Kepatuhan Bidan Dalam Melaksanakan Asuhan Standar Minimal Pelayanan Antenatal Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014

(1)

KEPATUHAN BIDAN DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN

STANDAR MINIMAL PELAYANAN ANTENATAL

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA

TAHUN 2014

135102072

IRA NOVRISTA DAMANIK

DOSEN PEMBIMBING : FEBRINA OKTAVINOLA KABAN, SST,

M.Keb

NIP:198002012005022001

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2014


(2)

(3)

(4)

KEPATUHAN BIDAN DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN STANDAR MINIMAL PELAYANAN ANTENATAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

HELVETIA TAHUN 2014 ABSTRAK

Ira novrista damanik

Latar Belakang : Indonesia merupakan negara yang memiliki angka kematian ibu (AKI) tertinggi di ASEAN karena telah mencapai 307/100.000 kelahiran hidup. Perkembangan pelayanan antenatal di Indonesia belum menunjukkan hasil yang bermakna dalam menurunkan angka kematian ibu. Sebenarnya bidan memiliki peran penting dalam mencegah setiap kondisi yang mengancam jiwa ini melalui beberapa intervesi yang merupakan komponen penting dalam pelayanan antenatal. Namun dalam melaksanakan praktiknya masih ada bidan yang tidak patuh dalam melaksanakan standar pelayanan

antenatal yang telah ditetapkan.

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui bagaimanakah kepatuhan bidan dalam melaksanakan asuhan standar minimal pelayanan antenatal di wilayah kerja puskesmas Helvetia tahun 2014.

Metedologi : Desain penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan metode pengambilan sampel random sampling. Jumlah sampel sebanyak 35 orang dan menggunakan analisa univariat.

Hasil penelitian : Hasil penelitian diperoleh dari 35 responden mayoritas sudah bekerja selama >15 tahun 16 orang (45,7%), pendidikan terakhir D-III Kebidanan 32 orang (91,4%), pengetahuan bidan adalah baik 17 orang (48,5%), dan kepatuhan bidan adalah cukup 13 orang (37,3%)

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan kepatuhan adalah baik dan cukup. Masih banyak bidan yang tidak melaksanakan asuhan pelayanan antenatal yang telah ditetapkan. Hal ini tentu saja dapat menjadi ancaman terhadap kesehatan ibu dan anak. Diharapkan bidan lebih meningkatkan kepatuhan mereka di dalam memberikan pelayanan antenatal sesuai dengan asuhan standar minimal pelayanan antenatal.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-Nya, peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Kepatuhan bidan dalam melaksanakan asuhan standar minimal pelayanan antenatal di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014.

Peneliti menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna baik dari isi maupun susunan bahasa. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya masukan dan saran untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yaitu :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep. Ns. M.Kep selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Sumatera Utara.

3. Febrina Oktavinola Kaban, SST, M. Keb selaku dosen pembimbing saya yang telah membimbing dan mengarahkan saya hingga Karya Tulis Ilmiah ini selesai. 4. Drg. Hj. Yumma Sari Siregar, M.Kes selaku Kepala puskesmas Helvetia Medan

yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di wilayah kerjanya.

5. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utera.


(6)

6. Rasa hormat dan terimakasih kepada Ayahanda S.Damanik dan Ibunda M.Situmorang yang selalu memberikan dorongan, doa dan semangat kepada saya.

7. Adik tersayang Risna Margaretta dan Alfredo Damanik yang selalu mendoakan saya.

8. Semua teman-teman D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

9. Semua pihak yang mendukung peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata peneliti ucapkan terima kasih atas semua bantuan yang diberikan, semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna bagi semua pembaca.

Medan, 2014


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR SKEMA ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitian ... 6

1. Tujuan Umum ... 6

2. Tujuan Khusus ... 6

D.Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Bidan ... 8

1. Defenisi ... 8

B.Kepatuhan ... 10

1. Defenisi ... 10

C.Asuhan standar minimal ... 12

1. Defenisi ... 13

2. Tujuan pelayanan antenatal ... 13

3. Standar pelayanan antenatal ... 14


(8)

BAB III KERANGKA KONSEP

A.Kerangka Konsep ... 23

B.Defenisi Operasional ... 23

BAB IV METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian ... 25

B.Populasi dan Sampel ... 25

a. Populasi ... 25

b. Sampel ... 25

C.Tempat Penelitian ... 26

D.Waktu Penelitian ... 26

E. Pertimbangan Etik Penelitian ... 26

F. Instrumen Penelitian ... 27

G.Alat Pengumpul Data ... 29

H.Uji Validitas ... 29

1. Uji Validitas ... 29

2. Reliabilitas ... 29

I. . Prosedur Pengumpulan Data ... 30

J. . Pengolahan Data ... 32

K.Analisa Data ... 32

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 33

1. Karakteristik Responden ... 34

2. Distribusi Responden berdasarkan Pengetahuan...35

3. Distribusi Responden Berdasarkan Kepatuhan ... 37

B. Pembahasan 1. Karakteristik Responden ... 39

2. Pengetahuan bidan ... 41


(9)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 45 B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Defenisi Operasional ………. 23

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik lama bekerja dan pendidikan terakhir di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014 ...34

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan pengetahuan bidan dalam melaksanakan asuhan standar minimal pelayanan antenatal di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014...35

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan jawaban responden berdasarkan kuisioner Berdasarkan pengetahuan bidan dalam melaksanakan asuhan standar minimal pelayanan antenatal di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014...36

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan kepatuhan bidan dalam melaksanakan asuhan standar minimal pelayanan antenatal di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014...37

Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan jawaban responden berdasarkan kuisioner Berdasarkan kepatuhan bidan dalam melaksanakan asuhan standar minimal pelayanan antenatal di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014...38


(11)

DAFTAR SKEMA


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Penjelasan Kepada Responden Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3 : Lembar Kuesioner Penelitian

Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Karya Ilmiah Lampiran 5 : Master Data Penelitian

Lampiran 6 : Hasil output Data Penelitian

Lampiran 7 : Surat Izin Data Penelitian Dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 8 : Surat Izin dari Dinas Kesehatan Kota Medan


(13)

KEPATUHAN BIDAN DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN STANDAR MINIMAL PELAYANAN ANTENATAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

HELVETIA TAHUN 2014 ABSTRAK

Ira novrista damanik

Latar Belakang : Indonesia merupakan negara yang memiliki angka kematian ibu (AKI) tertinggi di ASEAN karena telah mencapai 307/100.000 kelahiran hidup. Perkembangan pelayanan antenatal di Indonesia belum menunjukkan hasil yang bermakna dalam menurunkan angka kematian ibu. Sebenarnya bidan memiliki peran penting dalam mencegah setiap kondisi yang mengancam jiwa ini melalui beberapa intervesi yang merupakan komponen penting dalam pelayanan antenatal. Namun dalam melaksanakan praktiknya masih ada bidan yang tidak patuh dalam melaksanakan standar pelayanan

antenatal yang telah ditetapkan.

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui bagaimanakah kepatuhan bidan dalam melaksanakan asuhan standar minimal pelayanan antenatal di wilayah kerja puskesmas Helvetia tahun 2014.

Metedologi : Desain penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan metode pengambilan sampel random sampling. Jumlah sampel sebanyak 35 orang dan menggunakan analisa univariat.

Hasil penelitian : Hasil penelitian diperoleh dari 35 responden mayoritas sudah bekerja selama >15 tahun 16 orang (45,7%), pendidikan terakhir D-III Kebidanan 32 orang (91,4%), pengetahuan bidan adalah baik 17 orang (48,5%), dan kepatuhan bidan adalah cukup 13 orang (37,3%)

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan kepatuhan adalah baik dan cukup. Masih banyak bidan yang tidak melaksanakan asuhan pelayanan antenatal yang telah ditetapkan. Hal ini tentu saja dapat menjadi ancaman terhadap kesehatan ibu dan anak. Diharapkan bidan lebih meningkatkan kepatuhan mereka di dalam memberikan pelayanan antenatal sesuai dengan asuhan standar minimal pelayanan antenatal.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan, persalinan, dan menyusui merupakan proses alamiah bagi kehidupan seorang ibu dalam usia reproduktif. Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan adalah fisiologis bukan patologis. Oleh karenanya, asuhan yang diberikan pun adalah asuhan yang meminimalkan intervensi. Sulit sekali diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah atau abnormal. Oleh karena itu pelayanan antenatal care merupakan cara penting untuk mendukung kesehatan ibu hamil normal (Sunarsih, dkk, 2011.hlm.12)

Pelayanan antenatal care 7T bertujuan untuk menurunkan atau mencegah kesakitan, serta kematian maternal dan perinatal. Untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina rasa saling percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan. Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal selama kehamilan. (Sunarsih, dkk, 2011.hlm.11)

Dalam perkembangan pelayanan antenatal di Indonesia, ternyata belum menunjukkan hasil yang bermakna dalam menurunkan angka kematian ibu (AKI), dalam mendeteksi faktor resiko dan kasus resiko tinggi. Sebenarnya bidan memiliki peran penting dalam mencegah dan menangani setiap kondisi yang mengancam jiwa ini melalui beberapa intervensi yang merupakan


(15)

komponen penting dalam pelayanan antenatal seperti mengukur tekanan darah, memeriksa kadar proteinuria, mendeteksi tanda-tanda awal perdarahan/infeksi, maupun deteksi dan penanganan awal terhadap anemia. Namun, ternyata komponen antenatal care yang rutin dilaksanakan tersebut tidak efektif untuk menurunkan angka kematian maternal dan perinatal (Sunarsih, dkk, 2011.hlm.15)

Di Negara-negara berkembang, kesakitan dan kematian ibu menjadi masalah sejak lama. Kematian ibu terutama terjadi pada masa kehamilan dan persalinan. Bahkan WHO (World Health Organization) memperkirakan setiap tahun terjadi 210 juta kehamilan diseluruh dunia. Dari jumlah tersebut 20 juta perempuan mengalami kesakitan akibat kehamilan, diantaranya 8 juta kasus yang mengalami komplikasi yang mengancam jiwa, dan lebih dari 500.000 meninggal, dan hampir 50% kematian tersebut terjadi di Asia Selatan dan Asia Tenggara termasuk Indonesia (Wahyuningsih, 2009).

