kerja yang dilakukan. Semakin lama seseorang melakukan bidang kerja tertentu diharapkan bahwa hasil kerjanya semakin baik Notoadmodjo, 2003
Bagi sebagian dewasa muda, terutama mereka yang kurang mempunyai pengalaman kerja dan bahkan belum pernah bekerja sering mengalami banyak
kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang diembannya. Orang dewasa muda yang mempunyai cukup pengalaman kerja dapat memperoleh
kepuasan lebih jauh sesuai dengan pekerjaan yang dipilih dibandingkan dengan mereka yang kurang mempunyai pengalaman.
C. Asuhan Standar Minimal 7T pada pelayanan antenatal
1. Pengertian Asuhan Standar Minimal 7T
Pelayanan atau standar asuhan antenatal care 7T yang diberikan pada
pemeriksaan kehamilan, oleh tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan standar. Kehamilan merupakan suatu proses
alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, yang telah mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan
seseorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinan akan mengalami kehamilan. Selama pertumbuhan dan perkembangan dari bulan ke
bulan diperlukan kemampuan seorang ibu hamil untuk beradaptasi dengan perubahan–perubahan yang terjadi pada fisik dan mentalnya Mandriwati,
2007.
Pelayanan antenatal care terpadu merupakan pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil untuk
memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang
Universitas Sumatera Utara
berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat Kementerian Kesehatan RI,
2012. Dalam pelayanan antenatal terpadu, bidan yakin bahwa kesehatan secara
menyeluruh, meliputi pemberian informasi yang relevan dan objektif, konseling, serta memfasilitasi klien yang menjadi tanggung jawabnya. Asuhan
harus diberikan dengan keyakinan bahwa dengan dukungan dan perhatian, perempuan akan bersalin dengan aman dan selamat. Oleh karena itu, asuhan
kebidanan harus aman, memuaskan, menghormati, serta memberdayakan perempuan dan keluarga. Sunarsih, dkk, 2011
Setiap kehamilan merupakan peristiwa alamiah, peran bidan mendampingi, memberi asuhan, mendeteksi agar kehamilan yang fisiologis
tidak bergeser menjadi patologis. Kehamilan melibatkan perubahan fisik, emosional maupun sosial. Kehamilan yang normal akan menghasilkan bayi
yang sehat, lahir cukup bulan, kesejahteraan ibu dan janin baik, sehingga mampu melalui persalinan dan nifas yang baik, tanpa komplikasi dan ibu
sesehat-sehatnya postpartum. Wahyuningsih, 2009 Kebijakan program kunjunganpemeriksaan kehamilan dilakukan paling
sedikit 4 kali selama kehamilan, sesuai dengan anjuran WHO, yaitu : Heni puji, 2009.
b. Satu kali pada trimester pertama.
c. Satu kali pada trimester kedua.
d. Dua kali pada trimester ketiga.
Universitas Sumatera Utara
2. Tujuan Pelayanan Antenatal Care Tujuan asuhan antenatal adalah memantau perkembangan kehamilan
dalam meningkatkan kesehatan ibu dan perkembangan janin normal. Setiap kemungkinan mempunyai kemungkinan untuk dapat berkembang menjadi
masalah atau komplikasi, sehingga memerlukan pemantauan selama kehamilan. Asuhan pada ibu hamil secara keseluruhan mengupayakan kehamilan yang
sehat bagi ibu dan janin. Penting bagi bidan atau tenaga kesehatan untuk secara kritis mengevaluasi dampak fisik, psikologis, dan sosiologis kehamilan
terhadap ibu dan keluarganya. Serta mengembangkan persiapan persalinan dan kesiagaan menghadapi komplikasi. Adapun tujuan asuhan kehamilan tersebut
adalah : a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang ibu dan tumbuh kembang bayi. b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu
dan bayi. c. Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan yang cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif f.
