Perilaku Pemilih Dalam Pilgubsu 2013 (Studi Kasus: Etnis Jawa Di Desa Muliorejo, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang)

(1)

ANGKET / DAFTAR PERTANYAAN

I. Kata Pengantar Dengan Hormat,

Sehubungan dengan adanya penyelesaian tugas akhir atau skripsi yang sedang saya lakukan di Departemen Ilmu Politik FISIP USU, maka saya melakukan penelitian dengan judul; “PERILAKU PEMILIH DALAM PILGUBSU 2013”

(Studi Kasus: Etnis Jawa di Desa Muliorejo, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang) Adapun salah satu cara untuk mendapatkan data adalah dengan penyebaran kuesioner kepada para responden. Untuk itu, besar harapan saya kepada bapak/ibu dan saudara/saudari untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur. Semua keterangan yang bapak/ibu dan saudara/saudari berikan bersifat rahasia dan tidak akan diketahui oleh siapapun kecuali peneliti sendiri.

Atas kesediaan dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih

Hormat saya,

Trie Meidyno

II. Petunjuk Pengisian

1. Kuesioner ini semata-mata untuk keperluan akademis, mohon dijawab dengan jujur. 2. Baca dan jawablah semua pertanyaan dengan teliti tanpa ada yang terlewatkan. 3. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang menurut Anda tepat dan benar.

III. Karakteristik Responden 1. Nama :

2. Umur : a. 17 – 30 d. 51 ke atas b. 31 – 40

c. 41 – 50

3. Jenis kelamin : a. Laki-Laki b. Perempuan

4. Agama : a. Islam d. Hindu

b. Kristen e. Buddha


(2)

5. Tingkat Pendidikan Terakhir : a. Tidak Sekolah f. D2

b. SD / sederajat g. D3

c. SMP / sederajat h. S1 d. SMA / sederajat i. S2

e. D1 j. S3

6. Pekerjaan : a. Pegawai swasta e. Pelajar / Mahasiswa b. Pegawai BUMN f. Lainnya . . . c. PNS

d. Wirausaha

7. Penghasilan per bulan : a. Kurang dari Rp 1.000.000 b. Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 c. Rp 2.000.001 – Rp 3.000.000 d. Rp 3.000.001 – Rp 4.000.000 e. Lebih dari Rp 4.000.000

IV. Karakteristik Pertanyaan Mengenai PILGUBSU 2013

8. Apakah Anda menggunakan hak pilih dalam PILGUBSU (Pemilihan Gubernur Sumatera Utara tahun 2013) lalu ?

a. Ya b. Tidak

9. Apa alasan utama Anda menggunakan hak pilih dalam PILGUBSU (Pemilihan Gubernur Sumatera Utara tahun 2013) lalu ?

a. Karena kesadaran pribadi sebagai warga negara

b. Karena ingin memenangkan calon gubernur/wakil gubernur pilihan saya c. Karena ajakan orang tua, teman, saudara, kerabat, tokoh masyarakat d. Karena memperoleh imbalan (uang, sembako, dll)

10. Siapakah pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang Anda pilih dalam PILGUBSU (Pemilihan Gubernur Sumatera Utara tahun 2013) lalu ?

a. H. Gus Irawan Pasaribu. SE. Ak..MM dan Ir. H. Soekirman b. Drs. Effendi MS Simbolon dan Drs. H. Jumiran Abdi

c. Dr. H. Chairuman Harahap. SH. MH dan H. Fadly Nurzal. S.Ag d. Drs. H. Amri Tambunan dan Dr. R.E. Nainggolan. MM

e. H. Gatot Pujo Nugroho. ST dan Ir. H. Tengku Erry Nuradi. M.Si

V. Karakteristik Pertanyaan Mengenai Faktor Sosiologis

11. Apakah Anda memilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tersebut karena kesamaan agama ?

a. Ya b. Tidak


(3)

12. Apakah Anda memilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tersebut karena kesamaan etnis / suku ?

a. Ya b. Tidak

13. Apakah Anda memilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tersebut karena hubungan kekerabatan ?

a. Ya b. Tidak

VI. Karakteristik Pertanyaan Mengenai Faktor Psikologis

14. Apakah Anda memilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tersebut karena kesamaan partai ?

a. Ya b. Tidak

15. Apakah Anda memilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tersebut karena kesamaan ideologi ?

a. Ya b. Tidak

16. Apakah Anda memilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tersebut karena kedekatan emosional ?

a. Ya b. Tidak

VII. Karakteristik Pertanyaan Mengenai Faktor Rasional

17. Apakah Anda memilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tersebut karena visi – misinya ?

a. Ya b. Tidak

18. Apakah Anda memilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tersebut karena diberikan imbalan ?

a. Ya b. Tidak

19. Apakah Anda memilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tersebut karena rekam jejaknya ?

a. Ya b. Tidak


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Asfar, Muhamad. Beberapa Pendekatan Dalam Memahami Prilaku Pemilih. Jurnal Ilmu Politik Edisi No 16. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama

Bangun, Payung. 1998. Sistem Sosial Budaya Indonesia. Jakarta. FISIP UKI Bart, Frederik dkk. 1988. Kelompok Etnik dan Batasannya. Jakarta. UI Press

Bratakusuma, Deddy Supriady dan Dadang Solihin. 2002. Otonomi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama

Bungin, Burhan. 2001. Metologi Penelitian Sosial. Surabaya. Airlangga University Press Endraswara, Dr Suwardu. 2012. Ilmu Jiwa Jawa. Yogyakarta. NARASI

Firmanzah. 2007. Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia

Gaffar, Afan. 1992. Javanese Voters: a Case Study of Election under a Hegemonic Party System. Yogyakarta. Gajah Mada University Press

Horald, Gosnel F. 1934. Ensyclopedia of The Social Science. New York. Mc Grew Hill Book Company

Huntington, Samuel P dan Joan Nelson. 1990. Partisipasi Politik di Negara Berkembang. Jakarta. Rineka Cipta

Koenjaraningrat. 1982. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta. Penerbit Djambatan Kweit, Mary Grisez dan Robert W Kwiet. 1986. Konsep dan Metode Analisa Politik. Jakarta.

Bina Aksara

Mars, David dan Gaerry Stoker. 2002. Teori dan Metode Dalam Ilmu Politik. Bandung. Nusa Media


(5)

Plano, Jack C dkk. 1985. Kamus Analisa Politik. Jakarta. CV Rajawali Press Prihatmoko, Joko J. 2005. Pilkada Secara Langsung. Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Ridwan, Asep. 2004. Memahami Perilaku Pemilih Pada Pemilu 2004 di Indonesia. Jurnal Demokrasi dan Ham. Vol 4. No. 1. Jakarta

Sastroatmodjo, Sudijono. 1995. Perilaku Politik. Semarang. IKIP Semarang Press Selvilla, Consuelo G. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta. UI Press

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1998. Metode Penelitian Sosial. Jakarta. LP3ES Surbakti, Ramlan. 1997. Partai, Pemilih dan Demokrasi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Surbakti, Ramlan. 2010. Memahami Ilmu Politik. Jakarta. Gramedia Widya Sarana Yudhoyono, Bambang. 2001. Otonomi Daerah. Jakarta. Pustaka Sinar Harapan

Internet:

-Badan Pusat Statistik tahun 2010 yang diperoleh melalui

http://sp2010.bps.go.id/files/ebook/kewarganegaraan%20penduduk%20indonesia/index.html - http://Id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Utara

- http://kpu.go.id


(6)

BAB III

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Untuk mencari tahu perilaku pemilih dari etnis Jawa di Desa Muliorejo, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang dalam Pilgub Sumatera Utara 2013, maka dilakukanlah penelitian dengan cara penyebaran kuesioner yang dikhususkan kepada para pemilih etnis Jawa di Desa Muliorejo yang ikut memilih dalam Pilgub Sumatera Utara 2013. Penelitian dilaksanakan hampir selama dua minggu, dimulai dari tanggal 27 Januari 2014 – 7 Februari 2014. Maka di Bab III ini akan disajikan hasil dari pada jawaban-jawaban yang diberikan oleh 100 responden.

III. 1. Data Responden

Tabel 3.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia No Usia Frekuensi Persentase (%)

1 17 – 30 Tahun 16 16.00

2 31 – 40 Tahun 27 27.00

3 41 – 50 Tahun 34 34.00

4 51 Tahun Keatas 23 23.00

Jumlah 100 100.00

Sumber Data: Kuesioner Penelitian

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang diambil didalam penelitian ini adalah yang terdaftar didalam DPT dan menggunakan hak pilihnya dalam Pilgub Sumatera Utara 2013. Sebagaimana kita ketahui salah satu syarat mengikuti pemilu adalah berusia 17 tahun ke atas. Oleh karena itu responden diambil dengan usia terendah yaitu 17 tahun. Selanjutnya dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk yang menjadi responden adalah penduduk dengan usia 41-50 tahun dengan persentase 34%. Hal ini dikarenakan penduduk dengan rentang usia tersebut mudah dijumpai pada


(7)

jam-jam penelitian dilakukan yang dimulai dari jam 10 pagi. Selain itu juga kuesioner disebar ke ibu-ibu perwiritan setempat, yang rutin melaksanakan wirit setiap kamis siang, yang mayoritas berusia 40 tahun ke atas. Sementara responden dengan usia 17-30 tahun memiliki jumlah terendah dalam penelitian ini dikarenakan para pemilih muda memiliki lebih banyak aktifitas diluar rumah, baik di sekolah, kampus, maupun kantor, sehingga lebih sulit untuk dijumpai.

Tabel 3.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 Laki – Laki 51 51.00

2 Perempuan 49 49.00

Jumlah 100 100.00

Sumber Data: Kuesioner Penelitian

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas pemilih etnis Jawa yang menjadi responden adalah penduduk dengan jenis kelamin laki-laki. Hanya berbeda tipis dengan responden berjenis kelamin perempuan yang merupakan mayoritas penduduk di Desa Muliorejo berdasarkan buku Profil Desa tahun 2012. Artinya keterwakilan jumlah responden dari klasifikasi jenis kelamin dalam penelitian ini cukup proporsional.

Tabel 3.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Agama No Agama Frekuensi Persentase (%)

1 Islam 97 97.00

2 Kristen 3 3.00

3 Katholik 0 0.00

4 Hindu 0 0.00


(8)

Jumlah 100 100.00 Sumber Data: Kuesioner Penelitian

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk yang menjadi responden merupakan penduduk yang menganut agama Islam. Hal tersebut sudah menjadi kewajaran karena lebih dari separuh penduduk Desa Muliorejo adalah penganut agama Islam (58,63% dari jumlah keseluruhan penduduk).

