Syeh Muhammad (Guru Bantil) / (2014)
18. Syeh Muhammad (Guru Bantil) / (2014)
Pada suatu waktu, ketika Bantil sedang melaksanakan sholat subuh, ia mendapat Bisikan/Suara Ghaib yang menyerukan supaya ia mengganti namanya menjadi SYEKH Muhammad Ganti dan Wali Allah serta supaya membangun Kota Sangatta. Bantil selanjutnya memba- ngun kota Sangatta dengan cara membuat Kampung Rantau Bemban serta mengajarkan ilmu Agama Islam sehingga tidak lama kemudian ia telah memiliki pengikut lebih kurang sebanyak 100 (seratus) orang.
Bantil sendiri adalah orang yang tidak bisa mengaji/ membaca Al Qur’an namun mengajarkan syariat-syariat agama Islam hanya berda- sarkan bisikan bisikan ghaib yang diterimanya dan bukan berdasarkan Al Qur’an dan Al Hadist sebagaimana Tuntunan Rasulullah MUHAM- MAD SAW. Ajaran agama Islam yang telah diajarkannya antara lain :
a. Untuk menghapuskan dosa dan siksa kubur serta sudah dijamin syurga tanpa proses penyiksaan dialam kubur/ akherat tapi lang- sung masuk Syurga, maka harus membayar “Zakat Diri” yang mana per tahun sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) dan disesuaikan dengan umur para pengikutnya termasuk bagi orang tua pengikut yang telah meninggal dunia. Zakat Diri juga dapat dilakukan dengan cara lain diantaranya memberikan anak gadisnya atau istrinya untuk dijadikan istri Bantil.
48 Jurnal Keadilan Sosial [Edisi V/2015] 48 Jurnal Keadilan Sosial [Edisi V/2015]
c. Mengucapkan 2 (dua) kalimat syahadat dengan bacaaan ” Ashadu-
allailainnalloh Waasshaduannamuhammadarrosullollah ” dengan
cara sambil memegang tangan Bantil dan mengikuti kata - kata
UR
yang diucapkannya dan apabila mengucapkan diluar yang ditentu-
kan Bantil maka dianggap kafi r/ tidak syah islamnya. Bacaan sa-
hadat Ashaduallailainnalloh menurut ajaran dari terdakwa adalah
bacaan syahadat hidup kalau sahadat mati menggunakan ILLALOH.
d. Mengubah sebagian bacaan surat alfatihah pada bacaan Ghoiril menjadi Wairil. Bahwa arti yang diucapkan oleh terdakwa ” Wa ar- tinya Wafat artinya maksudnya Tidak ada dibatu nisan ditulis Gofat ( Alfatehah Mati ) sedangkan penggunaan Alfatehah Hidup / Diamal- kan Semasa Masih Hidup.
Ajaran tersebut telah diikuti dan dilaksanakan oleh pengikutnya termasuk zakat diri. Salah satunya adalah Aini Als Ai Bin Syahdan per- nah membayarkan zakat diri sebesar Rp. 170.000.000,- (seratus tujuh puluh juta rupiah) dengan rincian yaitu untuk Sdr.Aini sendiri sebesar Rp. 35.000.000,- (tiga puluh lima juta rupiah), untuk orang tua Sdr. Aini (Syahdan) almarhum sebesar Rp. 65.000.000,- (enam puluh lima juta rupiah) dan Untuk istri Sdr. Aini (Reni Puspita Mandasari) sebesar Rp. 32.000.000,- (tiga puluh dua juta rupiah) kemudian untuk mertua Sdr. Aini (Hj. Murni) sebesar Rp. 35.000.000,- (tiga puluh lima juta rupiah). Korban lain yaitu Sdr. Jemmy Als Jem Bin Johan juga telah membayar Zakat Diri Kepada terdakwa sebesar Rp. 35.000.000,- (tiga puluh lima juta rupiah), Sdr. Djohan juga pernah membayar zakat diri sebesar Rp. 120.000.000,- (seratus dua puluh juta rupiah) dengan perincian untuk Sdr. Djohan sendiri sebesar Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta) serta Istri Sdr. Djohan (Hj. Mum) sebesar Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta).
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Kutai Timur mengelu- arkan fatwa No. 209/MUI-KT/XII/2012 tanggal 13 Desember 2012 ten- tang Kesesatan Ajaran Syech Muhammad Genti/Saudara Bantil. Peng- adilan PN Sangatta menyatakan Bantil terbukti melakukan penodaan agama serta penipuan sebagaimana dalam dakwaan JPU pada pasal 156 ayat a serta pasal 378 KUHP, dan dipidana penjara 2,5 tahun. Hu- kuman Bantil ditambah menjadi 3 tahun penjara.