Perumusan masalah Manfaat Penelitian Kegiatan Posyandu

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009. USU Repository ©2009 Menurut data dari Kantor Kelurahan Perdagangan pada akhir Desember tahun 2006 jumlah balita sebanyak 9615 orang, jumlah balita ditimbang D sebanyak 7272 orang, K = 8368, N = 6231. Untuk mengetahui tingkat keikutsertaan masyarakat pada pelaksanaan kegiatan posyandu dan pencapaian program pada bulan Desember tahun 2006 peran serta masyarakat ke Posyandu berdasarkan angka DS ditimbang sebesar 75,6, keberhasilan program ND 85, liputan program KS 87, dan pencapaian program NS 65. Untuk laporan jumlah balita S pada bulan Desember tahun 2007 yaitu 6340 orang, D = 3832, K = 5115 dan N = 3247, sedangkan tingkat keikutsertaan masyarakat pada pelaksanaan kegiatan posyandu dan pencapaian program pada bulan Desember tahun 2007, peran serta masyarakat ke Posyandu DS 60,4, keberhasilan program ND 84,7, liputan program KS 80,6, dan pencapaian program NS 51,2. Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa di Kelurahan Perdagangan peran serta masyarakat khususnya ibu-ibu dan tingkat pencapaian program terjadi penurunan, oleh karena itu penulis tertarik untuk mengetahui keaktifan ibu ke posyandu dan pola pertumbuhan balita di wilayah kerja Posyandu Kelurahan Perdagangan I.

1.2. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis membuat perumusan masalah yaitu bagaimana keaktifan ibu ke posyandu dan pola pertumbuhan balita di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2007.

1.3. Tujuan Penelitian

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009. USU Repository ©2009

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat keaktifan ibu ke posyandu dan pola pertumbuhan balita di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2007.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik ibu balita berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan. 2. Untuk mengetahui tingkat keaktifan ibu balita di Posyandu Kelurahan Perdagangan I. 3. Untuk mengetahui pola pertumbuhan balita berdasarkan umur dan berat badan.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Kepala Puskesmas dan tenaga kesehatan di Puskesmas dapat di manfaatkan sebagai bahan masukan untuk lebih meningkatkan pelayanan di Posyandu. 2. Bagi kader di posyandu agar lebih meningkatkan penyuluhan dalam melayani ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita. 3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009. USU Repository ©2009 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Balita dan Pertumbuhan 2.1.1. Pengertian Balita Balita adalah anak dibawah usia lima tahun. Tidak termasuk bayi, karena bayi mempunyai peraturan makanan khusus. Jelasnya anak balita adalah kelompok usia 1- 5 tahun. Kelompok ini dipisahkan antara 1-3 tahun dan kelompok 3-5 tahun Irianto, 2004.

2.1.2. Pengertian Pertumbuhan

Pertambahan berat badan adalah untuk mengetahui kenaikan berat badan bayi- bayi lahir rendah BBLR dan lamanya perawatan sampai berat badan 2.500 gram dengan pemberian minuman yang adekuat. Pertumbuhan adalah berkembangnya ukuran berbagai organ tubuh. Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat gram, pound, kilogram, ukuran panjang cm, meter, umur tulang dan keseimbangan metabolik atau retensi kalsium dan nitrogen tubuh. Dengan kata lain pertumbuhan Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009. USU Repository ©2009 adalah bertambahnya jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur. Sehubungan dengan pertumbuhan, maka dapat dilakukan dengan pengukuran berat badan menurut umur balita dengan Kartu Menuju Sehat KMS Soetjiningsih, 2001. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik anatomi dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi bertambah banyak, sel-sel organ tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel. Jadi pertumbuhan lebih ditekankan pada pertumbuhan ukuran fisik seseorang, yaitu menjadi lebih besar atau lebih matang bentuknya serta pertambahan ukuran berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala Nursalam, 2005. Proses pertumbuhan dan perkembangan setiap individu cukup bervariasi Popiha dan Old 1987 yang dikutip Akbar, 2001 membagi masa kanak-kanak dalam 5 lima tahap : 1. Masa prenatal, yaitu diawali dari masa konsepsi sampai masa lahir. 2. Masa bayi dan tatih, yaitu saat usia 18 bulan pertama kehidupan merupakan masa bayi, diatas usia 18 bulan sampai dengan tiga tahun merupakan masa tatih. Saat tatih inilah anak-anak menuju pada penguasaan bahasa dan motorik serta kemandirian. 3. Masa kanak-kanak pertama yaitu rentang usia 3-6 tahun, masa ini dikenal juga masa prasekolah. Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009. USU Repository ©2009 4. Masa kanak-kanak kedua yaitu usia 6-12 tahun dikenal pula sebagai masa sekolah. Anak-anak telah mampu menerima pendidikan formal dan menyerap berbagai hal yang ada dilingkungannya. 5. Masa remaja yaitu rentang usia 12-18 tahun. Saat ini anak mencari identitas dirinya dan banyak menghabiskan waktunya dengan teman sebayanya serta berupaya lepas dari kungkungan orang tua.