Tabel 3.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak Sekolah 3 3.00

2 SD / sederajat 4 4.00

3 SMP / sederajat 10 10.00

4 SMA / sederajat 61 61.00

5 D1 0 0.00

6 D2 0 0.00

7 D3 5 5.00

8 S1 17 17.00

9 S2 0 0.00

10 S3 0 0.00

Jumlah 100 100.00

Sumber Data: Kuesioner Penelitian

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas pemilih etnis Jawa yang menjadi responden merupakan tamatan SMA / sederajat. Jika dilihat dari tingkat pendidikan, para responden tersebut termasuk berpendidikan tinggi (D3 dan S1), 22% dari jumlah keseluruhan responden. Sedangkan selebihnya yang berpendidikan rendah (Tidak Sekolah – SMP / sederajat) hanya berjumlah 17%. Maka pemilih etnis Jawa yang menjadi responden pada Pilgub Sumatera Utara 2013 ini bukan


(9)

termasuk pemilih yang tradisional, karena semakin tinggi tingkat pendidikan semakin rasional orang tersebut.

Tabel 3.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan No Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

1 Pegawai Swasta 34 34.00

2 Pegawai BUMN 3 3.00

3 Pegawai Negeri Sipil 1 1.00

4 Wirausaha 29 29.00

5 Pelajar / Mahasiswa 5 5.00

6 Lainnya 28 28.00

Jumlah 100 100.00

Sumber Data: Kuesioner Penelitian

Pada tabel 3.5 tentang karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan di atas dapat dilihat bahwa responden dengan pekerjaan sebagai pegawai swasta memiliki jumlah paling banyak dan responden yang bekerja sebagai wirausaha di posisi ke-2. Umumnya para pegawai swasta tersebut bekerja di sektor perbankan, perhotelan maupun perusahaan – perusahaan swasta, yang berlokasi di luar Desa Muliorejo, karena lokasi Desa Muliorejo yang berada diantara 2 kota besar, yakni Kota Binjai dan Kota Medan. Sedangkan yang bekerja sebagai wirausaha umumnya adalah pengusaha kecil menengah yang membuka usaha kedai, sarapan lontong, maupun warung nasi di depan rumahnya. Ada juga yang memiliki pabrik kerupuk, pabrik roti, serta yang berjualan sebagai pedagang kaki lima. Sementara untuk pekerjaan lainnya terdiri para ibu rumah tangga, pengangguran dan pensiunan.

Tabel 3.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan per Bulan No Penghasilan Per Bulan Frekuensi Persentase (%)


(10)

2 Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 19 19.00 3 Rp 2.000.001 – Rp 3.000.000 23 23.00 4 Rp 3.000.001 – Rp 4.000.000 16 16.00

5 Lebih dari Rp 4.000.000 20 20.00

Jumlah 100 100.00

Sumber Data: Kuesioner Penelitian

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa mayoritas pemilih etnis Jawa di Desa Muliarejo berpenghasilan diantara Rp 2.000.001 hingga Rp 3.000.000. Hal ini sesuai dengan tabel 3.5 sebelumnya bahwa mayoritas responden merupakan pegawai swasta, karena umumnya pegawai swasta berpenghasilan menengah ke atas. Sedangkan yang berpenghasilan kurang dari Rp 1.000.000 adalah responden yang pengangguran, pelajar / mahasiswa dan ibu rumah tangga.

Tabel 3.7

Distribusi Responden Yang Menggunakan Hak Pilih Dalam Pilgubsu 2013 No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Ya 100 100.00

2 Tidak 0 0.00

Jumlah 100 100.00

Sumber Data: Kuesioner Penelitian

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 100 responden yang diberikan daftar pertanyaan seluruhnya menggunakan hak pilihnya dalam Pilgub Sumatera Utara 2013. Pertanyaan ini dibuat untuk memastikan agar setiap orang yang menjadi responden memang memberikan suaranya. Hal ini mengingat batasan penelitian dimana yang menjadi sampel / responden penelitian ialah orang yang menggunakan hak pilihnya pada Pilgub Sumatera Utara 2013.


(11)

Tabel 3.8

Alasan Menggunakan Hak Pilih Dalam Pilgubsu 2013

No Alasan Partisipasi Frekuensi Persentase (%)

1 Kesadaran pribadi sebagai warga negara 56 56.00

2 Ingin memenangkan calon gubernur / wakil gubernur pilihan 40 40.00 3 Ajakan orang tua, teman, saudara, kerabat, tokoh masyarakat 4 4.00

4 Memperoleh imbalan (uang, sembako, dll) 0 0.00

Jumlah 100 100.00

Sumber Data: Kuesioner Penelitian

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa pemilih etnis Jawa di Desa Muliorejo yang menjadi responden memiliki kesadaran pribadi dalam menggunakan hak pilihnya dalam Pilgub Sumatera Utara 2013. Dari total 100 responden yang diberikan daftar pertanyaan lebih dari separuhnya menggunakan hak pilih karena kesadaran pribadi, yakni 56 responden. Angka ini menunjukkan bahwa mayoritas responden telah memiliki kesadaran yang sangat baik dalam penggunaan hak pilihnya. Selebihnya 40 responden memilih karena ingin memenangkan calonnya, para responden tersebut mengunakan hak pilihnya berharap agar pasangan calon yang dipilihnya bisa menang dalam Pilgub ini. Sedangkan 4 responden memilih karena ajakan orang lain yang artinya mereka menggunakan hak pilihnya bukan karena kemauan dan kesadaran mereka sendiri. Sedangkan tidak ada responden yang menggunakan hak pilihnya karena memperoleh imbalan, artinya mereka bukan tipe pemilih yang dapat dimobilisasi, yang dapat mencederai asas pemilihan umum yang bebas, jujur dan adil.

Saat dilakukan wawancara yang lebih mendalam kepada responden perihal alasan menggunakan hak pilihnya, disimpulkan bahwa para responden tersebut memiliki harapan yang tinggi terhadap pelaksanaan pilgubsu ini. Mereka berharap pasangan calon terpilih nantinya akan membawa perubahan-perubahan yang berarti bagi Sumatera Utara umumnya dan Desa Muliorejo khususnya.


(12)

Tabel 3.9

Pilihan Responden Dalam Pilgubsu 2013

No Pasangan Calon yang Dipilih Frekuensi Persentase (%) 1 H. Gus Irawan Pasaribu. SE. Ak..MM dan Ir. H. Soekirman 27 27.00

2 Drs. Effendi MS Simbolon dan Drs. H. Jumiran Abdi 3 3.00

3 Dr. H. Chairuman Harahap. SH. MH dan H. Fadly Nurzal. S.Ag 0 0.00

4 Drs. H. Amri Tambunan dan Dr. R.E. Nainggolan. MM 7 7.00

5 H. Gatot Pujo Nugroho. ST dan Ir. H. Tengku Erry Nuradi. M.Si 63 63.00

Jumlah 100 100.00

Sumber Data: Kuesioner Penelitian

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pasangan Gatot Pujo Nugroho dan Tengku Erry Nuradi dipilih oleh mayoritas responden. Pasangan yang didukung oleh Partai Keadilan Sejahtera, Partai Hati Nurani Rakyat, Partai Kebangkitan Nasional Ulama, Partai Patriot dan Partai Persatuan Nasional ini dipilih oleh 63 responden. Sedangkan di posisi kedua ada pasangan Gus Irawan Pasaribu dan Soekirman yang dipilih oleh 27 responden yang didukung oleh 22 partai. Selanjutnya pasangan Amri Tambunan dan R.E Nainggolan yang dipilih oleh 7 responden, dan ada 3 responden yang memilih Effendi Simbolon dan Jumiran Abdi. Sementara tidak ada satu responden pun yang memilih pasangan Chairuman Harahap dan Fadly Nurzal.

III. 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pemilih Responden

Pada bagian ini akan disajikan data-data mengenai hasil dari pertanyaan-pertanyaan yang dijawab oleh responden terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemilih mereka. Hasil dari jawaban-jawaban tersebut akan dihitung sebagai poin, yang dimana nantinya poin-poin tersebut akan dijumlahkan seluruhnya sehingga didapatlah kesimpulan, faktor apa yang merupakan mayoritas yang dipilih oleh para responden. Faktor-faktor tersebut antara lain, faktor sosiologis, faktor psikologis dan faktor rasional.


(13)

III. 2. 1. Faktor Sosiologis

Tabel 3.10

Distribusi Jawaban Responden Tentang Alasan Memilih Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Karena Kesamaan Agama

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Ya 79 79.00

2 Tidak 21 21.00

Jumlah 100 100.00

Sumber Data: Kuesioner Penelitian

Tabel di atas menunjukkan jawaban responden tentang alasan kesamaan agama sebagai salah satu alasan responden memilih pasangan calonnya. Dari 100 responden ada 79 responden yang memilih Ya karena alasan kesamaan agama. Tingginya responden yang setuju karena alasan kesamaan agama dikarenakan agama masih merupakan salah satu isu yang sensitif di Indonesia, termasuk juga di Sumatera Utara. Berdasarkan penuturan beberapa responden kepada peneliti, didapat bahwa kalau sebelum memilih pemimpin itu lihat dahulu agamanya seiman atau tidak. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas etnis Jawa di Desa Muliorejo melihat kesamaan agama sebagai salah satu faktor dalam memilih pasangan calonnya dalam Pilgub Sumatera Utara 2013.

Tabel 3.11

Distribusi Jawaban Responden Tentang Alasan Memilih Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Karena Kesamaan Etnis

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Ya 56 56.00

2 Tidak 44 44.00

Jumlah 100 100.00


(14)

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa alasan kesamaan etnis mendapat 56 poin dari 100 responden. Hal ini terjadi dikarenakan 3 dari 10 orang calon gubsu dan wagubsu memiliki latar belakang etnis Jawa. Dari pasangan nomor urut 1 ada Soekirman yang merupakan pasangan dari Gus Irawan Pasaribu. Kemudian ada Jumiran Abdi dari nomor urut 2 yang merupakan pasangan dari Effendi Simbolon. Selanjutnya nomor urut 5 ada Gatot Pujo Nugroho yang berpasangan dengan Tengku Erry Nuradi. Ketiga pasangan tersebut menangguk banyak suara dari pemilih etnis Jawa yang merupakan mayoritas di Desa Muliorejo. Terbukti dengan posisi mereka yang berada di 3 besar dari hasil penghitungan suara dari seluruh TPS di Desa Muliorejo.

Tabel 3.12

Distribusi Jawaban Responden Tentang Alasan Memilih Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Karena Hubungan Kekerabatan

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Ya 2 2.00

2 Tidak 98 98.00

Jumlah 100 100.00

Sumber Data: Kuesioner Penelitian

Berdasarkan tabel 3.12 di atas, alasan para responden yang memilih pasangan calonnya karena adanya hubungan kekerabatan hanya ada 2 responden. Dari pendalaman wawancara yang dilakukan terhadap 2 responden tersebut terdapat pengakuan bahwa hubungan kekerabatan yang terjadi adanya karena kesamaan organisasi Puja Kesuma terhadap Gatot Pujo Nugroho. Sehingga mereka mengenal dekat dengan Gatot Pujo Nugroho yang merupakan calon nomor urut 5. Jadi kesimpulannya hubungan kekerabatan bukan salah satu faktor dalam memilih pasangan calonnya pada Pilgub Sumatera Utara 2013 bagi penduduk etnis Jawa di Desa Muliorejo.


