REKONSTRUKSI BOK: JAWABAN KOMBINATIF
16 REKONSTRUKSI BOK: JAWABAN KOMBINATIF
Kybernologi memandang proses kebijakan tidak dari sudut Politik tetapi dari sudut Teori Governance. Dari sudut ini proses kebijakan itu ibarat naik gunung, sesudah tiba di puncak, harus turun lagi, demikian terus-menerus. Atau seperti naik pesawat terbang tinggi. Di awang-awang, apapun di bawah tidak terlihat. Saat turun pada ketinggian tertentu, bumi di bawah memang terlihat, tetapi sama terlihat jauh, sangat jauh, tidak jelas, sama semua, seragam, hijau pekat. Barulah ketika mendarat semuanya nampak, semakin dekat semakin jelas. Bukan hanya jelas, tetapi berbeda-beda. Bukan hanya berbeda-beda dari pandangan mata, tetapi dilihat dari nilai dan rasa, ada ketimpangan, ada kesenjangan antara yang sini dibanding dengan yang sana. Bahkan ada yang merosot dan terhilang jika yang kemarin dibanding dengan yang sekarang. Sudah barang tentu, pengalaman penerbangan yang lalu dijadikan masukan bagi persiapan penerbangan berikutnya.
Proses kebijakan seperti take-off dan landing pesawat. Dari policy agenda (identifikasi masalah) sampai pada policy adoption (penetapan kebijakan) itulah take-off mengudara setinggi-tingginya (ketok palu dan tepuk tangan, tandatangani daftar hadir dan terima uang), dan dari policy adoption sampai pada policy outcome melalui policy implementation itulah landingnya. Sudah barang tentu pula, hasil evaluasi policy terhadap policy outcome, dijadikan masukan bagi policy agenda berikutnya. Take-off itu penetapan das Sollen bagi semua orang, landing adalah realisasinya menjadi fakta (das Sein) bagi setiap orang, yang kondisi kebutuhan, dan kepentingannya berbeda.
Sebagaimana halnya pesawat tidak cukup hanya take-off tetapi harus landing, demikian juga kebijakan (harapan semua orang) yang telah ditetapkan, harus diimplementasikan sehingga outcomenya mencapai setiap orang yang kondisi kebutuhan, dan kepentingannya berbeda. Sementara sebuah pertanyaan tentang suatu peristiwa khusus, kasus baru, atau sesuatu yang unik, cukup dijawab dengan
BOK kualitatif, yang bersifat ideografik, pertanyaan lain yang bersifat umum tidak cukup hanya dijawab dengan BOK kuantitatif, yang nomotetik, tetapi perlu dilengkapi dengan BOK ideografik yaitu BOK kualitatif. Kebijakan itu bersifat nomotetik. Supaya implementasinya bisa mencapai setiap orang yang kondisi kebutuhan, dan kepentingannya berbeda, maka mau tidak mau perlu digunakan BOK kualitatif.
Seperti diketahui, demi efisiensi dan penghematan ruang, rekayasa bangunan sejak puluhan tahun terakhir menggunakan konstruksi kombinatif, dengan menggabung beberapa fungsi sekaligus ke dalam lingkungan sebuah bangunan. Misalnya fungsi rumah dikombinasikan dengan fungsi kantor atau fungsi toko, sehingga terbentuklah bangunan rukan atau ruko. Pembahasan kuantitatif sehebat apapun, jika temuan akademik disandarkan pada uji hipotesis belaka, terlebih jika hipotesisnya direkonstruksi dari fenomena sosial masyarakat yang budayanya berbeda, hasilnya tidak mendarat, dan tidak sekaya rekonstruksi BOK kuantitatif yang pembahasannya dikombinasikan dengan bahan bangunan kualitatif setempat.
BOK juga demikian. BOK kualitatif diibaratkan fungsi rumah, sedangkan BOK kuantitatif fungsi kantor atau toko, sehingga BOK kuantitatif dapat dikombinasikan dengan BOK kualitatif sehingga terbentuklah BOK-Kuantitatif- Kualitatif atau BOK Kualitatif-Kuantitatif. Pilihan bergantung pada pertimbangan mana yang dominan. Pilihan itu pada gilirannya menentukan di mana letak ruang kualitatif dan di mana ruang kuantitatif di dalam BOK yang sama. Dengan perkataan lain, di dalam BOK yang sama, komponen kuantitatif masuk di mana dan komponen kualitatif masuk di mana. .
