar negeri karena adanya fasilitas pelabuhan laut eks PERTAMINA yang bisa berhubungan langsung ke Malaysia.
5.2.2. Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam pengembangan usaha penangkapan ikan di Kabupaten Langkat antara lain :
1. Belum adanya data yang akurat tentang usaha perikanan.
2. Belum adanya rencana tata ruang yang jelas terhadap kawasan penangkapan perikanan, sehingga belum ada kesepakatan daerah konservasi sumberdaya laut.
3. Sebahagian besar nelayalan, masih bersifat tradisional dan belum menerapkan prinsip dasar penangkapan modren. Seperti alat yang digunakan nelayan masih sederhana, sedangkan potensi perikanan 3. Sebahagian besar nelayalan, masih bersifat tradisional dan belum menerapkan prinsip dasar penangkapan modren. Seperti alat yang digunakan nelayan masih sederhana, sedangkan potensi perikanan
4. Sistem pemasaran belum terkontrol, hal ini terlihat dari banyaknya nelayan yang menggantungkan pemasarannya pada pemilik modal yang merugikan nelayan, serta harga akan turun jika produksi tinggi. Hal ini di sebabkan oleh beberapa factor diantaranya ;
a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan serta kemauan dari nelayan itu sendiri.
b. Terbatasnya fasilitas penunjang usaha seperti lembaga perbankan yang dapat memberikan modal usaha dengan bunga rendah.
5. Belum terpadunya usaha pembinaan oleh intansi-intansi terkait, sehingga banyak pihak terkait yang belum terlibat dan merasa berkepentingan
untuk membina nelayan supaya meningkat kesejahteraanya.
5.2.3. Strategi Pengembangan
Berdasarkan kepada kenyataan di atas dengan mempertimbangkan factor pendukung dan penghambat, maka dapat disusun beberapa langkah strategi pengembangan usaha penangkapan di Kabupaten Langkat. Adapun langkah strategi yang dapat diambil antara lain ;
1. Pembinaan sumberdaya manusia yang berkualitas. Upaya pembinaan sumberdaya manusia yang berkualitas nampaknya perlu mendapat perioritas. Metode pembinaan nampaknya tidak bisa lagi dilakukan hanya dengan system penyuluhan atau demonstrasi belaka, melainkan harus di ikuti dengan pembimbingan dan sekaligus pembinaan serta pembuatan pilot proyek. Usaha pembinaan dapat dimulai dari dari penyusunan 1. Pembinaan sumberdaya manusia yang berkualitas. Upaya pembinaan sumberdaya manusia yang berkualitas nampaknya perlu mendapat perioritas. Metode pembinaan nampaknya tidak bisa lagi dilakukan hanya dengan system penyuluhan atau demonstrasi belaka, melainkan harus di ikuti dengan pembimbingan dan sekaligus pembinaan serta pembuatan pilot proyek. Usaha pembinaan dapat dimulai dari dari penyusunan
2. Untuk menaikan taraf hidup para nelayan. Ada dua cara untuk menaikan taraf hidup nelayan yaitu : pertama, melalui peningkatan produksi perumah tangga nelayan dan kedua, melalui peningkatan harga jual ikan dengan menerapkan pola aquabisnis. Untuk meningkatkan produksi per rumah tangga nelayan dapat ditempuh dengan dua cara yaitu, melalui peningkatan usaha penangkapan ikan dan melalui peningkatan usaha budidaya. Peningkatan hasil tangkap perikanan sangat ditentukan oleh keadaan sumberdaya perairan serta daya tangkap alat yang digunakan. Agak sulit meningkatkan hasil tangkap ikan di perairan yang telah mengalami over fishing. Oleh karena itu kalau ingin meningkatkan hasil tangkapan nelayan di perairan yang telah mendekati over fihing, maka perlu mengurangi jumlah alat penangkapan yang beroperasi di perairan tersebut, serta memperluas daerah jangkauan alat penangkapan yang ada. Dengan kata lain jumlah nelayan yang berusaha di perairan tersebut dikurangi atau dialihkan ke mata pencaharian yang lain.
3. Sesuai dengan kondisi alam Kabupaten Langkat daerah pesisirnya cocok dikembangkan usaha budidaya ikan pada jaring apung, budidaya udang dan kepiting di tambak. Karena itu, memberi peluang kepada nelayan untuk melakukan diversifikasi usaha.
5.2.4. Keterpaduan Usaha Pembinaan
Sesuai dengan prinsip ekonomi, setiap usaha membutuhkan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, modal dan teknologi. Karena itu kalau usaha penangkapan hendak dikembangkan di daerah pesisir Kabupaten Langkat, perlu keterpaduan usaha pembinaan secara berkesinambungan. Kepada nelayan tradisional perlu dilakukan usaha pembinaan secara terencana dan berkelanjutan, serta secara bertahap dipersiapkan berbagai fasilitas, seperti system pemasaran, pengadaan sarana produksi
Mengenai tenaga pembina dan paket teknologi, agaknya dapat diharapkan dari beberapa perguruan tinggi, sedangkan modal di harapkan dari pihak perbankan dan pemerintah daerah
menyiapkan sarana/prasarana yang memungkinkan usaha penangkapan tersebut bisa berkembang secara baik, misalnya perbaikan jalan sebagai sarana pengangkutan hasil perikanan, dan lain sebagainya.
Untuk itu perlu adanya kerjasama antara instansi terkait seperti BAPPEDA, DISKANLA, Koperasi, Perbankan dan perguruan tinggi. Selain itu peran wiraswastawan serta pemilik modal sangat penting pula dan diharapkan dapat menanamkan modalnya di bidang perikanan tangkap.