Program diawali dengan start yang artinya program dimulai, kemudian program melakukan inisialisasi inisialisasi untuk timer, kipas 1 dan kipas 2 serta
untuk LCD. Program akan mengatur batas temperatur pada motor yaitu temperatur batas atas dan temperatur batas bawah. Setelah melakukan pengaturan pada
temperatur motor, maka program akan melakukan perhitungan kecepatan putar motor, kemudian membandingkan apakah sudah 1 detik, jika tidak lanjutkan perhitungan
kecepatan sampai 1 detik agar kecepatan putar dapat membaca putaran motor per 1 detik RPS, jika ya baca kecepatan, baca temperatur. Lalu program akan
membandingkan batas temperatur temperatur batas bawah diatur 28
o
C, temperatur batas atas 29
o
C. Apakah temperatur lebih kecil dari batas bawah? Jika ya, kipas 1 dan kipas 2 tidak diaktifkan kipas1 dan kipas 2 dalam keadaan off, dan langsung
mengupdate display. Jika tidak, program akan membandingkan lagi apakah temperatur lebih besar atau sama dengan batas atas? Jika ya, kipas 1 dan kipas 2
diaktifkan kipas1 dan kipas 2 dalam keadaan on, dan langsung mengupdate display. Jika tidak, program akan mengaktifkan kipas 1 dan tidak mengaktifkan kipas 2 kipas
1 on dan kipas 2 off, artinya suhu berada tidak lebih besar atau sama dengan batas atas dan tidak berada dibawah batas bawah, yaitu berada pada batas bawah, lalu
membandingkan apakah keadaan kipas 1 on dan kipas 2 off sudah beroperasi selama 1 menit waktu untuk peralihan keadaan kipas 1 on dan kipas 2 off menjadi kipas 1
dan kipas 2 on agar mempercepat temperatur turun menjadi batas bawah ? Jika ya, kipas 1 dan kipas 2 akan menjadi aktif dan langsung mengupdate display. Jika tidak
program juga akan langsung mengupdate display baik display untuk temperatur maupun display untuk kecepatan putar motor.
3.2 Sensor optocoupler
Sensor yang digunakan dalam penelitian ini adalah sensor optocoupler. Sensor optocoupler adalah sensor kecepatan yang dapat mengukur kecepatan putar motor.
Sensor ini merupakan perpaduan led inframerah transmitter dan fototransistor receiver. Tujuan utama dari digunakan sensor optoupler dan piringan bercelah
adalah untuk mendapatkan data kecepatan motor dc.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.2 Rangkaian Penguat Sinyal Optocoupler
Saat lubang terlewati sinar dari led inframerah dan diterima fototransistor, maka fototransistor akan saturasi dan saat sinar led inframerah tidak diterima
fototransistor, maka fototransistor akan cut-off. Susunan rangakaian yang terdiri dari transistor C945 dan pemicu Schmitt 74LS14 digunakan sebagai pengkondisi sinyal
agar keluaran menjadi sinyal persegi highlow yang kompatibel dengan mikrokontroler.
Dengan dibantu lempeng lingkaran yang diberi celah, sensor kecepatan akan menghasilkan pulsa high 1 jika terdapat lubang sebaliknya sensor kecepatan akan
menghasilkan pulsa low 0 jika terdapat halangan ditengah-tengah sensor. Posisi sensor secara mekanis dapat dilihat pada gambar 3.3. Perlu diingat bahwa jumlah
lubang yang dibuat akan mempengaruhi hasil pengukuran. Makin banyak lubang maka pembacaan akan makin akurat dan jika dikonversi ke RPS akan didapat hasil
yang makin mendekati kondisi aslinya. Rangkaian Sensor Kecepatan berfungsi untuk endeteksi jumlah putaran per detik.
m
Gambar 3.3 Penempatan Posisi Optocoupler Pada Piringan
Universitas Sumatera Utara
3.3 Sensor LM35
Sensor yang digunakan dalam penelitian ini adalah sensor LM35. Sensor LM35 dapat mengukur dan mengontrol suhu yang terdapat disekitarnya. Sensor ini
mempunya 3 pin. Masing masing Pin mempunyai fungsi yaitu: a.
+Vs 4V – 20V b.
Vout -55
o
C - +150
o
C c.
Gnd Gambaran umu
ikut:
Gambar 3.4 Sensor LM35
ensor LM35 adalah sensor suhu yang cukup presisi. LM35 memiliki tingkat kelinie
bungkan ke Vcc 5V , dan gnd dihubungkan ke ground.
3.4 Rangkaian ADC
Rangkaian ADC ini berfungsi untuk merubah data analog yang dihasilkan oleh sensor suhu LM35 menjadi bilangan digital. Output dari ADC dihubungkan ke
mikrokontroler. Sehingga mikrokontroler dapat mengetahui besar suhu yang dihasilkan oleh sensor melalui tegangan keluaran yang dihasilkan oleh sensor yang di
m sensor efek suhu LM 35 dapat dilihat pada gambar ber
S ran yang tinggi dimana kenaikan 1ºC akan menghasilkan tegangan sebesar
10mV atau 10 mVoltºC. Sehingga V
LM35
= SuhuºC 10 mV. Jika LM35 membaca
suhu 27 ºC maka tegangan keluaran LM35 sebesar 270 mV. dimana nilai tegangan LM35 akan semakin besar jika nilai suhu besar sebaliknya nilai tegangan LM35 akan
semakin kecil jika nilai suhu yang dibaca kecil. Sehingga jika adanya perubahan suhu maka nilai tegangan LM35 juga akan mengalami perubahan. Jangkau suhu yang
dapat dibaca LM35 yaitu dari -55 ºC sampai 150 ºC. Pada rangkaian, Vout dihubungkan dengan ADC , +Vs dihu
Universitas Sumatera Utara
ubah menjadi data digital. Dengan demikian proses pengukuran suhu dapat dilakukan.
keluarannya menjadi 5 volt. Tegangan 5 volt inilah yang menjadi tegangan refrensi ADC. Dengan demikian walaupun tegangan masukan turun setengahnya,
adi 6 volt, tegangan refrensi ADC tetap 5 volt. Gambar rangkaian ADC ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
LM 3
5
Gambar 3.5 Rangkaian ADC
Input ADC dihubungkan ke sensor suhu LM35, sehingga setiap perubahan tegangan pada sensor suhu LM35 akan dideteksi oleh ADC. Agar output yang
dihasilkan oleh ADC bagus, maka tegangan refrensi ADC harus benar-benar stabil, karena perubahan tegangan refrensi pada ADC akan merubah output ADC tersebut.
Oleh sebab itu pada rangkaian ADC di atas tegangan masukan 12 volt dimasukkan ke dalam IC regulator tegangan 9 volt 7809 agar keluarannya menjadi 9 volt,
kemudian keluaran 9 volt ini dimasukkan kedalam regulator tegangan 5 volt 7805, sehingga
yaitu dari 12 volt menj
Universitas Sumatera Utara
3.5 Rangkaian mikrokontroller AT89S52