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi, pada tahun 2002 menunjukkan angka kematian sebesar 307/100.000 kelahiran hidup (KH), pada 2007 menjadi 228/100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2007). Namun demikian, masih diperlukan upaya keras untuk mencapai target RPJMN 2010-2014 yaitu 118/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014 dan target Millenium Development

Goals (MDGs) yaitu 102/100.000 KH pada tahun 2015 (Wahyuningsih, 2009 hal

140).

Pada tahun 2003, Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) memperkirakan 13.778 ibu meninggal setiap tahunnya. Bila dikalkulasi dalam


(16)

hitungan hari, terdapat 38 orang ibu yang meninggal dan bila dalam hitungan jam ada 2 orang ibu yang meninggal setiap jam nya (Sunarsih, dkk, 2011.hlm.1)

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh M. Choiroel Anwar, mengatakan bahwa hasil survey demographi dan kesehatan Indonesia tahun 2003 didapatkan Angka Kematian Bayi adalah 52/1000 kelahiran hidup dengan angka kematian neonatal 25/1000 kelahiran hidup, dimana kematian perinatal memberikan sumbangan terhadap kematian bayi tersebut sebesar 33,5%. Angka kematian bayi di Indonesia 2-5x lebih tinggi dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya serta menunjukkan penurunan yang sangat lambat.

Sebagian besar kematian perinatal tersebut sebenarnya dapat dicegah, bila kesehatan ibu selama hamil terjaga dengan baik melalui pemeriksaan

antenatal yang berkualitas. Derajat kesehatan ibu berpengaruh secara langsung

terhadap derajat kesehatan janin pada minggu pertama kehidupannya, dengan demikian upaya peningkatan kesehatan perinatal tidak dapat dipisahkan dengan upaya peningkatan kesehatan ibu.

Berdasarkan SDKI tahun 2002/2003, tingginya Angka Kematian Ibu di Indonesia adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup. Indonesia masih merupakan Negara yang memiliki AKI tertinggi di ASEAN karena AKI di Indonesia mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, eklamsi, dan partus lama (Sunarsih, dkk, 2011.hlm.1)

Menurut Nur Inayah Rauf, Moh. Yusran Amin, Balqis dalam penelitiannya mengatakan penyebab langsung kematian ibu pada umumnya adalah trias perdarahan, infeksi, eklampsia. Bila ditelusuri lebih lanjut, penyebab


(17)

langsung itu ternyata bertunmpu pada rendahnya status gizi dan kesehatan ibu hamil akibat masih ditemukan hambatan informasi, hambatan sosial budaya, hambatan ekonomi, dan hambatan geografis dalam menjaga kesehatan ibu hamil. Menurut MNH (Maternal Neonatal Health) asuhan antenatal merupakan prosedur rutin yang dilakukan oleh petugas (dokter, perawat, bidan) dalam membina suatu hubungan dalam proses pelayanan pada ibu hamil untuk persiapan persalinannya. Dengan memberikan asuhan antenatal yang baik akan menjadi salah satu tiang penyangga dalam safe motherhood dalam usaha menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. (Kusmiyati, dkk, 2009.hlm.6)

Pelayanan kesehatan antenatal sangat penting dalam mengurangi kematian akibat persalinan jika dilakukan dengan jumlah dan frekuensi yang sesuai standar pelayanan antenatal care. Hal ini didukung oleh beberapa penelitian, seperti penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2009) yang menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara kematian perinatal dengan frekuensi antenatal care.

Dalam penelitian Eka vitriyani, Badar kirwono, Artika fristi firnawati mengatakan bahwa cakupan antenatal K1 di wilayah kerja Puskesmas Pulokart, K1 dalam tahun 2010 (78,64%) mengalami penurunan sebesar 16,82% dari tahun 2009 (95,42%) sedangkan cakupan K4 TAHUN 2010 (90,23%) mengalami penurunan sebesar 3.31% dibandingkan pada tahun 2009 (93,54%)

Karena standar layanan kesehatan merupakan bagian dari layanan kesehatan itu sendiri dan memainkan peranan yang penting dalam mengatasi


(18)

mutu layanan kesehatan. Maka pemberi layanan layanan kesehatan harus memahami status kesehatan dan kebutuhan layanan kesehatan masyarakat yang dilayaninya serta mendidik masyarakat terhadap layanan kesehatan dasar dan melibatkan masyarakat dalam bagaimana cara yang paling efektif untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu (Sofyan, dkk, 2006.hlm.125)

Menurut Endang Rostiati dalam penelitiannya mengatakan bahwa peran bidan sebagai ujung tombak pelayanan harus mampu dan terampil dalam memberikan pelayanan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Peran serta yang proaktif dari bidan diharapkan dapat menekan penurunan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia.

Adapun masalah yang ditemukan dalam praktek kebidanan yaitu dalam melaksanakan praktiknya masih banyak bidan yang bekerja tidak sesuai dengan standar pelayanan kebidanan yang telah ditetapkan. Hal ini tentu saja dapat menjadi ancaman yang berakibat fatal terhadap kesehatan ibu dan anak serta dapat meningkatkan jumlah kematian dan kesakitan. Maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Kepatuhan Bidan Praktek Swasta dalam memberikan asuhan standar minimal pelayanan antenatal di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Tahun 2014”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah, yaitu :

“Bagaimanakah Kepatuhan Bidan dalam memberikan asuhan standar minimal


(19)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui “Bagaimana kepatuhan Bidan dalam memberikan asuhan standar minimal pelayanan antenatal di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Tahun 2014”

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik bidan dalam memberikan asuhan standar minimal pelayanan antenatal berdasarkan lama bekerja di wilayah kerja Puskesmas Helvetia.

b. Untuk mengetahui karakteristik bidan dalam memberikan asuhan standar minimal pelayanan antenatal berdasarkan latar belakang pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Helvetia.

c. Untuk mengetahui pengetahuan bidan tentang asuhan standar minimal pelayanan antenatal berdasarkan latar belakang pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Helvetia

d. Untuk mengetahui kepatuhan bidan dalam memberikan asuhan standar minimal pelayanan antenatal di wilayah kerja Puskesmas Helvetia

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Bidan

Standar pelayanan kebidanan dapat digunakan untuk menentukan kompetensi yang diperlukan bagi bidan dalam menjalankan praktik sehari-hari dan dapat sekaligus melindungi bidan, karena penilaian terhadap proses dan hasil pelayanan dilakukan atas dasar yang jelas.


(20)

2. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan, wawasan peneliti tentang kunjungan pemeriksaan kehamilan dan penerapan ilmu metodologi penelitian dalam merancang dan melaksanakan penelitian.

3. Bagi Institusi Pendidikan D IV Bidan Pendidik

Sebagai referensi bagi perpustakaan serta memberikan tambahan atau masukan yang dapat dijadikan informasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian lebih lanjut bagi mahasiswa yang akan membutuhkan.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bidan

1. Pengertian Bidan

Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian dengan persyaratan yang berlaku dan mempunyai kualifikasi agar mendapatkan lisensi untuk praktek kebidanan (Sofyan, 2006, hlm 125) Menurut IBI (Ikatan Bidan Indonesia), Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai persyaratan yang berlaku, dicatat, diberi ijin secara sah untuk menjalankan praktik.

Dari tahun ketahun permintaan masyarakat terhadap peran aktif bidan dalam memberikan pelayanan terus meningkat. Ini merupakan bukti bahwa eksistensi bidan ditengah masyarakat semakin memperoleh kepercayaan, pengakuan, dan penghargaan. Berdasarkan hal inilah, bidan dituntut untuk selalu berusaha meningkatkan kemampuan sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kemampuannya.

2. Tanggung Jawab Bidan

Sebagai tenaga profesional, bidan memikul tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya. Seorang bidan harus dapat mempertahankan tanggung jawabnya bila terjadi gugatan terhadap tindakan yang dilakukannya.


(22)

Bidan adalah salah satu tenaga kesehatan. Pengaturan tenaga kesehatan ditetapkan di dalam undang-undang dan peraturan pemerintah. Tugas dan kewenangan bidan serta ketentuan yang berkaitan dengan kegiatan praktik bidan diatur dalam peraturan atau keputusan menteri kesehatan. Bidan harus dapat mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan yang dilakukannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Setiap bidan memiliki tanggung jawab memelihara kemampuan profesionalnya. Oleh karena itu, bidan harus selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan mengikuti pelatihan, pendidikan berkelanjutan, seminar, serta pertemuan ilmiah lainnya.

Setiap bidan diharuskan mendokumentasikan kegiatannya dalam bentuk catatan tertulis. Catatan bidan mengenai pasien yang dilayaninya dapat dipertanggungjawabkan bila terjadi gugatan. Catatan yang dilakukan bidan dapat digunakan sebagai bahan laporan untuk disampaikan kepada atasannya.