2.1.3. Teknik Pemantauan Pertumbuhan

Pemantauan pertumbuhan dapat dilakukan dengan menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan secara teratur pada waktu tertentu sehingga normal tidaknya pertumbuhan anak dapat diketahui Sulistijani, 2001. Terpenuhinya kebutuhan gizi anak akan menentukan laju tumbuh kembang tubuh anak. Manifestasi dan adanya hambatan pertumbuhan adalah menjadi tidak sesuainya berat badan anak dengan usianya. Dengan membandingkan berat badan yang sama pada waktu KMS dapat dketahui ada tidaknya hambatan pertumbuhan Moehji, 2003. Pertumbuhan balita dapat juga diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil penimbangan dicatat di KMS Kartu Menuju Sehat, dan dihubungkan antara titik berat badan pada KMS dari hasil penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini. Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik pertumbuhan anak.

A. Kartu Menuju Sehat

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009. USU Repository ©2009 Pertumbuhan balita dapat juga diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil penimbangan dicatat di KMS Kartu Menuju Sehat, dan dihubungkan antara titik berat badan pada KMS dari hasil penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini. Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat, berat badannya akan selalu naik, mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya Depkes RI, 1999. Kartu Menuju Sehat KMS adalah suatu kartualat sederhana dan murah, penting digunakan untuk memantau pertumbuhan badan balita. KMS yang ada untuk saat ini yaitu kartu yang memuat grafik pertumbuhan serta indikator perkembangan yang bermanfaat untuk mencatat dan memantau tumbuh kembang balita setiap bulannya dari sejak lahir sampai berusia 5 lima tahun Nursalam, 2005. Tujuan penggunaan KMS yaitu : a. Sebagai alat bantu bagi ibu untuk memantau pertumbuhan yang optimal b. Sebagai alat bantu dalam menentukan tindakan yang diperlukan untuk mewujudkan tumbuh kembang yang optimal c. Mengatasi malnutrisi di masyarakat secara efektif dengan peningkatan pertumbuhan yang memadai. Fungsi KMS Balita sebagai berikut : a. Sebagai media mencatat riwayat kesehatan balita secara lengkap. b. Sebagai media penyuluhan bagi ibu mengenai kesehatan balita. Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009. USU Repository ©2009 c. Sebagai sarana pemantauan yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi terbaik bagi balita. Pada kartu tersebut terdapat grafik dengan latar belakang mulai hijau, hijau muda, kekuningan, kuning, jingga dan merah. Apabila hasil penimbangan balita dibandingkan dengan umur berada dalam grafik dengan latar belakang kuning, maka area warna merah atau berada di Bawah garis Merah BGM maka termasuk gizi buruk http:www.gizi.netpedoman-gizidownloadKMSbaganrev.doc . Setelah dilakukan hasil pengukuran terhadap pertumbuhan badan pada balita didapat hasil sebagai berikut : Pertumbuhan dan perkembangan normal 1. Pertumbuhan anak dikatakan normal apabila grafik berat badan anak berada pada jalur berwarna hijau pada kalender balita KMS atau sedikit diatasnya. 2. Pertumbuhan tidak normal Pertumbuhan anak mengalami penyimpangan apabila grafik berat badan anak berada jauh diatas warna hijau atau berada dibawah jalur hijau, khususnya pada jalur merah. Dan keterangan diatas dapat dihasilkan dari pertumbuhan Berat Badan. 4. Apabila pada pengukuran arah garis meningkat mengikuti arah kurva berarti pertumbuhan anak baik. 5. Apabila pada pengukuran arah garis mendatar berarti pertumbuhan kurang baik sehingga anak memerlukan perhatian khusus. Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009. USU Repository ©2009 6. Apabila pada pengukuran arah garis menurun berarti anak memerlukan tindakan segera. Dapat dijelaskan bahwa pertumbuhan anak baik apabila mengikuti arah lengkungan kurva Nursalam, 2005.

