c. Secara praktis, penelitian ini akan berguna bagi radio Suara Medan FM sebagai bahan masukan dalam memproduksi setiap acara, sehingga dapat memberikan
kepuasan bagi khalayak.
I.5. Kerangka Teori
Kerangka teori pada prinsipnya bukan sekedar kumpulan definisi dari berbagai macam buku, namun lebih pada upaya penggalian teori yang dapat digunakan peneliti
untuk menjelaskan hakekat dari gejala yang ditelitinya. Teori memberikan kepada kita suatu kerangka yang membantu dalam melihat permasalahan. Teori menyediakan
konsep-konsep yang relevan, asumsi-asumsi dasar yang dapat digunakan, dan mengarahkan pertanyaan penelitian yang diajukan, serta membimbing kita dapat
memberikan makna terhadap data Prasetyo,2005:64-65. Teori merupakan proposisi yang menggambarkan suatu gejala terjadi. Proposisi-
proposisi yang dikandung dan yang membentuk teori tediri atas beberapa konsep yang terjalin dalam bentuk hubungan sebab-akibat. Teori menyajikan kerangka sehingga
konsep dan variabel mendapatkan arti penting, dalam teori juga terkandung konsep teoritis yang berfungsi menggambarkan realitas dunia yang dapat diobservasi suyanto
dkk,2005:34. Sedangkan Kerlinger dalam Jalaluddin Rakhmat 2002:6 menyebutkan bahwa
teori adalah himpunan konstruk atau konsep, defenisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk
menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Teori memiliki dua fungsi, yakni merupakan alat untuk mencapai satuan pengetahuan yang sistematis dan sebagai pembimbing dalam penelitian. Dari teori dapat
dijabarkan hipotesis baru. Bila ada teori yang berlawanan, maka penelitian dapat dijabarkan hipotesis baru. Bila ada teori yang berlawanan, maka penelitian dapat menguji
mana diantara teori-teori tersebut yang benar Rakhmat, 2002:6-7. Adapun teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah :
I.5.1. Komunikasi
Kata komunkasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata latin communis
yang berarti “sama”, communico, communication, atau communicare yang berarti “membuat sama” to make common. Istilah pertama communis adalah istilah
yang paling sering disebut sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu
makna, atau suatu pesan dianut secara sama. . Mulyana, 2005:41 Harold Lasswell dalam karyanya Structure and Function of Communication in
Society mengatakan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu who says what in which channel to whom and with what effect
Effendy,2000:10. Jadi unsur- unsur yang terdapat dalam komunikasi menurut paradigma Lasswell ada lima yaitu:
1. Komunikator communicator, source, sender 2. Pesan message
3. Media channel, media 4. Komunikan communicant, communicate, receiver, recipient
5. Efek effect, impact, influence
Universitas Sumatera Utara
Wibur Schramm, seorang ahli komunikasi, dalam karyanya, “Communication Research in the United States”, menyatakn bahwa komunikasi akan berhasil apabila
pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan frame of reference, yakni paduan pengalaman dan pengertian collection of experiences and
meanings yang pernah diperoleh komunikan. Effendy,2000:13 Proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau
perasaan oleh seseorang komunikator kepada orang lain komunikan. Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan
bisa merupakan keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, kegairahan dan sebagainnya yang timbul dari lubuk hati.
Jadi komunikasi itu akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator tersebut menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan dengan
tujuan unuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku dari si komunikan.
I.5.2. Komunikasi Massa
Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada
sejumlah besar orang mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people. Dari definisi tersebut diketahui bahwa komunikasi
massa tersebut disampaikan kepada khalayak yang banyak dan menggunakan media massa seperti radio siaran, dan televisi, surat kabar dan majalah serta media film
Rakhmat, seperti yang dilansir Komala, dalam Karlinah, dkk.1999. definisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi yang lain, yaitu Gerbner.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Gerbner 1967 “Mass communication is the tehnologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of
messages in industrial societies”. Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontiniu serta paling luas
dimiliki orang dalam masyarakat industry Rakhmat, seperti yang dikutip Komala, dalam Karlinah, dkk.1999. Ardianto, 2004:3
Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut: Komunikator terlembaga
Pesan bersifat umum Komunikannya anonim dan heterogen
Media massa menimbulkan keserempakan Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan
Komunikasi massa bersifat satu arah Stimulasi alat indra “terbatas”
Umpan balik tertunda Komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi, ide dan sikap kepada
banyak orang, biasanya dengan menggunakan mesin, atau media yang diklasifikasikan kedalam media massa seperti radio siaran, televisi siaran, surat kabar, majalah dan film
Suprapto, 2006:11. Tak diragukan lagi bahwa komunikasi melalui media massa dapat menembus
bagian kehidupan. Disaat mendengarkan radio siaran, membaca surat kabar, menonton televisi walaupun motif setiap orang dalam terpaan diri pada isi media berbeda-beda.