Bidan memiliki kewajiban memberi asuhan kepada ibu dan anak yang meminta pertolongan kepadanya. Ibu dan anak merupakan bagian dari keluarga. Oleh karena itu, kegiatan bidan sangat erat kaitannya dengan keluarga. Tanggung jawab bidan tidak hanya pada kesehatan ibu dan anak, tetapi juga menyangkut kesehatan keluarga. Bidan harus menerima tanggung jawab keprofesian yang dimilikinya. Oleh karena itu, ia harus mematuhi dan berperan aktif dalam melaksanakan asuhan kebidanan sesuai


(23)

dengan kewenangan dan standar keprofesian. Untuk mengembangkan kemampuan keprofesiannya, bidan harus mencari informasi tentang perkembangan kebidanan melalui media kebidanan, seminar, dan pertemuan ilmiah lainnya.

B. Kepatuhan

1. Kepatuhan

Kepatuhan adalah tingkat ketepatan perilaku seorang individu dengan nasehat medis atau kesehatan. Dengan menggambarkan penggunaan obat sesuai petunjuk pada resep serta mencakup penggunaannya pada waktu yang benar (Siregar, 2006)

Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh yang artinya taat. Kepatuhan adalah perilaku pasien dalam melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang diasarankan dokter atau oleh orang lain (Arisman, 2004)

Tingkat kepatuhan adalah pengukuran pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan. Perhitungan tingkat kepatuhan dapat dikontrol bahwa pelaksanan program telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan standart.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan bidan dalam melaksanakan asuhan standar minimal 7T yaitu

a) Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan terjadi melalui pengindraan manusia yakni indra penglihatan, pendengaran,


(24)

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia dieroleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoadmojo, 2007)

b) Pendidikan

Latar belakang pendidikan bidan juga sangat berpengaruh terhadap kepatuhan bidan di dalam melaksanakan asuhan standar minimal 7T pada pelayanan antenatal, dan dapat meningkatkan kepatuhan sepanjang pendidikan tersebut merupakan pendidikan yang aktif, seperti penggunaan buku dan lain-lain (Niven, 2002)

Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang pernah diselesaikan

oleh seseorang. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan kualitas manusia. Kemampuan tersebut harus dikembangkan secara bersama-sama sehingga terbentuk manusia seutuhnya secara harmonis. Menurut konsep Amerika, pendidikan diperlukan untuk memperoleh keterampilan yang dibutuhkan manusia dalam hidup bermasyarakat. Kondisi tingkat pendidikan dapat menentukan tingkat partisipasi bidan di dalam berperan serta meningkatkan kesehatan masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat semakin tinggi tingkat perhatian terhadap masalah kesehatan (Syahlan, 2002)

c) Pengalaman Kerja

WHO mengatakan bahwa pengetahuan diturunkan atau diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman dari orang lain. Pengalaman bekerja seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan memiliki kaitan terhadap hasil


(25)

kerja yang dilakukan. Semakin lama seseorang melakukan bidang kerja tertentu diharapkan bahwa hasil kerjanya semakin baik (Notoadmodjo, 2003)

Bagi sebagian dewasa muda, terutama mereka yang kurang mempunyai pengalaman kerja dan bahkan belum pernah bekerja sering mengalami banyak kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang diembannya. Orang dewasa muda yang mempunyai cukup pengalaman kerja dapat memperoleh kepuasan lebih jauh sesuai dengan pekerjaan yang dipilih dibandingkan dengan mereka yang kurang mempunyai pengalaman.

C. Asuhan Standar Minimal 7T pada pelayanan antenatal

1. Pengertian Asuhan Standar Minimal 7T

Pelayanan atau standar asuhan antenatal care 7T yang diberikan pada

pemeriksaan kehamilan, oleh tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan standar. Kehamilan merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, yang telah mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seseorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinan akan mengalami kehamilan. Selama pertumbuhan dan perkembangan dari bulan ke bulan diperlukan kemampuan seorang ibu hamil untuk beradaptasi dengan perubahan–perubahan yang terjadi pada fisik dan mentalnya (Mandriwati, 2007).

Pelayanan antenatal care terpadu merupakan pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang


(26)

berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat (Kementerian Kesehatan RI, 2012).

Dalam pelayanan antenatal terpadu, bidan yakin bahwa kesehatan secara menyeluruh, meliputi pemberian informasi yang relevan dan objektif, konseling, serta memfasilitasi klien yang menjadi tanggung jawabnya. Asuhan harus diberikan dengan keyakinan bahwa dengan dukungan dan perhatian, perempuan akan bersalin dengan aman dan selamat. Oleh karena itu, asuhan kebidanan harus aman, memuaskan, menghormati, serta memberdayakan perempuan dan keluarga. (Sunarsih, dkk, 2011)

Setiap kehamilan merupakan peristiwa alamiah, peran bidan mendampingi, memberi asuhan, mendeteksi agar kehamilan yang fisiologis tidak bergeser menjadi patologis. Kehamilan melibatkan perubahan fisik, emosional maupun sosial. Kehamilan yang normal akan menghasilkan bayi yang sehat, lahir cukup bulan, kesejahteraan ibu dan janin baik, sehingga mampu melalui persalinan dan nifas yang baik, tanpa komplikasi dan ibu sesehat-sehatnya postpartum. (Wahyuningsih, 2009)

Kebijakan program kunjungan/pemeriksaan kehamilan dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan, sesuai dengan anjuran WHO, yaitu : (Heni puji, 2009).

b. Satu kali pada trimester pertama. c. Satu kali pada trimester kedua. d. Dua kali pada trimester ketiga.


(27)

2. Tujuan Pelayanan Antenatal Care

Tujuan asuhan antenatal adalah memantau perkembangan kehamilan dalam meningkatkan kesehatan ibu dan perkembangan janin normal. Setiap kemungkinan mempunyai kemungkinan untuk dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi, sehingga memerlukan pemantauan selama kehamilan. Asuhan pada ibu hamil secara keseluruhan mengupayakan kehamilan yang sehat bagi ibu dan janin. Penting bagi bidan atau tenaga kesehatan untuk secara kritis mengevaluasi dampak fisik, psikologis, dan sosiologis kehamilan terhadap ibu dan keluarganya. Serta mengembangkan persiapan persalinan dan kesiagaan menghadapi komplikasi. Adapun tujuan asuhan kehamilan tersebut adalah :

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang ibu dan tumbuh kembang bayi.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.

c. Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan.

d. Mempersiapkan persalinan yang cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

e. Mempersiapkan agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi


(28)

3. Standar Pelayanan antenatal care 7T

Pelayanan atau standar asuhan antenatal care 7T yang diberikan pada pemeriksaan kehamilan, tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan standar yaitu : (Kementrian Kesehatan RI, 2012)

a. Timbang berat badan.

Timbang berat badan merupakan ukuran yang terpenting, penimbangan berat badan pada setiap kunjungan antenatal harus dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Pertumbuhan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.

b. Ukur tekanan darah.

Pengukuran tekanan darah pada pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ≥ 140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklamsi (hipertensi disertai edema wajah atau tungkai bawah, dan protein urin).

Tekanan darah diastolik merupakan indikator untuk prognosis penanganan hipertensi dalam kehamilan. Tekanan diastolik mengukur tahanan perifer dan tidak dipengaruhi oleh keadaan emosi pasien (seperti pada tekanan sistolik). (Kusmiyati, 2010).

Tekanan darah biasa normal kecuali bila ada kelainan. Bila tekanan darah mencapai 140/90 mmHg atau lebih, mintalah ibu berbaring miring ke kiri kemudian ukurlah tekanan darahnya. Bila tekanan darah tetap tinggi


(29)

menunjukkan ibu menderita preeklampsia yang harus dirujuk ke dokter. Bila ibu menderita preeklampsia maka pemeriksaan tekanan darah dilakukan setiap minggu dan dianjurkan merencanakan kelahiran di Rumah Sakit. (Mufdlilah, 2009)

c. Ukur tinggi fundus uteri.

Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Jika fundus uteri tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran tinggi fundus uteri menggunakan pita pengukur (pita centimeter) setelah kehamilan 24 minggu.

d. Pemberian imunisasi TT lengkap.

Imunisasi TT adalah imunisasi yang diberikan kepada ibu hamil untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum. Ibu hamil harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kunjungan antenatal pertama, pemberian imunisasi TT pada ibu hamil sesuai dengan status imunisasi T ibu saat ini. Ibu hamil minimal memiliki status imunisasi T2 agar mendapat perlindungan terhadap infeksi tetatus. Ibu hamil dengan status T5 (TT Long Life) tidak perlu diberikan imunisasi TT lagi. Jadwal pemberian imunisasi, yaitu : (Wahyuningsih, dkk, 2009).


(30)

Jadwal Pemberian Imunisasi :

ANTIGEN

INTERVAL

( Selang Waktu Minimal )

Lama Perlindungan

TT 1

Kunjungan pertama Trimester pertama

0 tahun

TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun

TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun

TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun

TT 5 1 tahun setelah TT 4

25 tahun atau seumur hidup

Sumber : Rukiyah, dkk (2009)

e. Pemberian tablet besi

Pemberian tablet besi adalah sebesar 60 mg dan asam folat 500mg adalah kebijakan program pelayanan antenatal dalam upaya untuk mencegah anemi dan untuk pertumbuhan otak bayi, sehingga mencegah kerusakan otak pada bayi. Setiap ibu hamil harus mendapat tablet tambah darah (tablet zat besi) dan asam folat minimal 90 tablet selama kehamilan yang diberikan sejak pemeriksaan pertama. Tablet sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi karena akan mengganggu penyerapan. Jika ditemukan/diduga anemia berikan 2-3 tablet zat besi per hari. Selain itu untuk memastikannya dilakukan pemeriksaan darah hemoglobin untuk mengetahui kadar Hb yang dilakukan 2 kali selama masa kehamilan yaitu pada saat kunjungan awal dan pada usia kehamilan 28 minggu.


