KONSTRUKSI BOK: BEBERAPA PERTIMBANGAN
12 KONSTRUKSI BOK: BEBERAPA PERTIMBANGAN
Konstruksi BOK disebut juga desain BOK. Sama seperti bangunan fisik, konstruksi bangunan pengetahuan (BOK) ditentukan oleh beberapa pertimbangan:
1. Hakikat BOK
2. Fungsi BOK (untuk apa dan untuk siapa bangunan didirikan, tujuan),
3. Hubungan antar BOK Hakikat BOK terdiri dari lima pilar:
1. BOK sebagai representasi (sampel) dunia yang diketahui (populasi, universe, the known).
2. BOK merupakan ekspresi (pernyataan diri, ekspresi tentang sesuatu), dengan menggunakan cara/alat tertentu)
3. BOK adalah seperangkat alat menghadapi (memecahkan, mengatasi, dan menyelesaikan masalah)
4. BOK sebagai simbol sesuatu di belakang atau di dalamnya, mungkin sebuah rahasia, sebuah misteri, atau sebuah maksud yang tersembunyi (udang di balik batu)
5. BOK tidak lain dan tidak bukan, adalah tanda yang disepakati bersama dan ditaati, untuk membedakan satu dengan yang lain, atau sebuah isyarat guna menunjukkan sesuatu
Rekonstruksi pengetahuan menjadi BOK bertujuan meningkatkan kualitas pengetahuan (knowledge) menjadi ilmu (ilmupengetahuan, science). Pengetahuan berkualitas ilmu manakala BOK mampu berfungsi sebagai alat/cara untuk
1. Mengidentifikasi suatu objek. Semakin tua dunia, semakin aneh perilakunya. Semakin jauh orang berjalan, semakin banyak yang dilihat. Semakin sering keluar pertanyaan “Apa ini,” “apa itu?” kemampuan mengidentifikasi sesuatu objek keingintahuan (curiosity), semakin penting. Alat untuk mengidentifikasi sesuatu adalah konsep (concept). Semakin definitif konsep, semakin tajam ia mengidentifikasi. Formula umum hasil identifikasi berbunyi “A adalah B yang C.” Definisi itu menunjukkan keadaan A. “Spidol (A) adalah alat tulis (B) buat whiteboard (C).” Dari sini objek yang satu dengan objek yang lain mulai dapat dibandingkan dan dibedakan
2. Mendeskripsi sesuatu objek. Orang tidak cukup hanya mengetahui bahwa suatu A, ada. Lebih jauh perlu dikenal keberadaannya (Gambar 36). Pengenalan keberadaan (karakteristik) A itu bermula pada penggalian kualitasnya (Gambar 7), sampai pada nilai dan norma. Semakin terungkap karakteristik suatu objek, semakin kualitatif pengenalan terhadap objek 2. Mendeskripsi sesuatu objek. Orang tidak cukup hanya mengetahui bahwa suatu A, ada. Lebih jauh perlu dikenal keberadaannya (Gambar 36). Pengenalan keberadaan (karakteristik) A itu bermula pada penggalian kualitasnya (Gambar 7), sampai pada nilai dan norma. Semakin terungkap karakteristik suatu objek, semakin kualitatif pengenalan terhadap objek
3. Menjelaskan hubungan antar objek. Penjelasan hubungan antar konsep merupakan inti Teori Hubungan, sementara Teori Hubungan adalah nyawa konstruksi BOK. Itulah sebabnya pertanyaan pemikiran “Apa ini,” “apa itu?” disusul dengan pertanyaan “Adakah hubungan antara. . . . . dengan . . . . . .?” baru kemudian pertanyaan “Jika ada, bagaimana sifat hubungan itu?” Korelasional? Kausal?
4. Meramal (memprediksi) apa yang akan terjadi atau apa yang dapat terjadi. Terjadinya sesuatu merupakan sebuah proses. Proses dalam
1 a 2 b 3 c 4 d 5 ---> LK ------------> IP ------------> TP ------------> OP ------------> LK --- | info kebijakan implementasi “marketing” | | distribusi | | | j -- komunikasi penggunaan -- e | | | | | b<g pembandingan pemantauan manfaat, guna |
---- FB <----b=g---- HEV <------------ EV -------------MON <-------------OC ---
10 b>g 9 h 8 g 7 f 6
Gambar 40 Proses Pemerintahan (Sistem Terbuka). 1LK lingkungan sebagai sumber,
IP input , TP throughput , proses OP output , 5LK lingkungan sebagai pelanggan,
OC outcome , MON monitor, EV evaluasi, HEV hasil evaluasi, FB feedback
Kybernologi tidak linier (input-throughput-output saja) tetapi sirkuler atau siklik. Circle atau cycle (cyclic) itu menurut hukum sistem (Gambar 40). Sesuatu disebut “akan terjadi” jika terjadinya pasti, tinggal menunggu waktu. Semua variabel terkendali (misalnya di dalam laboratorium), termasuk waktu. Sistem tertutup. Disebut “dapat terjadi” bilamana
X ---------> ?
Apa yang akan terjadi
X ----- X1 -----> ?