B. Berat Badan

Berat badan merupakan salah satu tolak ukur untuk mementukan tingkat kesehatan anak. Oleh karena itu setiap bayi yang lahir pasti akan ditimbang. Berat badan akan menggambarkan komposisi tubuh bayi secara keseluruhan mulai dari kepala, leher, dada, perut, tangan dan kaki. Berat badan yang memenuhi pola standar berarti dipastikan bayi dalam pertumbuhan yang sehat. Diharapkan bagi ibu-ibu untuk rutin menimbangkan bayinya setiap bulan, agar dipastikan bayi dalam keadaan sehat. Jika berat badan bayi kurang dari kisaran pola standar, makanan yang diberikan harus ditambah, baik jumlah maupun kandungan gizinya untuk anak umur 4-6 bulan keatas. Selain itu orang tua harus waspada terhadap kondisi kesehatan buah hatinya. Dengan memantau perkembangan berat badan, diharapkan orang tua dapat mendeteksi sedini mungkin gangguan-gangguan yang mungkin diderita anak Widyastuti, 2001. Berat badan juga merupakan salah satu ukuran antropometri yang terpenting karena dipakai untuk memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur Nursalam, 2005. Cara memantau pertumbuhan balita menurut berat badan Soetjiningsih, 2001 : Umur Berat Badan 5 bulan 2 kali BB lahir 1 tahun 3 kali BB lahir Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009. USU Repository ©2009 2 tahun 4 kali BB lahir Rumus Berat Badan adalah = 8 + 2 n kg. Keterangan : n = ...... jumlah umur dalam tahun.

C. Panjang Badan

Dalam tahun pertama panjang badan bayi bertambah 25 cm, sehingga anak paa umur 1 tahun menjadi 75 cm. Kemudian kecepatan pertumbuhan berkurang, sehingga setelah umur 2 tahun kecepatan panjang badan kira-kira 5 cm per tahun. Perkiraan panjang badan menurut umur : - 1 tahun = 1 ½ x panjang lahir - 4 tahun = 2 x panjang lahir - 6 tahun = 1 ½ x panjang umur 1 tahun Soetjiningsih, 2001.

2.1.4. Ciri-Ciri Pertumbuhan

Pertumbuhan anak yang sudah dimulai sejak konsepsi sampai dewasa itu mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu Soetjiningsih, 1998 : 1. Pertumbuhan adalah proses yang kontinu sejak konsepsi sampai maturitasdewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. 2. Dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau masa perlambatan, serta laju pertumbuhan yang berlainan di antara organ-organ. Terdapat 3 periode pertumbuhan cepat yaitu pada masa janin; masa bayi 0-1 tahun dan masa pubertas. Sedangkan pertumbuhan organ-organ tubuh mengikuti empat pola yaitu pola umum, limfoid, neural dan reproduksi. 3. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi kecepatannya berbeda antara anak satu dengan yang lainnya. Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009. USU Repository ©2009 4. Perkembangan erat kaitannya dengan maturasi sistem susunan syaraf, contoh : tidak ada latihan yang dapat menyebabkan anak dapat berjalan sampai sistem saraf siap untuk itu, tetapi adanya kesempatan praktik akan menghambat kemampuan itu. 5. Aktivitas seluruh organ tubuh diganti respons individu yang khas. Contoh, bayi akan menggerakkan seluruh tubuhnya, tangan dan kakinya kalau melihat sesuatu yang menarik tetapi anak itu yang lebih besar reaksinya hanya tertawa atau meraih benda tersebut.

