Jenis Data Teknik Pengumpulan Data Jadwal Penelitian Tabel 3.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Adapun yang menjadi kriteria sampel yang digunakan, antara lain: 1. perusahaan tersebut adalah perusahaan yang bergerak pada bidang manufaktur dan terdaftar di BEI tahun 2006-2007. 2. perusahaan-perusahaan tersebut memperoleh laba pada tahun 2006–2007. 3. perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan diaudit selama tahun 2006-2007. 4. perusahaan tersebut tercatat pada Indonesian Capital Market Directory ICMD 2008. 5. Perusahaan tersebut memiliki data tentang piutang dan persediaan yang lengkap dari tahun 2006-2007. berdasarkan kriteria tersebut diperoleh sampel sebanyak 104 perusahaan yang dapat dilihat pada lampiran i.

C. Jenis Data

Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Menurut Umar 2003:60, ”data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain”. Data tersebut diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory ICMD 2008 Data yang diambil adalah data laporan laba rugi dan neraca perusahaan pada tahun 2006-2007. Menurut sifatnya data dalam penelitian ini termasuk dalam data kuantitatif. Menurut Priyatno 2008:8, “Data kuantitatif adalah data yang berupa angka atau besaran tertentu yang sifatnya pasti.” Universitas Sumatera Utara

D. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, Pengumpulan data dilakukan dilakukan dengan dua tahap, tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka, yaitu melalui buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pada tahap kedua, pengumpulan data sekunder diperoleh dari media internet dengan cara mendownload melalui situs www.idx.co.id untuk memperoleh data mengenai laporan keuangan yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

E. Definisi operasional dan Pengukuran Variabel 1. Definisi Operasional

Menurut Jogiyanto 2004 : 62, “ Defenisi operasional adalah menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasonalisasikan di dalam riset.” Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen yaitu perputaran piutang dan perputaran persediaan, dan variabel dependen dalam penelitian ini yaitu rentabilitas ekonomis yang diukur melalui Return On Investment ROI. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Konsep variabel Sub Variabel Indikator Skala Perputaran piutang X 1 pengukuran aktivitas dari piutang perusahaan - Piutang Rasio Perputaran persediaan X 2 barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali - Persediaan Rasio Rentabilitas Ekonomis Y salah satu bentuk dari profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan - Return On Investment ROI = Profit Margin × Net Operating Income Rasio Sumber: peneliti, 2009 1. Perputaran piutang variabel X 1 Perputaran piutang merupakan ratio antara penjualan kredit terhadap rata-rata piutang. Pengukuran terhadap variabel perputaran piutang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : Rata-rata piutang dihitung dengan cara menjumlahkan persediaan awal dan persediaan akhir kemudian dibagi dua. Universitas Sumatera Utara 2. Perputaran persediaan variabel X 2 Perputaran persediaan merupakan rasio antara penjualan bersih terhadap rata- rata persediaan. Pengukuran terhadap variabel perputaran persediaan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : Rata-rata persediaan dihitung dengan cara menjumlahkan persediaan awal dan persediaan akhir kemudiaan dibagi dua. 3. Rentabilitas Ekonomis variabel Y Rentabilitas ekonomis yang diukur melalui Return On Investment ROI menunjukkan perkalian antara Profit Margin dengan Net Operating Income. Pengukuran terhadap Return On Investment ROI dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : ROI = Profit Margin × Net Operating Income

2. Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan adalah: a. Variabel Independen bebas Variabel independen menurut Sugiyono 2005:33 adalah “variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya”, variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perputaran piutang dan perputaran persediaan. Universitas Sumatera Utara b. Variabel dependen terikat Variabel dependen menurut Sugiyono 2005:33 adalah “variabel yang dipengaruhi atau terikat oleh variabel independen”. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah rentabilitas ekonomi yang diukur melalui Return On Investment ROI.