Apa yang dapat terjadi
Gambar 41 Peramalan (ke Depan)
X1 adalah Conditio Sine Qua Non X1 adalah Conditio Sine Qua Non
5. Mendiagnosis penyebab terjadinya sesuatu. Bagi banyak orang, terutama lapisan elit yang hidupnya senang dan gemerlap, sesuatu yang ada dan berada, dipandang sebagai sesuatu yang “given,” yang hak, tidak perlu dipertanyaakan, yang diterima sebagai keistimewaan. Mereka tidak perlu bertanya “Mengapa? Bagi sebagian lagi, walau tidak terucapkan karena takut, malu, atau pasrah, pertanyaan itu selalu mendera. Ingin keluar dari dinanestapa. Diagnosis bermula dari anggapan bahwa dunia yang diketahui (the known, Y) adalah akibat (konsekuensi, dampak) sesuatu penyebab (faktor) yang belum diketahui. Bukan hanya sekedar bertanya “Mengapa. . . . .?” atau “Faktor apa. . . . . . . ?” tetapi lebih daripada itu, ingin tau penyebab dengan harapan, pengetahuan tentang penyebab mengarahkan pemikiran pada solusi atau terapinya. Dengan perkataan lain, pertanyaan “Mengapa. . . . .” mengarahkan pemikiran pada hubungan kausal.
? ---------> Y faktor apa yang menyebabkan Y ? ---------- ? ---------- Y Y yang sama disebabkan oleh faktor yang berbeda-beda
Gambar 42 Diagnosis (ke Belakang)
Kombinasi Gambar 40 dengan Gambar 41 menunjukkan model kausal eksplanatori lengkap sebagai berikut:
X -----X1-----> Y
Gambar 43 Model Kausal Lengkap
6. Mengujicoba suatu gagasan, kebijakan atau rencana berisi sistem nilai tertentu, berdasarkan desain yang lazim disebut desain eksperimental. Campbell dan Stanley dalam Experimental and Quasi- Experimental Designs for Research (1966) mendefinisikan desain itu sebagai “. . . . portion of research in which variables are manipulated and their effects upon other variables observed.” Pada garisbesarnya, unsur 6. Mengujicoba suatu gagasan, kebijakan atau rencana berisi sistem nilai tertentu, berdasarkan desain yang lazim disebut desain eksperimental. Campbell dan Stanley dalam Experimental and Quasi- Experimental Designs for Research (1966) mendefinisikan desain itu sebagai “. . . . portion of research in which variables are manipulated and their effects upon other variables observed.” Pada garisbesarnya, unsur
a. Perlakuan (treatment), yaitu variabel bebas yang hendak diujicobakan, diberi simbol X
b. Rancangan waktu, yaitu waktu yang ditetapkan dan diperlukan untuk perlakuan, diberi simbol T
c, Kelompok Tes (yang diberi treatment) dan Kelompok Kontrol (yang tidak diberi treatment), diberi simbol Rt dan Rk (R = responden). Kelompok Kontrol berfungsi sebagai tolok ukur
d. Observasi (sebelum, sepanjang, dan sesudah treatment) diberi simbol Ob, Oc, dan Oa Ujicoba tidak diberitahukan kepada responden, dan dijalankan seolah-olah kegiatan rutin, supaya perilaku responden serealistik mungkin, tidak terpengaruh, namun bisa juga diberitahukan atau disosialisasi, jika lingkungan hendak diubah (ref Taliziduhu Ndraha, Bab V Desain Riset, 1987)
7. BOK harus mampu membangun dirinya sendiri secara heuristik.
Kekuatan sentripetal dari luar Politik---->Pemerintahan ----> Politik Pemerintahan ( )
diimbangi dengan kekuatan sentrifugal dari dalam Kybernologi---->Politik ----> Kybernologi Politik ( )
Dengan demikian, pada suatu waktu di depan, Pohon Kybernologi ada dua batang. Pohon pertama yang ada sekarang seperti tertera di h. xxxvi Kybernologi (2003) dan Kybernologi Beberapa Konstruksi Utama (2005,
h. 19) yang tumbuh dan berbuah oleh kekuatan sentripetal (Politik Pemerintahan), dan pohon kedua yang tumbuh dan mulai berbuah oleh kekuatan sentrifugal (Kybernologi Politik). Buah kedua pohon itulah yang pada suatu saat menunjukkan Kybernologi berada pada paradigma normal di dalam masyarakat ilmupengetahuan
8. Sama seperti manusia, BOK harus siap mengontrol dirinya (“check-up”) secara menyeluruh, agar BOK tetap sehat, kuat, dan tetap berperan dalam menghadapi perubahan pesat dan tidak menentu (selalu pada posisi normal science) di depan. Jika perlu, BOK merekonstruksi durinya, seperti halnya Ilmu Pemerintahan, dari BOK yang bagian Ilmu Politik menjadi Kybernologi. Memang, seperti halnya semua “makhluk hidup,” terkadang grafik kehidupan fluktuatif (turun-naik), maju-mundur, dan 8. Sama seperti manusia, BOK harus siap mengontrol dirinya (“check-up”) secara menyeluruh, agar BOK tetap sehat, kuat, dan tetap berperan dalam menghadapi perubahan pesat dan tidak menentu (selalu pada posisi normal science) di depan. Jika perlu, BOK merekonstruksi durinya, seperti halnya Ilmu Pemerintahan, dari BOK yang bagian Ilmu Politik menjadi Kybernologi. Memang, seperti halnya semua “makhluk hidup,” terkadang grafik kehidupan fluktuatif (turun-naik), maju-mundur, dan
Keseluruhan ilmupengetahuan membentuk sebuah masyarakat: masyarakat ilmupengetahuan. Di dalamnya termasuk Seni dan Teknologi. Hubungan antar BOK analog dengan hubungan antar warga (hubungan antar BOK) di dalam sebuah masyarakat. Dalam hubungan itu, setiap BOK perlu membangun hubungan (akses) dengan BOK lainnya, ebagai wadah dan jalur bekerjasama dan saling kontrol antar BOK. Sudah barang tentu, dalam praktik, kerjasama antar BOK berarti kerjasama antar institusi, komunitas ilmuwan, dan pelaku BOK terkait dalam masyarakat ilmupengetahuan