47
X
1
= Nilai Tukar Rupiah X
2
= Tingkat Inflasi е
= eror Model regrsi linier berganda tersebut kemudian diolah menggunakan aplikasi
statistik komputer, dalam hal ini penulis menggunakan SPSS 22.
4.3.1 Pengujian Koefisien Determinasi
Dalam menganalisis kemampuan variabel-variabel independen untuk menerangkan variasi variabel dependen diukur dengan koefisien determinasi R
2
. Nilai R
2
adalah antara nol dan satu. Semakin besar nilai R
2
semakin baik pula variabel indevenden dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Hasil uji R
2
dalam model regresi linear dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel 4.4 dibawah ini.
Dari tampilan outpur SPSS model summary, besarnya adjusted R
2
hanya -0,037, hal ini berarti nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi hanya mampu menjelaskan
variasi penerimaan pajak pertambahan nilai sebesar 3,7. Nilai Adjusted R
2
yang kecil tersebut menandakan ketidakmampuan model regresi dalam menjelaskan
Tabel 4.4 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
,148
a
,022 -,037 27676391952,84676
a. Predictors: Constant, INFLASI, KURS
48
variasi penerimaan pajak pertambahan nilai impor secara signifikan. Dengan demikian kita menerima hipotesis Ho
1
dan menolak hipotesis alternatif Ha
1
, yaitu nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
penerimaan pajak pertambahan nilai impor pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan. Pengaruh nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi terhadap penerimaan pajak
pertambahan nilai bersifat negatif dan berpengaruh sangat kecil. Model regresi hanya mampu menjelaskan penerimaan pajak pertambahan nilai impor pada KPP
Madya Medan sebesar 3,7, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Standar error of estimate SEE yang besar juga menandakan
ketiakmampuan model regresi dalam memprediksi variabel dependen.
4.3.2 Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhaddap penerimaan
pajak pertambahan nilai impor pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan. Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini.
Tabel 4.5 Hasil Uji Signifikansi Simultan
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
5.661E20 2
2.831E20 .370
.694
a
Residual 2.528E22
33 7.660E20
Total 2.584E22
35 a. Predictors: Constant, INFLASI, KURS
b. Dependent Variable: PPNIMPOR
49
Dari uji ANOVA atau F test diperoleh hasil nilai F hitung sebesar 0.370 dengan probabilitas 0,694. Karena probabilitas diatas 0,694 jauh diatas 0,05 yang
menandakan bahwa nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi tidak dapat digunakan untuk memprediksi penerimaan pajak pertambahan nilai impor pada KPP Madya
Medan. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi secara bersama-sama berpengaruh namun tidak signifikan terhadap
penerimaan pajak pertamabahan nilai impor pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan. Maka kita menerima hipotesis H0
1
dan menolak hipotesis alternatif Ha
1
.
4.3.2 Uji signifikansi Parameter Individual Uji Statistik t