F. Metode Analisis Data 1. Pengujian Asumsi Klasik

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini model analisis regresi berganda dengan menggunakan bantuan software SPSS for windows v.16. Penggunaan metode analisis regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak. Pengujian asumsi tersebut meliputi: a. uji normalitas data Menurut Priyatno 2008:28, “uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak.” Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan uji kolmogorov-smirnov dan desain grafik. Menurut Priyatno 2008:28 pedoman pengambilan keputusan untuk data yang mendekati atau telah terdistribusi secara normal antara lain: 1 apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas 0,05, maka distribusi data normal, Universitas Sumatera Utara 2 apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas 0,05, maka distribusi data tidak normal. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya. b. uji multikolinearitas Menurut Priyatno 2008:31, “uji ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinaertas, yaitu adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi.”. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat VIF antar variabel independen dan nilai tolerance. Menurut ghozali 2005, pada umumnya jika VIF lebih besar dari 10, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya. c. uji autokorelasi Menurut Priyatno 2008:47, “uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antar residual pada satu pengamatan dengan pengamatan yang lain pada model regresi.” Metode regresi yang baik tidak terdapat autokorelasi. Pengujian ini menggunakan uji Durbin Watson. Menurut Sunyoto 2009:91, Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1 angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif 2 angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi 3 angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. d. uji heterokedastisitas Menurut Priyatno 2008:41, “uji ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan heterokedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi.” Model regresi yang baik adalah terjadi homokedatisitas. Deteksi ada tidaknya gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada gambar scatterplot. Jika membentuk pola tertentu maka telah terjadi gejala heterokedastisitas.

2. Pengujian Hipotesis

Hipotesis diuji dengan analisis regresi linear berganda untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi yang digunakan, yaitu : Dimana : Y = Return On Investment ROI a = Konstanta X 1 = Perputaran piutang X 2 = Perputaran persediaan Universitas Sumatera Utara b 1, b 2, = Koefisien regresi e = Variabel pengganggu Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan t-test dan F-test a. uji signifikansi parsial t-test Pengujian t-test digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dengan ketentuan sebagai berikut: H diterima dan H 1 ditolak jika t hitung t tabel untuk α = 5 H 1 diterima dan H ditolak jika t hitung t tabel untuk α = 5 b. uji signifikansi simultan F-test Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dengan ketentuan sebagai berikut: H diterima dan H 1 ditolak jika F hitung F tabel untuk α = 5 H 1 diterima dan H ditolak jika F hitung F tabel untuk α = 5 Universitas Sumatera Utara

G. Jadwal Penelitian Tabel 3.2

Jadwal penelitian Tahapan penelitian Jadwal Penelitian Oktober November Desember Januari Penyelesaian proposal skripsi Pengajuan proposal skripsi Bimbingan proposal skripsi Seminar Proposal skripsi Bimbingan dan penulisan skripsi Penyelesian skripsi Sumber: Peneliti, 2009. Keterangan dari tabel jadwal penelitian: 1. Proposal skripsi dibuat dari tanggal 20 Oktober 2009 – 7 November 2009 2. Proposal skripsi diajukan tanggal 9 November 2009 3. Bimbingan proposal skripsi tanggal 18 November 2009 4. Seminar proposal skripsi tanggal 25 November 2009. 5. Penulisan skripsi tanggal 30 November 2009 – 27 Januari 2010 Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian 1. Data Penelitian

Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan- perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Daftar emiten yang telah ditentukan ada sebanyak 104 perusahaan yang dapat dilihat pada lampiran ii.

2. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata serta standar deviasi data yang digunakan dalam penelitian. Tabel 4.1 Sumber: output SPSS, Diolah Peneliti, 2009 30 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa: a. variabel ROI Y memiliki sampel N sebanyak 208, dengan nilai minimum terkecil 0,11, nilai maksimum terbesar 37,22, dan mean nilai rata-rata 6,2447. Standar deviation simpangan baku variabel ini adalah 6,37998. b. variabel perputaran piutang X 1 memiliki sampel N sebanyak 208, dengan nilai minimum terkecil 0,29, nilai maksimum terbesar 362,41, dan mean nilai rata-rata 12,4783. Standar deviation simpangan baku variabel ini adalah 31,74572. c. variabel perputaran persediaan X 2 memiliki sampel N sebanyak 208, dengan nilai minimum terkecil 0,16, nilai maksimum terbesar 591,47, dan mean nilai rata-rata 11,2218. Standar deviation simpangan baku variabel ini adalah 41,47137 d. Jumlah sampel yang ada sebanyak 208, dimana setahunnya 104.

3. Pengujian Asumsi Klasik

Salah satu syarat yang menjadi dasar penggunaan modal regresi linear berganda dengan metode estimasi Ordinary Least Square OLS adalah dipenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian bersifat tidak bias dan efisien Best Linear Unbiased Estimator BLUE. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program statistik. Menurut Ghozali 2005:123 asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah: a. berdistribusi normal. b. non-multikolineritas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna. Universitas Sumatera Utara c. non-autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling berkorelasi. d. homokedastisitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama.

a. Uji Normalitas

Uji data statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov dilakukan untuk mengetahui apakah data sudah terdistribusi secara normal atau tidak, Santoso 2002:34 memberikan pedoman pengambilan keputusan untuk data yang mendekati atau telah terdistribusi secara normal. 1 apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas 0,05, maka distribusi data normal, 2 apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas 0,05, maka distribusi data tidak normal. Hasil uji normalitas dengan menggunakan model Kolmogorov –Smirnov, grafik histogram dan normal probability plot adalah seperti yang ditampilkan berikut ini: Gambar 4.1 Uji Normalitas data 1 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Uji Normalitas data 2 Tabel 4.2 Uji Normalitas data 3 Sumber: output SPSS, diolah Peneliti,2009 Berdasarkan hasil uji statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov seperti yang terdapat dalam tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai Asymp.Sig.2 tailed Kolmogorov-Smirnov adalah 0.00, karena 0,00 0,05. Ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Erlina 2008:104 yaitu: Universitas Sumatera Utara 1 lakukan transformasi data ke bentuk lainnya, 2 lakukan trimming, yaitu membuang data outlier, 3 lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu. Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, peneliti melakukan transformasi data ke model logaritma natural Ln yaitu dari persamaan ROI = f Perputaran piutang, Perputaran persediaan menjadi LN_ROI = f LN_Perputaran piutang, LN_Perputaran persediaan. Setelah itu, data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas. Hasil uji normalitas setelah dilakuk an transformasi data yang tidak normal tersebut dapat dilihat pada grafik histogram, normal probability plot, dan tabel Kolmogorov-Smirnov Test berikut ini: Gambar 4.3 Uji Normalitas data 4 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4 Uji Normalitas data 5 Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan desain grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya. Dari grafik histogram dan normal probability plot pada gambar 4.3 dan gambar 4.4 di atas terlihat bahwa setelah dilakukan transformasi data menggunakan LN, grafik histogram memperlihatkan pola distribusi yang normal, dan grafik P-P Plot memperlihatkan titik-titik menyebar di sekitar atau mengikuti arah garis diagonal yang menunjukkan pola distribusi normal. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Uji Normalitas data 6 Sumber: Output SPSS, diolah peneliti,2009 Bila nilai signifikan 0.05 berarti distribusi data tidak normal. Sebaliknya bila nilai signifikan 0.05 berarti distribusi data normal. Berdasarkan hasil uji statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov seperti yang terdapat dalam tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai Asymp.Sig.2 tailed Kolmogorov-Smirnov adalah 0.066, karena 0,066 0,05. Universitas Sumatera Utara