Universitas Sumatera Utara
I.5.3. Teori Uses and Gratification
Herbert Blumer dan Elihu Katz adalah orang pertama yang mengenalkan teori ini. Teori kegunaan dan kepuasan ini dikenal pada tahun 1974 dalam bukunya The Uses of
Mass Comunications: Current Perspectives on Gratification Research . Teori uses and
gratifications milik Blumer dan katz ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan
peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk
mencari sumber media yang paling baik dalam usaha memenuhi kebutuhannya, artinya teori uses and gratifications
mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya Nurudin,2003:181.
Teori Uses and Gratification digambarkan sebagai a dramatic break with effects
tradition of the past , suatu loncatan dramatis dari teori jarum hipodermik. Teori ini tidak
tertarik pada apa yang dilakukan media terhadap khalayak, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan khalayak terhadap media. Khalayak dianggap aktif menggunakan media
untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sinilah timbul istilah uses dan gratifications Rakhmat,2002:65.
Uses dan Gratifications Model merupakan pengembangan dari jarum hipodermik.
Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri seseorang, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Khalayak dianggap aktif
menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Studi ini memusatkan perhatian pada pengguna Uses media untuk mendapatkan kepuasan Gratifications atas
kebutuhan seseorang. Sebagian besar perilaku khalayak akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan dan kepentingan individu. Model ini meneliti asal mula kebutuhan manusia
Universitas Sumatera Utara
secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan. Elvinaro Adrianto dalam
bukunya “Komunikasi Massa Suatu Pengantar” mengatakan bahwa Penelitian yang menggunakan uses dan gratification memusatkan perhatian pada kegunaan isi media
untuk memperoleh gratifikasi atau pemenuhan kebutuhan Ardianto dkk,2004:70. Teori
Uses and Gratification lebih menekankan pada pendekatan manusiawi
didalam melihat media. Artinya manusia punya otonomi, wewenang untuk memperlakukan media Nurudin,2004:181. Blumer dan Katz percaya bahwa tidak hanya
ada satu jalan bagi khalayak untuk menggunakan media. Mereka percaya bahwa ada banyak alasan khalayak untuk menggunakan media.
Menurut teori ini konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana mereka menggunakan media dan bebas memilih media mana yang mampu
memuaskan kebutuhan informasi khalayak, serta bagaimana media itu akan berdampak bagi khalayak itu sendiri.
Seleksi terhadap media yang dilakukan oleh khalayak disesuaikan dengan kebutuhan dan motif seleksi media berlaku untuk semua jenis media baik media cetak
maupun media elektronik, seperti radio. Unsur motif dalam tindakan seleksi media biasanya dilakukan untuk memuaskan kebutuhan.
Media massa yang ada saling bersaing untuk memberikan kepuasan terbaik bagi para penggunanya. Mereka saling berkompetisi dengan sumber informasi lainnya dalam
memberikan kepuasan kepada khalayak. Katz, Blumler, Gurevitch menggambarkan sejumlah logika yang mendasari
penelitian uses and gratification sebagai berikut: 1 kondisi sosial psikologis seseorang
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan adanya 2 kebutuhan yang menciptakan 3 harapan-harapan terhadap 4 media massa dan sumber-sumber lain, yang membawa kepada 5 perbedaan pola
penggunaan media yang akhirnya akan menghasilkan 6 pemenuhan kebutuhan dan 7 konsekuensi lainnya, termasuk yang tidak diharapkan sebelumnya dalam buku Teori
Komunikasi:Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa Severin, 2001:355. Kita bisa memahami interaksi orang dengan media melalui pemanfaatan oleh
seseorang uses dan kepuasan yang diperoleh gratification. Gratifikasi yang sifatnya umum antara lain pelarian dari rasa khawatir, peredaan rasa kesepian, dukungan
emosional, perolehan informasi dan kontak sosial . Mengapa khalayak aktif memilih media? Alasannya adalah karena masing-masing
orang berbeda tingkat pemanfaatan medianya. Televisi Metro TV tentu akan banyak dipilih oleh mereka yang ingin mencari kepuasan dalam perolehan informasi dan berita
dibanding dengan khalayak yang ingin memperoleh suatu pelarian dari rasa khawatir. Orang yang senang sinetron akan memanfaatkan dan mencari kebiasaan pada media yang
bisa memberikan kebutuhannya tersebut dibanding media lain. Ini berarti pemirsa menjadi pihak yang aktif dalam memanfaatkan media massa.
Keaktifan khalayak
terlihat jelas dalam pemilihan media yang digunakan, dimana khalayak akan mengontrol apa yang mereka dengarkan, saksikan, dan baca. Khalayak
bebas dalam mengontrol media yang digunakan. Pengontrolan disesuaikan dengan dan motif.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Nurudin 2004:183 teori Uses and Gratifications beroperasi dalam beberapa cara yang bisa dilihat dalam bagan berikut ini:
Gambar 1
Katz, Blumer Gurevitch dalam Ardianto 2004:71 menjelaskan mengenai asumsi dasar dari pendekatan Uses and Gratifications:
1. Khalayak dianggap aktif, artinya sebahagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.
2. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemiliham media terletak pada khalayak.