(31)

f. Tes PMS (Penyakit Menular Seksual)

Menganjurkan untuk pemeriksaan Infeksi Menular Seksual lain pada kecurigaan adanya resiko IMS

g. Temu wicara (konseling)

Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi :

1) Kesehatan Ibu

Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin ketenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar beristirahat yang cukup selama kehamilannya (sekitar 9 -10 jam per hari) dan tidak bekerja keras.

2) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan selama kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan, mandi dua kali sehari dengan menggunakan sabun, menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur serta melakukan olah raga ringan.

3) Peran Suami/Keluarga Dalam Kehamilan

Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga terutama suami dalam kehamilannya. Suami, keluarga, atau masyarakat perlu menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan bayi, transportasi rujukan, dan calon donor darah. Hal ini penting apabila terjadi komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan.


(32)

4) Tanda Bahaya Pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas

Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenal tanda – tanda bahaya baik selama kehamilan, persalinan, maupun nifas misalnya perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua, keluar cairan berbau pada jalan lahir saat nifas. Mengenal tanda – tanda bahaya ini penting agar ibu hamil segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan.

5) Asupan Gizi Seimbang

Selama hamil ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan makanan yang cukup dengan pola gizi yang seimbang karena hal ini penting untuk proses tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil disarankan minum tablet tambah darah secara rutin untuk mencegah terjadinya anemia pada kehamilannya.

6) Gejala Penyakit Menular dan Tidak Menular

Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala – gejala penyakit menular dan penyakit tidak menular karena dapat mempengaruhi pada kesehatan ibu dan janinnya.

7) Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan Pemberian ASI Eksklusif

Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayinya segera setelah bayi lahir karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang penting untuk kesehatan bayi. Pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berusia 6 bulan.


(33)

8) KB (Keluarga Berencana) Paska Persalinan

Ibu hamil diberikan pengarah tentang pentingnya ikut KB setelah persalinan untuk menjarangkan kehamilan agar ibu punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak, dan keluarga.

.4. Kebijakan Program

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan.

a. Kunjungan trimester 1

Trimester pertama berlangsung dari hari pertama haid terakhir (HPHT) sampai usia kehamilan 12 minggu. Umumnya ibu hamil baru memeriksakan kehamilannya ketika berusia 6 minggu, karena pada saat itulah kebanyakan ibu hamil baru menyadari akan kehamilannya. Ada juga yang sudah menyadari sejak 4 minggu atau malah setelah 8 minggu. Adapun pelayanan yang diberikan oleh tenaga keshatan pada trimester iniadalah anamnesa.

Anamnesa adalah wawancara yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan ibu hamil untuk memperoleh data yang diperlukan dalam mengidentifikasi dan merencanakan tindakan perawatan. Selain itu identitas calon ibu dan pasangannya, juga akan dikumpulkan informasi yang berkaitan dengan kehamilan, seperti : lama terlambat haid, HPHT, perubahan yang dirasakan calon ibu, riwayat kehamilan sebelumnya (jika bukan kehamilan yang pertama), pernah atau tidak keguguran, operasi

saesar, hamil diluar kandungan, penyakit keluarga maupun penyakit yang


(34)

hidup tidak sehat seperti minum alkohol, merokok, drug abuse (obat-obatan terlarang), dan lain-lain. Semua informasi tersebut akan dicacat dalam buku rekam medis, seperti : perubahan pada ibu, mual muntah, pusing dan hasil pemeriksaan fisik.

b. Kunjungan Trimester Kedua

Kunjungan pada trimester kedua usia kehamilan ibu lebih dari 12

minggu yang akan berlangsung hingga usia kehamilan 28 minggu. Boleh dikatakan trimester kedua merupakan tahapan yang paling nyaman. Hampir semua keluhan menghilang dan selera makan ibu kembali normal.

Pemeriksaan fisik yang dilakukan sama dengan pemeriksaan fisik pada trimester pertama, ibu akan ditimbang berat badannya, diukur tekanan darahnya, denyut nadinya. Untuk berat badan pada 3 bulan pertama, kenaikannya berkisar 1-2,5 kg. Mulai trimester kedua ini, peningkatan berat badan lebih dari 500 gram/minggu (2.000 gram/minggu) harus diwaspadai karena merupakan indikasi preeklamsi. Sedangkan berat badan menetap atau menurun biasa menyebabkan adanya gangguan pertumbuhan pada janin. Oleh sebab itu pemeriksaan berat badan sangat penting dilakukan seperti halnya pengukuran tekanan darah. Disebut hipertensi apabila tekananan darah 140/90 mmHg atau lebih, hipertensi ini berbahaya karena pembuluh darah menyempit sehingga asupan makanan ke bayi akan terhambat dan pertumbuhan janin juga akan terhambat (Solahuddin, 2009).

Perubahan fisik pada trimester kedua yaitu kehamilan ibu semakin kelihatan seiring dengan perkembangan janin perut ibu semakin besar. Agar


(35)

lebih nyaman, gunakan busana untuk ibu hamil. Perubahan pada garis tengah kulit perut yang terlihat lebih gelap karena mengalami herpigmentasi warna hitam kecokelatan, membentuk garis vertikal yang disebut linea nigra dan akan menghilang setelah melahirkan. Selain itu juga terlihat striae

gravidarum terlihat pada bagian perut, payudara dan bokong dan akan

menghilang setelah bayi lahir (Solahuddin, 2009). c. Kunjungan Trimester Ketiga

Kunjungan pada trimester ketiga ini usia kehamilan ibu lebih dari 28 minggu sampai usia 40 minggu. Mulai trimester ketiga ini sampai usia kehamilan 36 minggu ibu hamil harus kontrol rutin dua minggu sekali untuk mengontrol perkembangan janin lebih intensif.

Pemeriksaan fisik pada trimester ini sama dengan pemeriksaan sebelumnya. Tenaga kesehatan akan mengevaluasi kenaikan berat badan ibu, pada trimester ketiga ini sekitar 500 gram per minggu atau tidak boleh lebih dari 2 kg selama sebulan. Tenaga kesehatan juga akan mengukur tekanan darah, nadi dan pernapasan ibu.

Rasa yang tidak nyaman semakin meningkat pada perut ibu seiring dengan berkembangnya kehamilan. Gerakan janin pun semakin bertambah dan terasa kuat dengan intensitas makin sering. Ibu masih merasakan sakit/nyeri pada bagian punggung, sulit bernapas, mudah lelah, dalam hal ini biasanya tenaga kesehatan menganjurkan kepada ibu agar menggunakan bantal sedikit lebih tinggi agar ibu tidak sesak pada saat tidur.


(36)

Biasanya masuk trimester ketiga, ibu hamil kembali stres karena khawatir menghadapi kehamilan yang semakin membesar dan memikirkan persalinan nanti, juga mengkhawatirkan bagaimana kondisi bayinya kelak bisakah lahir sempurna atau ada kecacatan atau kelainan yang tidak terprediksi. Padahal kondisi stres merangsang pengeluaran hormon adrenalin secara berlebihan hingga ibu mudah terusik dan mudah melampiaskan kemarahan kepada orang lain (Solahuddin, 2009).

Pada trimester ketiga ini setelah usia kehamilan 36 minggu, sebaiknya ibu hamil yang bekerja mulai mengambil cuti untuk persiapan menghadapi persalinannya. Tenaga kesehatan memberitahukan kepada ibu apa-apa saja tanda-tanda mulainya persalinan.


(37)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. KERANGKA KONSEP

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Adapun tujuan dari kerangka konsep penelitian diatas adalah untuk mengetahui bagaimana kepatuhan bidan dalam memberikan standar asuhan minimal pelayanan antenatal

B. DEFINISI OPERASIONAL

No Variabel

Defenisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1. Pendidikan Jenjang pendidikan

formal yang pernah

diselesaikan oleh seseorang.

Kuesioner angket DI Kebidan an DIII Kebidan an DIV Kebidan Ordinal 1. Pendidikan 2. Lama Bekerja 3. Pengetahuan 4. Kepatuhan

Asuhan Standar Minimal pelayanan antenatal


(38)

an 2. Lama

Bekerja

Lamanya seseorang

menggeluti suatu pekerjaan

Kuesioner Teknik angket <5 tahun 6-10 tahun 11-15 tahun >15 tahun Interval

3. Pengetahuan Hasil dari

berpikir sesorang setelah orang tersebut melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu tentang asuhan standar minimal pelayanan antenatal

Kuesioner Teknik angket Baik 9-12 Cukup 5-8 Kurang 0-4 Ordinal

3. Kepatuhan Ketaatan seorang bidan dalam melaksanakan

Kuesioner Teknik angket Patuh 8-10 Cukup 5-7 Ordinal


(39)

asuhan standard minimal 7T yang telah ditetapkan

Tidak patuh 0-4


(40)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif yang bertujuan untuk membuat gambaran mengenai kepatuhan bidan dalam memberikan asuhan standar minimal pelayanan Antenatal. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoadmodjo 2005 yang menyatakan bahwa penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan yang bekerja di wilayah kerja Puskesmas Helvetia. Dimana puskesmas Helvetia dibagi ke dalam tujuh (7) kelurahan. Jumlah seluruh populasi yang tergolong ke dalam tujuh (7) kelurahan tersebut sebanyak 140 orang. Dengan pembagian 109 orang bidan yang memiliki praktek mandiri, 20 orang yang bekerja di Puskesmas Helvetia dan 11 orang yang bekerja di Puskesmas pembantu.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi.


(41)

Dalam peneltian ini yang menjadi kriteria penelitian yaitu: - Berprofesi sebagai bidan

- Bekerja di wilayah kerja Helvetia - Memiliki Praktek mandiri

Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan metode random sampling. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

�= 25

100×populasi = 25

100× 140 = 35

Jadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 35 orang.

