Ciri Ilmu Pengetahuan

4. Ciri Ilmu Pengetahuan

Alam yang menampakkan diri kepada kita, dan dipelajari oleh ilmu pengetahuan dengan metode pengamatan yang seksa- ma, penggolongan, analisis data atau fakta yang diperoleh dari observasi menurut kecerdasan akal, dengan maksud menemukan hubungan yang logis antara fakta dan memahami makna relatif- nya, menarik kesimpulan induktif dan deduktif dari hasil ana- lisis dan diskripsinya. Akhirnya, percobaan atau observasi yang

www.aaiil.org

disengaja secara sistematis tersebut, semuanya dilakukan dengan cermat, dengan tujuan menempatkan alam fisis-empiris di bawah kekuasaan hukum yang memungkinkan manusia meramalkan apa yang akan terjadi dalam keadaan tertentu.

8)   The Universe and Dr. Einstein, New York, 1957

Islam & Ilmu Pengetahuan

Dari seluruh alam kenyataan yang sebenarnya, maka yang dapat dipelajari hanyalah teramati secara empiric, dan aspeknya pun secara mekanis kausal, serta hal yang kuantitatif dapat diukur. Aspek lain yang tak dapat diselidiki dengan metoda ini menjadi diabaikan mereka. Ilmu pengetahuan hanya menerangkan ba- gaimana peristiwa itu terjadi, dan tanpa perlu untuk memahami penyebabnya, prosesnya, atau mekanisme dari peristiwa itu ter- jadi. Jadi, mengapa peristiwa itu terjadi seperti yang terjadi, atau mengapa sebab tertentu itu mendatangkan peristiwa tertentu pula, mengapa alam semesta berjalan seperti dilukiskan oleh ilmu pengetahuan, maka hal itu tak diketahuinya. Walhasil, metode ilmu pengetahuan alam itu sifatnya memisahkan dalam fikiran saja, yakni alam ciptaan ilmu pengetahuan itu adalah abstraksi dari alam sebenarnya (construct), karena itu metodanya menjadi terbatas. Lapangan pengalaman ilmiah sifatnya metris, dan pe- ngetahuan yang dicapainya ialah pengetahuan yang tersusun se- cara konsep (conceptual knowledge), atau pengetahuan yang dinya- takan dengan lambang-lambang (symbolical knowledge). Seperti tulis Prof. M. Polanyi dalam bukunya Personal Knowledge (1958) sebagai Explicit Knowledge, yaitu pengetahuan yang dapat diru- muskan dengan kata-kata, peta, rumus ilmu pasti, dan sebagainya, dan bukan pengetahuan yang dihasilkan oleh kontak langsung dengan kenyataan yang sebenarnya, atau dengan memesrakan diri di dalamnya, melainkan pengetahuan yang diperoleh dengan memandang objek dari luar tidak dari dalam. Menurut Qur’an

www.aaiil.org

Suci, pengalaman yang diperoleh dengan peng indriaan itu ha- rus dilengkapi dengan pengalaman Fuad atau Qalb (hati; 32: 9;

53: 6-14), jika orang meng hasratkan intimate knowledge, yakni pengetahuan tentang sifat asli yang tak terpisahkan dari benda (intrinsic nature of things)

Hubungan Agama Dengan Ilmu Pengetahuan

Pembatasan metode ilmu pengetahuan itu, tentu saja tidak berarti bahwa penelitian ilmu pengetahuan tak ada artinya. Ilmu pengetahuan memang secara sadar membatasi diri, dan secara metodologis penelitiannya memang memperlakukan peristiwa alam seakan-akan bersifat kebendaan Masing-masing keilmuan menuntut suatu tujuan tertentu, dan selaras dengan tujuan terse- but, maka masing-masing keilmuan memandang segala sesuatu dari sudut pandangnya. Hipotesis kerjanya bersifat pandangan kedepan, dan berlaku dalam bidangnya, dan metodologisnya tepat guna menjawab pertanyaan yang diajukan dalam penelitian. Pem- batasan ini memang perlu, karena ilmu pengetahuan terikat oleh alat peralatan penyelidikan yang sifatnya fisis. Kalau pada masa silam pendiri an mereka bersifat umum, mutlak, dan dogmatis, namun sekarang tak banyak ahli ilmu pengetahuan memperta- hankan pendirian tersebut. Bahwa pem batasan metodologisnya tak terelakkan , mestinya berarti bahwa sifat kebendaan dari hipo- tesis mereka pun terbatas pada fakta alam bendaan saja.

Harus diakui, bahwa kita jauh lebih banyak ber hutang budi kepada kemajuan ilmu pengetahuan, dari pada berprasangka bu- ruk, mencela, dan meremehkan ilmu pengetahuan. Segala usaha dan amal perbuatan manusia yang baik bukan tak ada artinya, asalkan kita pandai menempatkan diri dalam hubungan yang se- wajarnya dan pandai pula menilai secara proporsional terhadap ilmu pengetahuan. Andaikata para ahli tidak mengabdikan diri kepada ilmu pengetahuan, dan diam-diam melakukan penyeli-

www.aaiil.org

dikan di laboratorium yang sunyi, maka tak akan ada obat pende- ritaan dan sakit yang dapat diringankan dari penemuan mereka. Kalau tak ada keberanian para penjelajah, penakluk laut, udara, dan ruang angkasa oleh manusia, maka semuanya itu tak mung- kin kita rasakan hasilnya. Kalau tidak karena perjuangan dan pe-

Islam & Ilmu Pengetahuan

ngorbanan para pencinta tanah air dan hak-hak azasi manusia, maka kita tetap dibawah kezaliman sistem feodal. Seluruh riwayat peradaban manusia terjadi karena penderitaan, pengurbanan, atau perbuatan orang-orang yang mempunyai visi jauh ke depan un- tuk mengabdikan diri seumur hidup kepada perkara yang mereka pandang baik dan mulia.

Ilmu pengetahuan maju atas usaha mereka yang dengan ke- sadaran, disiplin, berusaha seobjektif mungkin tanpa mencampu- rinya dengan subjektivitas yang merusak, memusatkan segala per- hatian kepada objek yang sedang diselidiki. Kerja keras menurut taktik dan strategi tertentu, ketekunan yang tak dapat dikatakan ringan, telah diperlihatkan oleh hamba ilmu pengetahuan ilmu pengetahuan di seluruh dunia. Keadaan dunia tidak akan seburuk sekarang ini, jika sekiranya umat manusia dalam lapangan rohani pun mengusahakan secara seimbang sebagaimana dilakukannya di atas.