2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Balita

Menurut Jellife 1989 yang dikutip Soetjiningsih 2001, pertumbuhan adalah peningkatan secara bertahap dari tubuh, organ dan jaringan dari masa konsepsi sampai remaja. Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap pertumbuhan anak yaitu Soetjiningsih, 2001 :

2.2.1. Faktor Genetik

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009. USU Repository ©2009 yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intesitas dan kecepatan pembelahan., derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang.Termasuk faktor genetik lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor genetik ini, sedangkan di negara yang sedang berkembang gangguan pertumbuhan selain diakibatkan oleh faktor genetik juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal, bahkan kedua faktor dapat menyebabkan kematian anak-anak sebelum usia balita.

2.2.2. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya, sebagai contoh lingkungan tempat tinggal: bayi yang tinggal ditempat yang udaranya sejuk cukup oksigen dapat melakukan proses pembakaran dengan lebih baik dibandingkan dengan bayi yang dapat ditangkap secara tepat selanjutnya diupayakan keadaan yang nyaman bagi bayi kita Widyastuti, 2001.

2.2.3. Pengaruh Gizi

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009. USU Repository ©2009 Pertumbuhan anak memerlukan lebih banyak zat gizi dari pada orang dewasa. Pada masyarakat yang menjalani kekurangan gizi ringan dan berat pada situasi infeksi yang tinggi umumnya dijumpai angka kematian yang tinggi pada anak-anak dibawah umur empat tahun dan bayi. Seorang anak yang sehat dan normal akan tumbuh sesuai dengan potensi genetik yang dimilikinya. Tetapi pertumbuhan ini juga akan dipengaruhi oleh intake zat gizi yang dikonsumsi dalam bentuk makanan. Kekurangan atau kelebihan zat gizi akan dimanifestasikan dalam bentuk pertumbuhan yang menyimpang dari pola standart.Suhardjo, 2003. Proses pertumbuhan dapat dilihat dari status gizi, jika seseorang mempunyai status gizi yang buruk, hal tersebut menggambarkan pertumbuhan yang buruk. Almatsier, 2001.

2.2.4. Pendapatan Keluarga

Pendapatan keluarga adalah jumlah uang yang dihasilkan dan jumlah yang akan dikeluarkan untuk membiayai keperluan rumah tangga selama satu bulan Azwar, 2000. Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer maupun sekunder Soetjiningsih, 2001.

2.3. Posyandu Pos Pelayanan Terpadu

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009. USU Repository ©2009

2.3.1. Pengertian Posyandu

Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan mayarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan tehnis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Yang dimaksud dengan nilai strategi untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini yaitu dalam meningkatkan mutu manusia dimasa mendatang dan akibat dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3 tiga intervensi Sembiring, 2004, yaitu : 1. Pembinaan kelangsungan hidup anak Child Survival yang ditujukan untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia balita. 2. Pembinaan perkembangan anak Child Development yang ditujukan untuk membina tumbuhkembang anak secara sempurna, baik fisik maupun mental sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh. 3. Pembinaan kemampuan kerja Employment yang dimaksud untuk memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara. Posyandu merupakan salah satu bentuk kegiatan dari Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa LKMD, dimana masyarakat antara lain melalui kader-kader yang terlatih dibidang kesehatan menyelenggarakan 5 lima program prioritas secara terpadu pada suatu tempat dan waktu yang telah ditentukan dengan bantuan Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009. USU Repository ©2009 pelayanan dari petugas Puskesmas, bagi jenis pelayanan dimana masyarakat tidak mampu memberikan sendiri Depkes RI, 1986. Agar kegiatan posyandu merupakan kegiatan warga masyarakat setempat maka kader dan pemuka masyarakat berperan untuk menumbuhkan kesadaran semua warga agar menyadari bahwa Posyandu adalah milik warga. Pemerintah khususnya petugas kesehatan hanya berperan membantu Azwar, 2002.