C. Lokasi Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Helvetia. Adapun alasan dan dasar pertimbangan peneliti memilih lokasi tersebut sebagai tempat penelitian karena:

a. Lokasi penelitian mudah dijangkau

b. Jumlah responden yang diteliti mencukupi persyaratan untuk dilakukan penelitian.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2014 sampai bulan Mei 2014


(42)

D. Pertimbangan Etik Penelitian

1. Informed consent

Masalah etika yang harus diperhatikan yaitu; informed consent yaitu merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Tujuannya agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika mereka bersedia harus menandatangani lembar persetujuan, jika tidak maka peneliti harus menghormati hak pasien, yang harus ada dalam

informed concent antara lain: partisipasi pasien, tujuan dilakukannya

tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensi masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain.

2. Anominity

Selanjutnya masalah anonimity (tanpa nama) merupakan masalah kebidanan yang memberikan jaminan dalam pengunaan subjek penelitian dengan cara tidak mencamtumkan nama dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.

3. Confidentaly

Kemudian kerahasiaan (confidentiality) dimana masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya, dan hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2011, hal.93)


(43)

E. Instrumen Penelitian

1. Kuesioner Penelitian

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa lembar

checklist yang telah disusun secara struktural berdasarkan tujuan dari

penelitian yaitu untuk mengetahui bagaimana kepatuhan bidan dalam memberikan standar asuhan minimal pelayanan antenatal di wilayah kerja Puskesmas Helvetia.

a. Lembar checklist untuk mengetahui pendidikan terakhir bidan dinyatakan dalam skala ordinal, yaitu

1) D-I Kebidanan 2) D-III Kebidanan 3) D-IV Kebidanan

4) SKM

b. Lembar checklist untuk mengetahui lamanya bidan bekerja dinyatakan dalam skala interval, yaitu

1) < 5 tahun 2) 6-10 tahun 3) 11-15 tahun 4) > 15 tahun

c. Bagian instrument ketiga berjumlah 12 pertanyaan dengan lembar

checklist untuk mengidentifikasi pengetahuan bidan dalam memberikan


(44)

Dalam penelitian ini pengetahuan diukur berdasarkan kategori baik, cukup, kurang. Bila jawaban benar diberi skor 1 dan jika salah diberi skor 0.

Berdasarkan rumus statistik : P = �������

����������� P = Panjang kelas interval

Rentang = Selisih antara skor tertinggi dengan skor terendah

Banyak kelas = banyaknya kelompok/lebar interval yakni baik, cukup, dan kurang. Maka diperoleh skor sebagai berikut:

1) Baik apabila responden mendapat nilai 9-12 2) Cukup apabila responden mendapat nilai 5-8

3) Kurang apabila responden mendapat nilai 0-4

d. Bagian instrument ketiga berjumlah 10 pernyataan dengan lembar checklist untuk mengidentifikasi kepatuhan bidan dalam memberikan asuhan standar minimal pelayanan antenatal.

Dalam penelitian ini kepatuhan diukur berdasarkan kategori patuh, cukup patuh, tidak patuh dan tidak patuh. Bila jawaban ya diberi skor 1 dan jika tidak diberi skor 0.

Berdasarkan rumus statistik : P = �������

�����������

P = Panjang kelas interval


(45)

Banyak kelas = banyaknya kelompok/lebar interval yakni baik, cukup, dan kurang. Maka diperoleh skor sebagai berikut:

1) Patuh apabila responden mendapat nilai 8-10 2) Cukup patuh apabila responden mendapat nilai 5-7 3) Tidak patuh apabila responden mendapat nilai 0-4

F. Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas hingga saat ini masih ada kesan seolah-olah setiap instrumen atau alat pengumpulan data harus diuji validitas dan reliabilitasnya. Sesungguhnya uji validitas dan reliabilitasnya itu terutama untuk alat ukur yang menghasilkan nilai kuantitatif (Darwin, 2003, hal.248).

Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah alat ukur yang telah pernah digunakan oleh peneliti sebelumnya, Herawati(201s0) dengan judul penelitian yang sama. Karena alat ukur tersebut belum dilakukan uji validitas dan reliabilitas maka peneliti akan melakukan uji kepada content validity san uji reliabilitas dengan alpha cronbach

Uji validitas digunakan untuk menguji kesahihan instrumen penelitian di mana berarti instrumen penelitian dapat mengukur apa yang hendak diukur (Notoadmojo, 2010). Satu butir instrumen penelitian dikatakan valid dan dapat mengukur variabel penelitian yang dimaksud jika nilai koefisien validitasnya diharapkan 0,7 atau lebih. Content validity dilakukan kepada orang yang dianggap ahli dibidangnya. Validitas dilakukan oleh ibu Diah Lestari Nasution, SST.M.Keb yang sebelumnya sudah dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan skor CVI (content validity indeks) nya adalah 0,8


(46)

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur keandalan instrumen penelitian, artinya seberapa sering pun instrumen yang sama digunakan pada sampel yang sama maka hasilnya akan tetap sama. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan alpha cronbach. Tes reliabilitasnya dengan menggunakan analisis item, yaitu masing-masing skor item dikorelasikan dengan skor totalnya dengan ketentuan apabila koefsien alpha mendekati angka 0,7 maka dinyatakan reliabel, instrumen penelitian ini dinyatakan reliabel dengan nilai alpha cronbach 0,8

G. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti setelah mendapat izin penelitian dari institusi pendidikan Program D IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara, Kemudian peneliti membawa surat permohonan izin penelitian kepada Kepala Dinas Kesehatan, kemudian peneliti mendapat surat balasan dari dinas kesehatan untuk diberikan kepada kepala puskesmas Helvetia. Setelah mendapat surat balasan dari dinas kesehatan, peneliti membawa surat izin penelitian untuk Puskesmas Helvetia Medan.

Peneliti langsung bertemu dengan Kepala Puskesmas dan memberikan penjelasan mengenai tujuan, manfaat dari penelitian yang akan dilakukan. Peneliti mulai melakukan pengumpulan data responden.

Langkah berikutnya peneliti membagikan kuisioner pada bidan yang memiliki praktek mandiri serta peneliti menjelaskan pada calon responden tentang tujuan, manfaat dan efek dari penelitian ini. Calon responden yang bersedia, diminta untuk menandatangani surat persetujuan. Setelah itu


(47)

responden yang bersedia, diminta mengisi kuisioner. Pada saat pengisian data dan kuisioner, responden diberikan waktu selama 15 menit. Pada saat responden melakukan pengisian kuisioner, peneliti melakukan observasi mengenai kepatuhan bidan dalam melaksanakan asuhan standar minimal pelayanan antenatal dengan cara menilai kelengkapan alat-alat yang ada di klinik bidan tersebut yang digunakan pada pemeriksaan antenatal. Setelah responden selesai menjawab seluruh kuisioner, peneliti terlebih dahulu memeriksa kelengkapan jawaban responden dan kemudian seluruh data disimpulkan untuk dianalisa.

H. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Setelah data dikumpulkan maka langkah selanjutnya adalah mengolah data yang terdiri dari beberapa langkah, yaitu:

a. Editing yaitu memeriksa data yang terkumpul apakah sudah terisi

secara sempurna atau belum untuk kemudian diperbaiki.

b. Coding yaitu memberi kode pada jawaban yang benar dan jawaban

yang salah.

c. Tabulating yaitu mentabulasi atau mengelompokkan data sesuai

dengan yang telah ditentukan kemudian dimasukkan ke dalam tabel. (Budiarto, 2002)

2. Analisa Data

Metode statistik untuk analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :


(48)

a. Analisa univariat

Analisa univariat adalah bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distirbusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel.

Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing-masing variabel independen, yaitu pengetahuan dan kepatuhan dan variabel dependen yaitu asuhan standar minimal pelayanan


(49)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan data hasil dan pembahasan mengenai tingkat kepatuhan bidan dalam melaksanakan asuhan standar minimal pelayanan antenatal di wilayah kerja Puskesmas Helvetia tahun 2014. Penyajian data hasil meliputi deskriptif karakteristik responden, pengetahuan bidan, dan kepatuhan bidan.

A. HASIL PENELITIAN

Setelah dilakukan penelitian mengenai kepatuhan bidan dalam melaksanakan asuhan standar minimal pelayanan antenatal di wilayah kerja Puskesmas Helvetia tahun 2014. Dengan jumlah responden yang diteliti sebanyak 35 orang. Maka hasil penelitian akan peneliti uraikan dalam bentuk analisa univariat. 1. Analisa Univariat

Analisa univariat ini bertujuan untuk mengetahui kepatuhan bidan dalam melaksanakan asuhan standar minimal pelayanan antenatal di wilayah kerja Puskesmas Helvetia tahun 2014. Berikut ini akan dijabarkan hasil penelitian peneliti mengenai hasil identifikasi karakteristik responden serta pengetahuan dan kepatuhan bidan dalam melaksanakan asuhan standar minimal pelayanan


(50)

a. Karakteristik responden

Karakteristik responden pada penelitian ini meliputi lama bekerja, lama bekerja dan pendidikan terakhir responden. Sampel penelitian ini yaitu bidan yang telah menyelesaikan pendidikan bidan dan telah bekerja. Karakteristik responden dikelompokkan kedalam 4 kelompok yaitu < 5 tahun, 6-10 tahun, 11-15 tahun dan > 15 tahun. Sedangkan pendidikan terakhir dikelompokkan kedalam 4 kelompok yaitu D1, D-III, D-IV, dan SKM. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.1

Distribusi frekuensi dan persentasi berdasarkan karakteristik responden di wilayah kerja Puskesmas Helvetia tahun 2014

