yang akan dikaji. Film ini diadaptasi dari cerita rakyat Tiongkok, yang diceritakan dari mulut ke mulut di kota Hangzhou, Zhejiang. Film ini disutradarai oleh
Ching Siu-tung
atau lebih dikenal dengan nama Tony Ching, sineas yang melakukan debutnya kala menyutradarai
A Chinese Ghost Story di tahun 1987. Film ini
disuguhkan dengan efek CGI yang membuat sesuatu yang mustahil menjadi mungkin. Namun kekuatan dalam film yang diputar pertama kali di Festival Film
Venice pada 3 September 2011 ini tidak terletak pada efek visualnya, melainkan pada cerita legenda di mana kisah film ini didasarkan.
2.1.2. Mitologi
Mitologi adalah ilmu tentang penjelasan orang tak ilmiah tentang apa yang kita sebut dengan “Otherworld”, yaitu dunia lain dengan penghuninya yang
memiliki kebiasaan dan tindakan yang misterius Japardi, 2008: 48. Mitos itu sendiri adalah sesuatu yang menyangkut keyakinan, bukan rasio atau akal. Dalam
hal menciptakan anggapan, mitos terkadang melampaui batas-batas yang dapat dijangkau akal kita. Bahkan dalam masyarakat modern sekalipun, mitos dianggap
sebagai faktor terkuat dalam memberikan sugesti terhadap perkiraan kita. Mitos tidak selalu harus berhubungan dengan hal-hal gaib atau supranatural.
Sebab secara umum, mitos adalah sesuatu yang turut serta membangun paradigma dan persepsi kita terhadap sesuatu. Mitos lahir dari anggapan umum yang semakin
lama semakin banyak diyakini. Mitos tumbuh dari banyak atau tidaknya keyakinan dalam diri seseorang.
Cerita film The Sorcerer and The White Snake yang menjadi objek kajian dalam penelitian ini merupakan adaptasi kisah legendaris dari negeri China yang
bermula dari Dinasti Song bagian selatan; Legend of the White Snake, mengenai cinta terlarang antara seorang pria sederhana baik hati dengan siluman ular yang
mengambil bentuk sebagai wanita cantik. Bagi penonton di negeri China, kisah ini setara dengan kisah Romeo and Juliet. Kisah legenda siluman ular putih dalam
mitologi Cina merupakan sebuah kisah yang cukup populer, banyak versi cerita yang akhirnya memperkaya cerita ini. Di tanah air sendiri kisah siluman ular putih
pernah ditayangkan dalam versi televisi dan sempat menjadi tontonan favorit pada tahun 1990-an. Film ini benar-benar mendeskripsikan sebuah dunia mitologi
legenda kuno Cina dan dikemas dengan genre action fantasy. Beberapa detail kota dan pemandangan alam yang indah semakin membuat takjub dengan film ini.
2.1.3. Tokoh dan Penokohan
Salah satu unsur intrinsik yang mendukung keberhasilan karya sastra adalah tokoh dan penokohan. Tokoh adalah komponen yang penting dalam cerita.
Apabila tokoh tidak ada, sulit menggolongkan sebuah karya sastra ke dalam karya sastra naratif karena tindakan para tokoh menyebabkan terjadinya konflik dan
menjadi penentu perkembangan alur. Tokoh adalah figur yang dikenai dan sekaligus mengenai tindakan
psikologi, atau disebut “eksekutor” dalam sastra. Jutaan rasa akan hadir lewat tokoh. Dalam sebuah film atau drama tokoh memegang peranan yang sangat
penting, namun tak lepas dari itu, tokoh dalam sebuah film memegang peranan
yang berbeda-beda. Ada tokoh yang penting ada pula tokoh tambahan. Seorang tokoh memiliki peranan penting dalam cerita disebut dengan tokoh inti atau tokoh
utama. Sedangkan tokoh yang memiliki peranan hanya melengkapi, melayani, mendukung pelaku utama disebut tokoh pembantu, Aminuddin dalam Wahyudi
Siswanto, 2008: 152. Relevansi tokoh dan penokohan harus dilihat dalam kaitannya dengan
berbagai unsur yang lain dan peranannya dalam pengembangan keseluruhan cerita. Tokoh memang unsur yang terpenting dalam karya fiksi. Walau
bagaimanapun, penokohan masih terikat oleh unsur-unsur yang lain. Jalinan dan bentuk keterkaitan ditinjau secara implisit. Jika tokoh cerita berkaitan dengan
unsur-unsur lain dalam karya sastra dan membentuk keutuhan yang artistik, tokoh mempunyai bentuk relevansi dengan keseluruhan cerita.
Semi, Atar dalam Wicaksono 2014: 181 menyatakan bahwa tokoh dalam cerita ada bermacam-macam jika ditinjau dari keterlibatan dalam keseluruhan
cerita, tokoh dibedakan menjadi dua, yakni tokoh sentral tokoh utama dan tokoh periferal tokoh tambahan. Dalam penelitan ini, tokoh yang akan dikaji adalah
tokoh utama. Penokohan dalam sebuah cerita harus dapat digambarkan dengan jelas. Sehingga apa yang diucapkan, apa yang diperbuat, apa yang dipikirkan, dan
apa yang dirasakan harus dapat betul-betul menggambarkan watak dari tokohnya.
2.1.4. Tokoh Utama