2.3.2. Tujuan Penyelenggara Posyandu

Secara umum tujuan penyelenggara posyandu adalah sebagai berikut Depkes RI, 2006 : 1. Mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi AKB, anak balita dan angka kelahiran 2. Mempercepat penurunan AKI Angka Kematian Ibu , ibu hamil dan ibu nifas 3. Mempercepat diterimanya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera NKKBS 4. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang sesuai kebutuhan 5. Meningkatkan daya jangkau pelayanan kesehatan. Sasaran dalam pelayanan kesehatan di Posyandu adalah bayi usia kurang dari 1 tahun anak balita usia 1-5 tahun, ibu hamil, ibu menyusui dan wanita PUS pasangan usia subur. Ada 5 lima kegiatan yang dilakukan di Posyandu, yang sekaligus masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan antara lain mencakup: kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana KB, imunisasi, peningkatan gizi dan penanggulangan diare Depkes RI, 1986.

2.3.3. Manfaat Posyandu

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009. USU Repository ©2009 Manfaat Posyandu meliputi : 1. Bagi Masyarakat Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB. 2. Bagi Kader Pengurus posyandu dan tokoh masyarakat mendapatkan informasi terdahulu tentang upaya kesehatan yang terkait dengan penurunan AKI dan AKB. 3. Bagi Puskesmas Optimalisasi fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan kesehatan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama. 4. Bagi Sektor Lain a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah sektor terkait, utamanya yang terkait dengan upaya penurunan AKI dan AKB sesuai kondisi setempat b. Meningkatkan efesiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuai dengan terpoksi masing-masing sektor Wikipedia, 2007. 2.4. Program Posyandu 2.4.1. Keluarga Berencana KB Pemerintah dalam rangka mengupayakan kesejahteraan masyarakat selain melalui pembangunan dalam bidang ekonomi, pembangunan fisik maka upaya yang tidak kalah penting adalah melalui pertumbuhan penduduk supaya tidak berlebihan. Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009. USU Repository ©2009 Upaya yang menyangkut pertumbuhan penduduk tersebut adalah melalui program keluarga berencana. Keluarga Berencana adalah perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan terjadi pada waktu yang diinginkan. Jarak antara kelahiran diperjarang untuk membina kesehatan bagi keluarga. Keberhasilan KB harus diikuti dengan penurunan angka kematian bayi dan anak balita atau ibu keluarga atau sebaliknya, untuk itu maka perlu adanya upaya peningkatan pelestarian pemakaian alat kontrasepsi yang efektif serta pengayoman medis terhadap penderita. Dalam pelayanan Keluarga berencana di posyandu antara lain : pembagian pil KB atau kondom, suntikan KB, konsultasi KB, alat kontrasepsi dalam rahim dan imflan susuk Depkes RI, 1990.

2.4.2. Kesehatan Ibu dan Anak KIA

Bahwa salah satu hal yang penting untuk mendukung keberhasilan melahirkan bayi yang sehat adalah seorang ibu yang sehat di waktu kehamilannya. Bayi yang akan lahir dari seorang ibu ditumbuhkan oleh gizi di dalam rahim. Zat gizi tersebut diambil dari bagian lain tubuh ibu melalui tali pusat. Bila ibu hamil kurang makan, maka bayi yang akan dilahirkan kecil dan lemah karena itu kesehatan ibu amatlah penting. Didalam program posyandu dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak yaitu pemberian pil tambah darah ibu hamil, pemberian imunisasi tetanus toxoid TT, Imunisasi, penimbangan balita, pemberian oralit dan pemberian makanan tambahan PMT Depkes RI, 2006. Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009. USU Repository ©2009 Untuk melihat pertumbuhan anak, maka menimbang anak setiap bulan sangatlah perlu. Pertumbuhan anak tersebut dapat dilihat dengan menggunakan kartu menuju sehat Marpaung, 1989.

