Fungsi dan Nilai Ajaran Cerita

C. Fungsi dan Nilai Ajaran Cerita

Karya sastra dalam bentuk apapun, dipastikan mengandung pesan yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Menikmati karya sastra, berarti otomatis seorang akan menerima ajaran tentang manusia layaknya menjalani hidup serta berperilaku agar tercipta kehidupan harmonis. Ajaran-ajaran itu erat kaitannya dengan persoalan moralitas yang mengacu pada baik buruknya sikap tindakan seseorang.

Moral merupakan hukum yang membatasi diri pada tingkah laku sekaligus juga sikap batin seseorang, pelanggaran moral yang dilakukan oleh manusia, akan menumbuhkan sanksi yang berupa ketidak tenangan hati. Pada hakikatnya hak manusia merupakan refleksi atau penerima dari segala hal yang ada dalam jiwa seseorang. Semua reaksi yang muncul dari seseorang individu dalam menyikapi masalah-masalah kehidupan yang dihadapi selalu berkaitan dengan moralnya.

Moral dan juga nilai-nilai didalamnya akan menjadi tolok ukur yang digunakan untuk menentukan benar tidaknya sikap serta tindakan manusia. Seseorang Moral dan juga nilai-nilai didalamnya akan menjadi tolok ukur yang digunakan untuk menentukan benar tidaknya sikap serta tindakan manusia. Seseorang

Nilai moral berkaitan dengan tanggung jawab dan nurani. Berhubungan dengan pribadi manusia yang bertanggung jawab. Nilai moral hanya bisa diwujudkan dalam perbuatan-perbuatan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab manusia itu. Perwujudan dari nilai- nilai moral merupakan ”komando” dari hati nurani yang mewajibkan manusia bertindak sesuai dengan kata hati tanpa syarat. Nilai-nilai moral manusia.

Aspek yang berkaitan dalam penelitian ini adalah nilai-nilai moral yang meliputi nilai-nilai yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Cerita Rakyat Gua Jlamprong , di dalamnya terdapat ajaran yang patut ditiru dan dilaksanakan. Ajaran yang terkandung dalam Cerita Rakyat Gua Jlamprong antara lain:

1. Sebagai Sarana Agar Seseorang Tahu Asal-usul Nenek Moyangnya

Cerita rakyat Gua Jlamprong ini berkaitan erat dengan Jlamprong dan Gus Bandol dengan dua rekannya yang bernama Gus Kartijo, dan Gus Kartiman serta bagaimana sepak terjangnya. Asal-usul gua Jlamprong bermula dari tokoh- tokoh tersebut. Gua Jlamprong dahulunya digunakan untuk bersemedi Gus Cerita rakyat Gua Jlamprong ini berkaitan erat dengan Jlamprong dan Gus Bandol dengan dua rekannya yang bernama Gus Kartijo, dan Gus Kartiman serta bagaimana sepak terjangnya. Asal-usul gua Jlamprong bermula dari tokoh- tokoh tersebut. Gua Jlamprong dahulunya digunakan untuk bersemedi Gus

Dari adanya Cerita Gua Jlamprong ini Masyarakat kelurahan Ngeposari mengetahui siapa nenek moyang atau leluhurnya, yang harus dihormati atas jasa- jasanya. Cerita rakyat Gua Jlamprong merupakan kisah yang menceritakan perjalanan kehidupan yang dianggap mengesankan atau paling tidak mempunyai unsur penting dan dipuja oleh si empunya certa, serta terasebar secara lisan dan turun temurun dari generasi ke genarsi. Karena sifatnya tersebut cerita rakyat gua Jlamprong sangat mengesankan dan mempunyai peran utama dihati masyarakat kelurahan Ngeposari serta cerita tersebut sampai sekarang masih ada dan selalu diceritakan secara turun temurun pada anak cucunya. Oleh karena itu diharapkan generasi sekarang juga masih mau menceritakan cerita rakyat gua Jlamprong ini secara estafet pada anak cucu, supaya anak cucu memahami asal usul nenek moyangnya.

2. Sebagai Sarana agar Seseorang Menghargai Jasa Orang yang telah melakukan Perbuatan yang Bermanfaat bagi Umum.

Masyarakat Ngeposari dalam memberikan penghargaan terhadap Gus Bandol, Gus Kartijo, dan Gus Kartiman juga Jlamprong adalah dengan tetap menjaga keadaan gua agar tetap terjaga dan terawat dengan masih menceritakan cerita rakyat gua Jlamprong kepada generasi berikutnya supaya masyarakat bisa menghargai Gua Jlamprong sebagai bagian dari kehidupan masyarakat karena Masyarakat Ngeposari dalam memberikan penghargaan terhadap Gus Bandol, Gus Kartijo, dan Gus Kartiman juga Jlamprong adalah dengan tetap menjaga keadaan gua agar tetap terjaga dan terawat dengan masih menceritakan cerita rakyat gua Jlamprong kepada generasi berikutnya supaya masyarakat bisa menghargai Gua Jlamprong sebagai bagian dari kehidupan masyarakat karena