(15)

III. 2. 2. Faktor Psikologis

Tabel 3.13

Distribusi Jawaban Responden Tentang Alasan Memilih Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Karena Kesamaan Partai

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Ya 0 0.00

2 Tidak 100 100.00

Jumlah 100 100.00

Sumber Data: Kuesioner Penelitian

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak ada pemilih etnis Jawa di Desa Muliorejo yang menjadi responden yang memilih pasangan calonnya karena kesamaan partai. Ini dikarenakan dari 100 responden tidak ada satupun responden yang merupakan kader, simpatisan ataupun partisipan partai-partai yang ikut bertarung dalam Pilgub Sumatera Utara 2013. Jadi alasan kesamaan partai bukan merupakan faktor bagi etnis Jawa di Desa Muliorejo dalam memilih pasangan calonnya.

Tabel 3.14

Distribusi Jawaban Responden Tentang Alasan Memilih Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Karena Kesamaan Ideologi

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Ya 33 33.00

2 Tidak 67 67.00

Jumlah 100 100.00

Sumber Data: Kuesioner Penelitian

Pada tabel 3.14 di atas dapat dilihat hanya ada 33 responden yang memilih pasangan calonnya salah satunya karena alasan kesamaan ideologi. Hal tersebut menyimpulkan bahwa ideologi para pasangan calon yang bertarung dalam Pilgub Sumatera Utara 2013 bukan merupakan hal yang penting bagi para responden. Selain itu juga banyak responden yang tidak mengerti arti dari ideologi itu apa.


(16)

Namun setelah dijelaskan pengertian dari pada ideologi tersebut, tetap saja banyak yang menganggap ideologi itu tidak penting. Bagi mereka yang penting adalah kinerja dan aksi-aksinya setelah menjabat, bukan ideologinya. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas etnis Jawa di Desa Muliorejo tidak memilih pasangan calonnya karena alasan kesamaan ideologi.

Tabel 3.15

Distribusi Jawaban Responden Tentang Alasan Memilih Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Karena Kedekatan Emosional

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Ya 6 6.00

2 Tidak 94 94.00

Jumlah 100 100.00

Sumber Data: Kuesioner Penelitian

Berdasarkan tabel di atas tentang alasan memilih karena adanya kedekatan emosional, mayoritas menyatakan tidak ada kedekatan emosional dari pasangan calon yang dipilihnya. Hal ini menunjukkan kurangnya pendekatan secara langsung yang dilakukan oleh para pasangan calon terhadap para pemilih etnis Jawa di Desa Muliorejo. Maka faktor kedekatan emosional tidak menjadi alasan utama dalam memilih bagi penduduk etnis Jawa Desa Muliorejo.

III. 2. 3. Faktor Rasional

Tabel 3.16

Distribusi Jawaban Responden Tentang Alasan Memilih Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Karena Visi - Misinya

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Ya 71 71.00

2 Tidak 29 29.00

Jumlah 100 100.00


(17)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden memilih pasangan calonnya karena alasan visi dan misi dari pasangan calon Pilgub Sumatera Utara 2013 tersebut. Ini dikarenakan visi – misi kelima pasangan calon tersebut sama – sama mengusung tentang kesejahteraan rakyat. Alasan kesejahteraan rakyat masih menjadi isu yang sangat populer karena di Sumatera Utara khususnya dan Indonesia umumnya masih banyak penduduk yang belum sejahtera. Hal ini dapat disimpulkan bahwa para pasangan calon tersebut sukses menyampaikan program visi dan misi mereka kepada para pemilih di Desa Muliorejo sehingga visi – misi menjadi salah satu faktor bagi penduduk etnis Jawa Desa Muliorejo dalam menentukan pilihannya.

Tabel 3.17

Distribusi Jawaban Responden Tentang Alasan Memilih Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Karena Diberikan Imbalan

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Ya 0 0.00

2 Tidak 100 100.00

Jumlah 100 100.00

Sumber Data: Kuesioner Penelitian

Pada tabel 3.17 di atas dapat dilihat bahwa tidak ada satu responden pun yang memilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernurnya karena diberikan imbalan. Hal ini mencerminkan kedewasaan yang dimiliki oleh para pemilih etnis Jawa di Desa Muliorejo dalam hal berdemokrasi dan juga kematangan dalam sikap menolak diberikan imbalan yang dapat merusak asas pemilihan umum yang bersih, jujur dan adil.


(18)

Tabel 3.18

Distribusi Jawaban Responden Tentang Alasan Memilih Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Karena Rekam Jejaknya

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Ya 75 75.00

2 Tidak 25 25.00

Jumlah 100 100.00

Sumber Data: Kuesioner Penelitian

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas alasan pemilih etnis Jawa di Desa Muliorejo yang menjadi responden memilih salah satunya karena rekam jejak dari pasangan calonnya tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa rekam jejak dari pasangan calon sebelum masuk dalam pencalonan Pilgub Sumatera Utara 2013 masih menjadi salah satu acuan bagi penduduk Desa Muliorejo dalam memilih siapa yang pantas menjadi orang nomor satu di Sumatera Utara ini. Ini dikarenakan melalui rekam jejak, pemilih dapat melihat catatan masa lalu seorang calon / pasangan calon dalam kepemimpinannya. Rekam jejak yang baik akan dinilai positif oleh pemilih sehingga memungkinkannya untuk dipilih kembali pada pemilihan selanjutnya. Jadi ditarik kesimpulan bahwa rekam jejak merupakan salah satu faktor dalam memilih bagi etnis Jawa Desa Muliorejo.

III. 3. Klasifikasi Jawaban Responden Berdasarkan Pilihan Pasangan Calon

Tabel 3.19

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Usia Menurut Pilihan Pasangan Calon Masing-Masing

No Usia

Gus Irawan – Soekirman

Effendy Simbolon – Jumiran Abdi

Chairuman Harahap – Fadly

Nurzal

Amri Tambunan – RE Nainggolan

Gatot Pujo – Tengku Erry


(19)

Tahun

2

31 – 40 Tahun

7 0 - 6 14

3

41 – 50 Tahun

10 2 - 0 22

4

51 Tahun Keatas

3 0 - 0 20

Sumber Data: Kuesioner Penelitian (diolah)

Tabel di atas menunjukkan pilihan setiap responden dari setiap klasifikasi umur terhadap calon pasangannya masing-masing. Ketiga pasangan calon, yakni Gus Irawan Pasaribu – Soekirman, Effendy Simbolon - Jumiran Abdi, dan Gatot Pujo Nugroho – Tengku Erry Nuradi didominasi oleh responden dengan rentang usia antara 41 – 50 tahun. Artinya ketiga pasangan calon ini lebih disukai oleh pemilih etnis Jawa Desa Muliorejo yang berada pada usia tua di masa akhir produktif. Berbeda dengan pasangan Amri Tambunan dan RE Nainggolan yang mayoritas didukung oleh responden dengan rentang usia 31 – 40 tahun yang merupakan pemilih usia dewasa yang masih dalam masa produktif dalam berkarya.

Tabel 3.20

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Pilihan Pasangan Calon Masing-Masing

No

Jenis Kelamin

Gus Irawan – Soekirman

Effendy Simbolon – Jumiran Abdi

Chairuman Harahap – Fadly

Nurzal

Amri Tambunan – RE Nainggolan

Gatot Pujo – Tengku Erry

1 Laki-Laki 16 2 - 4 28

2 Perempuan 11 1 - 3 35


(20)

Tabel di atas menunjukkan pasangan Gus Irawan Pasaribu - Soekirman, Effendy Simbolon – Jumiran Abdi dan Amri Tambunan – RE Nainggolan didominasi oleh responden dengan jenis kelamin laki-laki. Sedangkan Gatot Pujo Nugroho dan Tengku Erry Nuradi mayoritas dipilih oleh responden perempuan.

Tabel 3.21

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Agama Menurut Pilihan Pasangan Calon Masing-Masing

No Agama

Gus Irawan – Soekirman

Effendy Simbolon – Jumiran Abdi

Chairuman Harahap – Fadly

Nurzal

Amri Tambunan – RE Nainggolan

Gatot Pujo – Tengku Erry

1 Islam 27 0 - 7 63

2 Kristen 0 3 - 0 0

Sumber Data: Kuesioner Penelitian (diolah)

Tabel di atas menunjukkan mayoritas responden yang beragama Islam memilih ketiga pasangan calon selain pasangan Effendy Simbolon - Jumiran Abdi. Responden yang beragama Kristen, yang hanya berjumlah tiga orang memilih pasangan Effendy Simbolon – Jumiran Abdi dikarenakan latar belakang dari Effendy Simbolon yang beragama Kristen. Artinya etnis Jawa di Desa Muliorejo memilih pasangan calonnya berdasarkan latar belakang agamanya masing – masing. Meskipun Jumiran Abdi beragama Islam namun sosok Effendy Simbolon sebagai calon gubernur lebih kuat pengaruhnya dibanding calon wakilnya. Begitu juga RE Nainggolan yang Kristen tidak terlalu berpengaruh bagi pemilih beragama Islam karena ada Amri Tambunan sebagai calon gubernurnya yang beragama Islam.


(21)

Tabel 3.22

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Menurut Pilihan Pasangan Calon Masing-Masing

No

Tingkat Pendidikan

Gus Irawan – Soekirman

Effendy Simbolon – Jumiran Abdi

Chairuman Harahap – Fadly

Nurzal

Amri Tambunan – RE Nainggolan

Gatot Pujo – Tengku Erry

1

Tidak Sekolah

0 0 - 0 3

2

SD / Sederajat

0 0 - 0 4

3

SMP / Sederajat

3 0 - 0 8

4

SMA / Sederajat

14 0 - 6 40

5 D3 2 0 - 1 2

6 S1 8 3 - 0 6

Sumber Data: Kuesioner Penelitian (diolah)

Mayoritas pemilih yang menjadi responden dengan latar belakang pendidikan SMA / sederajat, jika dilihat pada tabel di atas, mendominasi hampir semua pasangan calon. Namun hanya pasangan Gatot Pujo Nugroho dan Tengku Errylah yang dipilih oleh responden dengan seluruh tingkatan pendidikan, mulai dari yang tidak berpendidikan hingga sarjana. Hal ini terjadi mengingat sepak terjang dari Gatot Pujo Nugroho yang mudah diingat karena merupakan sosok incumbent dari pemerintahan sebelumnya.