Variabel Frekuensi (N) Persentasi (%)

Lama bekerja < 5tahun 6-10 tahun 11-15 tahun >15 tahun 3 6 10 16 8,57% 17,23% 28,5% 45,7% Pendidikan terakhir DI D-III D-IV SKM 0 32 2 1 0 91,4% 5,7% 2,9%


(51)

Berdasarkan tabel 5.1 dapat digambarkan bahwa mayoritas responden telah bekerja selama >15 tahun yaitu sebanyak 16 responden (45,7%). Sedangkan untuk pendidikan terakhir mayoritas responden dengan latar pendidikan DIII Kebidanan yaitu sebanyak 32 responden (91,4%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabl 5.1

Tabel 5.2

Distribusi frekuensi dan persentasi berdasarkan pengetahuan dalam melaksanakan suhan standar minimal pelayanan antenatal di wilayah kerja

Puskesmas Helvetia tahun 2014

Pengetahuan bidan Frekuensi (N)

Persentasi (%)

Baik Cukup Kurang

17 13 5

48,5% 37,3% 14,2%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel 5.2 diatas diperoleh hasil kepatuhan bidan dalam memberikan asuhan standar minimal pelayanan antenatal berdasarkan pengetahuan dimana mayoritas responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 17 responden (48,5%) . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 5.2


(52)

Tabel 5.3

Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan kuisioner pengetahuan bidan dalam melaksanakan asuhan standar minimal pelayanan antenatal di wilayah

kerja Puskesmas Helvetia tahun 2014

No Pertanyaan

n = 35 Pilihan Jawaban Benar Salah

F % F %

1 Ibu hamil harus ditimbang berat badannya 25 71,4 10 28,6

2 Penimbangan berat badan untuk mendeteksi……. 21 60 14 42,9

3 Pengukuran tekanan darah untuk mendeteksi….. 20 57,1 15 42,9

4 Pengukuran TFU untuk mencegah ruptur 24 68,5 11 31,5

5 Standar pengukuran TFU 24 68,5 11 31,5

6 Pengertian imunisasi TT 24 62,8 13 37,2

7 Ibu hamil dengan T5 tidak perlu diimunisasi lagi 26 74,2 9 25,8 8 Ibu hamil 5 bulan wajib mendapat imunisasi TT 26 74,2 9 25,8

9 Pemberian tablet zat besi 29 82,8 6 18,2

10 Pemberian tablet zat besi 90 tablet selama kehamilan 23 65,7 12 34,3 11 Hak dan kewajiban bidan menganjurkan tes PMS 26 74,2 9 25,8 12 Temu wicara hanya dilakukan pada trimester ke 3 19 54,2 16 45,8 Dari hasil penelitian distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan kuisioner pengetahuan bidan tentang standar asuhan minimal pelayanan antenatal didapatkan mayoritas responden menjawab benar pada pertanyaan nomor 9 yakni mengenai pemberian tablet zat besi yaitu sebanyak 29 responden (82,8%) dan mayoritas menjawab salah pada pertanyaan no 12 yakni tentang temu wicara sebanyak 16 responden (45,8%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.3


(53)

Tabel 5.4

Distribusi frekuensi dan persentasi berdasarkan kepatuhan bidan dalam melaksanakan asuhan standar minimal pelayanan antenatal di wilayah kerja

Puskesmas Helvetia tahun 2014

Kepatuhan bidan Frekuensi (N)

Persentasi (%)

Patuh

Cukup Patuh Tidak Patuh

10 13 12

28,5% 37,3% 34,2%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel 5.4 diatas diperoleh hasil kepatuhan bidan dalam memberikan asuhan standar minimalpelayanan antenatal berdasarkan kepatuhan didapatlkan mayoritas responden memiliki kepatuhan dengan kategori cukup patuh sebanyak 13 responden (37,3%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 5.4


(54)

Tabel 5.5

Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan kuisioner kepatuhan bidan tentang asuhan standar minimal pelayanan antenatal di wilayah kerja puskesmas

Helvetia tahun 2014

No Pertanyaan

n = 35 Pilihan Jawaban

Ya Tidak

F % F %

1 Penimbangan berat dan tinggi badan dengan alat

terstandar 18 51,4 17 48,6

2 Pengukuran tekanan darah dengan alat terstandar 22 62,8 13 37,2

3 Penukuran TFU dengan pita centimeter 25

71,4 10 28,6

4 Pengukuran lila dengan pita lila 20 57,1 15 42,9

5 Pengukuran panggul luar dengan jangka panggul 13 37,2 22 62,8

6 Pemeriksaan denyut jantung janin dengan dopler 28 80 7 20

7 Pemberian imunisasi TT sebanyak 2x selama……. 27 77,1 8 22,9 8 Pemberian tablet zat besi sebanyak 90 tablet 33 94,2 2 5,8

9 Menganjurkan melakukan tes PMS 14 40 21 60

10 Pemberian konseling 17 48,6 18 51,4

Dari hasil penelitian distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan kuisioner kepatuhan bidan tentang standar asuhan minimal pelayanan antenatal didapatkan mayoritas responden menjawab ya pada pertanyaan nomor 8 yakni mengenai pemberian tablet zat besi yaitu sebanyak 33 responden (94,2%) dan mayoritas menjawab tidak pada pertanyaan no 5 yakni mengenai pengukuran jangka panggul sebanyak 22 responden (62,8%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.5


(55)

B. PEMBAHASAN

Dari data hasil penelitian yang diperoleh, pembahasan untuk menjawab penelitian tentang kepatuhan bidan dalam memberikan asuhan standar minimal pelayanan antenatal di wilayah kerja Puskesmas Helvetia tahun 2014.

1. Kepatuhan bidan dalam memberikan asuhan standar minimal pelayanan

antenatal berdasarkan karakteristik bidan

Karakteristik bidan yang berupa lama bekerja dan pendidikan bisa berpengaruh secara langsung atau tidak langsung (secara langsung berpengaruh terhadap pengetahuan) namun bisa juga langsung berpengaruh terhadap praktik pemeriksaan kehamilan.

Lama bekerja mempunyai peranan penting dalam memperoleh pengetahuan karena semakin lama seseorang bekerja akan semakin memiliki pengalaman bekerja yang lebih banyak. Semakin banyak pengalaman seseorang maka akan semakin memiliki kompetensi yang lebih baik dalam memberikan pelayanan antenatal kepada ibu-ibu hamil.

Koentjaranningtrat berpendapat dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media massa dan sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan akan menghambat perkembangan dan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru. Menurut konsep Amerika, pendidikan diperlukan untuk memperoleh keterampilan yang dibutuhkan manusia dalam hidup bermasyarakat. Kondisi tingkat pendidikan dapat menentukan tingkat partisipasi bidan di dalam berperan


(56)

serta meningkatkan kesehatan masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat semakin tinggi tingkat perhatian terhadap masalah kesehatan bidan

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa mendatang. Hasil belajar tersebut adalah keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Sebab pada gilirannya pembangunan pendidikan adalah arti lain dari upaya untuk pembangunan nasional, dimana dari pendidikan yang tinggi akan diperoleh suatu masyarakat yang mempunyai pengetahuan lebih luas untuk melaksanakan pembangunan pembangunan nasional.

Bagi sebagian dewasa muda, terutama mereka yang kurang mempunyai pengalaman kerja dan bahkan belum pernah bekerja sering mengalami banyak kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang diembannya. Orang dewasa muda yang mempunyai cukup pengalaman kerja dapat memperoleh kepuasan lebih jauh sesuai dengan pekerjaan yang dipilih dibandingkan dengan mereka yang kurang mempunyai pengalaman. Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan dapat menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal.

Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ida Rukmawati bahwa ada hubungan yang signifikan antara karakteristik bidan dengan tingkat kepatuhan bidan dalam memberikan asuhan standar pelayanan

antenatal. Perhitungan analisis bivariat menghasilkan nilai koefisien korelasi Kendall’s tau sebesar 0,455 dengan nilai uji statistik Zhitung > Ztabel (3,534 >


(57)

1,96). Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik bidan di puskesmas Sidoharjo Kabupaten Sragen tentang pelayanan ANC dengan praktek pemeriksaan kehamilan sesuai standar minimal 7 T, dimana kekuatan hubungannya termasuk sedang dengan arah positif.

2. Kepatuhan bidan dalam memberikan asuhan standar minimal pelayanan antenatal berdasarkan pengetahuan bidan

Dari hasil distribusi frekuensi dan persentasi berdasarkan pengetahuan bidan dalam memberikan asuhan standar minimal menunjukkan bahwa dari 35 responden lebih banyak memiliki pengetahuan baik tentang pemberian asuhan standar minimal yaitu sebanyak 17 orang (48,5%) . Namun masih ada yang memiliki pengetahuan cukup baik yaitu sebanyak 13 orang (37,3%), dan yang memiliki pengetahuan kurang baik sebanyak 5 orang (14,2%)

Pengetahuan terjadi melalui pengindraan manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia dieroleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang motivasi atau faktor pendorong bagi seseorang.

Penelitian ini menemukan bahwa semakin baik pengetahuan seseorang bidan tentang antenatal care maka seorang bidan akan cenderung akan melaksanakan praktek kebidanan sesuai dengan standar minimal 7T. Pemenuhan asuhan standar minimal oleh bidan didasari oleh pengetahuan yang dia miliki. Hal ini terjadi karena memang pengetahuan memang merupakan salah satu aspek


(58)

psikis yang dapat menjadi motivasi atau faktor pendorong seseorang dalam melakukan sesuatu atau aktivitas.