3. Media massa harus saling bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhannya yang dipenuhi media lebih luas. Bagaimana
Kebutuhan khalayak:
1. Kognitif 2. Afektif
3. Integratif
Personal 4. Integratif
Sosial 5. Pelepasan
ketegangan melarikan diri
dari kenyataan
Lingkungan Sosial:
1. Ciri-ciri demografis
2. Afiliasi kelompok
3. Ciri-ciri kepribadian
Sumber pemuasan
non media: 1. Keluarga,
teman 2. Komunikasi
interpersonal 3. Hobi, tidur
Penggunaan media massa:
1. Jenis media: SK, TV,
Radio, buku 2. Isi media
3. Terpaan media
4. Konteks sosial dan
terpaan media
Pemuasan media:
1. Informasi 2. Hiburan
3. Identitas
sosial 4. Hubungan
sosial
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan.
4. Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan
dan motif pada situasi-situasi tertentu. 5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum
diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.
I.5.4. Radio siaran
Radio siaran digunakan sebagai alat atau media komunikasi massa yang yang selanjutnya disebut sebagai radio siaran broadcasting mula-mula diperkenalkan oleh
David Sarnoff pada tahun 1915. Pada tahun 1916 Lee De Forest dianggap sebagai pelopor radio siaran karena melalui radio siaran eksperimennya telah menyiarkan
kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat antara Wilson dan Hughes kepada masyarakat umum, sehingga dijuluki the father of radio siaran atau bapak radio siaran
yang menyiarkan berita radio siaran, sedangkan eksperimen menyiarkan music adalah Dr. Frank Conrad pada tahun 1919. Effendy, pada Komala, dalam Karlinah, dkk.1999
Ardianto, 2004:117 Karakteristik radio siaran sebagai berikut :
1. Imajinatif, karena hanya indra pendengar yang digunakan oleh khalayak, dan pesannya pun selintas, maka radio siaran dapat mengajak komunikannya untuk
berimajinasi. 2. Auditori, sifat auditori sebagai konsekuensi dari radio siaran untuk didengar.
Karena kemampuan manusia itu terbatas, maka pesan komunikasi melalui radio
Universitas Sumatera Utara
siaran diterima dengan selintas. Pendengar tidak akan dapat mendengar kembali informasi yang tidak jelas diterimanya, karena ia tidak bisa meminta penyiar
untuk mengulang informasi yang hilang tersebut, kecuali ia merekamnya. 3. Akrab, sehari-hari kita jarang mendengarkan acara radio secara khusus duduk dan
telinga kita didekatkan pada pesawat radio. Pada umumnya kita mendengarkan radio sambil mengerjakan pekerjaan lainnya.
4. Gaya Percakapan, komukator radi siaran seolah-olah bertamu kerumah atau menemani pendengarnya dimanapun berada, maka dalam keadaan demikian tidak
mungkin ia berbicara secara bersemangat dan berteriak. Sekalipun pesannya didengar oleh ribuan orang, tetapi pendengar berada ditempat yang terpisah dan
bersifat pribadi.
I.5.5. Talk Show
Talk show merupakan perpaduan antara seni panggung, dan teknik wawancara jurnalistik. Wawancara dilakukan ditengah atau disela-sela pertunjukan, apakah itu
musik, lawak, peragaan busana, dan sebagainya. Jadi sifatnya santai. Pemandu acara dalam talk show memiliki peran ganda, yaitu selain sebagai pembawa acara, sekaligus
pewawancara Wahyudi.1996:90. Metode talk show menurut Klaus Kastan dikenal dengan istilah talk show skill,
berupa kemampuan pemandu dalam melakukan beberapa tindakan yang meliputi : 1. Mengambil Keputusan
2. Menyusun Topik dan Pertanyaan Dengan Cepat 3. Memotong Pembicaraan Narasumber Yang Melenceng
4. Kemampuan Melakukan Kompromi dan Meyakinkan Narasumber
Universitas Sumatera Utara
5. Memadukan Kemasan Program Secara Interaktif. Perbedaan paling penting antara talk show dan wawancara berita adalah talk show
bersifat dinamis, tidak terpaku pada aktualitas topik perbincangan, dan jam tayangnya fleksibel. Talk show dapat dimasukkan kedalam kategori program special atau program
wawancara sebagai acara. Bahkan ada yang menyebut setiap siaran kata adalah talk show, karena mengacu pada arti katanya sendiri yaitu talk obrolan dan Show gelaran.
Dua komponen yang selalu ada dalam program talk show adalah obrolan dan musik yang berfungsi sebagai selingan Masduki, 2001:44-45.
I.6. Kerangka Konsep