SANKSI BAGI PENYEDIA BARANG DAN/ATAU JASA

9. SANKSI BAGI PENYEDIA BARANG DAN/ATAU JASA

a. Bila terjadi pemutusan kontrak yang disebabkan Penyedia Barang dan/atau Jasa melakukan cidera janji ( wanprestasi ) dikenakan sanksi sebagai berikut:

1) Tidak diperkenankan mengikuti Pengadaan Barang dan/atau Jasa ( blacklist ) dalam jangka waktu tertentu.

Jaminan pelaksanaan dicairkan/menjadi milik PT AP II.

a1. Penyedia barang dan/atau jasa dapat dikenakan sanksi berupa: 1)

denda keterlambatan; 2)

ganti rugi biaya konsultan manajemen konstruksi; dan/atau 3)

ganti rugi atas hilangnya potensi pendapatan (liquidated damages),

apabila yang bersangkutan tidak dapat menyelesaikan dan/atau serah terima pekerjaan atau pengadaan barang dan/atau jasa, baik secara parsial atau keseluruhan, pada waktu yang ditentukan sesuai kontrak atau SPMK.

a2. Ganti kerugian biaya jasa konsultan manajemen konstruksi dan/atau liquidated damages dikenakan atas pekerjaan pembangunan/konstruksi. Khusus untuk ganti

terhadap pekerjaan pembangunan/konstruksi gedung (building), yang peruntukan gedungnya untuk tujuan komersial.

a3. Pengenaan sanksi ganti kerugian atau liquidated damages sebab akibat keterlambatan penyerahan barang/jasa secara bertahap/parsial dapat ditiadakan apabila penyedia barang dan /atau jasa pada akhirnya dapat menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan secara keseluruhannya tepat waktu.

a4. Pengenaan sanksi tersebut dapat ditiadakan apabila keterlambatan tersebut dapat dibuktikan diakibatkan oleh sesuatu keadaan kahar (force majeure) atau sesuatu yang berada di luar kekuasaan penyediaa barang dan/atau jasa.

b. Perhitungan sanksi sebagaimana dimaksud pada huruf a1. ditentukan sebagai berikut:

1) Denda keterlambatan sebesar 1 °/oo (satu permil) dari nilai pekerjaan per hari keterlambatan, maksimal sebesar 5 % (lima persen) dari total nilai pekerjaan. Keterlambatan penyelesaian pekerjaan atau penyerahan barang cukup dibuktikan dengan lewatnya waktu.

2) Perhitungan besaran penggantian biaya konsultan manajemen konstruksi dan/atau liguldated damages untuk pekerjaan dan/atau barang yang belum dapat diserahterimakan tersebut, baik secara parsial atau keseluruhan, dihitung secara proporsional berdasarkan nilai pekerjaan dan/atau barang yang tidak dapat diserahterimakan sesuai jangka waktu kesepakatan.

3) Apabila penyedia barang dan/atau jasa dikenakan sanksi liquidated damages akibat keterlambatan penyerahan parsial, namun yang bersangkutan sanggup menyelesaikan keseluruhan pekerjaan pada batas

waktu penyelesaian keseluruhan pekerjaan, maka sanksi liguldated damages parsial dapat ditiadakan atau dikompensasikan pada nilai keseluruhan pekerjaan, sesuai kesepakatan.

PT ANGKASA PURA II (PERSERO)

Paraf

c. Dalam hal Penyedia Barang dan/atau Jasa tidak dapat melaksanakan atau menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan Kontrak tanpa alasan yang dapat diterima/dipertanggungjawabkan dikenakan sanksi berupa tidak diperkenankan mengikuti Pengadaan Barang dan/atau Jasa ( blacklist ) di lingkungan PT AP II selama 1 (satu) tahun dan pencairan jaminan pelaksanaan.

d. Apabila Penyedia Barang dan/atau Jasa yang bersangkutan telah dikenakan denda keterlambatan maksimal sebesar 5 % (lima persen) dari nilai SPK/Kontrak dan telah dikenakan peringatan terakhir, maka dilakukan pemutusan SPK/Kontrak.

e. Untuk pekerjaan Jasa Konsultasi, apabila hasil pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan materi yang termuat dalam SPK/Kontrak atau tidak cermat dalam mengerjakan dan mengakibatkan kerugian Perusahaan, atau Perusahaan mengenakan sanksi kepada Konsultan tersebut berupa keharusan menyusun kembali perencanaan dengan beban biaya dari Konsultan yang bersangkutan.

f. Dalam hal terjadi keterlambatan pelaksanaan pekerjaan lebih dari 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun anggaran karena kelalaian Penyedia Barang dan/atau Jasa dengan alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan/ diterima, maka Penyedia Barang dan/atau Jasa yang bersangkutan dikenakan sanksi berupa tidak diperkenankan mengikuti Pengadaan Barang dan/atau Jasa di lingkungan PT AP II selama 1 (satu) tahun.

