Khairuddin Alias Udin, kasus aliran Islam Kaffah (2013)
10. Khairuddin Alias Udin, kasus aliran Islam Kaffah (2013)
Khairuddin Alias Udin Pada bulan Juni 2007 ketika sedang ber- ada di Kota Mayang Provinsi Jambi Terdakwa mengaku dirinya telah mendapat wahyu dari Allah dan telah dibawa oleh 2 (dua) Malaikat yaitu Malaikat Jibril dan 1 (satu) Malaikat lagi sudah tidak diingatnya lagi, te- lah melakukan MIRAT (Mi’raj) ke langit dan Terdakwa mendapat ajaran Islam yang sebenarnya, dan pada hari yang sama pula Terdakwa meng- aku kembali lagi ke dunia, sejak saat itu Terdakwa mempedomani ajar- an yang telah diperolehnya tersebut dengan nama ”ISLAM KAFFAH” atau ”ISLAM FATTAH” atau ”BERSERAH DIRI”, yang memiliki faham :
a. Pengucapan Syahadat dalam ajarannya adalah ”AKU BERIMAN KE- PADA ALLAH DAN KEPADA YANG DITURUNKAN KEPADAKU DAN KEPADA APA YANG DITURUNKAN KEPADA IBRAHIM, ISMAIL, IS- HAK, YAKUB DAN ANAK CUCUNYA DAN KEPADA APA YANG DIBE- RIKAN KEPADA MUSA DAN ISA SERTA KEPADA APA YANG DIBE- RIKAN KEPADA NABI NABI DARI TUHAN MEREKA DAN AKU TIDAK
42 Jurnal Keadilan Sosial [Edisi V/2015]
MEMBEDA-BEDAKAN SEORANGPUN DIANTARA MEREKA,DAN AKU BERSERAH DIRI KEPADANYA” ;
b. Cara berpuasa dimulai dari dapat membedakan gelap dan terang
yang disebut berbuka hingga malam yang disebut penutup ;
c. Melaksanakan sholat dilakukan pada saat mengingat sholat yang
UR
tidak ditentukan berapa kali sehari dan juga tidak ditetapkan waktu
melaksanakan sholat dalam sehari tersebut, dan pembacaan ayat-
ayat dalam sholat-sholat tersebut dengan menggunakan Bahasa
Indonesia atas terjemahan ayat-ayat yang terkandung di dalam Al Qur’an, dan tidak membenarkan serta tidak mengikuti pelaksanaan sholat sebanyak 5 (lima) waktu yakni sholat Shubuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib dan sholat Isya’, serta pembacaan ayat-ayat dalam sholat dengan menggunakan Bahasa Arab ;
d. Mengkaji makna dari ayat-ayat yang terkandung dalam Al Qur’an yang telah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia bukan menggu- nakan Hadist yang digunakan umum oleh Agama Islam yang lainnya dikarenakan Hadist tersebut hanya karangan orang saja ;
e. Membenarkan Nabi Muhammad S.A.W. merupakan nabi penutup dan mengakui adanya nabi lain selain nabi yang akan hidup setelah Nabi Muhammad S.A.W., namun bukan nabi yang telah ada sebelum Nabi Muhammad S.A.W. ;
f. Mengakui Masjidil Haram Mekkah, namun dalam pelaksanaan sho- lat tidak menentukan (bebas) arah kiblat ;
Udin berangkat ke Kota Tanjung Morawa dengan tujuan hendak menyebarluaskannya namun ajaran tersebut tidak ada yang memper- cayainya. Setelah berulang-ulang menyampaikan keyakinannya dan berupaya terus menerus akhirnya sekitar bulan April 2012, berhasil meyakinkan Burhanuddin Alias Burhan. Selanjutnya keduanya menye- barluaskan ajaran tersebut kepada orang-orang dengan cara mene- muinya. Hasilnya, orang-orang yang berada di Jalan Medan – Lubuk Pakam, Gang Sekata, Dusun III, Desa Tanjung Morawa B, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang berhasil mempercayainya. Penyebarluasan ajarannya selanjutnya dilakukan disebuah rumah di Rampah Kiri Simpang Dalim, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Ser- dang Bedagai yang dilaksanakan setiap hari Minggu malam Senin mu- lai pukul 20.00 WIB sampai dengan pukul 23.00 WIB.
MUI Cabang Tanjung Morawa telah menyatakan aliran Islam Kaf- fah sebagai aliran sesat dan menyesatkan, sesuai dengan Fatwa Maje- lis Ulama Indonesia Kabupaten Serdang Bedagai Nomor : 01/ DP.P.I- I.25/F/V/2013 tertanggal 21 Mei 2013. Khairudin diadili dan dinyatakan terbukti melanggar Pasal 156a huruf a KUHP dan dijatuhi pidana pida- na penjara selama 4 (empat) tahun.