b. Uji multikolinearitas

Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat dilihat dari: 1 nilai tolerance dan lawannya, 2 variance Inflation Factor VIF Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF = 1 tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah dengan VIF 10 Ghozali, 2005. Tabel 4.4 Hasil Uji multikolinearitas Sumber: Output SPSS, diolah Peneliti,2009 Berdasarkan tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya multikolinearitas. Hal ini bisa dilihat dengan membandingkan dengan nilai tolerance dan VIF. Masing-masing variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai tolerance yang lebih besar dari 0,01 yaitu 0,993. Jika dilihat dari VIF-nya, bahwa masing-masing variabel bebas lebih kecil dari 10 yaitu sebesar 1,007. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam variabel bebasnya. Universitas Sumatera Utara

c. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada perode t-1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dalam autokorelasi diantaranya adalah dengan uji Durbin-Watson. Namun secara umum dapat diambil patokan sebagai berikut: 1 Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif 2 Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi 3 Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Sumber: Output SPSS, diolah peneliti,2009 Tabel 4.5 menunjukkan hasil autokorelasi variabel penelitian. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh bahwa tidak terjadi autokorelasi antar kesalahan pengganggu antar periode. Hal ini dilihat dari nilai Durbin-Watson D - W sebesar 1,228. Angka tersebut berada diantara -2 dan +2, artinya bahwa angka DW lebih besar dari -2 dan lebih kecil dari +2 -2 1,228 +2. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif maupun negatif. Universitas Sumatera Utara

d. Uji Heterokedastisitas

Ghozali 2005:105 menyatakan, “uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika variance dari satu pengamatan ke pangamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas”. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusan menurut Ghozali 2005:105 adalah sebagai berikut: 1 jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengidikasikan telah terjadi heterokedastisitas. 2 jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi gejala heterokedastisitas atau tidak dengan cara mengamati penyebaran titik-titik pada grafik. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas Sumber: Output SPSS, diolah peneliti,2009 Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dengan tidak adanya pola yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas sehingga model ini layak dipakai untuk mengetahui pengaruh terhadap rentabilitas ekonomis pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan masukan variabel independen yaitu perputaran piutang dan perputaran persediaan. Universitas Sumatera Utara

4. Analisis Regresi

Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang telah dilakukan di atas, dapat disimpulkan bahwa model regersi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimator BLUE dan layak untuk dilakukan analisis statistik selanjutnya, yaitu melakukan pengujian hipotesis. Adapun hasil pengolahan data dengan analisis regresi adalah sebagai berikut: Tabel 4.6 Koefisien Regresi Sumber: Output SPSS, diolah peneliti, 2009 Berdasarkan tabel koefisien regresi diatas, pada kolom unstandardized coefficients bagian B diperoleh model persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y = 0,180 + 0,165 X 1 + 0,407 X 2 + e Dimana: Y = Return On Investment ROI X 1 = Perputaran piutang X 2 = Perputaran persediaan e = Tingkat kesalahan pengganggu Universitas Sumatera Utara Pada unstandardized coefficients, diperoleh nilai a, b 1 , b 2 , sebagai berikut: • nilai B Constant a = 0,180 = konstanta Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada nilai variabel bebas yaitu perputaran piutang dan perputaran persediaan, maka perubahan nilai rentabilitas ekonomis yang dilihat dari nilai Y tetap sebesar 0,180. • nilai b 1 = 0,165 = perputaran piutang Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan perputaran piutang sebesar 1 satuan, maka perubahan rentabilitas ekonomis yang dilihat dari nilai Y akan bertambah sebesar 0,165 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. • nilai b 2 = 0,407 = perputaran persediaan Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan perputaran persediaan sebesar 1 satuan, maka perubahan rentabilitas ekonomis yang dilihat dari nilai Y akan bertambah sebesar 0,407 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. Universitas Sumatera Utara

5. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program statistik, maka diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.7 Sumber: Output SPSS, diolah peneliti, 2009 Pada model summary di atas, dapat dilihat hasil analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan nilai R sebesar 0,290 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara rentabilitas ekonomis variabel dependen dengan perputaran piutang dan perputaran persediaan variabel independen mempunyai hubungan yang kecil atau tidak erat yaitu sebesar 29 . Jika angka R berada diantara 0,2 dan 0,4 maka hubungan antar variabel independen dengan variabel dependennya kecil atau tidak erat. Nilai adjusted R square sebesar 0,075 atau 7,5 mengindikasikan bahwa variasi dari kedua variabel independen hanya mampu menjelaskan variasi variabel dependen sebesar 7,5 dan sisanya 92,5 100 - 7,5 dijelaskan oleh faktor- faktor lain, misalnya jumlah kas, jumlah hutang, aktiva tetap dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara Pengujian hipotesis secara statistik dilakukan dengan menggunakan:

a. uji t t-test

Uji t dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial individu. Dalam uji t digunakan hipotesis sebagai berikut: H :b 1 ,b 2 = 0, artinya perputaran piutang dan perputaran persediaan secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomis pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. H 1 :b 1 ,b 2 ≠ 0, artinya perputaran piutang dan perputaran persediaan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomis pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Kriteria: H diterima dan H 1 ditolak jika t hitung t tabel untuk α = 5 H 1 diterima dan H ditolak jika t hitung t tabel untuk α = 5 Tabel 4.8 Uji Statistik t Sumber: Output SPSS, diolah peneliti, 2009 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil pengujian statistik t pada tabel 4.8 dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 Pengaruh perputaran piutang terhadap rentabilitas ekonomis • Nilai signifikansi = 0,114 menunjukkan bahwa nilai Sig. untuk uji t individual parsial lebih besar dari 0,05. Hal ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang membandingkan antara t hitung dengan t tabel yaitu perputaran piutang secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas ekonomis pada tingkat kepercayaan 95 . • Variabel pengaruh perputaran piutang memiliki t hitung 1,588 dengan nilai signifikansi 0,114 0,05. Dengan menggunakan tabel t, diperoleh t tabel sebesar 1,971. Hal ini menunjukkan t hitung t tabel 1,588 1,971, yang berarti bahwa H diterima dan H 1 ditolak artinya perputaran piutang secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomis pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. 2 Pengaruh perputaran persediaan terhadap rentabilitas ekonomis • Nilai signifikansi = 0,00 menunjukkan bahwa nilai Sig. untuk uji t individual parsial lebih kecil dari 0,05. Hal ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang membandingkan antara t hitung dengan t tabel yaitu perputaran persediaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas ekonomis pada tingkat kepercayaan 95 . • Variabel pengaruh perputaran persediaan memiliki t hitung 3,896 dengan nilai signifikansi 0,00 0,05. Dengan menggunakan tabel t , diperoleh Universitas Sumatera Utara t tabel sebesar 1,971. Hal ini menunjukkan t hitung t tabel 3,896 1,971, yang berarti bahwa H 1 diterima dan H ditolak artinya perputaran persediaan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomis pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

