Perilaku Mekanik Akibat Beban Tekan Statik

15

2.8.4 Pasir

Pasir merupakan material yang penting dalam pembuatan suatu produk bangunan. Senyawa pembentuk pasir adalah silikon dioksida, tetapi di beberapa pantai tropis dan subtropis umumnya dibentuk dari batu kapur. Hanya beberapa tanaman yang dapat tumbuh diatas pasir, karena ronggarongganya yang besar. Pasir memiliki warna sesuai dengan asal pembentukanya. Pasir juga penting untuk bahan bangunan bila dicampur Semen [1].

2.8.5 Air

Air merupakan bahan pembuat beton yang sangat penting namun harganya paling murah. Air diperlukan untuk bereaksi dengan semen sehingga terjadi reaksi kimia yang menyebabkan pengikatan dan berlangsungnya proses pengerasan pada beton, serta untuk menjadi bahan pelumas antara butir-butir agregat agar mudah dikerjakan dan dipadatkan. Untuk bereaksi dengan semen, air hanya diperlukan 25 dari berat semen saja. Selain itu, air juga digunakan untuk perawatan beton dengan cara pembasahan setelah dicor [1].

2.9 Perilaku Mekanik Akibat Beban Tekan Statik

Perilaku mekanik dapat didefinisikan sebagai suatu reaksi yang timbul akibat dari adanya suatu aksi atau gangguan. Sebagai contoh salah satu gangguan yang diberikan terhadap suatu material adalah gaya, dan respon yang ditimbulkan akibat gaya yang diberikan tersebut adalah berupa tegangan, regangan, retak, patah, dan lain-lainnya. Respon yang dihasilkan tentunya dapat memberikan informasi mengenai sifat dan kerakteristik suatu material tersebut [8]. Penyelidikan respon statik suatu material atau struktur merupakan rangkaian kegiatan dalam mempelajari perubahan bentuk dan kerusakan akibat pembebanan tertentu terhadap material uji sesuai SNI 03-0691-1996 dengan ukuran ketebalan paving block adalah 60mm . Kegiatan tersebut merupakan tindakan dasar untuk menanggulangi terjadinya kegagalan material dalam aplikasi teknik. Salah satu kegiatan yang paling dasar adalah melakukan pengujian Universitas Sumatera Utara 16 dengan pembebanan tertentu terhadap sejumlah sampel. Setelah respon material secara kualitatif diperoleh dari hasil pengujian atau data yang tersedia, maka kesempatan untuk berhasil dalam mendesain suatu struktur tertentu dapat dievaluasi [8]. Perilaku mekanik yang terjadi terhadap concrete foam dapat dilihat melalui kurva tegangan dan regangan. Kurva tersebut memberi informasi yang khas untuk setiap jenis pembebanan. Untuk beban statik aksial, tipikal kurva tegangan-regangan ditunjukkan pada Gambar 2.5. Disepanjang garis kurva terdapat tiga tingkat respon, yaitu: perilaku elastis linear-elastic respon, plastisitas plateau, dan densification yang ditandai dengan peningkatan tegangan yang sangat cepat [8]. Gambar 2.5 Tipikal Kurva Respon Tegangan-Regangan Akibat Beban Tekan Statik Aksial [16]. Pada fasa pertama linear-elastic resp on tegangan bertambah secara linear dengan perubahan bentuk dan regangan yang terjadi. Fasa kedua plateau adalah karakteristik yang ditandai dengan perubahan bentuk yang kontinu pada tegangan yang relatif konstan yang dikenal dengan stress atau collapse plateau . Dan fasa ketiga deformasi adalah densifikasi, dimana tegangan stress meningkat tajam dan foam mulai merespon dengan pemadatan solid. Universitas Sumatera Utara 17 Pada fasa ini struktur sel material foam mengalami kegagalan dan deformasi, selanjutnya menerima penekanan dari material foam padat tersebut. Mekanisme yang dikaitkan dengan collapse plateau adalah berbeda-beda tergantung pada sifat dinding sel [16]. Untuk foam yang fleksibel, collapse plateau terjadi karena tekuk elastik elastic buckling dari dinding sel. Untuk kekakuan dan kegetasan foam , plastic yield dan brittle crushing dinding sel adalah mekanisme utama kegagalan yang berulang-ulang. Secara skematis, pengujian beban tekan statik diilustrasikan pada Gambar 2.6. Gambar 2.6 Diagram Uji Tekan Statik Ketika diberikan beban F pada permukaan penampang suatu material, maka akan terjadi penekanan compression , tarikan tension , dan kegagalan failure yakni sampai material itu mengalami retakan atau patah. Kekuatan tekan dari suatu material dapat ditentukan dengan persamaan 2.1. �’� = � � … … … … . . … … … … … … … … … … . . . Universitas Sumatera Utara 18 dimana: f’c = Kuat Tekan Mpa P = Beban tekan N A = Luas penampang yang dikenai beban tekan mm 2

2.10 Porositas Pada Beton