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal JNPKKRPOGI,2002:90
Universitas Sumatera Utara
3. Standar Pelayanan antenatal care 7T Pelayanan atau standar asuhan antenatal care 7T yang diberikan
pada pemeriksaan kehamilan, tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan standar yaitu : Kementrian Kesehatan RI,
2012 a.
Timbang berat badan. Timbang berat badan merupakan ukuran yang terpenting, penimbangan
berat badan pada setiap kunjungan antenatal harus dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Pertumbuhan berat badan
yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.
b. Ukur tekanan darah.
Pengukuran tekanan darah pada pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi tekanan darah
≥ 14090 mmHg pada kehamilan dan preeklamsi hipertensi disertai edema wajah
atau tungkai bawah, dan protein urin. Tekanan darah diastolik merupakan indikator untuk prognosis
penanganan hipertensi dalam kehamilan. Tekanan diastolik mengukur tahanan perifer dan tidak dipengaruhi oleh keadaan emosi pasien seperti
pada tekanan sistolik. Kusmiyati, 2010. Tekanan darah biasa normal kecuali bila ada kelainan. Bila tekanan
darah mencapai 14090 mmHg atau lebih, mintalah ibu berbaring miring ke kiri kemudian ukurlah tekanan darahnya. Bila tekanan darah tetap tinggi
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan ibu menderita preeklampsia yang harus dirujuk ke dokter. Bila ibu menderita preeklampsia maka pemeriksaan tekanan darah dilakukan
setiap minggu dan dianjurkan merencanakan kelahiran di Rumah Sakit. Mufdlilah, 2009
c. Ukur tinggi fundus uteri.
Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan
umur kehamilan. Jika fundus uteri tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran tinggi
fundus uteri menggunakan pita pengukur pita centimeter setelah kehamilan 24 minggu.
d. Pemberian imunisasi TT lengkap.
Imunisasi TT adalah imunisasi yang diberikan kepada ibu hamil untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum. Ibu hamil harus mendapat
imunisasi TT. Pada saat kunjungan antenatal pertama, pemberian imunisasi TT pada ibu hamil sesuai dengan status imunisasi T ibu saat ini. Ibu hamil
minimal memiliki status imunisasi T2 agar mendapat perlindungan terhadap infeksi tetatus. Ibu hamil dengan status T5 TT Long Life tidak perlu
diberikan imunisasi TT lagi. Jadwal pemberian imunisasi, yaitu : Wahyuningsih, dkk, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Jadwal Pemberian Imunisasi :
ANTIGEN INTERVAL
Selang Waktu Minimal Lama Perlindungan
TT 1 Kunjungan pertama
Trimester pertama 0 tahun
TT 2 4 minggu setelah TT 1
3 tahun TT 3
6 bulan setelah TT 2 5 tahun
TT 4 1 tahun setelah TT 3
10 tahun
TT 5 1 tahun setelah TT 4
25 tahun atau seumur hidup
Sumber : Rukiyah, dkk 2009 e. Pemberian tablet besi
Pemberian tablet besi adalah sebesar 60 mg dan asam folat 500mg adalah kebijakan program pelayanan antenatal dalam upaya untuk
mencegah anemi dan untuk pertumbuhan otak bayi, sehingga mencegah kerusakan otak pada bayi. Setiap ibu hamil harus mendapat tablet tambah
darah tablet zat besi dan asam folat minimal 90 tablet selama kehamilan yang diberikan sejak pemeriksaan pertama. Tablet sebaiknya tidak diminum
bersama teh atau kopi karena akan mengganggu penyerapan. Jika ditemukandiduga anemia berikan 2-3 tablet zat besi per hari. Selain itu
untuk memastikannya dilakukan pemeriksaan darah hemoglobin untuk mengetahui kadar Hb yang dilakukan 2 kali selama masa kehamilan yaitu
pada saat kunjungan awal dan pada usia kehamilan 28 minggu.