(22)

Tabel 3.23

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pekerjaan Menurut Pilihan Pasangan Calon Masing-Masing

No Pekerjaan

Gus Irawan – Soekirman

Effendy Simbolon – Jumiran Abdi

Chairuman Harahap – Fadly

Nurzal

Amri Tambunan – RE Nainggolan

Gatot Pujo – Tengku

Erry

1

Pegawai Swasta

9 1 - 5 19

2

Pegawai BUMN

2 0 - 0 1

3

Pegawai Negeri Sipil

0 0 - 1 0

4 Wirausaha 9 1 - 0 19

5

Pelajar / Mahasiswa

2 0 - 0 3

6 Lainnya 5 1 - 1 21

Sumber Data: Kuesioner Penelitian (diolah)

Tabel di atas menunjukkan, pasangan Gus Irawan Pasaribu – Soekirman didominasi oleh responden yang bekerja sebagai pegawai swasta dan wirausaha. Pasangan Effendy Simbolon – Jumiran Abdi masing – masing dipilih oleh pegawai swasta, wirausaha dan lainnya (pengangguran). Amri Tambunan – RE Nainggolan lebih dipilih oleh pegawai swasta. Sedangkan Gatot Pujo Nugroho – Tengku Erry didominasi oleh responden dengan pekerjaan lainnya, yang mayoritas adalah ibu rumah tangga dan pengangguran. Kesimpulannya bahwa pasangan Gus Irawan Pasaribu – Soekirman, Effendy Simbolon – Jumiran Abdi dan Amri Tambunan – RE Nainggolan dominan dipilih oleh etnis Jawa di Desa Muliorejo yang bekerja sebagai Pegawai Swasta, sementara Gatot Pujo Nugroho – Tengku Erry lebih dipilih oleh pekerjaan lainnya yang merupakan mayoritas ibu rumah tangga. Sesuai


(23)

dengan tabel 3.20 sebelumnya, dimana pasangan ini lebih dipilih oleh penduduk etnis Jawa Desa Muliorejo yang berjenis kelamin perempuan.

Tabel 3.24

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Penghasilan Per Bulan Menurut Pilihan Pasangan Calon Masing-Masing

No

Penghasilan Per Bulan

Gus Irawan – Soekirman

Effendy Simbolon – Jumiran Abdi

Chairuman Harahap – Fadly

Nurzal

Amri Tambunan – RE Nainggolan

Gatot Pujo – Tengku

Erry

1

Kurang dari Rp 1.000.000

5 1 - 1 16

2

Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000

3 0 - 6 10

3

Rp 2.000.001 – Rp 3.000.000

8 0 - 0 14

4

Rp 3.000.001 – Rp 4.000.000

4 0 - 0 12

5

Lebih dari Rp 4.000.000

7 2 - 0 11

Sumber Data: Kuesioner Penelitian (diolah)

Melihat tabel di atas, pasangan Gus Irawan Pasaribu – Soekirman didominasi oleh responden yang berpenghasilan Rp 2.000.001 – Rp 3.000.000, pasangan Effendy Simbolon – Jumiran Abdi lebih dari Rp 4.000.000, Amri Tambunan – RE Nainggolan Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 dan Gatot Pujo Nugroho – Tengku Erry didominasi responden dengan pendapatan kurang dari Rp 1.000.000. Artinya dari total keseluruhan, pasangan Gus Irawan Pasaribu – Soekirman mayoritas dipilih oleh responden dengan pendapatan tinggi (Rp 3.000.001 – Rp 4.000.000 dan >Rp 4.000.000 ). Sementara pasangan


(24)

Gatot Pujo Nugroho – Tengku Erry mayoritas dipilih oleh responden yang berpendapatan rendah dan juga yang tidak berpenghasilan sama sekali.

Tabel 3.25

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Alasan Partisipasi Menurut Pilihan Pasangan Calon Masing-Masing

No Alasan Partisipasi

Gus Irawan – Soekirman

Effendy Simbolon – Jumiran Abdi

Chairuman Harahap – Fadly Nurzal

Amri Tambunan – RE Nainggolan

Gatot Pujo – Tengku

Erry

1

Kesadaran pribadi sebagai warga negara

14 1 - 1 40

2

Ingin memenangkan calon gubernur / wakil

gubernur pilihan

13 2 - 5 20

3

Ajakan orang tua, teman, saudara,

kerabat, tokoh masyarakat

0 0 - 1 3

4

Memperoleh imbalan (uang, sembako, dll)

0 0 - 0 0

Sumber Data: Kuesioner Penelitian (diolah)

Dilihat dari tabel di atas pasangan Gus Irawan Pasaribu – Soekirman dan Gatot Pujo Nugroho – Tengku Erry mayoritas dipilih oleh responden yang memilih karena kesadaran pribadinya sebagai warga negara Indonesia yang memiliki hak untuk memilih pemimpinnya. Sedangkan pasangan Effendy Simbolon – Jumiran Abdi dan Amri Tambunan – RE Nainggolan dominan dipilih oleh responden yang ingin memenangkan mereka sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara.


(25)

Tabel 3.26

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Sosiologis Menurut Pilihan Pasangan Calon Masing-Masing

No Faktor Sosiologis

Gus Irawan – Soekirman

Effendy Simbolon – Jumiran Abdi

Chairuman Harahap – Fadly

Nurzal

Amri Tambunan – RE Nainggolan

Gatot Pujo – Tengku

Erry

1

Kesamaan Agama

16 3 - 0 59

2

Kesamaan Etnis

2 0 - 0 54

3

Hubungan Kekerabatan

1 0 - 0 1

Sumber Data: Kuesioner Penelitian (diolah)

Dari ketiga alasan dalam faktor sosiologis yang terdapat pada tabel di atas, alasan Kesamaan Agama merupakan alasan mayoritas kenapa para responden memilih pasangan calonnya. Sementara alasan Kesamaan Etnis hanya ada 2 poin yaitu responden yang memilih pasangan Gus Irawan Pasaribu – Soekirman. Sedangkan alasan Hubungan Kekerabatan hanya 1 poin, juga mereka yang memilih Gus Irawan Pasaribu – Soekirman. Kesimpulannya bahwa pasangan Gus Irawan Pasaribu – Soekirman, Effendy Simbolon – Jumiran Abdi dan Gatot Pujo Nugroho – Tengku Erry lebih dipilih oleh penduduk etnis Jawa di Desa Muliorejo karena agamanya masing – masing sesuai dengan tabel 3.21 di atas.

Tabel 3.27

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Psikologis Menurut Pilihan Pasangan Calon Masing-Masing

No

Faktor Psikologis

Gus Irawan – Soekirman

Effendy Simbolon – Jumiran Abdi

Chairuman Harahap – Fadly

Nurzal

Amri Tambunan – RE Nainggolan

Gatot Pujo – Tengku


(26)

1

Kesamaan Partai

0 0 - 0 0

2

Kesamaan Ideologi

12 1 - 0 20

3

Kedekatan Emosional

3 0 - 0 3

Sumber Data: Kuesioner Penelitian (diolah)

Menurut tabel faktor psikologis di atas mayoritas responden memilih alasan Kesamaan Ideologi sebagai salah satu alasan mereka memilih pasangan calonnya. Alasan Kedekatan emosional mendapat 3 poin dari responden yang memilih pasangan Gus Irawan Pasaribu dan Soekirman. Sedangkan tidak ada responden yang memilih alasan Kesamaan Partai karena dari 100 responden tidak ada satupun yang merupakan kader partai.

Tabel 3.28

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Rasional Menurut Pilihan Pasangan Calon Masing-Masing

No

Faktor Rasional

Gus Irawan – Soekirman

Effendy Simbolon – Jumiran Abdi

Chairuman Harahap – Fadly

Nurzal

Amri Tambunan – RE Nainggolan

Gatot Pujo – Tengku Erry

1 Visi – Misi 27 3 - 1 40

2

Diberikan Imbalan

0 0 - 0 0

3

Rekam Jejak

23 2 - 6 44


(27)

Menurut tabel di atas pasangan Gatot Pujo Nugroho - Tengku Erry, berdasarkan faktor rasional, mayoritas dipilih karena alasan Rekam Jejak, selebihnya karena alasan Visi – Misi. Sebaliknya pasangan Gus Irawan Pasaribu – Soekirman dominan dipilih karena alasan Visi – Misi dan sisanya karena alasan Rekam Jejak.

III. 4. Analisis Jawaban Responden

Perilaku pemilih dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai keikutsertaan seseorang dalam memberikan suara pada pemilihan gubernur berdasarkan faktor - faktor tertentu. Setiap faktor – faktor tersebut mempengaruhi pemilih dalam menentukan siapa pasangan calon yang akan dipilihnya. Namun hanya satu faktor yang benar – benar mempengaruhi perilaku pemilih tersebut dalam menentukan pilihannya. Dimana didalam penelitian ini penulis mengajukan analisis bahwa faktor rasional mempengaruhi pilihan penduduk etnis Jawa di Desa Muliorejo. Hal ini berdasarkan skor pada jumlah faktor rasional yang mendapatkan jumlah paling banyak dibanding skor – skor faktor lainnya yang bisa dilihat pada tabel 3.29 di bawah.

Tabel 3.29

Perbandingan Persentase Pendekatan Sosiologis, Psikologis dan Pendekatan Pilihan Rasional Pada Pilgub Sumatera Utara 2013

Pendekatan Sosiologis Poin Pendekatan Psikologis Poin Pendekatan Rasional Poin

Kesamaan Agama 79 Kesamaan Partai 0 Visi – Misi 71

Kesamaan Etnis 56 Kesamaan Ideologi 33 Diberikan Imbalan 0 Hubungan Kekerabatan 2 Kedekatan Emosional 6 Rekam Jejak 75

Score 137 Score 39 Score 146

Sumber Data: Kuesioner Penelitian (Diolah)

Tingginya skor faktor rasional juga didasari dengan tingkat pendidikan para responden yang tinggi. Dengan asumsi bahwa dengan pendidikan yang tinggi, pemilih akan semakin rasional dalam menentukan pilihannya. Margaret Conway menyebutkan bahwa aspek pendidikan mampu membuat


(28)

masyarakat memiliki pandangan yang luas terhadap dunia politik, perbedaan diantara masyarakat yang berpendidikan tinggi maupun rendah terlihat dari sikap dan perilaku mereka. Pendidikan yang tinggi akan memberikan kepercayaan diri bagi masyarakat untuk mampu mempengaruhi kebijakan – kebijakan politik pemerintah yang pada akhirnya akan membawa masyarakat kepada partisipasi politik dalam level yang tinggi.

Responden dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki rasionalitas yang tinggi pula dalam memilih. Pilihan terhadap seorang calon atau pasangan calon didasari dengan alasan pertimbangan terhadap visi dan misi. Visi misi menjadi aspek yang dominan yang dipertimbangkan pemilih dengan kategori berpendidikan tinggi. Sehingga melalui pertimbangan terhadap visi dan misi, responden dapat menilai sejauh mana seorang calon atau pasangan calon fokus terhadap permasalahan yang muncul ditengah – tengah masyarakat.

Selain pertimbangan terhadap visi dan misi, pertimbangan terhadap rekam jejak dari calon atau pasangan calon juga dirasakan sebagai hal yang sangat penting dalam menentukan pilihan dalam pilgubsu. Responden akan menilai seorang calon atau pasangan calon tertentu melalui catatan masa lalu mereka. Jika rekam jejaknya menunjukkan hal yang positif berupa peningkatan kualitas pemerintahan misalnya, maka kemungkinannya untuk dipilih kembali akan semakin besar. Intinya dengan melihat rekam jejak seseorang dapat memperkirakan pemerintahan kedepannya.


