BAB II URAIAN TEORITIS
Teori merupakan proposisi yang menggambarkan satu gejala terjadi. Proposisi- proposisi yang dikandung dan yang membentuk teori terdiri atas beberapa konsep yang
terjalin dalam bentuk hubungan sebab-akibat. Teori menyajikan kerangka sehingga konsep dan variabel mendapatkan arti penting, dalam teori juga terkandung konsep
teoritis yang berfungsi menggambarkan realitas dunia yang dapat diobservasi Suyanto dkk, 2005 : 34.
Sebelum menguraikan
teori-teori tersebut, ada baiknya untuk mengetahui terlebih
dahulu pengertian dari komunikasi massa sebagai dasar ilmu dari penelitian ini.
II.1. Komunikasi II.1.1. Pengertian Komunikasi
Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin, communis yang berarti “sama” atau dalam bahasa Inggris : common. Komunikasi dapat dianggap sebagai proses menciptakan
suatu kesamaan atau suatu kesatuan pemikiran antara pengirim dengan penerima Terence, 2002:163. Komunikasi merupakan unsur penting bagi kehidupan manusia.
Sebagai konsekuensi makhluk sosial, setiap manusia akan melaksanakan kegiatan komunikasi bila ingin mengadakan relasi dengan pihak lain. Oleh sebab itu terjadinya
komunikasi adalah sebagai konsekuensi. Kata lain yang mirip dengan komunikasi adalah komunitas community yang juga menekankan kesamaan atau kebersamaan. Komunitas
merujuk pada sekelompok orang yang berkumpul atau hidup bersama untuk mencapai tujuan tertentu, dan mereka berbagi makna dan sikap. Tanpa komunikasi tidak ada
Universitas Sumatera Utara
komunitas. Komunikasi bergantung pada pengalaman dan emosi bersama, dan komunikasi berperan dan menjelaskan kebersamaan itu. Oleh karena itu, komunikasi juga
berbagi bentuk-bentuk komunikasi yang berkaitan dengan seni, agama dan bahasa, dan masing-masing perspektif, pandangan yang mengakar kuat dalam sejarah komunikasi
tersebut. Dance menemukan tiga dimensi konseptual penting yang mendasari definisi-
definisi komunikasi. Dimensi pertama adalah tingkat observasi level of observation, atau derajat keabstrakannya.. Dimensi kedua adalah kesengajaan intentionality. Contoh
definisi yang mensyaratkan kesengajaan ini dikemukakan Gerald R. Miller, yakni komunikasi sebagai “situasi-situasi yang memungkinkan suatu sumber mentransmisikan
suatu pesan kepada seorang penerima dengan disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima”. Sedangkan definisi komunikasi yang mengabaikan kesengajaan adalah
definisi yang dinyatakan Alex Gode, yakni “suatu proses yang membuat sama bagi dua orang atau lebih apa yang tadinya merupakan monopoli seseorang atau sejumlah orang”.
Dimensi ketiga adalah penilaian normatif. Sebagian definisi, meskipun secara implisit,
menyertakan keberhasilan atau kecermatan; sebagian lainnya tidak seperti itu. Definisi komunikasi dari John B. Hoben misalnya, mengasumsikan bahwa komunikasi
itu harus berhasil: “Komunikasi adalah pertukaran verbal pikiran atau gagasan”. Asumsi di balik definisi tersebut adalah bahwa suatu pikiran atau gagasan secara berhasil
dipertukarkan. Sebagian definisi lainnya tidak otomatis mensyaratkan keberhasilan ini, seperti definisi komunikasi dari Bernard Berelson dan Gary Steiner: “Komunikasi adalah
transmisi informasi”. Jadi definisi tersebut tidak mensyaratkan bahwa informasi harus diterima atau dimengerti Mulyana,2005:54.
Universitas Sumatera Utara
Komunikasi menurut Everet M. Rogers Cangara, 2000:19 adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk
mengubah tingkah laku mereka. Komunikasi terdiri dari beberapa unsur, yaitu : 1. Komunikator : atau sering disebut sumber, pengirim, pembicara atau originator.
Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi,
perusahaan atau bahkan suatu negara. 2. Pesan : apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan
merupakan seperangkat simbol verbal danatau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Pesan mempunyai tiga
komponen : makna, symbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan. Simbol terpenting adalah kata-kata bahasa yang
dapat merepresentasikan objek benda, gagasan, dan perasaan, baik ucapan percakapan, wawancara, diskusi, ceramah, dan sebagainya ataupun tulisan
surat, esai, artikel, novel, puisi, famflet, dan sebagainya. Kata-kata memungkinkan kita berbagi pikiran dengan orang lain. Pesan juga dapat
dirumuskan secara nonverbal, seperti melalui tindakan atau isyarat anggota tubuh acungan jempol, anggukan kepala, senyuman, tatapam mata, dan sebagainya,
juga melalui musik, lukisan, patung , tarian, dan sebagainya. 3. Komunikan : orang yang menerima atau menterjemahkan pesan. Sering juga
disebut sasarantujuan, penyandi balik, khalayak, pendengar, penafsir. 4. Media : atau saluran, yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk
menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran boleh jadi merujuk pada
Universitas Sumatera Utara
bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal atau saluran nonverbal. Pada dasarnya saluran komunikasi manusia adalah dua saluran,
yakni cahaya dan suara, meskipun kita bias juga mengggunakan kelima indra kita untuk menerima pesan dari orang lain. Saluran juga merujuk pada cara penyajian
pesan, apakah langsung atau lewat media cetak atau media elektronik. 5. Efek : apa yang terjadi pada penerima pesan tersebut, misalnya penambahan
pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu, terhibur, perubahan sikap dari tidak setuju menjadi setuju, perubahan keyakinan, perubahan perilaku dari tidak
bersedia membeli barang yang ditawarkan menjadi sedia membelinya, atau dari tidak bersedia memilih partai politik tertentu menjadi bersedia memilihnya dalam
pemilu, dan sebagainya. Dalam proses penyampaian informasi, komunikator menggunakan media dalam
melancarkan komunikasinya. Media merupakan alat atau sarana untuk meneruskan pesan komunikasi dengan bahasa. Pentingnya peranan media disebabkan efesiensinya dalam
mencapai komunikan. Penyebaran informasi sebagai salah satu aktivitas sosial jelas akan dapat menimbulkan efek, baik itu efek yang diinginkan ataupun efek yang tidak
diinginkan. Komunikasi dalam penerapannya bukan hanya bersifat normatife yaitu orang lain mengerti dan tahu tetapi juga persuasif yaitu agar orang lain bersedia menerima satu
paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan. Proses komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar tidak terjadi suatu pertukaran pikiran
atau pengertian, antara komunikator dan komunikan. Ada yang berpendapat komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pesan dari
komunikator kepada komunikan melalui saluran tertentu. Ada pula yang menyebutkan
Universitas Sumatera Utara
komunikasi sebagai suatu proses penyampaian pesan berupa lambing, suara, gambar dan lain-lain dari sumber kepada sasaran audience dengan menggunakan saluran tertentu.
Demikian pula komunikasi melalui radio siaran. Pesan dalam komunikasi yang demikian tentu saja disampaikan dalam sarana itu baik berupa ucapan penyiar, lagu-lagu atau
bentuk-bentuk siaran kata lainnya. Menurut Wilbur Scharmm dalam Suprapto 2006: 3-4 menyatakan komunikasi sebagai suatu proses berbagi sharing process, yaitu
“komunikasi berasal dari kata-kata bahasa latin communis yang berarti umum common
atau bersama. Apabila kita berkomunikasi commonness dengan seseorang yaitu kita berusaha berbagi informasi, ide atau sikap. Seperti dalam uraian ini, misalnya
saya sedang berusaha berkomunikasi dengan para pembaca untuk menyampaikan ide bahwa hakikat sebuah komunikasi adalah usaha membuat penerima atau pemberi
komunikasi memiliki pengertian yang sama terhadap sesuatu pesan tertentu”.
II.2. Komunikasi Massa