KESIMPULAN DAN SARAN Perilaku Ibu Pascasalin Dalam Melakukan Vulva Hygiene Di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang

vii DAFTAR SKEMA Skema 3.1. Kerangka konsep penelitian…………………………………….................19 vii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Penelitian Informed Consent Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian Lampiran 3 : Surat Izin Data pendahuluan dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 5 : Master Data Penelitian Lampiran 6 : Hasil Out Put Data Penelitian Lampiran 7 : Surat Balasan Penelitian Lampiran 8 : Lembar Persetujuan editor Bahasa Indonesia PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 Fatmawati Manurung Perilaku Ibu Pascasalin dalam Melakukan Vulva Hygiene di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011 Viii + 46 hal + 7 Tabel + 1 Skema + 6 lampiran Abstrak Pada saat masa pascasalin infeksi merupakan sebagai faktor lain penyebab kematian ibu. Hal ini sering terjadi karena kebersihan hygiene yang buruk setelah persalinan. Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi pascasalin, sebaiknya ibu dianjurkan untuk menjaga personel hygiene, yaitu dalam melakukan vulva hygine. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku ibu pascasalin dalam melakukan vulva hygiene di wilayah kerja puskesmas muliorejo kecamatan sunggal kabupaten deli serdang tahun 2011. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan besar sampel 46 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Total sampling melalui kuesioner dan hasil penelitian dianalisis dengan univariat. Penelitian dilakukan pada bulan Febuari sampai Maret 2011. Instrument dalam penelitian ini berupa kuesioner pengetahuan, sikap, tindakan yang masing-masing berisi 10 pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu pascasalin berpengetahuan baik sebanyak 36 orang 78,3 dan sebagian kecil berpengetahuan cukup sebanyak 10 orang 21,7. Berdasarkan sikap sebagian besar ibu pasca salin dalam melakukan vulva hygiene mempunyai sikap positif sebanyak 44 orang 95,7 dan sebagian kecil mempunyai sikap negatif sebanyak 2 orang 4,3. Berdasarkan tindakan sebagian besar ibu pascasalin dalam melakukan vulva hygiene sebanyak 46 orang 100 melakukan vulva hygiene. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi ibu pasca salin, peneliti dan bagi puskesmas sehingga dapat meningkatkan dan memberikan asuhan kebidanan ibu pascasalin terutama dalam memelihara kebersihan alat kewanitaannya dengan cara melakukan vulva hygiene Kata Kunci : Perilaku, Ibu Pascasalin, Vulva hygiene Daftar Pustaka: 18 2003-2010 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan. kesehatan adalah merupakan keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Penyelenggaraan upaya kesehatan dapat berupa pendekatan pemeliharaan pelayanan kesehatan, peningkatan kesehatan promotif, pencegahan penyakit preventif, penyembuhan penyakit kuratif dan pemulihan kesehatan rehabilitatif dalam Notoatmodjo 2003. Dalam rangka mencapai derajat kesehatan adalah adalah dapat dilakukan melalui kesehatan optimal seorang ibu, perlu dilakukan pemantauan kesejahteraan ibu dan bayi dari masa hamil, bersalin, dan nifas. Dimana salah satu upaya peningkatan derajat kesehatan adalah dapat dilakukan pada masa post partum. Asuhan masa nifas merupakan salah satu bidang pelayanan kesehatan yang harus mendapat perhatian baik oleh petugas kesehatan seperti dokter kebidanan, bidan, dan perawat maupun ibu itu sendiri, mengingat tingginya jumlah angka kelahiran setiap tahunnya. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis bagi ibu maupun bayinya. Angka kematian ibu di Indonesia masih relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara- negara ASEAN. Resiko kematian ibu karena melahirkan di Indonesia adalah 1 dari 65 penduduk dibandingkan dengan 1 dari 1.100 penduduk di Thailand. Diperkirakan bahwa 60 kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50 kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama Saleha, 2009, hlm.95. Masa nifas ini berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis maupun psikologis, yaitu perubahan fisik, involusi uteri dan pengeluaran lochea, perubahan sistem tubuh lainnya dan perubahan psikis pada ibu tersebut. Asuhan masa post partum perlu dilaksanakan secara menyeluruh, walaupun pada umumnya ibu yang melahirkan dalam keadaan sehat, tetapi kadang- kadang juga ditemukan adanya masalah, sebagaimana diketahui ibu mengalami masa post partum atau masa pemulihan dan dalam masa ini banyak hal yang bisa terjadi. Yang terutama adalah keluarnya darah nifas atau lochea, pada mulanya darah berwarna merah dan ada gumpalan-gumpalan kecil, yang kemudian akan memudar dalam dari hari ke hari, dan bila darah berbau itu perlu dicurigai karena ada kemungkinan terjadinya infeksi. Pada masa postpartum seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Infeksi sebagai faktor penting lain penyebab kematian ibu sering terjadi karena kebersihan hygiene yang buruk pada setelah persalinan yang tidak diobati, infeksi menyumbang 10 persen kematian ibu. Deteksi dini terhadap infeksi selama kehamilan, persalinan yang bersih dan perawatan masa nifas yang benar dapat menanggulangi masalah ini. Oleh karena itu kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi. Begitu juga dengan halnya pada daerah perineum ibu, biasanya setelah melahirkan perineum menjadi agak bengkak, memar dan mungkin ada luka jahitan bekas robekan atau episiotomi, yaitu sayatan untuk memperluas pengeluaran bayi. Proses penyembuhan luka episiotomi sama seperti luka operasi lain. Bagi ibu yang mengalami episiotomi, perlu diajarkan cara merawat luka episiotomi tersebut agar tidak terkena infeksi, tanda-tanda infeksi pada luka episiotomi seperti nyeri, merah, panas, bengkak, atau keluar cairan yang berbau dan tidak lazim. Begitu juga perlu diperhatikan agar sehabis buang air kecil atau buang air besar ibu harus mencuci daerah kewanitaannya dengan bersih dan ibu juga harus rajin mengganti pembalutnya. Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi pasca persalinan, sebaiknya ibu dianjurkan dan diingatkan untuk menjaga personal hygienenya, terutama dalam melakukan vulva hygiene, yang berfungsi untuk membersihkan daerah kewanitaannya apalagi sehabis melahirkan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti perilaku ibu pascasalin dalam melakukan vulva hygiene.

B. Perumusan Masalah

Bagaimana perilaku ibu pascasalin dalam melakukan vulva hygiene di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang tahun 2011?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui perilaku ibu pascasalin dalam melakukan vulva hygiene di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli