Jenis dan Sumber Data Metode Analisis Data Deskriptif Data

41 1. Perusahaan manufaktur sektor aneka industri tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada tahun 2012, 2013, dan 2014. 2. Perusahaan manufaktur sektor aneka industri tersebut menyajikan laporan keuangan yang lengkap dan telah diaudit pada tahun 2012, 2013, dan 2014. 3. Perusahaan manufaktur sektor aneka industri tidak pernah didelisting pada tahun 2012, 2013, dan 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 40 perusahaan dengan sampel sebesar 34 perusahaan.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Peneliti menggunakan data sekunder dalam penelitian ini. Menurut Umar 2003:60, “data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain”. Data tersebut diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory ICMD dan situs www.idx.co.id. Data yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan perusahaan- perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012, 2013, dan 2014. Data dalam penelitian ini termasuk dalam data sekunder, kuantitatif, time series, cross section, dan pooling. 42

3.6 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Menurut Jogiyanto 2004:31, “variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dependen terikat dan variabel independen bebas.

3.6.1 Variabel Dependen

Menurut Sugiyono 2005:3, “variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan, yang terdiri dari, kinerja pasar dan pertumbuhan laba dari setiap perusahaan yang terpilih menjadi sampel. Salah satu rasio untuk mengukur kinerja pasar adalah Tobin’s Q, dimana rasio tersebut menawarkan penjelasan nilai dari suatu perusahaan di pasar dimana nilai pasar suatu perusahaan seharusnya sama dengan biaya ganti aktivanya. Rumus dasar ini kemudian banyak dikembangkan lagi, diantaranya oleh Lindenberg dan Ross. Lindenberg dan Ross dalam Juniarti 2009 : 26 mengembangkan metode untuk mengukur Tobin’s Q dengan mengabaikan variabel intangible asset. Rumus Tobin’s Q ini kemudian menjadi: 43 Tobin’s Q = Market Value of The Firm Replacement Value of Asset = Market Value Equity + Debt + Preferred Stock Replacement Value of Asset Plant + Equipment + Inventories Untuk perhitungan yang lebih akurat, Yan Liu dalam Juniarti 2009 : 27 menambahkan biaya iklan serta R D sebagai proxy intangible asset, dengan rumus sebagai berikut: Tobin’s Q = ME + PS + DEBT TA + Advertising + R D Analis keuangan lain yang mengembangkan rumus Tobin’s Q adalah Chung dan Pruitt dalam Darmawati dan Khomsiyah 2003. Mereka mengembangkan rumus Tobin’s Q karena pada kenyataannya biaya penggantian aktiva seringkali tidak tersedia dan sulit diperhitungkan. Oleh karena itu mereka menyamakan biaya penggantian aktiva dengan nilai buku aktiva sehingga rumus Tobin’s Q menjadi: Tobin’s Q = ME + PS + DEBT TA Dimana: ME = Jumlah saham biasa perusahaan yang beredar dikali dengan harga penutupan saham PS = Nilai Likuidasi saham preferen perusahaan yang beredar. DEBT = Total Utang + Persediaan – Aktiva Lancar 44 TA = Nilai buku total aktiva perusahaan Klapper dan Love dalam Darmawati dan Khomsiyah 2004 telah menyesuaikan rumus Tobin’s Q dengan kondisi transaksi keuangan perusahaan – perusahaan di Indonesia. Rumus tersebut sebagai berikut: Tobin’s Q = ME + DEBT TA 3.6.2 Variabel Independen Menurut Erlina dan Mulyani 2008:43, “variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan positif dan negatif bagi variabel dependen lainnya”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdiri dari current ratio, debt ratio, return on assets, total assets turnover, dan gross profit margin. a. Current Ratio Current Ratio CR X 1 adalah rasio untutk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban lancar dengan aktiva lancar yang tersedia. Aktiva Lancar CR = x 100 Kewajiban Lancar b. Debt Ratio Debt Ratio DR X 2 adalah rasio untuk mengukur jumlah aktiva yang dibiayai oleh hutang. Total Hutang 45 CR = x 100 Total Aktiva c. Total Assets Turnover Total Assets Turnover TATO X 3 adalah rasio untuk mengukur efiaiensi penggunaan total aktiva untuk menghasilkan penjualan. Penjualan Bersih TATO = Total Aktiva d. Return on Assets Return on Assets ROA X 4 adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan aktiva yang ada. Semakin besar ROA, maka semakin baik kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. Laba Bersih Setelah Pajak ROA = Total Aktiva e. Gross Profit Margin Gross Profit Margin GPM X 5 adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalm menghasilkan laba kotor. Semakin besar nilai GPM, maka semakin efisien operasi perusahaan. Penjualan – Harga Pokok Penjualan GPM = Penjualan 46 Tabel 3.1 Defenisi Operasioanal dan Pengukuran Variabel Penelitian Variabel Indikator Sub Variabel Skala X 1 CR Current Ratio, yaitu kemampuan perusahaan membayar kewajiban lancar dengan aktiva lancar yang tersedia. Aktiva Lancar Kewajiban Lancar Rasio X 2 DR Debt Ratio, yaitu mengukur jumlah aktiva yang dibiayai oleh hutang. Total Utang Total Aktiva Rasio X 3 ROA Return on Assets, yaitu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan aktiva yang tersedia. Laba Bersih Setelah Pajak Total Aktiva Rasio X 4 TATO Total Assets Turnover, yaitu tinggat efisisensi penggunaan total aktiva untuk menghasilkan penjualan. Penjualan Bersih Total Aktiva Rasio X 5 GPM Gross Profit Margin, yaitu kemempuan perusahaan untuk menghasilkan laba kotor. Penjualan – Harga Pokok Penjualan Penjualan Rasio Y Tobin’s Q Tobin’s Q, yaitu suatu rasio yang menawarkan penjelasan nilai dari suatu perusahaan di pasar dimana nilai pasar suatu perusahaan seharusnya sama dengan biaya ganti aktivanya Tobin’s Q = ME + DEBT TA Rasio 47

3.7 Metode Analisis Data

Metode analisis regresi berganda dipilih untuk digunakan pada penelitian ini karena metode analisis regresi berganda dapat menyimpulkan secara langsung mengenai pengaruh masing–masing variabel bebas yang digunakan secara parsial ataupun simultan. Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh antara variabel independen, yaitu profitabilitas, pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, risiko bisnis, struktur aset dan likuiditas terhadap struktur modal DER pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang listed di BEI. Berikut adalah model analisis regresi berganda dalam penelitian ini : Y = a + b1 X1+ b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 +b5 X5 + e Keterangan : Y = Kinerja Perusahaan X1 = Current Ratio X2 = Debt Ratio X3 = Return on Assets X4 = Total Assets Turnover X5 = Gross Profit Margin a = konstanta b1,b2,b3,b4,b5 = koefisien regresi yang menunjukkan perubahan variabel dependen berdasarkan pada variabel independen. e = Tingkat kesalahan standard error 48

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik Analisis data merupakan suatu metode yang digunakan untuk memproses hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis untuk dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penlitian ini. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.8.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran umum sampel data. Statistik deskriptif bertujuan untuk menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean, standar deviasi, varian, modus, sum, range, minimum, dan maksimum.

3.8.2 Uji Asumsi Klasik

Untuk mengetahui apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif, maka model tersebut harus memenuhi asumsi klasik regresi. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.

3.8.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menentukan alat statistik yang dilakukan, sehingga kesimpulan yang diambil dapat dipertanggung jawabkan. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut Erlina 2008:154, uji ini 49 berguna untuk tahap awal dalam metode analisis data. Jika data normal, gunakan statistik parametrik dan jika data tidak normal gunakan statistik non parametrik atau lakukan treatment agar data normal. Cara yang digunakan untuk melihat apakah data normal atau tidak adalah dengan melakukan analisis grafik dengan melihat grafik histogram dan probability plot dan dengan melakukan analisis statistik. Analisis grafik ini dapat dilakukan dengan melihat grafik histogram dan probability plot. Sedangkan analisis statistik dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu: A. Analisis Grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Namun demikian, hanya dengan melihat histogram, hal ini dapat membingungkan, khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan keputusannya adalah : - Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan 50 pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. - Jika data menyebar jauh dari diagonal danatau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. B. Analisis Statistik Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas adalah uji statistik nonparametric Kolmogorov-Smirnov K-S. Pedoman dalam pengambilan keputusan normal atau tidaknya data yang akan diolah adalah sebagai berikut: - Apabila hasil signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data terdistribusi normal. - Apabila hasil signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut tidak terdistribusi secara normal.

3.8.2.2 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel– variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini, kita sebut variabel – variabel bebas ini tidak ortogonal Erlina,2008:156. Variabel – variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol. Model regresi yang baik selayaknya tidak terjadi multikolinearitas. Multikolinearitas dapat 51 dilihat dari VIF Variance Inflation Factor, jika VIF 10 maka tingkat multikolinearitas dapat ditoleransi. Multikolinearitas dilihat juga melalui TOL Tolerance. Nilai TOL berkebalikan dengan nilai VIF. Tolerance TOL mengukur variabilitas dari variabel independen yang tidak dijelaskan oleh variabel inpenden lainnya. Jadi multikolinearitas terjadi jika VIF 10 dan nilai tolerance 0,10.

3.8.2.3 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson DW. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Hal ini terjadi karena kesalahan pengganggu tidak bebas dari observasi lainnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi terjadi atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson. Uji ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat pertama first order autokorelasi dan mensyaratkan adanya intercept konstanta dalam model regresi. 52 Tabel 3.2 Kriteria Pengambilan Keputusan Metode Durbin-Watson Kriteria Pengujian Keputusan Kesimpulan 0 d dl Terjadi autokorelasi positif Tolak dl ≤ d ≤ du Tidak ada autokorelasi positif Tidak Ada Keputusan 4-dl d 4 Terjadi autokorelasi negatif Tolak 4-du ≤ d ≤ 4-dl Tidak ada autokoelasi negatif Tidak Ada Keputusan du d 4-du Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak Ditolak Sumber : Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivariance dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, hal 96.

3.8.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians dari residual 53 satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Metode yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai variabel dependen ZPRED dengan nilai residual SRESID. Dasar analisis ini adalah: 1. Titik-titik tersebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0. 2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah. 3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

3.8.3 Pengujian Hipotesis

3.8.3.1 Uji Signifikansi Parsial Uji t

Statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan. Tahap pengujian adalah sebagai berikut : 1. Ho: β = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Ha: β = 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap dependen secara parsial. 2. Menentukan tingkat signifi kan α yaitu sebesar 5 54 3. Jika probabilitas signifikasi lebih besar dari 0,05 α maka variabel bebas secara individu tidak berpengaruh terhadap struktur modal, jika lebih kecil dari 0,05 maka variabel bebas secara individu berpengaruh terhadap struktur modal.

3.8.3.2 Uji Signifikansi Simultan Uji F

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel. Tahap pengujiannya adalah sebagai berikut : 1. Ho : β1 = β2 = β3 = β4 =β5 = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Ha : β1 = β2 = β3 = β4 =β5 = 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. 2. Menentukan besarnya nilai F hitung dan signifikan F Sig F. 3. Menentukan tingkat signifikan α yaitu sebesar 5. 4. Menganalisis data penelitian yang telah diolah dengan kriteria pengujian yaitu : • Jika nilai sig F 0.05, maka Ho diterima, artinya variabel bebas secara simultan tidak mempengaruhi variabel terikat secara signifikan. 55 • Jika nilai sig F ≤ 0.05, maka Ho ditolak, artinya variabel bebas secara simultan mempengaruhi variabel terikat secara signifikan.

3.8.3.3 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi R2 adalah sebuah koefisien yang menunjukkan persentase pengaruh semua variable independen terhadap variabel dependen. Persentase tersebut menunjukkan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Semakin besar koefisien determinasinya maka semakin baik variabel independent dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai R2 besarnya antara 0-1 0 R2 1 koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel bebas mempengaruhi variabel tidak bebas. Nilai R-Square dikatakan baik bila nilainya di atas 0,5 karena nilai dari R-Square berkisar antara 0 sampai 1. Bila nilai R-Square mendekati 1 maka sebagian besar variabel independen menjelaskan variabel dependen sedangkan jika koefisien determinasi adalah 0 berarti variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskriptif Data

Pada bab IV ini akan dilakukan analisis data melalui analisis regresi berganda dan pembahasan hasil pengolahan data untuk membuktikan hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya. Analisis data dimulai dengan mengolah data melalui Microsoft Excel dan seluruh data yang telah diperoleh akan diolah dengan menggunakan SPSS Statistical Product and Service Sollution. Hasil pengolahan dari SPSS akan dianalisis untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terhadap Struktur Modal perusahaan. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2014. Populasi penelitian berjumlah 40 perusahaan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, didapat 34 perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini selama periode 2012-2014.

4.2 Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendanaan Modal Kerja Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 103 77

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 15

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 14

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 15

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

30 262 31

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 23