b. Uji F ANOVA

Uji F ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dalam uji F digunakan hipotesis sebagai berikut: H : b 1 ,b 2 = 0, artinya perputaran piutang dan perputaran persediaan secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomis pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. H 1 : b 1 ,b 2 ≠ 0, artinya perputaran piutang dan perputaran persediaan secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomis pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Kriteria: H diterima dan H 1 ditolak jika F hitung F tabel untuk α = 5 H 1 diterima dan H ditolak jika F hitung F tabel untuk α = 5 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9 Hasil Uji F Sumber: Output SPSS, diolah peneliti, 2009 Hasil uji F yang ditampilkan dalam tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai F hitung adalah 9,427 dengan tingkat signifikansi 0,00 0,05. Dengan mengunakan tabel F diperoleh nilai F tabel sebesar 3,039. Hal ini menunjukkan bahwa nilai F hitung F tabel yang berarti bahwa H 1 diterima dan H ditolak, artinya variabel bebas perputaran piutang dan perputaran persediaan secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomis pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan secara statistik dengan menggunakan program SPSS ver 16.0 maka dapat dilihat bahwa perputaran piutang dan perputaran persediaan mempunyai hubungan yang lemah terhadap rentabilitas ekonomis. Kesimpulan tersebut didasarkan pada hasil analisis koefisien korelasi antara perputaran piutang dan perputaran persediaan dengan rentabilitas ekonomis dengan R sebesar 0,29 yang dapat dilihat pada table 4.7 Universitas Sumatera Utara yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antar variabel rentabilitas ekonomis dengan varibel independennya yaitu perputaran piutang dan perputaran persediaan adalah hubungan yang positif. Hal tersebut menunjukkan apabila nilai perputaran piutang dan perputaran persediaan mengalami peningkatan maka nilai rentabilitas ekonomis akan mengalami sedikit peningkatan. Begitu juga sebaliknya, jika perputaran piutang dan perputaran persediaan mengalami penurunan maka nilai rentabilitas ekonomis akan mengalami sedikit penurunan. Sementara hasil analisis koefisien determinasi Adjusted R square dengan nilai 0.075 yang berarti 7,5 variasi dari rentabilitas ekonomis dijelaskan oleh variasi dari variabel independen yaiu perputaran piutang dan perputaran persediaan, sedangkan sisanya 92,5 dijelaskan oleh variasi atau faktor lainnya, seperti jumlah kas, jumlah hutang, aktiva tetap, dan lain-lain. Maka dalam hal ini dapat dikatakan bahwa perputaran piutang dan perputaran persediaan hanya memberi pengaruh yang kecil terhadap rentabilitas ekonomis. Berdasarkan hasil analisis regresi maka diketahui bahwa koefisien regresi sebesar 0,165 untuk perputaran piutang dan 0,407 untuk perputaran persediaan dan konstanta sebesar 0,180. Dengan demikian persamaan regresi yang mencerminkan bentuk hubungan kedua variabel tersebut adalah Y = 0,180 + 0,165 X 1 + 0,407 X 2 + e. Koefisien Regresi sebesar 0,165 berarti peningkatan setiap satu kali pada variabel X 1 perputaran piutang akan menyebabkan kenaikan pada variabel Y rentabilitas ekonomis sebesar 0,165 begitu juga sebaliknya. Koefisien Regresi sebesar 0,407 berarti peningkatan setiap satu kali pada variabel X 2 perputaran persediaan akan menyebabkan kenaikan pada Universitas Sumatera Utara variabel Y rentabilitas ekonomis sebesar 0,407, Sedangkan nilai sebesar 0,180 mencerminkan konstanta yang berarti jika nilai perputaran piutang dan perputaran persediaan variabel X ada pada nilai nol X=0 maka nilai rentabilitas ekonomis variabel Y adalah sebesar 0,180. Perputaran piutang secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomis pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian yang menunjukkan bahwa t hitung t tabel 1,588 1,971, yang berarti bahwa H diterima dan H 1 ditolak artinya perputaran piutang secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomis pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Perputaran persediaan secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomis pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian yang menunjukkan bahwa t hitung t tabel 3,896 1,971, yang berarti bahwa H 1 diterima dan H ditolak artinya perputaran persediaan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomis pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Perputaran piutang dan perputaran persediaan secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomis pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian yang menunjukkan bahwa F hitung F tabel yang berarti bahwa H 1 diterima dan H ditolak, artinya variabel bebas perputaran piutang dan perputaran persediaan Universitas Sumatera Utara secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomis pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

18 94 84

Pengaruh Perputaran Piutang dan Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Dagang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

15 110 86

Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 55 78

Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 38 81

ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA,PERPUTARAN TOTAL AKTIVA DAN PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP TINGKAT RENTABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 3 23

PENGARUH MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

4 3 106

PENGARUH MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

2 3 118

BAB II - Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 2 19

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMIS PADA PERUSAHAAN DAGANG YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 2 11

PENGARUH MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 2 25