pesawat tinggi di angkasa di bawah tak terlihat apa-apa
pada ketinggian pesawat ini yg di bawah pesawat membumbung terlihat samar, menurun
sama, dan seragam | |
di sini semakin jelas, ter-
semua take-off lihat perbedaan dan kesenjangan landing
evaluation and feedback utk penerbangan berikutnya
Gambar 57 Pesawat Take-off dan Landing Gambar 57 Pesawat Take-off dan Landing
formulasi | implementasi kebijakan | kebijakan
policy agenda | policy outcome
policy evaluation and feedback
Gambar 58 Tiga Tahap Proses Kebijakan
Gambar 57 menunjukkan bahwa kendatipun policy adoption (Gambar 58) yang oleh sementara kalangan dianggap sebagai bukti keberhasilan politik kekuasaan (SKK), terletak di puncak dengan segala kemegahannya, dilihat dari sudut governance belum apa-apa. Hasil akhir proses kebijakan bukanlah output yang berbentuk kebijakan, peraturan, rencana atau pidato, melainkan outcome sebagaimana dirasakan atau dialami oleh setiap orang terutama warga lapisan “sampah masyarakat.”
BOK explanation BOK Nomotetik
pada tingkat
penjelasan abstractness ini penjelasan nomotetik yg terlihat adalah ideografik prediktif kecenderungan,rerata deskriptif
yang umum dan seragaman | |
pertanyaan dari di sini baru semakin jelas, ter- BOK Ideografik yg terpenting lihat perbedaan dan kesenjangan memperdalam yg khusus
evaluation and feedback utk pemikiran selanjutnya
Gambar 59 BOK Nomotetik dan BOK Ideografik
Penjelasan nomotetik yang bermula dari fenomena umum, berorientasi kepentingan, atau bertujuan mencari kecenderungan dan rata-rata untuk Penjelasan nomotetik yang bermula dari fenomena umum, berorientasi kepentingan, atau bertujuan mencari kecenderungan dan rata-rata untuk
BOK explanation BOK Nomotetik: Uji Hipotesis
pada tingkat
penjelasan abstractness ini penjelasan nomotetik yg terlihat adalah ideografik prediktif kecenderungan,rerata deskriptif
yang umum dan seragaman | |
pertanyaan dari di sini baru semakin jelas, ter- BOK Ideografik yg terpenting lihat perbedaan dan kesenjangan memperdalam yg khusus*
evaluation and feedback utk pemikiran selanjutnya
Gambar 60 Unified (Combined) BOK: BOK Nomotetik dan BOK Ideografik
BOK Quantitative Dominant
Gambar 60 pendalaman terhadap hal yang khusus (*) mengacu pada komponen BOK Kuantitatif (Tabel 5) yang memerlukan bantuan BOK Kualitatif untuk membahasnya:
1. Identifikasi keterbatasan penelitian dari sudut metodologi (politik,
birokrasi, teori, responden, komunikasi dan teknologi informasi, dsb)
2. Epsilon (apa yang terjadi bila epsilon dijadikan bahan bangunan)
3. Penafsiran (interpretasi)
4. Reformulasi konsep (conceptualization) dan hipotesis
5. Rekonstruksi teori yang digunakan
6. Apakah hipotesis teruji?
7. Apakah BOK berfungsi? Dengan demikian, pada BOK Kuantitatif (quantitative dominant), komponen kualitatif masuk ke dalam BOK pada tahap (ruang) identifikasi masalah dan pada tahap (ruang) pembahasan (Gambar 60). Telah dikemukakan juga bahwa pada BOK Kualitatif (qualitative dominant), komponen kuantitatif berfungsi sebagai jawaban teoretik, dan kemudian melalui penafsiran serta rekonstruksi data, hadir sebagai temuan melalui proses conceptualization dan dalam bentuk grounded theory. Maka terbentuklah BOK gabungan antara keduanya (combined BOK) ,
Gambar 60. Bagaimana halnya dengan sisi evaluasi dan feedback pada segitiga kebijakan pada Gambar 58?
Jika sisi ini direkonstruksi menjadi BOK ketiga, terdiri dari komponen apa saja? Input buat sisi ini adalah buah pendaratan kualitatif dan penjelasan ideografik. Outputnya adalah pertanyaan seputar pelanggan yang nyata, yang paling membutuhkan, pada dukungan hidup yang paling dibutuhkan, aspirasi setiap orang yang kondisi, kebutuhan, dan kepentingannya satu dibanding dengan yang lain yang berbeda-beda. BOK ini didasarkan pada faham demokrasi dan ajaran HAM dan lingkungan hidupnya. Output ini pada gilirannya menjadi masukan bagi policy agenda berikutnya. Untuk evaluasi pada proses (throughput) diperlukan tolokukur dan tolakukur yang disepakati bersama yang disebut norma. Oleh sebab itu BOK ketiga ini disebut BOK Normatif.