Analisis ini sesuai dengan pendapat Soekanto (2001) bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pendidikan, informasi, budaya, pengalaman, dan sosial ekonomi. Secara deskriptif cukup baiknya tingkat pengetahuan tentang pelayanan ANC juga sejalan dengan praktek pemeriksaan kehamilan para bidan yang sebagian besar sudah sesuai dengan standar minimal 7 T (73,33%).

Tingkat pengetahuan sangat dapat mempengaruhi kepatuhan seseorang dalam memberikan asuhan minimal pada antenatal. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ida Rukmawati dimana perhitungan analisis bivariat menghasilkan nilai koefisien korelasi Kendall’s tau sebesar 0,455 dengan nilai uji statistik Zhitung > Ztabel (3,534 > 1,96). Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik bidan di puskesmas Sidoharjo Kabupaten Sragen tentang pelayanan ANC dengan praktek pemeriksaan kehamilan sesuai standar minimal 7 T, dimana kekuatan hubungannya termasuk sedang dengan arah positif. Penelitian ini menemukan bahwa semakin baik tingkat pengetahuan tentang pelayanan ANC maka seorang bidan cenderung akan melaksanakan praktek pemeriksaan kehamilan yang sesuai dengan standar minimal 7 T. Pemenuhan standar minimal 7 T oleh bidan didasari oleh pengetahuan yang dia miliki. Hal ini terjadi karena memang pengetahuan merupakan salah satu aspek psikis yang dapat menjadi motivasi atau faktor pendorong seseorang melakukan suatu perilaku atau aktifitas. Dengan


(59)

mengasumsikan profesionalitas maka seorang bidan didasari dengan pengetahuan yang dia miliki tentu akan berusaha untuk melaksanakan tugasnya paling tidak menurut aturan yang dia tahu.

Hal ini juga didukung oleh penelitian Ida Rumawati yang berjudul hubungan antar tingkat pengetahuan bidan dengan praktek pemeriksaan kehamilan sesuai standar minimal 7T di Puskesmas Sioarjo. Dimana dari peneltian ersebut didapatkan kekuatan atau keeratan hubungan antara tingkat pngetahuan tentang pelayanan ANC dengan praktek pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar minimal 7T adalah baik.

3. Kepatuhan bidan dalam memberikan asuhan standar minimal pelayanan

antenatal berdasarkan tingkat kepatuhan.

Dari hasil distribusi frekuensi dan persentasi berdasarkan kepatuhan bidan tentang pemberian asuhan standar minimal, menunjukkan bahwa dari 35 responden lebih banyak memiliki kepatuhan cukup sebanyak 13 orang (37,3%). Namun masih ada yang memiliki kepatuhan kurang sebanyak 12 orang (34,2%) dan yang patuh sebanyak 10 orang (28,5%)

Tingkat kepatuhan adalah pengukuran pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan. Perhitungan tingkat kepatuhan dapat dikontrol bahwa pelaksanan program telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan standart.

Banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan seseorang dalam melaksanakan asuhan standar minimal 7T. Hal ini sesuai dengan analisis


(60)

Lawrence Green (Notoatmojo, 2003) bahwa perilaku (khususnya dalam bidang kesehatan) ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor-faktor predisposisi (disposing factors), faktor pemungkin (enabling factors), dan faktor-faktor penguat (reinforcing factors). Kepatuhan sendiri termasuk faktor-faktor predisposisi. Penelitian ini juga menemukan bahwa kekuatan atau keeratan hubungan antara tingkat kepatuhan tentang pelayanan ANC dengan praktek pemeriksaan kehamilan sesuai standar minimal 7 T termasuk sedang. Hal ini berarti bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi seorang tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan antenatal, seperti pengetahuan yang termasuk ke dalam faktor predisposisi. Tingkat pengetahuan tentang pelayanan ANC bukan satu satunya faktor yang mempengaruhi praktek pemeriksaan kehamilan sesuai standar minimal 7 T. Masih cukup besar proporsi pengaruh dari faktor lain. Karakteristik bidan yang berupa umur, pendidikan, dan pengalaman (masa kerja) bisa berpengaruh secara tidak langsung (secara langsung berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan) namun bisa juga berpengaruh langsung terhadap praktek pemeriksaan kehamilan. Disamping itu ada juga beberapa faktor lain yang mungkin berpengaruh terhadap praktek pemeriksaan kehamilan antara lain keadaan sarana prasarana (misalnya ketersediaan dan kelengkapan alat) dan kondisi tertentu saat pemeriksaan kehamilan dilakukan.


(61)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran mengenai kepatuhan bidan dalam memberikan asuhan standar minimal pelayanan

antenatal di wilayah kerja Puskesmas Helvetia tahun 2014.

A. Kesimpulan

1.1Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja didapatkan mayoritas responden telah bekerja > 15 tahun sebanyak 16 orang (45,7%), 11-15 tahun sebanyak 10 orang (28,5%), 6-10 tahun sebanyak 6 orang (17,23%) dan minoritas responden dengan lama bekerja <5 tahun sebanyak 3 orang (8,57%)

1.2Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir, mayoritas responden dengan pendidikan terakhir D-III Kebidanan sebanyak 32 orang (91,4%), D-IV Kebidanan sebanyak 2 orang (5,8%), dan minoritas responden dengan pendidikan SKM sebanyak 1 orang (2,9%)

1.3Tingkat pengetahuan bidan terhadap pelaksanaan asuhan standar minimal pelayanan antenatal didapat mayoritas responden dengan pengetahuan baik sebanyak 17 orang (48,5%) dan minoritas responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 5 orang (14,2%)


(62)

1.4Tingkat kepatuhan bidan terhadap pelaksanaan asuhan standar minimal pelayanan antenatal didapat responden dengan kepatuhan cukup sebanyak 13 orang (37,3%), dan minoritas responden yang patuh yaitu sebanyak 10 orang (28,5%)

B. SARAN

1. Bagi Bidan

a. Diharapkan bidan menerapkan dan membuat catatan medik bidan di tempat mereka memberikan pelayanan antenatal kepada ibu-ibu hamil. b. Diharapkan bidan mengoptimalkan maternal outcome dan fetal outcome

yang lebih berkualitas

c. Diharapkan bidan lebih meningkatkan kepatuhan mereka didalam memberikan pelayanan antenatal sesuai dengan catatan medik yang telah disusun sesuai dengan asuhan standar minimal pelayanan antenatal. 2. Bagi Pendidikan Kebidanan

Diharapkan institusi pendidikan kebidanan untuk menyusun silabus mata kuliah yang mempelajari tentang penerapan dan pembuatan catatan medik sehingga mahasiswa kebidanan sudah mengetahui dan terbiasa membuat catatan medik bidan.

3. Organisasi Profesi

a. Mensosialisasikan catatan medik bidan yang sesuai dengan asuhan standar pelayanan antenatal yang berlaku.


(63)

b. Diharapkan organisasi ikatan bidan Indonesia untuk tetap memberikan informasi mengenai standar pelayanan kebidanan dalam asuhan standar antenatal untuk lebih meningkatkan pengetahuan bidan dalam pelayanan kebidanan terutama dalam ruang lingkup antenatal.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian yang lebih mendalam lagi tentang hubungan kepatuhan bidan dalam memberikan asuhan minimal pelayanan antenatal dengan penurunan angka kematian ibu dan bayi.


(64)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: PT. Rineka Cipta

Azwar S, 2013. Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Azwar M.C, 2005. Hubungan Kualitas Pemeriksaan Antenatal Care dengan Kematian

Perinatal

Dewi, Vivian N., Tri, 2011. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan, Jakarta: Salemba Medica

Dharma, 2005. Kinerja Falsafah Teori dan Penerapannya. Jakarta

Hidayat AA, 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika

Karyawati, dkk, 2011. Asuhan Kebidanan V. Jakarta: CV Trans Info Media

Kusmiyati, Yuni dkk, 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya

Mitayani, 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medica

Mochtar R., 1998. Sinopsis Obstectric Jilid 1 Edisi Ke 2. Jakarta: EGC

Mudfila, 2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta: Mitra Cendikia Off Set


(65)

Soepardan S, 2008. Konsep Kebidanan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Swanburg R, 2006. Pengantar Kepemimpinan Manajeman dan Perawat Klinis. Jakarta: EGC

Rauf N.I., Amir M.Y., Balqis, 2013. Faktor-faktor yang berhubungan dengan

pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care di Puskesmas Minasa Upa Kota Makassar tahun 2013

Rostiati E, 2013. Evaluasi Kinerja Bidan Puskesmas dan Pelayanan Antenatal Care

(ANC) di kecamatan Banjarsari Kota Surakarta. Perpus. UNS.ac.id

Rukiyah, Ai Y dkk, 2009. Asuhan Kebidanan (kehamilan). Jakarta: CV Trans Info Media


(66)

(67)

(68)

(69)

(70)

(71)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Dengan Hormat,

Nama saya Ira Novrista Damanik, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Kepatuhan bidan dalam melaksanakan asuhan standar minimal pelayanan

antenatal di wilayah kerja puskesmas Helvetia tahun 2014".

Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan

pendidikan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian dengan persyaratan yang berlaku dan mempunyai kualifikasi agar mendapatkan lisensi untuk praktek kebidanan (Sofyan, 2006, hlm 125)

Bidan adalah salah satu tenaga kesehatan. Sebagai tenaga profesional, bidan memikul tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya. Seorang bidan harus dapat

mempertahankan tanggung jawabnya bila terjadi gugatan terhadap tindakan yang dilakukannya.