(29)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dari Bab I sampai Bab III dalam penelitian ini, banyak hal yang telah ditemukan oleh peneliti, baik berupa masalah teoritis, teknik penulisan, temuan data, pengolahan data, maupun pengalaman baru selama menjalani penelitian. Maka diperoleh berbagai kesimpulan dan saran.

IV. 1. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti di Desa Muliorejo mengenai Perilaku Pemilih Etnis Jawa pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara tahun 2013 yang telah dianalisis pada Bab III, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Perilaku pemilih Etnis Jawa yang ada di Desa Muliorejo pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 dipengaruhi oleh faktor pilihan rasional, hal ini dapat dilihat dari skor faktor pilihan rasional yang lebih tinggi dari skor faktor-faktor lainnya.

2. Faktor pilihan rasional ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan penduduk etnis Jawa yang menengah ke atas. Penduduk yang berpendidikan tinggi akan memiliki motivasi yang tinggi pula dalam memilih, serta memiliki minat yang tinggi terhadap politik. Dengan minat yang tinggi ini seseorang akan menyadari bahwa memilih adalah hak sebagai warga negara dan dilaksanakan tidak dengan paksaan dari pihak lain.

3. Penduduk dengan tingkat pendidikan menengah ke bawah cenderung memiliki minat dan keingintahuan yang rendah pula terhadap politik. Hal ini dapat dilihat dari poin alasan Kesamaan Agama menjadi alasan paling dominan dilihat dari poinnya yang paling besar diantara poin alasan – alasan lainnya. Hal ini dikarenakan isu tentang agama yang masih menjadi isu yang sensitif bagi penduduk Indonesia secara keseluruhan sehingga alasan kesamaan agama merupakan faktor utama bagi penduduk etnis Jawa di Desa Muliorejo dalam menentukan pilihannya.


(30)

4. Skor faktor psikologis merupakan yang paling kecil dari kedua faktor lainnya. Terutama alasan Kesamaan Partai yang tidak mendapatkan skor dari responden, hal ini dikarenakan partai politik yang ada belum berhasil menjangkau penduduk Desa Muliorejo guna mendapat simpatisan dan dukungan dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara tahun 2013.

5. Penduduk Etnis Jawa di Desa Muliorejo merupakan pemilih yang sangat demokratis dan menjunjung tinggi asas pemilihan yang bersih, jujur dan adil. Dapat dilihat dari tidak adanya responden yang menggunakan hak pilihnya dan memilih pasangan calonnya karena alasan Diberikan Imbalan.

6. Pada saat membagikan daftar pertanyaan, dari perbincangan dengan responden diperoleh jawaban mengapa mereka lebih memilih pasangan calon Gatot Pujo Nugroho dan Tengku Erry Nuradi karena status Gatot Pujo Nugroho yang merupakan petahana dari pemerintahan Provinsi Sumatera Utara sebelumnya sehingga dianggap lebih mengenal seluk-beluk pemerintahan dan dapat melanjutkan pekerjaan yang sudah dilakukannya terlebih dahulu sebagai Wakil Gubernur dan juga Pelaksana Tugas. Selain itu sosok Tengku Erry, juga menurut responden, yang telah memajukan Kabupaten Serdang Bedagai sebagai salah satu kabupaten yang termaju di Sumatera Utara, dapat membantu Gatot Pujo Nugroho dalam mengemban tugas sebagai Wakil Gubernur yang dapat memajukan Sumatera Utara kedepannya.

7. Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Perilaku Pemilih Etnis Jawa di Desa Muliorejo dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 sangat dipengaruhi oleh pendekatan pilihan rasional, terutama visi-misi dan rekam jejak. Pengaruh faktor pilihan rasional ini dikarenakan sosok dari pasangan calon Gatot Pujo Nugroho, yang merupakan petahana, dan Tengku Erry Nuradi, bupati yang sukses membangun Kabupaten Serdang Bedagai. Pasangan calon ini, menurut para pemilih Etnis Jawa di Desa Muliorejo, dianggap mampu membawa dan membangun Sumatera Utara lebih baik lagi kedepannya.


(31)

IV. 2. SARAN

Masyarakat Etnis Jawa di Desa Muliorejo sudah berada di jalur yang benar dalam memberikan suaranya. Menomor-duakan kesamaan etnis dan agama dan lebih mengedepankan alasan visi-misi dan rekam jejak dari pasangan calon adalah pemikiran yang tepat. Demi kemajuan sosial, budaya, politik maupun ekonomi di Sumatera Utara dan Desa Muliorejo khususnya, peneliti harap masyarakat etnis Jawa di Desa Muliorejo tetap berpikiran rasional dalam memilih, dan jangan pernah menerima imbalan yang dijanjikan oleh pasangan calon apapun itu. Karena sebelum memimpin saja mereka berani berbuat curang, bayangkan jika benar-benar sudah menjadi pemimpin. Tidak hanya untuk Pemilihan Gubernur saja, tapi juga untuk Pemilihan Bupati maupun Pemilihan Calon Anggota Legislatif. Sehingga kelak calon pemimpin daerah maupun wakil rakyat yang terpilih dapat mengemban tugas dan tanggung jawab yang diberikan dengan amanah.


(32)

BAB II

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

II. 1 Deskripsi Desa Muliorejo

Desa Muliorejo merupakan salah satu desa / kelurahan yang berada di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di Sumatera Utara, yaitu Kota Binjai dan Kota Medan. Desa Muliorejo memiliki luas sebesar 1205 hektar, dengan rincian luas wilayah perumahan 370 hektar, wilayah pertanian 30 hektar, perkebunan 558 hektar dan perkantoran 54,86 hektar. Terdiri dari 23 lingkungan, desa ini masing-masing dikepalai oleh seorang Kepala Lingkungan. Jumlah penduduk Desa Muliorejo kurang lebih 35285 jiwa.39 Desa ini memiliki batas-batas dengan rincian sebagai berikut :

• Sebelah Utara, berbatasan dengan Kecamatan Hamparan Perak • Sebelah Selatan, berbatasan dengan Jalan Lintas Medan-Binjai • Sebelah Timur, berbatasan dengan Desa Lalang / Purwodadi • Sebelah Barat, berbatasan dengan Sumber Melati Diski

Letak desa ini hanya berjarak 0,2 kilometer dari ibu kota Kecamatan Sunggal yang bisa ditempuh hanya 15 menit dengan kendaraan bermotor roda empat. Sementara jarak dengan ibu kota Kabupaten Deli Serdang, Lubuk Pakam, berjarak cukup jauh yakni 45 kilometer yang bisa ditempuh selama lebih kurang 1 jam dengan kendaraan bermotor roda empat. Sedangkan untuk ibukota provinsi, Kota Medan, lebih dekat jaraknya yakni 12 kilometer yang bisa ditempuh lebih kurang 30 menit dengan kendaraan bermotor roda empat.

39


(33)

II. 2 Potensi Sumber Daya Manusia

Tabel 2.1

Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber data: Profil Desa Muliorejo tahun 2012

Jumlah penduduk total di Desa Muliorejo adalah 35285 jiwa dengan kepadatan penduduk 3415 per kilometernya. Terdiri dari 17041 orang laki-laki dan 18244 orang perempuan. Adapun jumlah kepala keluarga yang ada di Desa Muliorejo ialah sebanyak 8206 kepala keluarga.

Tabel 2.2

Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia Usia Frekuensi Persentase (%)

0 – 3 Tahun 3745 11.78

4 – 5 Tahun 1485 4.67

6 – 12 Tahun 4119 12.96

13 – 15 Tahun 2707 8.51

16 – 18 Tahun 2909 9.15

19 – 24 Tahun 4424 13.92 25 – 55 Tahun 8171 25.70 56 – 79 Tahun 4042 12.71

80 Tahun ke atas 191 0.60

Sumber data: Profil Desa Muliorejo tahun 2012 (diolah) Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-Laki 17041 48.30

Perempuan 18244 51.70


(34)

Dilihat dari komposisi penduduk berdasarkan usia, penduduk Desa Muliorejo mayoritas berada pada usia emas dan produktif, yakni berumur 25 - 55 tahun. Sedangkan dalam kaitannya dengan Pilgub Sumatera Utara 2013 maka dapat kita lihat bahwa penduduk yang memiliki hak pilih (usia 17- 60 tahun ke atas) ada sebanyak 59.03% atau sekitar 18767 orang.

Tabel 2.3

Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

Petani 33 0.09

Buruh Tani 132 0.37

PNS / TNI / POLRI 476 1.35

Pengrajin Industri Rumah Tangga 17 0.05

Pedagang Keliling 16 0.05

Montir 15 0.04

Dokter Swasta 4 0.01

Bidan Swasta 37 0.10

Pembantu Rumah Tangga 3 0.01

Pensiunan PNS / TNI / POLRI 371 1.05

Pengusaha Kecil dan Menengah 50 0.14

Pengacara 1 0.00

Notaris 1 0.00

Dukun Kampung Terlatih 1 0.00

Dosen Swasta 6 0.02

Arsitektur 2 0.01

Karyawan Swasta 12225 34.65

Karyawan BUMN 838 2.37

Lain – Lain 21057 59.68

Jumlah 35285 100

Sumber data: Profil Desa Muliorejo tahun 2012

Dilihat dari distribusi pekerjaan penduduk Desa Muliorejo sebagian besar merupakan karyawan swasta atau pegawai swasta yang bekerja di perusahaan-perusahaan / institusi-institusi


(35)

swasta baik yang berada di dalam maupun di luar Desa Muliorejo. Sementara sebagian besar lainnya adalah karyawan BUMN, PNS, serta TNI / POLRI.

Tabel 2.4

Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

Tidak tamat SD / sederajat 1080 5.88

Tamat SD / sederajat 3388 18.45

Tamat SMP / sederajat 3711 20.20

Tamat SMA / sederajat 7636 41.57

Tamat D-1 / sederajat 641 3.49

Tamat D-2 / sederajat 570 3.10

Tamat D-3 / sederajat 608 3.31

Tamat S-1 / sederajat 523 2.85

Tamat S-2 / sederajat 128 0.70

Tamat S-3 / sederajat 83 0.45

Sumber data: Profil Desa Muliorejo tahun 2012 (diolah)

Dari tabel diatas memperlihatkan bahwa dari tingkat pendidikan penduduk Desa Muliorejo didominasi oleh tamatan SMA / sederajat yaitu sebesar 41.57% dari jumlah keseluruhan. Sedangkan untuk tamatan S-1 / sederajat hanya sebesar 2.85% dari jumlah keseluruhan. Sementara penduduk yang tidak tamat SD / sederajat ada sebesar 5.88%. Kondisi ini menunjukkan bahwa penduduk Desa Muliorejo masih berpendidikan rendah, yaitu sekitar 44.53% (penduduk tidak tamat SD, tamat SD, tamat SMP / sederajat). Sedangkan untuk penduduk berpendidikan tinggi (penduduk tamat D1, D2, D3 dan S1 ke atas) hanya sebesar 13.9%.