2.4.3. Pelayanan Gizi

Tujuan pelayanan gizi yang utama adalah untuk menurunkan angka Kurang Kalori Protein KKP dan kebutaan karena kekurangn vitamin A pada balita, serta anemia gizi pada ibu hamil. Tujuan ini dapat dicapai secara lebih efektif dan efisien dengan jalan memadukan kegiatan-kegiatan penyuluhan gizi, pelayanan kesehatan dasar dan keluarga berencana di posyandu. Dengan demikian sasaran pelayanan gizi di posyandu adalah bayi, anak balita, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur PUS. Pelayanan gizi di Posyandu meliputi : pemantauan pertumbuhan melalui penimbangan berat badan balita, pendistribusian kapsul vitamin A, zat besi Fe, pemberian larutan oralit, penyuluhan gizi dan pemberian makanan tambahan Depkes RI, 1990.

2.4.4. Imunisasi

Imunisasi balita berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Anak diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Tingkat kekebalan terhadap penyakit tertentu belum tentu kebal terhadap penyakit lain. Imunisasi didapatkan oleh anak melalui pemberian vaksin secara sengaja. Imunisasi yang diberikan terdiri dari imunisasi BCG untuk mencegah penyakit TBC Tubercolosis, imunisasi DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis dan tetanus, Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009. USU Repository ©2009 imunisasi Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan, imunisasi Campak untuk mencegah penyakit campak dan imunisasi Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis Direktorat Bina Gizi Masyarakat, 1999. Setiap anak sebelum umur 1 tahun harus mendapatkan imunisasi lengkap. Imunisasi yang diberikan pada waktu kegiatan di Posyandu antara lain BCG, DPT I, II, III, Polio I, II, III,IV, Campak pada umur 9 bulan dan Hepatitis B Depkes RI, 1990. Menurut program Departemen Kesehatan RI 1996, pemberian imunisasi lengkap kepada balita yaitu vaksin BCG satu kali, DPT tiga kali, Polio empat kali, Campak satu kali dan Hepatitis B tiga kali.

2.4.5. Penanggulangan Diare

Menurut Depkes RI, 1999 Diare mencret adalah buang air besar dengan frekuensi yang tidak normal dan konsistensinya lebih lembek atau cair. Diare dapat terjadi secara perlahan-lahan, bertahap, tiba-tiba dan perkembangannya cepat sekali. Diare adalah penyebab utama kematian balita. Penanggulangan diare dapat dilakukan dengan : memberikan oralit, bila oralit tidak ada membuat larutan gula garam, asi dan makanan terus diberikan kepada anak seperti biasa.