3. Sebagai Sarana Pelestarian Budaya

Cerita rakyat Gua Jlamprong ini telah menjadi penghubung antara jaman dahulu dengan sekarang. Nama-nama tempat dan benda –benda yang ada di Gunung Kidul khususnya di wilayah Ngeposari dapat di jelaskan dengan adanya gua Jlamprong tersebut. Masyarakat jaman sekarang dapat lebih mengenal gua Jlamprong dalam riwayat ceritanya. Keterkaitan antar jaman dahulu dengan jaman sekarang melalui cerita rakyat gua Jlamprong telah memperkuat Pelestarian budaya. Adanya Cerita Rakyat gua Jlamprong ini masyarakat berperan aktif untuk tetap mempertahankan peninggalan budaya nenek moyang yang dapat dicontohkan sebagai berikut:

a. Peninggalan yang berupa gua sebagai tempat ritual sampai sekarang masih dijaga keberadaanya oleh masyarakat kelurahan Ngeposari.

b. Tradisi, adat-istiadat, dan upacara ritual budaya tetap dilaksanakan hingga kini, seperti upacara bersih gua, rasulan, nyadran dan kirim doa yang merupakan ritual yang akan dilakukan ketika akan dilakukan hajatan oleh masyarakat Kelurahan Ngeposari dan mereka juga mempercayai mitos-mitos dan larangan yang berlaku di gua Jlamprong.

4. Sebagai Sarana untuk Mengetahui Asal-usul Suatu Tempat

Adanya Cerita Rakyat Gua Jlamprong ini masyarakat mengetahui bagaimana kerja keras Gus Bandol, Gus Kartijo dan Gus Kartiman dalam

mandiri sampai saat ini. Selama ini Gus Bandol, Gus Kartijo dan Gus Kartiman selama tinggal dan semedi di gua Jlamprong telah banyak memberikan bimbingan pertanian sehingga masyarakat bisa bercocok tanam sekalipun air sulit didapatkan disana, selain itu juga mengajarkan seni dan kebudayaan antara lain seni ukir batu ornamen yang hingga sekarang masih dilestarikan oleh penduduk Ngeposari bahkan menjadikannya sebagai sumber mata pencaharian hingga sekarang. Dengan melestarikan cerita rakyat segala kesulitan dalam membuat atau membangun suatu tempat supaya dipahami dan diketahui oleh masyarakat.

5. Sebagai Sarana Hiburan

Pada acara tradisi bersih gua dan di lanjutkan dengan rasulan merupakan bagian dari kearifan lokal dari masyarakat Kelurahan Ngeposari yang seharian penuh melaksanakan tradisi yang bersifat ritual dan tradisi yang bersifat fisik. Tradisi berupa doa bersama dengan dilengkapi sesaji dan tradisi bersifat fisik berupa kegiatan bersama untuk membersihkan gua akan menjadikan lingkungan tetap terpelihara dan terjaga dengan baik. Semua kegiatan ini sangat menguras tenaga dan waktu, namun diakhir acara biasanya akan diberikan hiburan bagi masyarakat untuk pengobat lelah dan penat.

6. Pengaruh cerita rakyat Gua Jlamprong terhadap alam sekitar

Kebudayaan Jawa sebenarnya sudah memberikan batasan dan tuntutan agar manusia bisa hidup dari kekayaan yang tersimpan di alam, tetapi juga harus bisa menjaga alam agar dapat lestari. Dalam mengelola alam menjaga bahwa

generasi yang akan datang. Pada jaman sekarang kebanyakan masyarakat sudah mulai melupakan istilah yang bersumber pada sifat kearifan lokal yang mengutamakan sekali upaya melestarikan alam, hal itu sudah dikesampingkan dan dilupakan oleh masyarakat. Contoh kearifa lokal yang dimaksud seperti perhitungan ketika hendak menebang pohon, dan adanya mistik pendhayangan menjadikan manusia tidak semena-mena terhadap alam, itu semua tujuannya untuk memelihara sumber daya alam agar tetap terjaga.

Fungsi cerita rakyat salah satu diantaranya agar orang atau masyarakat lebih mengetahui keadaannya baik keadaan alam maupun kebiasannya . Cerita rakyat gua Jlamprong masih dipercayai oleh masyarakat Kelurahan Ngeposari dan sekitarnya, dengan masih mengagungkan pada cerita rakyat tersebut sebagai tokoh yang sakti dianggap sebagai sosok yang dikemudian hari sebagai penjaga gua dan juga masyarakat Ngeposari. Gus Bandol, Gus Kartijo dan Gus Kartiman memanfaatkan gua Jlamprong sebagai sarana tempat untuk memanjatkan doa dengan cara bersemedi hingga meksa. Bersumber dari cerita tersebut masyarakat Ngeposari menganggap dan percaya gua Jlamprong dan lingkungannya sebagai tempat yang sangat sakral.

Masyarakat Kelurahan Ngeposari memelihara gua dan pohion-pohon di sekitar gua dengan tekun karena dari gua Jlamprong tersebut masyarakat hingga sekarang masih dapat memanfaatkan sumber air untuk kehidupannya sekalipun Masyarakat Kelurahan Ngeposari memelihara gua dan pohion-pohon di sekitar gua dengan tekun karena dari gua Jlamprong tersebut masyarakat hingga sekarang masih dapat memanfaatkan sumber air untuk kehidupannya sekalipun

alam oleh masyarakat Kelurahan Ngeposari kalau dipedomani, sebetulnya bisa menjadi sarana untuk menanggulangi global warming (pemanasan global). Pemanasan global bisa terjadi karena rusaknya lingkungan dan tidak seimbangnya ekosistem yang kemudian akan menimbulkan bermacam-macam kesengsaraan karena rusaknya alam maka cerita rakyat yang mensakralkan alam justru dapat menjaga alam secara lebih arif dari kerusakan.