(36)

Pendidikan merupakan sarana berpikir rasional bagi masyarakat, semakin tinggi pendidikan seseorang maka dapat kita katakan semakin rasional orang tersebut. Dalam kaitannya dengan Pilgub Sumatera Utara 2013 dapat dilihat persentase jumlah penduduk yang berpendidikan rendah lebih banyak dari pada jumlah penduduk yang berpendidikan tinggi maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar penduduk Desa Muliorejo adalah pemilih tradisional.

Tabel 2.5

Distribusi Penduduk Berdasarkan Etnis Komposisi Etnis Frekuensi Persentase (%)

Aceh 1760 4.99

Batak 8868 25.13

Nias 1760 4.99

Melayu 2112 5.99

Minang 1054 2.99

Betawi 5 0.01

Sunda 69 0.20

Jawa 12506 35.44

Bali 5 0.01

Banjar 34 0.10

Minahasa 68 0.19

Lain – Lain 7044 19.96

Jumlah 35285 100.00

Sumber data: Profil Desa Muliorejo tahun 2012

Berdasarkan data yang diperoleh dari format laporan profil Desa Muliorejo komposisi penduduk Desa Muliorejo didominasi oleh etnis Jawa sebesar 35.44%. Umumnya penduduk etnis Jawa ini tersebar di sekitaran Jl. Sakinah dusun II, Jl. Adil dusun II, dan Jl. Makmur dusun III.


(37)

Sementara penduduk etnis Batak, baik Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pak-pak maupun Mandailing sebesar 25.13%. Sedangkan sisanya terdiri dari beberapa etnis Melayu 5.99%, Aceh 4.99%, dan Nias 4.99%.

Tabel 2.6

Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama

Agama Frekuensi Persentase (%)

Islam 20687 58.63

Kristen 10071 28.54

Katolik 3175 9.00

Hindu 124 0.35

Budha 1171 3.32

Aliran Kepercayaan Lainnya 57 0.16

Jumlah 35285 100.00

Sumber data: Profil Desa Muliorejo tahun 2012

Berdasarkan komposisi agama dapat dilihat bahwa penduduk Desa Muliorejo didominasi penduduk dengan latar belakang agama Islam lebih dari setengahnya sebesar 58.36% dari jumlah keseluruhan. Sedangkan untuk penduduk beragama Kristen Protestan sebanyak 28.54%, pada umumnya penduduk tersebut merupakan jemaat dari Gereja Batak Karo Protestan yang berjumlah 21 gereja yang tersebar di seluruh Desa Muliorejo. Dengan jumlah komposisi agama tersebut, penduduk Desa Muliorejo dapat hidup dengan damai. Mereka hidup berdampingan dengan harmonis tanpa terjadinya gesekan antar agama yang berarti.

II. 3 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan hal yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk dapat mendukung semua kegiatan yang dilakukan. Dengan terpenuhinya semua sarana dan prasarana pokok


(38)

seperti; pendidikan, kesehatan, dan ibadah maka masyarakat akan semakin mudah untuk mencapai tujuan hidupnya. Adapun sarana dan prasarana yang ada di Desa Muliorejo ialah:

Tabel 2.7

Sarana dan Prasaran Pendidikan

Sarana dan Prasarana Keterangan Jumlah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ada 13

SD / Sederajat Ada 7

SMP / Sederajat Ada 3

SMA / Sederajat Ada 2

Perguruan Tinggi Tidak Ada -

Sumber data: Profil Desa Muliorejo tahun 2012

Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dan dibutuhkan oleh masyarakat selama hidupnya. Dengan adanya pendidikan maka masyarakat dapat meningkatkan taraf hidupnya. Pendidikan yang baik haruslah didukung oleh sarana dan prasarana yang baik pula. Adapun sarana dan prasarana pendidikan yang ada di Desa Muliorejo dapat dikatakan sudah cukup lengkap karena adanya sarana dan prasarana mulai dari Taman Kanak-Kanak sampai dengan SMA / sederajat. Hanya Perguruan Tinggi saja yang belum ada di Desa ini.

Tabel 2.8

Sarana dan Prasarana Kesehatan

Sarana dan Prasarana Keterangan Jumlah

Rumah Sakit Umum Ada 2


(39)

Puskesmas Pembantu Tidak Ada -

Poliklinik / Balai Pengobatan Ada 8

Apotik / Toko Obat Ada 3

Posyandu Ada 13

Balai Pengobatan Masyarakat Yayasan / Swasta Tidak Ada -

Gudang Menyimpan Obat Tidak Ada -

Jumlah Rumah / Kantor Praktek Dokter Ada 2

Rumah Bersalin Ada 10

Balai Kesehatan Ibu dan Anak Ada 1

Rumah Sakit Mata Tidak Ada -

Dokter Umum Ada 5

Dokter Gigi Ada 1

Dokter Spesialis Lainnya Ada 1

Paramedis Ada 7

Dukun Bersalin Terlatih Ada 1

Bidan Ada 15

Perawat Ada 7

Dukun Pengobatan Alternatif Tidak Ada - Sumber data: Profil Desa Muliorejo tahun 2012

Selain pendidikan, kesehatan juga merupakan sesuatu yang penting bagi masyarakat. Jika dilihat dari data pada tabel di atas, sarana dan prasarana kesehatan yang dimiliki Desa Muliorejo ini termasuk lumayan lengkap. Hal yang cukup menarik dari data tersebut adalah banyaknya jumlah rumah bersalin dan jumlah bidan yang tersebar di desa ini. Jadi dapat dikatakan pemerintahan Desa Muliorejo sangat peduli terhadap kesehatan penduduknya, terutama bagi ibu hamil dan anak-anak.


(40)

Tabel 2.9

Sarana dan Prasarana Ibadah

Sarana dan Prasarana Keterangan Jumlah

Masjid Ada 11

Langgar / Surau / Mushola Ada 10 Gereja Kristen Protestan Ada 21 Gereja Katholik Tidak Ada -

Wihara Ada 1

Pura Tidak Ada -

Klenteng Tidak Ada -

Sumber data: Profil Desa Muliorejo tahun 2012

Sarana dan prasarana ibadah yang ada di Desa Muliorejo hanya ada 3 jenis yaitu masjid / mushola, gereja dan wihara. Dengan penduduk yang mayoritas muslim di Desa Muliorejo ada 11 mesjid yang dilengkapi dengan 10 mushola. Sementara gereja kristen protestan ada 21 gereja yang tersebar di Desa Muliorejo, umumnya merupakan jemaat dari Gereja Batak Karo Protestan. Sedangkan untuk umat katholik beribadah di gereja-gereja di luar Desa Muliorejo karena di desa ini tidak ada gereja katholik.


(41)

BAB I PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang

Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara adalah salah satu proses demokrasi dimana masyarakat Sumatera Utara dapat memilih langsung gubernur dan wakil gubernurnya untuk masa jabatan lima tahun ke depan. Pasca runtuhnya Orde Baru, kepala daerah dan wakil kepala daerah tidak lagi ditunjuk langsung oleh pemerintah pusat, melainkan dipilih langsung oleh masyarakat penduduk daerah tersebut. Sebelum tahun 2005, kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Pemilihan Kepala Daerah merupakan rekrutmen politik yaitu penyeleksian rakyat terhadap tokoh-tokoh yang mencalonkan diri sebagai kepala daerah baik gubernur/wakil gubernur, bupati/wakil bupati atau walikota/wakil walikota. Aktor utama sistem pemilihan kepala daerah adalah rakyat, partai politik dan calon kepala daerah. Ketiga aktor tersebut terlibat langsung dalam kegiatan pemilihan kepala daerah. Kegiatan tersebut antara lain: pendaftaran pemilih, pendaftaran calon, penetapan calon, kampanye, pemungutan dan penghitungan suara, dan penetapan calon terpilih.

Dalam rangka pembagian kekuasaan negara (secara vertikal) dibentuk daerah-daerah yang bersifat otonom dengan bentuk dan susunan pemerintahannya yang diatur dalam undang-undang. Sehingga pemerintah pusat menyelenggarakan pemerintahan nasional dan pemerintah daerah menyelenggarakan pemerintahan daerah. Pembagian kekuasaan daerah itu disebut dengan desentralisasi yang dipahami sebagai penyerahan wewenang politik dan perundang-undangan untuk perencanaan, pengambilan keputusan dan manajemen pemerintah (pusat) kepada unit-unit sub nasional (daerah/wilayah) administrasi negara atau kepada kelompok-kelompok fungsional atau organisasi non-pemerintahan swasta.1 Sedangkan otonomi daerah merupakan bagian sistem politik


(42)

yang diharapkan memberikan peluang bagi warga negara untuk lebih mampu menyumbangkan daya kreativitasnya.2

Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat melalui Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah atau disingkat Pilkada. Pemilihan kepala daerah untuk tingkat gubernur dan wakil gubernur Sumatera Utara secara langsung pertama kali diselenggarakan pada tahun 2008. Pada saat itu pasangan Syamsul Arifin dan Gatot Pujo Nugroho menjadi pasangan gubernur dan wakil gubernur terpilih pertama yang dipilih langsung oleh masyarakat Sumatera Utara. Selanjutnya pada tanggal 7 Maret 2013 yang lalu masyarakat Sumatera Utara kembali memilih gubernur dan wakil gubernurnya secara langsung untuk kedua kalinya. Berikut adalah daftar nama pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sumatera Utara beserta partai pendukungnya yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah Sumatera Utara :

Tabel 1.1

Daftar Nama Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Serta Partai Politik yang Mendukung

No.

Nama Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur

Partai Pendukung

1

H. Gus Irawan, SE. Ak, MM dan Ir. H. Soekirman

Partai Amanat Nasional, Partai Barisan Nasional, Partai Bulan Bintang, Partai Buruh, Partai Demokrasi Kebangsaan, Partai Gerakan Indonesia Raya, Partai Indonesia Sejahtera, Partai Karya Peduli Bangsa, Partai Karya Perjuangan, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Kedaulatan, Partai Kesatuan

2


(43)

Demokrasi, Partai Matahari Bangsa, Partai Merdeka, Partai Nasional Benteng Kerakyatan, Partai Pelopor, Partai Pemuda Indonesia, Partai Penegak Demokrasi Indonesia, Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia, Partai Persatuan Nahdlatul Ummah, Partai Demokrasi Pembaruan, dan Partai Bintang Reformasi

2

Drs. Effendi M. S. Simbolon dan Drs. Djumiran Abdi

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Peduli Rakyat Nasional, Partai Damai Sejahtera

3

Drs. H. Chairuman Harahap, SH, MM dan H. Fadly Nurzal, S.Ag

Partai Golongan Karya, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia, Partai Republik Nusantara

4

Drs. H. Amri Tambunan dan

Dr. Rustam Effendy Nainggolan, MM Partai Demokrat

5

H. Gatot Pujo Nugroho, ST dan Ir. H. Tengku Erry Nuradi

Partai Keadilan Sejahtera, Partai Hati Nurani Rakyat, Partai Kebangkitan Nasional Ulama, Partai Patriot, Partai Persatuan Nasional Sumber: http://kpud-sumutprov.go.id

Pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sumatera Utara 2013 hanya diselenggarakan sebanyak satu putaran, karena berdasarkan pasal 107 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 menyatakan bahwa pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang memperoleh suara lebih dari 30 % (tiga puluh persen) dari jumlah suara sah, pasangan calon yang perolehan suaranya terbesar ditetapkan sebagai pasangan calon terpilih dengan keputusan KPU Provinsi. Maka KPU Provinsi Sumatera Utara menetapkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur terpilih adalah nomor urut


(44)

5, H. Gatot Pujo Nugroho, ST dan Ir. H. Tengku Erry Nuradi, dengan hasil perolehan suara sah 1.604.337 persentase 33.00 %.