Universitas Sumatera Utara
f. Tes PMS Penyakit Menular Seksual Menganjurkan untuk pemeriksaan Infeksi Menular Seksual lain
pada kecurigaan adanya resiko IMS g. Temu wicara konseling
Temu wicara konseling dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi :
1 Kesehatan Ibu
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin ketenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar beristirahat
yang cukup selama kehamilannya sekitar 9 -10 jam per hari dan tidak bekerja keras.
2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan selama kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan, mandi dua
kali sehari dengan menggunakan sabun, menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur serta melakukan olah raga ringan.
3 Peran SuamiKeluarga Dalam Kehamilan
Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga terutama suami dalam kehamilannya. Suami, keluarga, atau masyarakat
perlu menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan bayi, transportasi rujukan, dan calon donor darah. Hal ini penting apabila terjadi
komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
4 Tanda Bahaya Pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas
Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenal tanda – tanda bahaya baik selama kehamilan, persalinan, maupun nifas misalnya perdarahan
pada hamil muda maupun hamil tua, keluar cairan berbau pada jalan lahir saat nifas. Mengenal tanda – tanda bahaya ini penting agar ibu
hamil segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan. 5
Asupan Gizi Seimbang Selama hamil ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan makanan
yang cukup dengan pola gizi yang seimbang karena hal ini penting untuk proses tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan ibu.
Misalnya ibu hamil disarankan minum tablet tambah darah secara rutin untuk mencegah terjadinya anemia pada kehamilannya.
6 Gejala Penyakit Menular dan Tidak Menular
Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala – gejala penyakit menular dan penyakit tidak menular karena dapat mempengaruhi pada
kesehatan ibu dan janinnya. 7
Inisiasi Menyusui Dini IMD dan Pemberian ASI Eksklusif Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada
bayinya segera setelah bayi lahir karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang penting untuk kesehatan bayi. Pemberian ASI dilanjutkan
sampai bayi berusia 6 bulan.
Universitas Sumatera Utara
8 KB Keluarga Berencana Paska Persalinan
Ibu hamil diberikan pengarah tentang pentingnya ikut KB setelah persalinan untuk menjarangkan kehamilan agar ibu punya waktu merawat
kesehatan diri sendiri, anak, dan keluarga.
.4. Kebijakan Program
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama
kehamilan.
a. Kunjungan trimester 1
Trimester pertama berlangsung dari hari pertama haid terakhir HPHT sampai usia kehamilan 12 minggu. Umumnya ibu hamil baru memeriksakan
kehamilannya ketika berusia 6 minggu, karena pada saat itulah kebanyakan ibu hamil baru menyadari akan kehamilannya. Ada juga yang sudah
menyadari sejak 4 minggu atau malah setelah 8 minggu. Adapun pelayanan yang diberikan oleh tenaga keshatan pada trimester iniadalah anamnesa.
Anamnesa adalah wawancara yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan ibu hamil untuk memperoleh data yang diperlukan dalam
mengidentifikasi dan merencanakan tindakan perawatan. Selain itu identitas calon ibu dan pasangannya, juga akan dikumpulkan informasi yang
berkaitan dengan kehamilan, seperti : lama terlambat haid, HPHT, perubahan yang dirasakan calon ibu, riwayat kehamilan sebelumnya jika
bukan kehamilan yang pertama, pernah atau tidak keguguran, operasi saesar, hamil diluar kandungan, penyakit keluarga maupun penyakit yang
sedang diderita seperti jantung, kencing manis, hipertensi, asma, kebiasaan
Universitas Sumatera Utara
hidup tidak sehat seperti minum alkohol, merokok, drug abuse obat-obatan terlarang, dan lain-lain. Semua informasi tersebut akan dicacat dalam buku
rekam medis, seperti : perubahan pada ibu, mual muntah, pusing dan hasil pemeriksaan fisik.