Dalam perkembangan pelayanan antenatal di Indonesia, ternyata belum menunjukkan hasil yang menurunkan angka kematian ibu (AKI), dalam mendeteksi fakor resiko dan kasus resiko tinggi. Sebenarya bidan memiliki peran penting dalam mencegah dan menangani setiap kondisi yang mengancam jiwa ini melalui beberapa intervensi yang merupakan komponen penting dalam pelayanan antenatal seperti mngukur tekanan darah,memeriksa tanda-tanda awal perdarahan/infeksi, maupun deteksi dan penanganan awal terhadap anemia. Pelayanan antenatal sangat penting


(72)

dalam mengurangi angka kematian ibu dan bayi jika dilakukan sesuai dengan standar pelayanan antenatal. Maka emberi layanan kesehatan harus emahami status kesehatan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kepatuhan bidan dalam melaksanakan asuhan standar minimal pelayanan antenatal di wilayah kerja puskesmas Helvetia. Kami akan memberikan kuisioner kepada ibu/sdri tentang

a. Data demografi seperti lama bekerja dan pendidikan responden b. Kuisioer yang berisi tentng pertanyaan pengetahuan dan pernyataaan

kepatuhan bidan

Partisipasi ibu/sdri bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini ibu/sdri tidak dikenakan biaya apapun. Bila ibu/sdri membutuhkan

penjelasan, maka dapat menghubungi saya:

Nama : Ira Novrista Damanik

No hp : 082165400889

Terimakasih saya ucapkan kepada saudari yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan saudari dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Medan, 2014

Peneliti


(73)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(INFORMED CONSENT)

No. Responden :

Umur :

Alamat :

Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang “kepatuhan bidan dalam melaksanakan asuhan standar minimal pelayanan antenatal di wilayah kerja puskemas Helvetia tahun 2014”

Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikian surat pernyataan ini untuk dapat digunakan seperlunya.

Medan, 2014


(74)

INSTRUMEN PENELITIAN

“Kepatuhan Bidan Dalam Melaksanakan Asuhan Standar Minimal

Pelayanan Antenatal di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia

Tahun 2014”

A. Data Demografi Responden

Petunjuk Pengisian

Berilah tanda checklist pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda

∆ Kode Responden : ∆ Pendidikan terakhir : ∆ Lama bekerja :


(75)

B. Pengetahuan bidan

NO. Pernyataan YA TIDAK SKOR

1 Setiap melakukan kunjungan antenatal, ibu hamil harus ditimbang berat badannya.

2 Penimbangan berat badan pada setiap kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan petumbuhan janin.

3 Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi pada kehamilan.

4 Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mencegah ruptur sewaktu persalinan.

5 Standar pengukuran tinggi fundus uteri adalah dengan menggunakan perhitungan jari bukan dengan menggunakan pita centimeter.

6 m Imunisai TT adalah imunisasi yang diberikan kepada ibu hamil untuk memberi kekebalan tubuh terhadap infeksi virus cytomegalovirus.

7 Setiap Ibu hamil dengan status T5 tidak perlu diberikan imunisasi TT lagi.

8 Imunisasi TT disuntikkan pada ibu hamil dengan usia kehamilan 5 bulan.

9 Pemberian tablet zat besi adalah kebijakan program pelayanan antenatal dalam upaya untuk menurunkan angka kematian bayi. 10 Setiap ibu hamil harus mendapatkan tablet zat

besi (Fe) minimal 90 tablet selama masa kehamilan.

11 Bidan memiliki hak dan kewajiban untuk menganjurkan setiap ibu hamil melakukan pemeriksaan PMS jika didapatkan kecurigaan terhadap adanya resiko IMS(infeksi menular seksual)

12 Temu wicara hanya dilakukan pada


(76)

C. Kepatuhan Bidan

NO. Pernyataan YA TIDAK SKOR

1 Apakah setiap ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilannya ditimbang berat badannya dengan menggunakan timbangan yang telah terstandar (alat penimbang yang memiliki 2 fungsi yaitu sebagai alat penimbang berat badan dan mengukur tinggi badan)?

2 Apakah setiap ibu hamil yang datang

memeriksakan kehamilannya diukur tekanan darahnya dengan menggunakan tensi air raksa?

3 Apakah setiap ibu hamil yang datang

memeriksakan kehamilannya dilakukan pengukuran tinggi fundus uteri dengan menggunakan pita centimeter?

4 Apakah setiap ibu hamil yang datang untuk melakukan pemeriksaan antenatal dilakukan pengukuran lingkar lengan atas dengan menggunakan pita lila?

5 Apakah setiap ibu yang datang memeriksakan kehamilannya diukur lingkar panggulnya dengan menggunakan pelvimetri (jangka panggul)?

6 Apakah setiap ibu yang melakukan kunjungan kehamilan dilakukan pemeriksaan denyut jantung janin dengan menggunakan alat seperti monoral atau dopler?

7 Apakah setiap ibu hamil yang datang untuk melakukan kunjungan antenatal mendapatkan imunisasi Tetanus Toksoid sebanyak 2x selama kehamilannya untuk mencegah bayi mengalami tetanus neonatorum?

8 Apakah setiap ibu hamil yang datang untuk melakukan kunjungan antenatal diberikan tablet zat besi sebanyak 90 tablet selama kehamilannya untuk mencegah terjadinya anemia atau defisiensi zat besi?

9 Apakah setiap ibu hamil yang datang untuk melakukan kunjungan antenatal disarankan untuk melakukan pemeriksaan infeksi menular jika didapatkan kecurigaan adanya resiko


(77)

tersebut

10 Apakah setiap ibu hamil yang datang untuk melakukan kunjungan antenatal selalu diberikan konseling atau temu wicara untuk menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan kehamilannya?


(78)

JAWABAN

A. PENGETAHUAN

1.Benar 2Benar 3.Benar 4.Salah 5.Salah 6.Salah 7.Benar 8.Salah 9.Salah 10.Benar 11.Benar 12.Salah


(79)

(80)

FREKUENSI STATISTIK FREKUENSI

Statistis pendidikan pendidikan

N Valid 35

Missin

g 0

pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid D III 32 91,4 91,4 91,4

D IV 2 5,7 5,7 97,1

SKM 1 2,9 2,9 100,0

Total 35 100,0 100,0

FREKUENSI

Statistis lama bekerja

lama bekerja

N Valid 35

Missin

g 0

Lama bekerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid < 5 tahun 3 8,6 8,6 8,6

6-10

tahun 6 17,1 17,1 25,7

11-15

tahun 10 28,6 28,6 54,3

> 15

tahun 16 45,7 45,7 100,0


(81)

FREKUENSI

Statistis lama pengetahuan

pengetahua n

N Valid 35

Missin

g 0

pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kurang 5 14,3 14,3 14,3

cukup 13 37,1 37,1 51,4

baik 17 48,6 48,6 100,0

Total 35 100,0 100,0

FREKUENSI

Statistis lama kepatuhan

kepatuhan

N Valid 35

Missin

g 0

kepatuhan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak

patuh 12 34,3 34,3 34,3

Cukup 13 37,1 37,1 71,4

Patuh 10 28,6 28,6 100,0


(82)

(83)

(84)

RIWAYAT HIDUP

1. Identitas Diri

Nama : Ira Novrista Damanik

Tempat / tanggal lahir : Pematang Siantar / 25 September 1990

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Viyata Yudha No 35 Pematang Siantar

Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri 122394 Pematang Siantar ( 1996-2002) 2. SMP Negeri 2 Pematang Siantar ( 2002-2005) 3. SMA Negeri 4 Pematang Siantar (2005-2008 )

4. Poltekes Kemenkes Medan (2008-2011)

2. Identitas Orang Tua

Ayah : Salmon Damanik

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil

Alamat : Jl. Viyata Yudha No 35 Pematang Siantar

Ibu : Mariati Situmorang

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil


(1)

(2)

FREKUENSI STATISTIK

FREKUENSI

Statistis pendidikan

pendidikan

N Valid 35

Missin

g 0

pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid D III 32 91,4 91,4 91,4

D IV 2 5,7 5,7 97,1

SKM 1 2,9 2,9 100,0

Total 35 100,0 100,0

FREKUENSI

Statistis lama bekerja

lama bekerja

N Valid 35

Missin

g 0

Lama bekerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid < 5 tahun 3 8,6 8,6 8,6

6-10

tahun 6 17,1 17,1 25,7

11-15

tahun 10 28,6 28,6 54,3

> 15

tahun 16 45,7 45,7 100,0


(3)

FREKUENSI

Statistis lama pengetahuan

pengetahua n

N Valid 35

Missin

g 0

pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kurang 5 14,3 14,3 14,3

cukup 13 37,1 37,1 51,4

baik 17 48,6 48,6 100,0

Total 35 100,0 100,0

FREKUENSI

Statistis lama kepatuhan

kepatuhan

N Valid 35

Missin

g 0

kepatuhan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak

patuh 12 34,3 34,3 34,3

Cukup 13 37,1 37,1 71,4

Patuh 10 28,6 28,6 100,0


(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

1.

Identitas Diri

Nama

: Ira Novrista Damanik

Tempat / tanggal lahir

: Pematang Siantar / 25 September 1990

Agama

: Kristen Protestan

Alamat

: Jl. Viyata Yudha No 35 Pematang Siantar

Riwayat Pendidikan

: 1. SD Negeri 122394 Pematang Siantar ( 1996-2002)

2. SMP Negeri 2 Pematang Siantar ( 2002-2005)

3. SMA Negeri 4 Pematang Siantar (2005-2008 )

4. Poltekes Kemenkes Medan (2008-2011)

2.

Identitas Orang Tua

Ayah

: Salmon Damanik

Pekerjaan

: Pegawai Negeri Sipil

Alamat

: Jl. Viyata Yudha No 35 Pematang Siantar

Ibu

: Mariati Situmorang

Pekerjaan

: Pegawai Negeri Sipil