Tabel 1.2

Jumlah dan Persentase Perolehan Suara Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Dalam Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara

Tahun 2013

Sumber: http://kpud-sumutprov.go.id

Hasil persentase pemilihan kepala daerah yang demikian ini sedikit banyak tentunya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berkembang di masyarakat, mulai dari kondisi politik dan ekonomi nasional sampai kepada kondisi sosial budaya pada masyarakat setempat. Hal ini akan membentuk perilaku politik masyarakat.

No Nama Pasangan Calon

Hasil Perolehan Suara Sah

Persentase (%)

1 H. Gus Irawan Pasaribu, SE Ak, MM - Ir. H. Soekirman 1.027.433 21.13

2 Drs. Effendi MS Simbolon - Drs. H. Jumiran Abdi 1.183.187 24.34

3 Dr. H. Chairuman Harahap, SH, MH - H. Fadly Nurzal, S.Ag 452.096 9.30

4 Drs. Haji Amri Tambunan - Dr. R.E. Nainggolan, MM 594.414 12.23

5 H. Gatot Pujo Nugroho, ST - Ir. H. Tengku Erry Nuradi, M.Si 1.604.337 33.00


(45)

Perilaku pemilih menurut Ramlan Surbakti ialah3 keikutsertaan warga negara dalam pemilihan umum yang merupakan serangkaian kegiatan membuat keputusan, yakni apakah memilih atau tidak memilih dalam pemilihan umum. Kalau memutuskan memilih, apakah memilih partai atau kandidat X ataukah partai atau kandidat Y.

Perilaku pemilih dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal, dimana faktor internal antara lain status sosial yang terdiri dari pendidikan, penghasilan, pekerjaan masyarakat tersebut. Selain itu faktor internal itu juga seperti hubungan keluarga yang terdiri dari kedaerahan atau lokalitas, historis, agama dan suku (etnis) dari masyarakat yang bersangkutan. Pada sisi yang lain faktor eksternal antara lain dipengaruhi oleh ketersediaan fasilitas yang terdiri dari media kampanye yang digunakan saat sosialisasi, partai politik pendukung calon, dan sebagainya.

Sudijono Sastroatmodjo (1995) mengatakan bahwa kelompok etnis mempunyai peran besar dalam membentuk sikap, persepsi, dan orientasi seseorang. Dengan adanya rasa kesukuan atau kedaerahan sehingga dapat mempengaruhi dukungan atau loyalitas seseorang terhadap partai politik atau individu tertentu yang ikut didalam pemilihan umum. Etnis juga dapat mempengaruhi loyalitas terhadap partai tertentu. Di Indonesia secara relatif terdapat kesetiaan etnis (ethnic loyalty) yang relatif tinggi dan bahwa partai politik Indonesia dipengaruhi oleh etnisitas. Kesetiaan etnis di Indonesia masih tampak signifikan dan apabila kita mengabaikan faktor etnis maka dapat menimbulkan kesalahan dalam memahami perpolitikan di Indonesia. Hal ini menandakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara etnisitas terhadap perilaku politik seseorang. Perilaku politik tidaklah merupakan sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi mengandung keterkaitan dengan aspek- aspek lain yang diantaranya ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan agama.

Dari kesepuluh orang calon gubernur dan wakil gubernur Sumatera Utara ada 3 orang calon yang berlatar belakang etnis Jawa, selebihnya adalah etnis Batak (5 orang), dan Melayu (2 orang). Hal ini sejalan dengan populasi suku bangsa penduduk Sumatera Utara yang berjumlah 12,9 juta jiwa


(46)

pada tahun 20104 yaitu, Batak (41,95%), Jawa (32,62%), Melayu (4,92%). Dari data diatas terlihat bahwa etnis Jawa menempati peringkat kedua dibawah etnis Batak baik dari sisi jumlah populasi maupun dari latar belakang etnis calon gubernur dan wakil gubernur. Tentunya pengaruh budaya Jawa pada pemilih, baik yang langsung terlibat dalam melaksanakan pilgubsu tersebut maupun yang tidak langsung akan menjadi signifikan.

Sementara itu, Desa Muliorejo merupakan salah satu desa/kelurahan yang berada di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Secara geografis luas wilayahnya 1205 ha, dengan jumlah penduduk kurang lebih 35.285 jiwa. Mayoritas penduduk Desa Muliorejo merupakan etnis Jawa (35%), selebihnya etnis Batak (25%), Melayu (6%), Aceh (5%), Nias (5%), Minang (3%) dan lain-lain.

Di Desa Muliorejo, pasangan nomor urut 2, Efendi Simbolon-Jumiran Abdi menang tipis dengan perolehan suara sebesar 29,7%. Hanya berselisih 0,1 % dari pasangan nomor urut 5, Gatot Pujo Nugroho-Tengku Erry Nuradi (29,6%).

Tabel 1.3

Jumlah dan Persentase Perolehan Suara Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur 2013 di Desa Muliorejo

No Nama Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jumlah Jumlah %

1 H. Gus Irawan Pasaribu. SE. Ak..MM dan Ir. H. Soekirman 2.315 22 2 Drs. Effendi MS Simbolon dan Drs. H. Jumiran Abdi 3.128 29,7

3 Dr. H. Chairuman Harahap. SH. MH dan H. Fadly Nurzal. S.Ag 406 3,8

4 Drs. H. Amri Tambunan dan Dr. R.E. Nainggolan. MM 1.542 14,6

4


(47)

5 H. Gatot Pujo Nugroho. ST dan Ir. H. Tengku Erry Nuradi. M.Si 3.115 29,6 Sumber: Panitia Pemungutan Suara Desa Muliorejo

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk mencari tahu faktor yang paling mempengaruhi pemilih etnis Jawa dalam memberikan suaranya dan selanjutnya tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Perilaku Pemilih Dalam Pilgubsu 2013 (Studi Kasus: Etnis Jawa di Desa Muliorejo, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang).”

I. 2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah adalah penjelasan mengenai alasan mengapa masalah yang dikemukakan dalam penelitian itu dipandang menarik, penting, dan perlu untuk diteliti. Perumusan masalah juga merupakan suatu usaha yang menyatakan pertanyaan-pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicari pemecahannya. Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, maka peneliti mencoba menarik suatu permasalahan yang lebih mengarah pada fokus penelitian yang akan dilakukan, yaitu: Faktor apakah yang paling mempengaruhi pemilih etnis Jawa dalam memberikan suaranya kepada pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur pada Pilgubsu 2013 ?

I. 3. Pembatasan Masalah

Agar penelitan terfokus terhadap permasalahannya, akan lebih baik jika dibuat pembatasan masalahnya. Adapun masalah yang ingin diteliti pada penelitian ini ialah:

1. Objek penelitian ialah pemilih dengan latar belakang etnis Jawa di Desa Muliorejo yang namanya tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT)

2. Penelitian hanya dilakukan kepada pemilih etnis Jawa yang memberikan suaranya pada Pilgubsu 2013.


(48)

3. Masalah yang diteliti ialah perilaku pemilih masyarakat etnis Jawa dalam Pilgubsu 2013.

I. 4. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini ialah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pemilih etnis Jawa dalam memberikan suaranya kepada pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur pada Pilgubsu 2013.

I. 5. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi studi khususnya mengenai perilaku pemilih dan bagi perkembangan ilmu politik secara umum.

2. Bagi institusi, penelitian ini dapat menambah referensi ilmu pengetahuan dan karya ilmiah di Departemen Ilmu Politik, khususnya mengenai perilaku pemilih.

3. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini dapat menjadi sarana pendidikan politik dan menjadi referensi dalam memberikan pilihan pada Pilgubsu maupun pemilukada daerah lainnya.

I. 6. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan bagian yang paling penting di dalam penelitian, karena pada bagian ini seorang peneliti mencoba menjelaskan fenomena yang sedang diamati dengan menggunakan teori-teori yang relevan dengan penelitiannya. Kerangka teori juga digunakan sebagai landasan berpikir untuk menggambarkan dari sudut mana permasalahan akan diteliti. Menurut Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi dan


(49)

preposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep.5

I. 6.1. Perilaku Politik

Menurut Ramlan Surbakti, perilaku politik dapat dirumuskan sebagai kegiatan yang berkenaan dengan proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik, yang melakukan kegiatan adalah pemerintah dan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan pada dasarnya dibagi dua yaitu fungsi- fungsi pemerintahan yang dipegang oleh pemerintah dan fungsi- fungsi politik yang dipegang oleh masyarakat.6

Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, setiap individu terkait dengan persoalan politik dalam arti yang luas. Masyarakat sebagai kumpulan individu yang memiliki harapan sekaligus tujuan yang hendak diwujudkan. Untuk mewujudkan harapan tersebut diperlukan adanya norma-norma atau kaidah-kaidah yang mengatur berbagai kegiatan bersama dalam rangka menempatkan dirinya ditengah-tengah masyarakat yang senantiasa ditegakkan. Interaksi antara pemerintah dan masyarakat, antar lembaga pemerintah dan antara kelompok dan individu dalam masyarakat dalam rangka proses pembuatan, pelaksanaan dan penegakan keputusan politik pada dasarnya merupakan perilaku politik. Perilaku politik merupakan salah satu dari perilaku secara umum karena disamping perilaku politik masih ada perilaku yang lain seperti perilaku ekonomi, perilaku budaya, perilaku keagamaan dan sebagainya. Perilaku politik merupakan perilaku yang menyangkut persoalan politik.7

Dalam pelaksanaan pemilu di suatu negara ataupun dalam pelaksanaan pilkada langsung di suatu daerah, perilaku politik dapat berupa perilaku masyarakat dalam menentukan sikap dan pilihan dalam pelaksanaan pemilu atau pilkada tersebut. Perilaku politik dapat dibagi dua, yaitu:8

1. Perilaku politik lembaga-lembaga dan para pejabat pemerintah. 2. Perilaku politik warga negara biasa (individu maupun kelompok).