2.5. Kegiatan Posyandu

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009. USU Repository ©2009 Adapun kegiatan posyandu dilakukan oleh kader yang terlatih dan diadakan setiap sebulan sekali pelaksanaan dengan ”Pola Lima Meja” sebagai berikut Depkes RI, 2000: Meja 1 : Mendaftarkan balita, ibu hamil dan ibu menyusui Mendaftarkan balita ke dalam formulir pencatatan balita. Bila anak sudah punya KMS, berarti bulan lalu anak sudah ditimbang. Maka KMS-nya diminta. Namanya dicatat pada secarik kertas dan diselipkan di KMS, kemudian ibu balita diminta membawa anaknya menuju tempat penimbangan Meja 2 : Penimbangan balita Kader harus menyiapkan dacin dan anak ditimbang. Hasil penimbangan berat anak dicatat pada secarik kertas, dan diselipkan ke dalam KMS. Selesai ditimbang anak dipersilahkan ke meja 3 bersama ibunya, untuk dicatat hasil penimbangannya. Meja 3 : Mencatat hasil penimbangan Mencatat dan memindahkan hasil penimbangan anak dari secarik kertas ke KMS-nya. Meja 4 : Penyuluhan Program Penyuluhan harus diberikan oleh kader yang didampingi petugas kesehatan untuk semua balita. Ibu balita diberikan penyuluhan tentang Depkes RI, 2006: Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009. USU Repository ©2009 a. Pentingnya menimbang balita setiap bulan untuk mengetahui pertumbuhan balita. Balita yang di bawah garis merah BGM harus dirujuk ke tenaga kesehatan. b. Pentingnya ASI saja ASI Eksklusif sampai anak umur 6 bulan. c. Pentingnya pemberian makanan pendamping ASI bagi anak berumur 6 bulan. d. Pentingnya ibu memberikan ASI sampai anak berumur 2 tahun. e. Pentingnya imunisasi lengkap untuk pencegahan penyakit pada balita. f. Pentingnya pemberian vitamin A untuk mencegah kebutaan dan daya tahan tubuh anak. Setiap bulan Februari dan Agustus, bayi 6-12 bulan dan anak balita 1-5 tahun diberi satu kapsul vitamin A. g. Pentingnya latihanstimulasi perkembangan anak balita di rumah. h. Tentang bahaya diare bagi balita. ASI terus diberikan seperti biasa walau pun anak sedang mencret. i. Tentang bahaya infeksi saluran pernapasan akut ISPA, balita batuk pilek dengan nafas sesak atau sukar bernafas harus dirujuk ke tenaga kesehatan. j. Tentang demam pada balita sering merupakan tanda-tanda malaria, campak, demam berdarah, dapat membahayakan jiwa anak. Meja 5 : Pelayanan Kesehatan dan KB. Memberikan pelayanan kesehatan lainnya dan KB bersama dengan petugas kesehatan, seperti imunisasi, pemberian tablet besi, pelayanan KB. Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009. USU Repository ©2009 Pada dasarnya tujuan pelayanan KB dan penyuluhan kesehatan pada masyarakat, agar masyarakat dapat mengetahui, memahami serta menyadari pentingnya keluarga berencana, serta melaksanakannya untuk kesehatan, kesejahteraan keluarga, masyarakat dan negara pada umumnya Depkes RI, 1990. Selain itu disemua meja diberikan penyuluhan sesuai dengan kebutuhan, dengan demikian upaya yang dapat dilakukan di Posyandu mencakup : 1. Pemeliharaan kesehatan bayi dan anak balita melalui : a. Penimbangan bulanan bayi dan anak balita b. Pemberian makanan Tambahan c. Pencegahan terhadap penyakit termasuk imunisasi dasar dan pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi pada anak balita. d. Pengobatan penyakit, khususnya diare e. Penyuluhan dan perorangan kepada ibupengasuh. 2. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui dan PUS a. Perbaikan gizi b. Pencegahan terhadap penyakit Imunisasi dan pemberian tablet tambah darah bagi ibu hamil semester III. c. Pengobatan penyakit. d. Pelayanan kontrasepsi dan penyuluhan kelompok dan perorangan. Posyandu dilaksanakan dan dikembangkan oleh masyarakat bersama Kepala Desa dan LKMD Seksi KB-Kes dan PKK dengan bimbingan Tim Pembina LKMD Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009. USU Repository ©2009 Tingkat Kecamatan. Penyelenggaraannya dilakukan oleh kader yang terlatih dibidang KB-Kes. Kader berasal dari anggota PKK, Tokoh masyarakat, pemuda dan anggota masyarakat lainnya. Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang mudah didatangi masyarakat dan ditentukan oleh masyarakat sendiri. Dengan demikian kegiatan Posyandu dapat dilaksanakan ditempat pertemuan RTPKK atau ditempat khusus yang dibangun masyarakat sendiri. Penimbangan berat badan balita disamping merupakan pengukuran yang dinilai tepat untuk menentukan status gizi, juga dalam melaksanakan operasionalnya lebih mudah dan relatif akurat. Seperti dinyatakan Tarwotjo 1984, berat badan merupakan ukuran yang sensitif yang sangat dipengaruhi oleh ketelitian pengukuran tidak pula banyak tergantung dari ketrampilan pengukur sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja dengan bekal latihan sederhana Biro Pusat Statistik, 1992.

2.6. Kerangka konsep