g. Dalam hal perjanjian/kontrak dibatalkan karena Penyedia Barang dan/atau Jasa cidera janji (wanprestasi) dan atau tidak memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Kontrak, maka jaminan pelaksanaan dicairkan menjadi milik PT AP II serta tidak diperkenankan mengikuti Pengadaan Barang dan/atau Jasa dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun dan selama-lamanya 3 (tiga) tahun, apabila telah diberikan uang muka, maka jaminan uang muka dicairkan oleh PT AP II.

h. Penyedia Barang dan/atau Jasa yang tidak melaksanakan ketentuan jaminan garansi yaitu dengan tidak melaksanakan perbaikan melebihi 1 (satu) minggu sejak menerima perintah dari PT AP II, dikenakan sanksi berupa tidak diperkenankan mengikuti Pengadaan Barang dan/atau Jasa di lingkungan PT AP II selama 1 (satu) tahun.

i. Dalam hal Penyedia Barang dan/atau Jasa mengalihkan pelaksanaan pekerjaan utamanya dan atau seluruh pekerjaan kepada pihak lain tanpa persetujuan PT AP II, dikenakan sanksi berupa tidak diperkenankan mengikuti Pengadaan Barang dan/atau Jasa di lingkungan PT AP II selama 1 (satu) tahun dan pencairan jaminan pelaksanaan.

j. Konsultan perencana yang tidak cermat atau lalai dalam menyusun hasil perencanaannya dan mengakibatkan kerugian PT AP II dan atau pihak lain, dikenakan sanksi berupa keharusan menyusun kembali perencanaan dengan beban biaya dari konsultan bersangkutan dan atau membayar ganti rugi atas tuntutan dari PT AP II atau pihak lain.

k. Konsultan pengawas yang tidak cermat atau lalai dan mengakibatkan kerugian PT AP II dan atau pihak lain, dikenakan sanksi berupa membayar ganti rugi sebesar kerugian yang terjadi berdasarkan perhitungan PT AP II dan tidak diperkenankan mengikuti Pengadaan Barang dan/atau Jasa di lingkungan PT AP

II selama 1 (satu) tahun. l.

Sanksi kepada Penyedia Barang dan/atau Jasa yang melakukan kecurangan pada saat pelelangan dan diketahui setelah yang bersangkutan menjadi kontraktor maksimal 2 (dua) tahun.

PT ANGKASA PURA II (PERSERO)

Paraf

BAB XVIII SERAH TERIMA PENGADAAN BARANG DAN/ATAU JASA

1. Setelah pengadaan barang dan/atau jasa atau prestasi fisik mencapai tahapan serah terima parsial sebagaimana disepakati atau 100% (seratus persen) sesuai dengan yang tertuang dalam Surat Perintah Kerja (SPK)/Kontrak, penyedia barang dan/atau jasa mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pejabat yang berwenang untuk dilakukan serah terima barang dan/atau jasa.

2. Unit Fungsi Perlengkapan dan/atau Unit ST melakukan penilaian terhadap barang dan/atau jasa yang akan diserahkan, baik secara sebagian atau keseluruhan serta dapat menugaskan kepada penyedia barang dan/atau jasa untuk memperbaiki dan atau melengkapi kekurangan pekerjaan sesuai dengan yang diisyaratkan dalam Surat Perintah Kerja (SPK)/Kontrak.

3. Unit Fungsi Perlengkapan dan/atau Unit ST menerima penyerahan barang dan/atau jasa setelah sebagaian (termin) atau seluruh hasil pengadaan barang dan/atau jasa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Surat Perintah Kerja (SPK)/Kontrak yang dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Barang dan/atau Jasa.

4. Penyedia barang dan/atau jasa wajib melakukan pemeliharaan atas hasil pengadaan barang dan/atau jasa selama masa pemeliharaan yang ditetapkan dalam Surat Perintah Kerja (SPK)/Kontrak, sehingga kondisinya tetap seperti pada saat penyerahan.

5. Masa pemeliharaan atau garansi ditetapkan oleh Unit ST dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) teknis pekerjaan.

6. Serah Terima masa pemeliharaan dilakukan setelah masa pemeliharaan berakhir/diselesaikan dan dinyatakan dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Masa Pemeliharaan yang ditandatangani oleh Unit ST.

PT ANGKASA PURA II (PERSERO)

Paraf

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

47 440 21

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) Di Wilayah Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015

28 256 11

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN BEBAS TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA KESUSILAAN DENGAN KORBAN ANAK (Putusan Nomor 24/Pid.Sus/A/2012/PN.Pso)

7 78 16

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

INTENSI ORANG TUA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENIKAHKAN ANAK PEREMPUAN DI BAWAH USIA 20 TAHUN DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN BONDOWOSO

10 104 107

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0