5 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. Metode Penelitian Sosial. Jakarta. LP3ES. 1998. Hal 37 6 Ramlan Surbakti.Op. Cit. Hal 167

7

Sudijono Sastroatmodjo. Perilaku Politik. Semarang. IKIP Semarang Press. 1995. Hal 1- 3


(50)

Pihak pertama bertanggung jawab membuat, melaksanakan, dan menegakkan keputusan politik, sedangkan yang kedua berhak mempengaruhi pihak yang pertama dalam melaksanakan fungsinya karena apa yang dilakukan pihak pertama menyangkut kehidupan pihak kedua. Kegiatan politik yang dilakukan warga negara biasa (individu maupun kelompok) disebut partisipasi politik.

Dalam melakukan kajian terhadap perilaku politik, dapat dipilih tiga kemungkinan unit analisis, yakni aktor politik, agregasi politik dan tipologi kepribadian politik:

1. Aktor politik (meliputi aktor politik, aktivitas politik, dan individu warga negara biasa). 2. Agregasi politik (yaitu individu aktor politik secara kolektif seperti partai politik, birokrasi,

lembaga-lembaga pemerintahan dan bangsa).

3. Tipologi kepribadian politik (yaitu kepribadian pemimpin seperti Otoriter, Machiavelist dan Demokrat).

Ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi perilaku politik aktor politik (pemimpin, aktivis, dan warga biasa), yaitu:9

1. Lingkungan sosial politik tak langsung

Seperti sistem politik, ekonomi, budaya dan media massa. 2. Lingkungan sosial politik langsung

Membentuk kepribadian aktor seperti keluarga, agama, sekolah dan kelompok bergaul. Dari lingkungan ini, seorang aktor politik mengalami proses sosialisasi dan internalisasi nilai dan norma masyarakat dan norma kehidupan bernegara.

3. Struktur kepribadian

Hal ini tercermin dalam sikap individu (yang berbasis pada kepentingan, penyesuaian diri dan eksternalisasi.

9


(1)

I. 8. Definisi Operasional………...24

I. 9. Metodologi Penelitian……….26

I. 9. 1. Jenis Penelitian………26

I. 9. 2. Lokasi Penelitian……….26

I. 9. 3. Populasi dan Sampel………...27

I. 9. 4. Teknik Pengumpulan Data………..28

I. 9. 5. Teknik Analisis Data………...28

I. 10. Sistematika Penulisan………...29

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN II. 1. Deskripsi Desa Muliorejo………..30

II. 2. Potensi Sumber Daya Manusia………..31

II. 3. Sarana dan Prasarana……….35

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA III. 1. Data Responden………...39

III. 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pemilih Responden………..45

III. 2. 1. Faktor Sosiologis………..46

III. 2. 2. Faktor Psikologis………..48

III. 2. 3. Faktor Rasional………49

III. 3. Klasifikasi Jawaban Responden Berdasarkan Pilihan Pasangan Calon………...51

III. 4. Analisis Jawaban Responden………...60

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN IV. 1. Kesimpulan………62

IV. 2. Saran………64

Daftar Pustaka………65 LAMPIRAN


(2)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Nama Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Serta Partai Politik yang Mendukung

Tabel 1.2 Jumlah dan Persentase Perolehan Suara Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Dalam Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013

Tabel 2.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 2.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia

Tabel 2.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Tabel 2.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Tabel 2.5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Etnis Tabel 2.6 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama Tabel 2.7 Sarana dan Prasaran Pendidikan

Tabel 2.8 Sarana dan Prasarana Kesehatan Tabel 2.9 Sarana dan Prasarana Ibadah

Tabel 3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama

Tabel 3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 3.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 3.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan per Bulan

Tabel 3.7 Distribusi Responden Yang Menggunakan Hak Pilih Dalam Pilgubsu 2013 Tabel 3.8 Alasan Menggunakan Hak Pilih Dalam Pilgubsu 2013

Tabel 3.9 Pilihan Responden Dalam Pilgubsu 2013

Tabel 3.10 Distribusi Jawaban Responden Tentang Alasan Memilih Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Karena Kesamaan Agama


(3)

Tabel 3.11 Distribusi Jawaban Responden Tentang Alasan Memilih Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Karena Kesamaan Etnis

Tabel 3.12 Distribusi Jawaban Responden Tentang Alasan Memilih Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Karena Hubungan Kekerabatan

Tabel 3.13 Distribusi Jawaban Responden Tentang Alasan Memilih Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Karena Kesamaan Partai

Tabel 3.14 Distribusi Jawaban Responden Tentang Alasan Memilih Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Karena Kesamaan Ideologi

Tabel 3.15 Distribusi Jawaban Responden Tentang Alasan Memilih Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Karena Kedekatan Emosional

Tabel 3.16 Distribusi Jawaban Responden Tentang Alasan Memilih Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Karena Visi – Misinya

Tabel 3.17 Distribusi Jawaban Responden Tentang Alasan Memilih Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Karena Diberikan Imbalan

Tabel 3.18 Distribusi Jawaban Responden Tentang Alasan Memilih Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Karena Rekam Jejaknya

Tabel 3.19 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Usia Menurut Pilihan Pasangan Calon Masing-Masing

Tabel 3.20 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Pilihan Pasangan Calon Masing-Masing

Tabel 3.21 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Agama Menurut Pilihan Pasangan Calon Masing-Masing

Tabel 3.22 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Menurut Pilihan Pasangan Calon Masing-Masing

Tabel 3.23 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pekerjaan Menurut Pilihan Pasangan Calon Masing-Masing

Tabel 3.24 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Penghasilan Per Bulan Menurut Pilihan Pasangan Calon Masing-Masing


(4)

viii

Tabel 3.25 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Alasan Partisipasi Menurut Pilihan Pasangan Calon Masing-Masing

Tabel 3.26 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Sosiologis Menurut Pilihan Pasangan Calon Masing-Masing

Tabel 3.27 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Psikologis Menurut Pilihan Pasangan Calon Masing-Masing

Tabel 3.28 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Rasional Menurut Pilihan Pasangan Calon Masing-Masing

Tabel 3.29 Perbandingan Persentase Pendekatan Sosiologis, Psikologis dan Pendekatan Pilihan Rasional Pada Pilgub Sumatera Utara 2013


(5)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

TRIE MEIDYNO (070906047)

PERILAKU PEMILIH DALAM PILGUBSU 2013

STUDI KASUS ETNIS JAWA DI DESA MULIOREJO, KECAMATAN SUNGGAL, KABUPATEN DELI SERDANG

Rincian Isi Skripsi: 64 halaman, 40 tabel, 23 buku, 4 situs internet.

ABSTRAK

Pemilihan Gubernur Sumatera Utara merupakan rekrutmen politik yaitu penyeleksian rakyat terhadap tokoh-tokoh yang mencalonkan diri sebagai gubernur/wakil gubernur. Pilgub Sumatera Utara 2013 hanya berlangsung sebanyak satu putaran dikarenakan salah satu pasangan calon memiliki suara lebih dari 30% dari jumlah total suara. Fenomena politik yang terjadi di pilgubsu 2013 dapat kita analisis dengan menggunakan pendekatan perilaku atau untuk lebih tepatnya perilaku pemilih. Perilaku pemilih adalah kompleks dan selalu berubah- ubah. Secara umum menurut para ahli perilaku pemilih dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor sosiologis, faktor psikologis dan faktor pilihan rasional. Faktor apa yang paling mempengaruhi pemilih Etnis Jawa pada Pilgub Sumatera Utara tersebut mengingat Etnis Jawa merupakan salah satu etnis mayoritas yang sudah barang tentu suaranya akan mempengaruhi hasil pemilihan.

Agar dapat menjawab pertanyaan - pertanyaan yang muncul, kemudian dilakukan penelitian di salah satu desa yang ada di Kabupaten Deli Serdang yaitu Desa Muliorejo. Desa Muliorejo dipilih sebagai lokasi penelitian karena di desa ini mayoritas penduduknya merupakan Etnis Jawa yang memiliki variatif baik di tingkat pendidikan maupun ekonomi. Metode yang digunakan kemudian untuk menjawab masalah pada penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif yaitu dengan penyebaran kuesioner dengan inti pertanyaan – pertanyaan mengenai alasan memilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernurnya. Pertanyaan – pertanyaan tersebut dibagi dalam tiga kelompok, yaitu alasan pendekatan sosiologis, alasan pendekatan psikologis dan alasan pendekatan rasional. Hasil dari jawaban-jawaban tersebut akan dihitung sebagai poin, yang dimana nantinya poin-poin tersebut akan dijumlahkan seluruhnya sehingga didapatlah kesimpulan, faktor apa yang merupakan mayoritas yang dipilih oleh para responden.

Setelah dilakukan penghitungan terhadap jawaban – jawaban dari para responden, maka didapat bahwa jumlah skor faktor rasional yang mendapatkan poin paling banyak dibanding faktor lainnya. Jumlah skor pendekatan sosiologis adalah 137 poin, pendekatan psikologis 39 poin dan pendekatan rasional 146 poin. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor rasional mempengaruhi pilihan penduduk Etnis Jawa di Desa Muliorejo.


(6)

x UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA

FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE

TRIE MEIDYNO (070909047)

VOTER BEHAVIOUR IN PILGUBSU 2013

CASE STUDY : JAVA ETHNIC I DESA MULIOREJO, KECAMATAN SUNGGAL, KABUPATEN DELI SERDANG

Contents: 64 pages, 40 tabels, 23 books, 4 internet sites.

ABSTRACT

Governor Election of North Sumatra is the political recruitment is selecting people to characters who ran for governor / deputy governor. North Sumatra Governor Election 2013 lasted only one round because as much as one candidate has more votes than 30% of the total number of votes. Political phenomenon that occurred in 2013 can we pilgubsu analysis using behavioral approaches or to be more precise voting behavior. Voting behavior is complex and always changing. In general, according to experts voting behavior is influenced by three factors: sociological factors, psychological factors and factors of rational choice. What factors most influence voters Ethnic Java on the North Sumatra Governor Election Ethnic considering Java is one of the ethnic majority, of course, the sound will affect the outcome of the election.

In order to answer the questions that arises, then conducted research in one of the villages in the Village Deli Serdang Muliorejo. Muliorejo villages selected for the study because it had the majority of the population is ethnic Javanese who have varied both the educational and economic levels. The method used then to answer the problem in this research is descriptive qualitative method by distributing questionnaires to the core questions - questions about the reason for selecting partner candidates for governor and vice governor. The question - the question was divided into three groups, namely sociological approach reasons, psychological reasons and rationale approach to a rational approach. Results of these answers will be counted as a point, which is where the points will be added up entirely so obtain conclusion, what factors are chosen by the majority of respondents.

After counting the answers of the respondents, it is found that the amount of the gain factor scores rational points than most other factors. Total score is 137 points sociological approaches, psychological approaches 39 points and 146 points rational approach. It can be concluded that the rational factors affect the choice of ethnic Javanese population in the village Muliorejo.