lebih dari 100 nanometer dan dapat mencapai 300-400 milimeter seperti yang dibentuk oleh algal mats. Beberapa hari setelah tahap ke empat, biofilm akan
memasuki tahap kelima. Pada tahap ini terjadi dispersi sel sehingga memungkinkan beberapa bakteri meninggalkan biofilm untuk berkembang
kembali menjad sel planktonik Aparna and Yadav, 2008
BAB 3 BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Desember 2014 bertempat di laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, dan di laboratorium Terpadu Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara, Medan.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain tabung reaksi, cawan petri, pro pipet, pipet serologi, spatula, jarum ose, autoklaf, inkubator, beaker
glass, bunsen, mikroskop cahaya, obyek glass, shaker, spektrofotometer, pH meter, water bath, hot plate, cork borer, sentrifuse dan vortex. Sedangkan bahan-
bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain usus ikan mas C. carpio yang sehat diambil dari penjual komersil, akuades, alkohol 70 , larutan Mc
Farland, media MRS broth, media MRS agar, media MHA, media NB larutan pepton steril, kultur stok Lactobacillus sp., dari koleksi Laboratorium
Mikrobiologi FMIPA, Universitas Sumatera Utara, Medan. A. salmonicida dan A. flavus koleksi Balai Riset Perikanan Air Tawar Sempur, Bogor
3.3. Rancangan Percobaan
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dimulai dengan isolasi dan karakterisasi BAL dari sumber isolasi usus ikan Mas C. carpio yang sehat
diambil dari penjual komersil sebanyak 4 ekor. Penapisan atau seleksi BAL dalam menghambat pertumbuhan A. salmonicida. Uji aktivitas senyawa antimikroba
ekstrak kasar BAL isolat potensial dalam menghambat pertumbuhan A. salmonicida pada kepadatan sel 10
8
CFUmL. Data diperoleh disajikan dalam gambar dan tabel.
3.4. Isolasi dan Karakterisasi BAL
Isolasi BAL dilakukan menurut metode Bucio et al., 2006 dengan modifikasi. Saluran pencernaan ikan sehat dipisahkan dari rongga tubuh, diambil,
disayat untuk kemudian dibersihkan isinya. Selanjutnya ditiriskan dinding usus bagian dalam dikerik dengan menggunakan spatula steril. Cairan mukosa usus
diambil sebanyak 1 mL dan dihomogenkan di dalam 9 mL larutan PBS phosphat buffer saline kemudian dilakukan pengenceran hingga 10
-8
secara berseri. Dari setiap pengenceran 10
-4
hingga 10
-8
diambil 0,1 ml dan disebarkan pada medium MRS agar, diinkubasi pada suhu 28
C selama 24-48 jam. Koloni yang tumbuh terpisah, berwarna putih pada MRSA dimurnikan dengan metode kuadran gores
hingga diperoleh koloni murni. Kultur murni ditandai dengan morfologi yang seragam. Seluruh isolat yang telah diperoleh dikarakterisasi berdasarkan pada
karakteristik morfologi dan uji biokimiawi yaitu: a. Uji Morfologi dan Pengecatan Gram
Isolat murni ditumbuhkan pada media cair MRS dan diinkubasikan selama 24 jam, pada suhu 30
o
C kemudian dilakukan pengecatan Gram sekaligus diamati bentuk selnya bulat, bulat batang, tetrad, batang.
b. Uji Motilitas Uji motilitas dilakukan dengan menumbuhkan kultur pada media SIM dan
diinkubasi selama 48 jam, 30
o
C. Motilitas ditentukan atas dasar rata tidaknya
pertumbuhan bakteri pada media di dalam tabung reaksi. Bakteri yang tidak motil hanya tumbuh terbatas pada bekas goresan jarum inokulasi.
c. Uji biokimiawi Uji Katalase, Uji Sitrat dan Uji TSIA Uji katalase dilakukan dengan meneteskan larutan H
2
O
2
3 pada kultur muda umur 24 jam. Sifat reaksi terhadap uji katalase ditentukan dengan pemunculan
gelembung gas yang memberikan indikasi pembentukan gas CO
2
. Uji sitrat dilakukan dengan media SCA Simon Citrat Agar, uji positif terjadi jika terdapat
perubahan warna pada media yang semula berwarna hijau menjadi biru. Uji TSIA dilakukan dengan media miring TSIA. Gores permukaan media dengan ose
bengkok, kemudian tusuk bagian tengah media secara lurus dan diinkubasi selama 24-48 jam. Uji positif dilihat dengan adanya endapan hitam.
3.5. Seleksi BAL Potensial dalam menghambat pertumbuhan A. salmonicida