b. Kunjungan Trimester Kedua
Kunjungan pada trimester kedua usia kehamilan ibu lebih dari 12
minggu yang akan berlangsung hingga usia kehamilan 28 minggu. Boleh dikatakan trimester kedua merupakan tahapan yang paling nyaman. Hampir
semua keluhan menghilang dan selera makan ibu kembali normal. Pemeriksaan fisik yang dilakukan sama dengan pemeriksaan fisik
pada trimester pertama, ibu akan ditimbang berat badannya, diukur tekanan darahnya, denyut nadinya. Untuk berat badan pada 3 bulan pertama,
kenaikannya berkisar 1-2,5 kg. Mulai trimester kedua ini, peningkatan berat badan lebih dari 500 gramminggu 2.000 gramminggu harus diwaspadai
karena merupakan indikasi preeklamsi. Sedangkan berat badan menetap atau menurun biasa menyebabkan adanya gangguan pertumbuhan pada janin.
Oleh sebab itu pemeriksaan berat badan sangat penting dilakukan seperti halnya pengukuran tekanan darah. Disebut hipertensi apabila tekananan
darah 14090 mmHg atau lebih, hipertensi ini berbahaya karena pembuluh darah menyempit sehingga asupan makanan ke bayi akan terhambat dan
pertumbuhan janin juga akan terhambat Solahuddin, 2009. Perubahan fisik pada trimester kedua yaitu kehamilan ibu semakin
kelihatan seiring dengan perkembangan janin perut ibu semakin besar. Agar
Universitas Sumatera Utara
lebih nyaman, gunakan busana untuk ibu hamil. Perubahan pada garis tengah kulit perut yang terlihat lebih gelap karena mengalami herpigmentasi
warna hitam kecokelatan, membentuk garis vertikal yang disebut linea nigra dan akan menghilang setelah melahirkan. Selain itu juga terlihat striae
gravidarum terlihat pada bagian perut, payudara dan bokong dan akan menghilang setelah bayi lahir Solahuddin, 2009.
c. Kunjungan Trimester Ketiga Kunjungan pada trimester ketiga ini usia kehamilan ibu lebih dari 28
minggu sampai usia 40 minggu. Mulai trimester ketiga ini sampai usia kehamilan 36 minggu ibu hamil harus kontrol rutin dua minggu sekali untuk
mengontrol perkembangan janin lebih intensif. Pemeriksaan fisik pada trimester ini sama dengan pemeriksaan
sebelumnya. Tenaga kesehatan akan mengevaluasi kenaikan berat badan ibu, pada trimester ketiga ini sekitar 500 gram per minggu atau tidak boleh lebih
dari 2 kg selama sebulan. Tenaga kesehatan juga akan mengukur tekanan darah, nadi dan pernapasan ibu.
Rasa yang tidak nyaman semakin meningkat pada perut ibu seiring dengan berkembangnya kehamilan. Gerakan janin pun semakin bertambah
dan terasa kuat dengan intensitas makin sering. Ibu masih merasakan sakitnyeri pada bagian punggung, sulit bernapas, mudah lelah, dalam hal ini
biasanya tenaga kesehatan menganjurkan kepada ibu agar menggunakan bantal sedikit lebih tinggi agar ibu tidak sesak pada saat tidur.
Universitas Sumatera Utara
Biasanya masuk trimester ketiga, ibu hamil kembali stres karena khawatir menghadapi kehamilan yang semakin membesar dan memikirkan
persalinan nanti, juga mengkhawatirkan bagaimana kondisi bayinya kelak bisakah lahir sempurna atau ada kecacatan atau kelainan yang tidak
terprediksi. Padahal kondisi stres merangsang pengeluaran hormon adrenalin secara berlebihan hingga ibu mudah terusik dan mudah melampiaskan
kemarahan kepada orang lain Solahuddin, 2009. Pada trimester ketiga ini setelah usia kehamilan 36 minggu,
sebaiknya ibu hamil yang bekerja mulai mengambil cuti untuk persiapan menghadapi persalinannya. Tenaga kesehatan memberitahukan kepada ibu
apa-apa saja tanda-tanda mulainya persalinan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA KONSEP